Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

komunikasi terapeutik dengan pasien marah-marah/ RPK


Perawat Y akan melakukan pengkajian (penerapan SP 1) pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan. Pasien merupakan pasien lama yang kambuh karena putus obat dan baru saja
diputuskan cinta oleh kekasihnya.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
Klien tenang, kooperatif dan klien mampu menjawab semua pertanyaan
2. Diagnosa keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Klien mampu membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
SP 1: Membina hubungan salingg percaya dan mengidentifikasi peenyebab marah
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
A. salam terapeutik
Perawat :“Assalamualaikum, selamat pagi?”, “perkenalkan saya perawat
edil, saya perawat yang bertugas di ruang A ini. Nama bapak siapa? Dan senang di panggil
siapa?”
pasien:waalaikumsalam,pagi
b. Evaluasi/validasi
perawat:“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apa masih ada perasaan
Marah?”
Pasien: iya
c. Kontrak tempat dan waktu
perawat: “Baiklah, pagi ini kita akan berbincang-bincangmengenai perasaan marah yang
saat ini bapak rasakan”. “mari kita bercakap-cakap ke taman” “atau bapak ingin ke
tempat lain?”. “berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”.
Pasien: di ruangan ini saja pak,boleh

2. Fase Kerja
Perawat: apa yang menyebabkan bapak marah?
Pasien : saya diputusin pacar saya pak
Perawat: apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Pasien: sebelum-sebelumnya saya jarang sekali marah pak
Perawat :terus penyebabnya apa?
Pasien: ya itu karena pacar saya mutusin saya
Perawat: samakah dengan yang sekarang?
Paien: iya masi terasa
Perawat: pada saat penyebab marah itu ada,seperti yang bapak sampaikan tadi apakah
bapak merasa kesal,kemudian dada bapak berdebar debar,mata melotot,dan tangan mengepal?
Pasien: iya pak
Perawat: apa yang bapak lakukan selanjutnya?
Pasien: saya marah dan saya sangat emosi dan saya biasanya memukul
Perawat :apakah dengan bapak marah-marah,keadaannya jadi lebih baik?
Pasien: tidak pak,cuman saya merasa puas saja sudah meluapkan emosi saya
Perawat: menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
Pasien: untuk saat ini mungkin hanya itu yang bisa saya lakukan
Perawat: maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian
Pasien: boleh
Perawat: ada beberapa cara untuk mengendalikan rasa marah,nah hari ini kita belajar
yang sederhana aja,apakah bapak mau?
Pasien: iya pak boleh
Perawat: begini pak,kalau tanda marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu Tarik
nafas dari hidung,tahan sebentar,lalu keluarkan secara perlahan dari mulut seperti mengeluarkan
kemarahan
Perawat: coba bapak lakukan apakah bisa?
Pasien: iya baik pak
Perawat: baik bagus pak,coba bapak ulangi lagi sebanyak 3 kali
Pasien: oke baik
Perawat: nah,sebaiknya latihan bapak ini secara rutin sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul bapak sudah bisa melakukannya.
Pasien: iya baik pak
3. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
Perawat: “Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang perasaan marah
yang bapak rasakan?”
Pasien: sudah mendingan

2) Evaluasi Obyektif
Perawat: Setelah kita berbincang tadi bagaimana perasaan bapak
Pasien: Alhamdulillah sudah sedikit tenang
Perawat: apakah bapak bisa mengulang yang sudah tadi saya jelaskan?
Pasien: iya bisa

a) topik
Perawat: “Baik,bapak kita berbincang-bincang lagi besok tentang akibat dari perasaan
marah yang bapak rasakan?”
Perawat: Apakah bapak bisa?
Pasien : baik pak bisa
b) tempat
Perawat:“Dimana kita bisa berbincang-bincang lagi, bagaimana kalua disini saja?”
Pasien:iya baik pak
c) waktu
Perawat: “Berapa lama kita akan berbincang, bagaimana kalau 15 menit?”
Pasien: baik pak boleh
4) rencana tidak lanjut
Perawat: jangan lupa obatnya diminum dengan dosis dan waktu yang tepat ya!
Pasien: iya baik pak

Anda mungkin juga menyukai