Anda di halaman 1dari 8

Pertemuan ke 1

Perawat : “Assalamu’alaikum, selamat pagi pak”

Pasien : (menjawab dengan ketus) “waalaikumsalam!”

Perawat : “Perkenalkan nama saya nuroktavia saya biasa dipanggil vivi Saya perawat
yang dinas diruangan ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 pagi
sampai jam 2 siang. Jadi saya yang akan merawat bapak selama 3 minggu ke depan”

Pasien : (diam)

Perawat : “Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?”

Pasien : “Endang!”

Perawat : “Bagaimana perasaan Pak Endang saat ini? Masih ada perasaan kesal atau
marah?”

Pasien : “Saya kesal!”

Perawat : “Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang
bapak rasakan. Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?bagaimana kalau 15
menit?”

Pasien : (mengangguk)

Perawat : “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang?”

Pasien : “Disini saja!”

Perawat : “Tadi Pak Endang mengatakan bahwa bapak merasa marah. Coba sekarang
ceritakan pada saya apa yang menyebabkan bapak marah? apakah sebelumnya bapak
pernah marah? Dan apa penyebabnya? “

Pasien : “Istri saya tidak becus merawat rumah. Pernah waktu saya pulang ke rumah, dia
belum menyediakan makanan, air juga tidak disiapkan!”

Perawat : “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan
yang tidak tersedia, air tak tersedia, apa yang bapak rasakan?
Pasien : (hanya diam)

Perawat : “Apakah Pak Endang merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”

Pasien : “Iya, memangnya kenapa?”

Perawat : “Setelah itu apa yang bapak lakukan?”

Pasien ; “Saya sangat kesal! Saya pecahkan piring dan memukul istri saya”

Perawat : “Oh jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring? Apakah
menurut bapak dengan cara seperti itu makanan akan terhidang?”

Pasien : “Ya saya tidak tau! Saya kan marah. Tanya saja pada istri saya!”

Perawat : “Begini pak, hal itu jangan dilakukan. Jika bapak memukul istri bapak dan
memecahkan piring coba bapak pikirkan dampak apa yang akan terjadi?”

Pasien : “Istri saya jadi takut pada saya”

Perawat : “Betul. Istri bapak akan jadi takut pada bapak. Menurut bapak adakah cara
lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar mengungkapkan kemarahan dengan baik
tanpa menyebabkan kerugian?”

Pasien : (hanya diam)

Perawat : “Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita
belajar satu cara dulu, yaitu teknik nafas dalam. Begini pak, kalau tanda marah itu sudah
bapak rasakan, bapak bisa berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar selama 3
detik, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan,
cobalagi pak dan lakukan sebanyak 5 kali. Coba bapak praktekan”

Pasien : (mempraktekan nafas dalam)

Perawat : “Bagus sekali, bapak sudah dapat melakukannya. Nah sebaiknya latihan ini
bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak
sudah terbiasa melakukannya”

Pasien : “Baiklah”
Perawat : “Bagaimana perasaan Pak Endang setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak?”

Pasien : “Biasa saja”

Perawat : “Baiklah, coba bapak sebutkan penyebab bapak marah dan apa yang bapak
lakukan serta akibatnya”

Pasien : “saya marah karena istri tidak becus mengurus rumah. Saya akan memukul istri
saya dan melempar piring. Akibatnya istri saya akan takut pada saya”

Perawat : “Baik, sekarang latihan tadi kita masukkan ke jadwal harian ya pak. Berapa
kali sehari bapak mau latihan nafas dalam?”

Pasien : “Ya kalau saya marah saja”

Perawat : “Baiklah pak, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah
dan mengendalikan marah Pak Endang? tempatnya disini saja ya pak? Latihannya
sekitar 15 menit”

Pasien : “Iya terserah”

Perawat : “Kalau begitu saya permisi dulu, Assalamualaikum”

Pertemuan Ke 2

Perawat : “Assalamualaikum pak, selamat pagi”

Pasien : “Waalaikumsalam”

Perawat : “Saya perawat yang kemarin pagi berbincang dengan bapak, Apakah bapak
masih ingat dengan saya?”

Pasien : “Ya ingat”

Perawat : “Baiklah kalau begitu, bagaimana perasaan bapak hari ini? Adakah yang
menyebabkan bapak marah?

Pasien : “Ya, ada”


Perawat : “Bagaimana dengan latihan teknik relaksasi nafas dalamnya? Apakah sudah
bapak lakukan?”

Pasien : “sudah”

Perawat : “Baik, sesuai dengan perjanjian kemarin sekarang kita akan belajar cara
mengendalikan perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua selama 15
menit di ruangan ini”

Pasien : “baiklah”

Perawat : “Jadi begini pak, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul
perasaan kesal, selain nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal. Sekarang
mari kita latihan memukul bantal dan kasur. Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah,
bapak langsung kekamar dan lampiaskan marah bapak tersebut dengan memukul bantal
dan kasur. Nah coba bapak lakukan memukul bantal dan kasur”

Pasien : (memukul bantal dan kasur)

Perawat : “Ya bagus sekali bapak melakukannya! nah cara ini pun dapat dilakukan
secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa merapikan tempat tidur ya
pak”

Pasien : (mengangguk)

Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?
coba bapak sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih?”

Pasien : “saya merasa lebih baik. Saya sudah berlatih 2 cara”

Perawat : “Bagus pak, mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak.
Pukul berapa bapak mau mempraktikkan memukul kasur/bantal? Bagaimana kalau
setiap bangun tidur?

Pasien : “Ya, boleh”

Perawat : “Baik jadi bapak lakukan setiap jam 5 pagi dan 3 jam sore, lalu kalau ada
keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang bapak
istirahat, 2 jam lagi kita ketemu disini ya pak, kita akan belajar mengendalikan marah
dengan belajar bicara yang baik. Sampai jumpa, Assalamualaikum”

Pertemuan ke 3

Perawat : “Assalamualaikum Pak Endang”

Pasien : “Waalaikumsalam”

Perawat : “Bertemu lagi dengan saya ya pak, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu
sekarang kita ketemu lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul
kasur bantal?apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”

Pasien : “Ya, sudah saya lakukan!”

Perawat : “Bagaimana kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah
sekitar 15 menit, tempatnya disini”

Pasien : “Terserah”

Perawat : “Sekarang kita latihan cara bicara bapak baik untuk mencegah marah. Kalau
marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan
sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. ada tiga
caranya pak, pertama meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak mengatakan penyebab marahnya
karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan, coba bapak minta sediakan makan
dengan baik : ’bu, tolong sediakan makan dan bereskan rumah’ nanti biasakan dicoba
disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. coba bapak praktekkan”

Pasien : "Bu, tolong sediakan makan dan bereskan rumah”

Perawat : “Bagus pak. yang kedua yaitu menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh
dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan ‘maaf saya tidak bisa melakukannya
karena sedang ada kerjaan’ , coba bapak praktekkan”

Pasien : “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”
Perawat : “bagus pak. Yang ketiga mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan ‘saya jadi ingin marah karena
perkataan mu itu’. coba praktekkan”

Pasien : “saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu”

Perawat : “Wah bagus sekali pak… bagaimana perasaan bapak sekarang setelah
bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?”

Pasien : “saya merasa agak tenang”

Perawat : “bagus kalau begitu pak, coba bapak sebutkan kembali cara bicara yang baik
yang telah kita pelajari”

Pasien : “meminta dengan baik tanpa marah, menolak dengan baik, mengungkapkan
perasaan kesal tanpa marah”

Perawat : “Bagus sekali pak, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. berapa kali
sehari bapak mau latihan bicara yang baik? coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-
hari, misalnya meminta obat, makanan dll”

Pasien : “Baik, akan saya lakukan”

Perawat : “Bagus, nanti dicoba ya pak. Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi? besok
kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju? mau dimana pak? disini lagi?”

Pasien : “Ya, disini saja”

Perawat : “baik sampai nanti ya pak, Assalamualaikum”

Pertemuan ke 4

Perawat : “Assalamualaikum Pak Gilang, masih ingat dengan saya ya?”

Pasien : “Waalaikumsalam, ya saya ingat”


Perawat : “Bagaiman pak, latihan apa yang sudah dilakukan? apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur?”

Pasien : “saya tadi melakukan latihan pukul bantal dan kasur”

Perawat : “Wah bagus sekali, bagaimana rasa marahnya?”

Pasien : “sedikit berkurang”

Perawat : “Sesuai dengan peranjian kemarin, bagaimana kalau sekarang kita latihan cara
lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah? Disini sekitar 15 menit”

Pasien : “boleh”

Perawat : “coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan?”

Pasien : “saya biasanya solat dan berdoa”

Perawat : “bagus sekali. Nah, kalau bapak sedang marah coba langsung duduk dan
langsung tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks.
Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat. Bapak bisa melakukan sholat
secara teratur untuk meredakan kemarahan. coba bapak sebutkan sholat 5 waktu?”

Pasien : “Solat subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya”

Perawat : “Nah jadi bapak bisa juga meredakan marah dengan sholat ya pak, kapanpun
bapak merasa marah, langsung saja ambil air wudhu dan kemudian solat”

Pasien : “Baiklah”

Perawat : “bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tadi?jadi sudah


berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari?

Pasien : “saya merasa lebih baik. ummm, sudah 4?”

Perawat : “ya betul, mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak.
Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak sedang
marah”

Pasien : “saya solat dan berdoa”


Perawat : “setelah ini coba ibu lakukan sholat, 2 jam lagi kita ketemu disini ya pak,nanti
kita bicarakan cara selanjutnya mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.
Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah bapak, sekitar 10 menit, setuju pak?

Pasien : “Ya”

Perawat : “Baik kalau begitu saya permisi, assalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai