DI SUSUN OLEH
KEKOMPOK III
KELAS/SEMESTER : A1/IV
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang MAHA ESA karena atas
rahmat dan hikmah-Nya penulisan makalah ini yang berjudul “KEWASPADAAN
UNIVERSAL PRECAUTION ; VCT DAN DASAR- DASAR KONSELING PADA
PASIEN HIV/AIDS” disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
KEPERAWATAN HIV/AIDS boleh terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini, Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Kami
menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya, dengan segala keterbatasan tersebut, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya untuk proses pembelajaran.
Terima Kasih.
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala
penyakit kerusakan system kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari
hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV).
Penyakit ini telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu relative singkat
terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak Negara. Sampai saat ini
belum ditemukan vaksin atau obat yang relative efektif untuk AIDS sehingga
menimbulkan keresahan di dunia.
Sejarah tentang HIV/AIDS dimulai ketika tahun 1979 di Amerika Serikat
ditemukan seorang gay muda dengan pneumocystis carnii dan dua orang gay muda
dengan sarcoma Kaposi. Pada tahun 1981 ditemukan seorang gay muda dengan
kerusakan system kekebalan tubuh. Pada tahun 1980 WHO mengadakan pertemuan yang
pertama tentang AIDS telah dilaksanakan secara intensif, dan informasi mengenai AIDS
sudah menyebar dan bertambah dengan cepat.
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan
banyak Negara diseluruh dunia. UNAIDS, badan WHO yang mengurusi masalah AIDS,
memperkirakan jumlah odha diseluruh Dunia pada Desember 2004 adalah 35,9-44,3 juta
orang. Saat ini tidak ada Negara yang terbebas dari HIV/AIDS. HIV/AIDS menyebabkan
berbagai krisis kesehatan, krisis ekonomi, pendidikan dan juga krisis kemanusiaan.
Dengan kata lain HIV/AIDS menyebabkan krisis multidimensi. Sebagai krisis kesehatan,
AIDS memerlukan respons dari masyarakat dan memerlukan layanan pengobatan dan
perawatan untuk individu yang terinfeksi HIV.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan kewaspadaan universal precaution ?
2. Apa yang di maksud dengan vct dan dasar-dasar konseling bagi pasien
HIV/AIDS?
3. Apa yang di maksud dengan HIV/AIDS ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu kewaspadaan universal precaution
2. Untuk mengetahui apa itu vct dan dasar-dasar konseling bagi pasien HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui apa itu HIV/AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam semua sarana kesehatan, termasuk rumah sakit, puskesmas dan praktek
dokter, tindakan yang dapat mengakibatkan luka atau tumpahan cairan tubuh, atau
penggunaan alat medis yang tidak steril, dapat menjadi sumber infeksi penyakit
tersebut pada petugas layanan dan pasien lain. Jadi seharusnya ada pedoman untuk
mencegah kemungkinan penularan terjadi. Pedoman ini disebut sebagai
kewaspadaan universal. Harus di tekankan bahwa pedoman tersebut di butuhkan
tidak hanya untuk melindungi terhadap penularan HIV, tetapi yang tidak kalah
penting terhadap infeksi lain yang dapat berat dan sebetulnya lebih mudah menular.
Karena akan sangat sulit untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi atau tidak,
petugas layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal secara penuh
dalam hubungan dengan semua pasien, dengan melakukan tindakan berikut :
a. Cuci tangan
1) Cuci tangan harus selalu dengan sabun antiseptik dan air mengalir.
2) Dilakukan setelah tindakan yang memungkinkan terjadi pencemaran
seperti memeriksa pasien, setelah memegang alat-alat bekas pakai dan
menyentuh selaput mukosa seperti darah atau cairan tubuh lainnya.
b. Sarung tangan
1) Digunakan bila terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh dan bahan
terkontaminasi lainnya.
2) Digunakan bila terjadi kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
3) Sarung tangan rumah tangga daur ulang, bisa dikenakan saat menangani
sampah atau melakukan pembersihan.
4) Gunakan prosedur ini mengingat risiko terbesar adalah paparan terhadap
cairan darah, tidak memperdulikan apa yang diketahui tentang pasien.
5) Jangan didaur ulang. Sarung tangan steril harus selalu digunakan untuk
prosedur antiseptik misalkan pembedahan.
6) Jangan mengurangi kebutuhan cuci tangan meskipun telah memakai
sarung tangan.
c. Masker, masker muka
1) Melindungi selaput lendir mata, hidung dan mulut saat terjadi kontak
atau untuk menghindari cipratan dengan darah dan cairan tubuh.
2) Jangan gunakan untuk perawatan pasien rutin.
d. Kacamata
1) Tangani kain tercemar, cegah sentuhan dengan kulit dan selaput lendir.
2) Dekontaminasi-bilas-laundry
g. Peralatan layanan pasien
h. Pembersihan lingkungan
1) Gunakan mounth piece, kantung resusitasi atau alat ventilasi yang lain
untuk menghindari resusitasi dari mulut ke mulut.
k. Penempatan pasien
Gejala Mayor :
d. Demensia/HIV ensefalopati.
Gejala Minor :
b. Dermatitis generalisata.
d. Kandidas orofaringeal.
f. Limfadenopati generalisata.
Tidak asal memakai transfusi darah yang tidak jelas dari mana, lebih baik
dilakukan skrining setiap pendonor darah yang akan menyumbangkan
darahnya dengan melakukan pemeriksaan darah tersebut terhadap antibodi
HIV. Selanjutnya hindari penggunaan jarum secara bersama seperti jarum
suntik, tindik, tatto atau alat lain yang dapat melukai kulit. Pemakaian alat
suntik dalam sistem pelayanan kesehatan harus mendapatkan pengawasan
yang ketat supaya setiap alat suntik dan alat kesehatan lainnya yang
dipergunakan selalu dalam keadaan steril. Petugas kesehatan yang
merawat penderita Aids sebaiknya melakukan universal precaution.
Seluruh petugas kesehatan dihimbau berhati-hati dan waspada dalam
mencegah terjadinya luka yang disebabkan oleh jarum, pisau bedah, dan
peralatan tajam lainnya.
Pencegahan penularan dari ibu ke anak bisa dilakukan dengan tiga cara
antara lain sewaktu hamil dengan mengkonsumsi obat antiretroviral
(ARV), pada saat melahirkan dengan menggunakan prosedur operasi
caesar, dan ketika menyusui hendaknya dengan pemberian susu formula
hindari pemberian ASI.
Selain mencegah agar tidak terinfeksi HIV, kita juga harus mengetahui
cara mencegahan Aids pada pasien yang sudah terinfeksi HIV agar kekebalan
tubuh penderita dapat dipertahankan dan menghambat replika virus HIV.
a. tidak menular melalui hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke
orang lain di rumah, tempat kerja atau tempat umumnya lainnya.
b. tidak menular melalui makanan HIV/Aids, melalui udara dan air (kolam
renang, toilet, dll).
c. tidak menular melalui gigitan serangga atau nyamuk.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kewaspadaan Universal (universal precaution) adalah kewaspadaan terhadap darah dan
cairan tubuh yang tidak membedahkan perlakuan terhadap setiap pasien, dan tidak
tergantung pada diagnosis penyakitnya.
VCT merupakan kegiatan konseling bersifat sukarela dan rahasia, yang dilakukan
sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV di laboratorium. Untuk membantu perubahan
perilaku sehingga risiko tertular HIV menurun, pemerintah pun membuka sebuah layanan
yang di sebut Voluntary Counseling and Testing (VCT). Layanan yang merupakan
gabungan dari proses konseling dan tes HIV.
HIV singkatan dari Human Immunideficiency Virus yaitu sejenis virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom) adalah sekumpulan gejala atau penyakit
yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang termasuk famili retroviridae. Aids merupakan tahap akhir
dari infeksi HIV.
B. SARAN
Semoga Makalah ini dapat Bermanfaat bagi kita semua.
Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryunani, Ummu Aeman. 2009. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Penatalaksanaan di Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
Sudoyo,Aru.W.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Interna Publising
Widoyono.2011.Penyakit Tropis.Semarang:Erlangga
Hartono,Andry.2009.Harrison,Manual Kedokteran.Jakarta:Karisma Publishing Group