DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pertama kali
dicetuskan di Inggris pada tahun 1911 (yang didasarkan pada
mekanisme jaminan kesehatan sosial yang pertama kali
diselenggarakan di Jerman tahun 1883). Setelah itu banyak negara
lain menyelenggarakan JKN seperti Kanada (1961), Taiwan (1995),
Filipina (1997) , dan Korea Selatan (2000) (World Bank, 2007)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang kepesertaannya bersifat wajib (mandatory).
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan sebuah
Sistem Jaminan Sosial yang diberlakukan di Indonesia. Jaminan
Sosial ini merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial yang
diselenggarakan oleh Negara Republik Indonesia guna menjamin
warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang
layak, sebagaimana dalam Deklarasi PBB tentang Hak Asasi
Manusia (HAM) tahun 1948 dan konvensi ILO No. 102 tahun 1952
(Kemenkes RI, 2012)
Capaian penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan di
Indonesia tahun 2012 mencapai 64,58% dan targetnya adalah
80,10%. Untuk wilayah Jawa Tengah dengan jumlah penduduk
32.382.657, capaian penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan
adalah sebesar 17.097.750 (52,8%) dengan rincian Jamkesmas
14.150.983, Askes Sosial 2.047.571, TNI/POLRI 681.223, Integrasi
Jamkesda 43.504 (Dinkes, 2014)
Berdasarkan pengamatan, permasalahan yang terjadi pada
aspek kepesertaan saat ini, yaitu belum semua penduduk dicakup
jaminan kesehatan, data kepesertaan jaminan kesehatan secara
keseluruhan belum terintegrasi, dan pemahaman masyarakat
tentang jaminan kesehatan masih sangat beragam. Target kedepan
sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang SJSN yaitu semua
penduduk Indonesia wajib menjadi peserta Jaminan Kesehatan. 5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kelompok tertarik
untuk menyusun makalah berjudul Manajemen Pelayanan Rumah
Sakit Tentang Jaminan Kesehatan Nasional.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk menjelaskan kepada masyarakat agar terlindung
dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tentang manfaat JKN
b. Untuk mengetahui tentang penyakit apa saja yang dapat
ditanggung oleh JKN
c. Untuk mengetahui JKN yang ada di Indonesia
C. MANFAAT PENULISAN
1. Mahasiswa mengetahui tentang manfaat JKN
2. Mahasiswa mengetahui tentang penyakit apa saja yang dapat
ditanggung oleh JKN
3. Mahasiswa mengetahui JKN yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2. Dasar Hukum
a. Dasar hukum pertama dari Jaminan Sosial ini adalah UUD
1945 dan perubahannya tahun 2002, pasal 5, pasal 20,
pasal 28, pasal 34.
b. Deklarasi HAM PBB atau Universal Declaration of Human
Rights tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952.
c. TAP MPR RI no X/MPR/2001 yang menugaskan kepada
presiden RI untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial
Nasional.
d. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN
3. Paradigma Jamsosmas
Sistem jaminan sosial nasional dibuat sesuai dengan
“paradigma tiga pilar” yang direkomendasikan oleh Organisasi
Perburuhan Internasional (ILO). Pilar-pilar itu adalah :
a. Program bantuan sosial untuk anggota masyarakat yang
tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap
pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok
mereka. Bantuan ini diberikan kepada anggota masyarakat
yang terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, pada saat
terjadi bencana alam, konflik sosial, menderita penyakit,
atau kehilangan pekerjaan. Dana bantuan ini diambil dari
APBN dan dari dana masyarakat setempat.
b. Program asuransi sosial yang bersifat wajib, dibiayai oleh
iuran yang ditarik dari perusahaan dan pekerja. Iuran yang
harus dibayar oleh peserta ditetapkan berdasarkan tingkat
pendapatan/gaji, dan berdasarkan suatu standar hidup
minimum yang berlaku di masyarakat.
c. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara
sukarela, yang dapat dibeli oleh peserta apabila mereka
ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi daripada
jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran program
asuransi sosial wajib.
4. Prinsip Jamsosmas
Prinsip-prinsip Jaminan Sosial Masyarakat antara lain :
a. Prinsip Kegotong Royongan
Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme gotong
royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang
kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh
rakyat. Peserta yang beresido rendah membantu yang
beresiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang
sakit. Melalui prinsip kegotong royongan ini jaminan sosia
dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
b. Prinsip Nirbala
Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba
(nirbala) bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, akan
tetapi tujuan utama penyelenggaraan jaminan sosial adalah
untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta.
Dana amanat, hasil pengembangannya dan surplus
anggaran akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kepentingan peserta.
c. Prinsip Keterbukaan, Kehati-hatian, Akuntabilitas, Efisiensi
dan Efektifitas
Prinsip-prinsip manajemen ini diterapkan dan
mendasari suluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal
dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
d. Prinsip Portabilitas
Jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah
pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah NKRI.
e. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat
menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun
kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,
penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan
penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari
pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor
informal dapat menajdi peserta secara mandiri, sehingga
pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat
mencakup seluruh rakyat.
f. Prinsip Dana Amanat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan
titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola
sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut
untuk kesejahteraan peserta.
g. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional
dalam Undang-Undang ini adalah hasil berupa dividen dari
pemegang saham yang dikembalikan untuk kepentingan
peserta jaminan sosial.
5. Tujuan JKN
Tujuan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah
agar semua penduduk terlindungi dalam sistem asuransi,
sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak dalam rangka :
a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan
kepada peserta di seluruh jaringan fasilitas kesehatan yang
bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan kepada
peserta secara menyeluruh, terstandar, dengan sistem
pengelolaan yang terkendali mutu dan biaya.
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan
dan akuntabel.
6. Manfaat JSN
Manfaat program Jamsosnas tersebut cukup komprehensif,
yaitu meliputi jaminan hari tua, asuransi kesehatan nasional,
jaminan kesehatan kerja, dan jaminan kematian. Program ini
akan mencakup seluruh warga negara Indonesia tidak peduli
apakah mereka termasuk pekerja sektor formal, sektor informal,
atau wiraswastawan.
2. Sejarah Singkat
a. 1968 – Pemerintah Indoenesia mengeluarkan kebijakan
yang secara jelas mengatur pemerliharaan kesehatan
bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan
ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan
Keputusan Presiden No 230 Th 1968. Menteri Kesehatan
RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan
Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI
saat itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai
cikal-bakal Asuransi Kesehatan Nasional.
b. 1984 – Untuk lebih meningkatkan program jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat
dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah No 22 Th 1984 tentang
Pemeliharaan Kesehatan bagi PNS, Penerima Pensiun
(PNS, ABRI, dan Pejabat Negara) beserta anggota
keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah No 23 Th
1984, status badan penyelenggara diubah menjadi
Perusahaan Umum Husada Bakti.
c. 1991 – berdasarkan Peraturan Pemerintah No 69 Th
1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan
kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah
dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta
anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan
diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke
badan dan usaha lainnya sebagai peserta sukarela.
d. 1992 – Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 6 Th 1992
status Perum diubah menjadi PT Persero dengan
pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan,
kontribusi kepada Pemerintah dapat dinegosiasi untuk
kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen
lebih mandiri.
e. 2005 – PT Askes (Persero) diberi tugas oleh Pemerintah
melalui Depkes RI, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
RI No 1241/MENKES/SK/XI/2004 dan No
56/MENKES/SK/I/2005, sebagai Penyelenggara Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin
(PJKMM/ASKESKIN)
f. 2014 – Mulai tanggal 1 Januari 2014, PT Askes
Indonesia (Persero) berubah nama menjadi BPJS
Kesehatan sesuai dengan UU No 24 th 2011 tentang
BPJS.
3. Dasar Penyelenggaraan
a. UUD 1945
b. UU No. 23/1992 tentang Kesehatan
c. UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN)
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1241/MENKES/S/SK/XI/2004 dan Nomor
56/MENKES/SK/I/2005
4. Prinsip Penyelenggaraan
a. Diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia
dengan azas gotong royong sehingga terjadi subsidi
silang.
b. Mengacu pada prinsip asuransi kesehatan sosial
c. Pelayanan kesehatan dengan prinsip managed care
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
d. Program diselenggarakan dengan prinsip nirbala
e. Menjamin adanya protabilitas dan ekuitas dalam
pelayanan kepada peserta
5. Kepesertaan Wajib BPJS
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan sebuah Sistem
Jaminan Sosial yang diberlakukan di Indonesia. Jaminan Sosial ini
merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan
oleh Negara Republik Indonesia guna menjamin warga negaranya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak.
Program bantuan sosial untuk anggota masyarakat yang tidak
mempunyai sumber keuangan, program asuransi sosial yang bersifat
wajib, dibiayai oleh iuran yang ditarik dari perusahaan dan pekerja ,
asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela.
Manfaat dari asuransi adalah Jaminan Hari Tua, Jaminan
Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian. Setiap
perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS.
Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan
wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada BPJS. Setiap
peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian.
Sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui
program Bantuan Iuran.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional ( diunduh
pada Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 05.06 WIB )