Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Infeksi Maternal Torch

Sub pokok bahasan : Memahami tentang Infeksi Maternal Torch serta pengobatannya

Sasaran : Ibu-ibu Desa Meliau

Tempat : Rumah pak Kades Meliau

Hari/Tanggal : Kamis,20 juni 2022

Waktu : 35 menit

Pukul : 01.00

1. Tujuan Instruktional Umum


Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu selama 30 menit,
diharapkan ibu-ibu dapat memahami tentang apa itu Infeksi Maternal Torch serta
cara pengobatannya.
2. Tujuan Instruktional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit tentang Infeksi Maternal Torch

diharapkan para ibu-ibu desa Meliau dapat:

a. Menjelaskan kembali apa itu Infeksi Maternal Torch


b. Mengetahui dan menjelaskan apa saja factor penyebab Infeksi Maternal Torch
c. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana cara penularan Infeksi Maternal Torch
d. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana cara menghindari Infeksi Maternal Torch
e. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana cara mencegah Infeksi Maternal Torch
f. Mengetahui bagaimana cara pengobatan Infeksi Maternal Torch

A. Metode Pembelajaran
 Ceramah
 tanya jawab
B. Media Pembelajaran
1. Power Point
2. Leaflet
C. Setting Tempat

audience Audience audience

audience audience audience audience

D. Kegiatan Penyuluhan
Tahapan dan Kegiatan Waktu
No. Waktu Pembelajaran

1 Pembukaan 1. Mengucapkan 5 menit


salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
Tujuan penyuluhan
4. Menyampaikan kontrak waktu
5. Membagikan leaflet
2 Penatalaksanaan a. Menjelaskan Infeksi 20 menit
Maternal Torch
b. Menjelaskan factor
penyebab Infeksi
Maternal Torch
c. Menjelaskan cara
penularan Infeksi
Maternal Torch
d. Menjelaskan cara
menghindari Infeksi
Maternal Torch
e. Menjelaskan cara
mencegah Infeksi
Maternal Torch
f. Menjelaskan cara
pengobatan Infeksi
Maternal Torch
3 Penutup 1. Mengajukan beberapa 10 menit
pertanyaan
2. Merangkum hasil/ kesimpulan
materi
3. Salam penutup

E. Materi Pengajaran

1. Pengertian Infeksi Torch


Torch adalah singkatan dari toksoplasma gondi (toxo),rubella,cyto, megalo
virus(CMV) Herpes simplex virus (HSV) yang terdiri dari HSV1 dan HSV2 serta
kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas misalnya
measles,varicella echoviris,mumps,virus, vaccinia,virus polio dan virus coxsakie-
b (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
Penyakit torch ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan
yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria
maupun wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan
pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam
(Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).

2. Faktor penyebab Infeksi Torch


Penyebab utama dari virus dan parasitorch (toxoplasma,rubella,CMV,dan
Herpes). Adalah hewan yang berada di sekitar kita, seperti ayam kucing, burung,
tikus merpati kambing dan lainnya. Meskipun tidak secara langsung sebagai
penyebab terjangkitnya penyakit yang berasal dari virus ini adalah hewan, namun
juga bisa disebabkan oleh karena perantara (tidak langsung) seperti memakan
sayuran, daging setengah matang dan lainnya (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
Dalam dunia medis, toksoplasma sering disebut juga dengan virus kucing.
Biasanya disebut juga toxso,tokso,toksoplasma,atau toksoplasmosis. Padahal
sesungguhnya ini bukan virus kucing, tetapi parasit darah titik kenapa sering disebut
virus kucing: selain sebutan ini sudah salah kaprah, memang parasit ini tumbuhnya
dalam tubuh binatang hal mana menurut penelitian di dalam maupun di luar
negeri,70% penyebab penyakit ini adalah kotoran kucing. Kemudian melalui hewan
lain yang menempel dalam makanan, lalu masuklah ke dalam tubuh manusia dan
menyatu dalam darah (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
1. Toxoplasma Dondii
Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi oleh parasite yang disebabkan oleh
toxoplasma gondii yang dapat menimbulkan radang pada kulit, kelenjar
getah bening, jantung, paru, mata,otak, dan selaput otak. Toxoplasmosis
sendiri merupakan penyakit zoonosis yang tersebar luas di seluruh dunia
dengan pravelensi yang tinggi pada burung dan mamalia termasuk manusia.
Kucing merupakn sumberr infeksi bagi manusia.
2. Rubella
Kematian pada post natal rubella biasanya disebabkan oleh enchepalitis.
Pada infeksi awal, virus akan masuk melalui traktus respiratorius yang
kemudian akan menyebar ke kelanjar limfe sekitar dan mengalami
multiplikasi serta mengawali terjadinya vieremia dalam waktu 7 hari.janin
dapat terinfeksi selama terjadinya viremia maternal. Saat ini telah di ketahui
bahwa infeksi plasenta terjadi 80% kasus dan resiko kerusakan jantung,
mata, atau telinga janin sangat tinggi pada tisemester pertama. Jika infeksi
maternal terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu 60% bayi akan
terinfeksi. Kemudian, resiko akan menurun menjadi 17% pada minggu ke-
14 dan selanjutya menjadi 6% setelah usia kehamilan 20 minggu. Akan
tetapi, plasenta biasanya teinfeksi dan virus dapat menjadi laten pada bayi
yang terinfeksi kongenital selama bertahun-tahun.
3. Cytomegalovirus(CMV)
Penyakit yang disebabkan oleh Cytomegalovirusdaoat terjadi secara
kongenital saat bayi atau infeksi pada usia anak. Kadang-kadang, CMV
juga dapat menyebabkan infeksi primer pada dewasa,tetapi sebagian besar
infeksi pada usia deewasa disebabkan reaktivasi virus yang telah di dapat
sebelumnya. Infeksi kongenital biasanya di sebabkan oleh reaktivasi CMV
sekama kehamilan.
4. Herpes simpleks(HSV)
HSV merupakan virus DNA yang dapat diklasifikasikan ke dalam HSV 1
dan 2. HSV 1 biasanya menyebabkan lesi di wajah, bibir, dan mata,
sedangkan HSV 2 dapat ,menyebabkan lesi genital. Virus di transmisikan
dengan cara berhubungan seksual atau kontak fisik lainnya. Melalui
inokulasi pada kulit dan membran mukosa, HSV akan mengadakan
replikasi pada sel epitel,dengan waktu inkubasi 4 sampai 6 hari. Replikasi
akan berlangsung terus sehingga sel akan menjadi lisis serta menjadi
inflamasi lokal. Selanjutnya, akan terjadi viremia di mana virus akan
menyebar ke saraf sensoris perifer. Di sini virus akan mengadakan replikasi
yang di ikuti penyebarannya ke daerah mukosa dan kulit yang lain.
3. Cara Penularan Torch
Penularan torch pada manusia menurut Nuraeni dan Wianti, Ami 2018 dapat
melalui 2 cara. Cara pertama, secara aktif dan yang kedua, secara pasif.
Penularan secara aktif disebabkan antara lain sebagai berikut :
1. Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi
(mengandug sista), misalnya daging sapi, kambing, domba, keinci, kerbau,
babi, ayam, dan lainnya. Kemungkinan terbesar penularan Torch ke
manusia adalah melalui jalur ini, yaitu melalui masakan sate yang setengah
matang atau masakan lain yang dagingnya dimasak tidak sempurna,
termasuk otak, hati dan lainnya (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
2. Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang
menderita Torch. Feses kucing yang mengandung oosita akan mencemari
tanah (lingkungan) dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia
maupun hewan. Tingginya resiko infeksi Torch melalui tanah yang
tercemar, disebabkan karena oosista bisa bertahan di tanah sampai beberapa
bulan (howard,1987).
3. Transfusi darah (trofozoid),transplantasi organ atau cangkok jaringan
(trozoid,sista),kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan torch masuk
ke dalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka (Remington dan
mcleod 1981,dan levine1987).
4. Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan
menularnya torch. Misalnya seorang pria terkena salah satu penyakit torch
kemudian melakukan hubungan sesksual dengan seorang wanita maka ada
kemungkinan wanita tersebut nantinya akan terkena penyakit torch
sebagaimana yang pernah di derita lawan jenisnya (Nuraeni dan Wianti,
Ami 2018).
5. Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit torch ketika
mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang di kandungnya
terkena penyakit torch melalui plasenta (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
6. Air susu ibu (ASI) juga bisa sebgai penyebab menularnya penyakit torch.
Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit
salah satu penyakit torch maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa
menular kepada sang bayi yang sedang disusuinya (Nuraeni dan Wianti,
Ami 2018).
7. Keringat yang menempel pada baju ataupun yang masih menempel di kulit
juga bisa menjadi penyebab meularnya penyakit torch. Hal ini bisa tejadi
apabila seorang yang kebetulan kulitnya menempel ataupun lewat baju yang
baru saja dipakai si penderita penyakit torch. (Nuraeni dan Wianti, Ami
2018).
8. Faktor yang lain daoat mengakibatkan terjadinya penularan pada
manusia,antara lain adalah kebiasaan makan sayuran mentah dan buah –
buahan segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan
terlebih dahulu, mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan
tanpa di tutup, sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar
(Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
9. Air liur juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit torch. Cara
penularannya juga hampir sama dengan penularan pada hubungan seksual.
Berdasarkan kenyataan di atas, penyakit torch ini sifatnya menular. Oleh
karena itu dalam satu keluarga biasanya kalau salah satu anggota keluarga
terkena penyakit tersebut maka yang lainnya pun juga bisa terkena. Malah
ada beberapa kasus dalam satu keluarga seluruh anggota keluarganya mulai
dari kakek-nenek, kakak-adik,bapak-ibu, anak-anak semuanya terkena
penyakit torch (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
4. Cara Menghindari Torch
Untuk meghindari sedini mungkin penyakit TORCH yang sangat
membahayakan ini,menurut Nuraeni dan Wianti, Ami 2018 ada beberapa hal
sebagai solusi awal yang bisa dilakukan antar lain sebagai berikut :
1. Bila mengkonsumsi daging seperti daging ayam, sapi, kambing, kelinci,
babi, dan lainnya terlebih dahulu dimasak dengan matang hingga suhu
mencapai 66 derajat celcius, agar oosista oosista yang mungkin terbawa di
dalam daging tersebut bisa mati.
2. Kucing peliharaan di rumah hendaknya diberi daging matang untuk
mencegah infeksi yang masuk ke dalam tubuh kucing. Tempat makan,
minum dan alas tidur harus selalu dicuci / dibersihkan
3. Hindari kontak dengan hewan – hewan mamalia liar,seperti rodensia liar
(tikus,bajing,musang dan lain-lain) serta reptillia kecil seperti
cecak,kadal,dan bengkarung yang kemungkinan dapat sebagai hewan
perantar torch.
4. Penanganan kotoran kucing sebaiknya dilakukan melalui sarung tangan
yang disposable (dibuang setelah dipakai).
5. Bagi wanita yang sedang hamil terutama yang di nyatakan secara serologis
sudah negatif, jangan memelihara atau menangani kucing kecuali dengan
sarung tangan (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
5. Mencegah Torch
Mengingat bahaya dari Torch untuk ibu hamil,bagi yang sedang merencanakan
kehamilan atau yang saat ini sedang hamil,dapat mempertimbangkan saran-saran
berikut agar bayi dapat terlahir dengan baik dan sempurna.
1) Makan dan makan bergizi
Saat hamil,sebaiknya mengkonsumsi banyak makanan bergizi. Selain baik
untuk perkembangan janin,gizi yang cukup juga akan membuat tubuh tetap
sehat dan kuat. Bila tubuh sehat,maka tubuh dapat melawan berbagai
penyakit termasuk torch sehingga tidak akan menginfeksi tubuh (Nuraeni
dan Wianti, Ami 2018).
2) Lakukan pemeriksaan sebelum kehamilan
Ada baiknya,memeriksakan tubuh sebelum merencanakan kehamilan.
Dapat memeriksa apakah dalam tubuh terdapat virus atau bakteri yang
dapat menyebabkan Infeksi torch .jika sudah terinfeksi,ikuti saran dokter
untuk mengobatinya dan tunda kehamilan hingga benar-benar sembuh
(Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
3) Melakukan vaksinasi
Vaksinasi bertujuan untuk mencegah masuknya parasit penyebab torch.
Seperti vaksin rubella dapat dilakukan sebelum kehamilan. Hanya saja,
anda tidak boleh hamil dahulu sampai 2 bulan kemudian (Nuraeni dan
Wianti, Ami 2018).
4) Makan – makanan yang matang
Hindari memakan makanan yang tidak matang atau setengah matang. Virus
atau parasit penyebab torch bisa terdapat pada makanan dan tidak akan mati
apabila makanan tidak di masak sampai matang. Untuk mencegah
kemungkinan tersebut,selalu konsumsi makanan matang dalam keseharian
(Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
5) Periksa kandungan secara teratur
Selama masa kehamilan,pastikan juga agar memeriksakan kandungan
secara rutin dan teratur. Maksudnya adalah agar dapat dilakukan tindakan
secepatnya apabila di dalam tubuh ternyata terinfeksi torch. Penanganan
yang cepat dapat membantu agar kondisi bayi tidak menjadi buruk (Nuraeni
dan Wianti, Ami 2018).
6) Jaga kebersihan tubuh
Jaga higiene tubuh. Prosedur higiene dasar, seperti mencuci tangan,
sangatlah penting (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
6. Pengobatan Torch
Adanya infeksi – infeksi ini dapat di deteksi dari pemeriksaan darah. Biasanya
ada 2 pertanda yang diperiksa untuk tiap Infeksi yaitu Imunoglobin G (igG) dan
Immunoglobin M (igM). Normalnya keduanya negatif. Jika igG positif dan igM nya
negatif, artinya infeksi terjadi di masa lampau dan tubuh sudah membentuk antibodi.
Pada keadaan ini tidak perlu diobati. Namun, jika igG negatif dan igM positif,
artinya infeksi baru terjadi dan harus diobati (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
Selama pengobatan tidak di anjurkan untuk hamil karena ada kemungkinan
Infeksi ditularkan ke janin. Kehamilan ditunda sampai 1 bulan setelah pengobatan
selesai (umumnya pengobatan memerlukan waktu 1 bulan). Jika igG positif dan igM
postif, maka perlu pemeriksaan lanjutan yaitu igG Aviditas. Jika hasilnya tinggi,
maka tidak perlu pengobatan, namun jika hasilnya rendah maka perlu pengobatan
seperti di atas dan tunda kehamilan. Pada infeksi Toksoplasma, jika dalam
pengobatan terjadi kehamilan, teruskan keamilan dan lanjutkan terapi sampai
melahirkan. Untuk Rubella dan CMV, jika terjadi kehamilan saat
terapi,pertimbangkan untuk menghentikan kehamilan dengan konsultasi kondisi
kehamilan bersama dokter kandungan anda (Nuraeni dan Wianti, Ami 2018).
Pengobatan Torch secra medis diyakini bisa dengan menggunakan obat-obatan
seperti isoprinocin, repomicine, Valtrex, spiromicine, spiradan, acyclovir,
azithromisin, klindamisin, alancivovir, dan lainnya. Namun tentu pengobatannya
membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama. Selain itu
terdapat pula cara pengobatan alternatif yang mampu menyembuhkan penyakit
Torch ini , dengan tingkat kesembuhan mencapai 90% (Nuraeni dan Wianti, Ami
2018).

F. Kriteria Evaluasi
a) Evaluasi struktur
1. Ibu-ibu hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
2. Tempat penyuluhan diadakan di rumah pak Kades Meliau
3. Penyusunan acara penyuluhan telah dirapatkan sebelumnya
b) Evaluasi Proses
1. Ibu-ibu antusias terhadap materi penyuluhan
2. Tidak terdapat ibu-ibu yang keluar dari tempat penyuluhan selama proses
berlangsung
3. Ibu-ibu dapat memberikan pertanyaan serta menjawab kembali pertanyaan yang
diberikan
4. Penyuluhan dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan
5. Penyuluhan dilaksanakan sesuai materi yang telah ditentukan

c) Evaluasi hasil
1. Ibu-ibu mampu menjelaskan apa itu Infeksi Maternal Torch
2. Ibu-ibu mampu menjelaskan factor penyebab Infeksi Maternal Torch
3. Ibu-ibu mampu menjelaskan cara penularan Infeksi Maternal Torch
4. Ibu-ibu mampu menjelaskan bagaimana cara menghindari Infeksi Maternal Torch
5. Ibu-ibu mampu menjelaskan bagaimana cara menghindari Infeksi Maternal Torch
6. Ibu-ibu mampu menjelaskan cara pengobatan Infeksi Maternal Torch

G. Leaflet

Anda mungkin juga menyukai