Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN

Pertemuan : Ke 1 (satu)
Orientasi :
Perawat : “ Assalamu’alaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Shinta
Kharisma Putri, saya biaya dipanggil Mba Shinta. Saya perawat yang dinas
diruang Lily ini, saya dinas diruangan ini selama 3 minggu. Hari ini saya
dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 3 minggu ini saya yang
merawat ibu. Nama ibu siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
Pasien : “Wa’alaikumussalam, nama saya Nadia”
Perawat : “ Bagaimana perasaan ibu Nadia saat ini?”
Pasien : “Tidak begitu baik”
Perawat : “Masih ada perasaan kesal atau marah?”
Pasien : “Adaa”
Perawat : “ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah
yang ibu rasakan,”
Pasien : “Iyaa”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 10 menit yaa bu, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Pasien : “Disini aja”

Kerja :
Perawat : “ Apa yang menyebabkan ibu Nadia marah?”
Pasien : “Perilaku suami saya mba”
Perawat : “Apakah sebelumnya ibu Nadia pernah marah?”
Pasien : “Pernah”
Pasien : “Apakah penyebabnya sama dengan yang sekarang?”
Pasien : “Yaa”
Perawat : “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan
yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab marah klien), apa
yang ibu Nadia rasakan?“
Pasien : “Merasa kesal saya”
Perawat : “Apakah ibu Nadia merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
Pasien : “Iyaa”
Perawat : “ apa yang ibu lakukan selanjutnya”
Pasien : “Mengurung diri di kamar dan menangis”
Perawat : “ Apakah dengan ibu Nadia marah-marah, keadaan jadi lebih baik?”
Pasien : “(diam)”
Perawat : “ Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?”
Pasien : “Saya gatau”
Perawat : “maukah ibu belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?
Pasien : “Ya”
Pasien :” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita
belajar satu cara dulu, begini bu, kalau tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu
berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara
perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan
lakukan sebanyak 5 kali.”
Pasien : “(memperagakan)”
Perawat : “Bagus sekali ibu Nadia sudah dapat melakukan nya. Nah sebaiknya latihan
ini ibu Nadia lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul ibu Nadia sudah terbiasa melakukannya”.
Pasien : “Iyaa mba”

Terminasi :
Perawat : “ Bagaimana perasaan ibu Nadia setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan ibu? ”
Pasien : “Lumayan membuat saya tenang”
Perawat : “ Coba ibu Nadia sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu rasakan dan
apa yang ibu lakukan serta akibatnya”
Pasien : “(menyebutkan)”
Perawat : “Baik, sekarang latihan tandi kita masukkan ke jadual harian ya Bu”
Pasien : “yaa”
Perawat :” berapa kali sehari ibu mau latihan nafas dalam ?”
Pasien : “lima kali”
Perawat : “Bagus hebat sekali ibu masih ingat. Nanti tolong ibu tulis M, bila ibu
melakukannya sendiri, tulis B, bila ibu dibantu dan T, bila ibu tidak
melakukan”
Pasien : “okee”
Perawat : “Baik bu, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan
mengendalikan marah ibu Nadia”
Pasien : “Iyaa mau”
Perawat :”Tempatnya disini saja ya Bu dan waktunya 10 menit saja”
Pasien : “Okee”
Perawat : “Saya pamit dulu Ibu. Wassalaamu’alaikum.”
Pasien : “Wa’alaikumussalam”

Pertemuan : Ke 2 (dua)
Orientasi
Perawat : “ Assalamu’alaikum Ibu Nadia, masih ingat nama saya”
Pasien : “Wa’alaikumussalam, mba shinta kan?”
Perawat : “bagus Ibu, ya saya Shinta”
Pasien : “sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi. Bagaimana
perasaan ibu saat ini, adakah hal yang menyebabkan ibu marah?”
Pasien : “Belum ada”
Perawat : “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua.”
Pasien : “ya”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 10 menit yaa bu, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Pasien : “Disini aja”

Kerja
Perawat : “ Kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan kesal, selain
nafas dalam ibu dapat memukul kasur dan bantal.”
Pasien : “(memperhatikan)”
Perawat : “ Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke kamar ibu?
Jadi kalau nanti ibu kesal atau marah, ibu langsung kekamar dan lampiaskan
3
marah ibu tersebut dengan memukul bantal dan kasur.Nah coba ibu lakukan
memukul bantal dan kasur,”
Pasien : “(mempratikkan)”
Perawat : “ya bagus sekali ibu melakukannya. Nah cara ini pun dapat dilakukan secara
rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa merapikan tempat tidur
yaa”
Pasien : “Okee mba”

Terminasi
Perawat : “ Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
Pasien : “Lumayan membaik”
Perawat : “ Coba ibu sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih?”
Pasien : “(menyebutkan)”
Perawat : “Bagus hebat sekali ibu. Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
sehari-hari ibu. Pukul berapa ibu mau mempraktikkan memukul
kasur/bantal?”
Pasien : “gatau”
Perawat : “Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore,
lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya
Bu”
Pasien : “iyaa”
Perawat : “sekarang ibu istirahat, 2 jam lagi kita ketemu ya Bu, kita akan belajar
mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik. Sampai Jumpa,
Wassalamualaikum
Pasien : “Wa’alaikumussalam”

Pertemuan : Ke 3 (tiga)
Orientasi
Perawat : “ Assalamu’alaikum Ibu Nadia, masih ingat nama saya”
Pasien : “Wa’alaikumussalam, mba shinta kan?”
Perawat : “bagus Ibu, ya saya Shinta, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang
kita ketemu lagi”
Pasien :“Iyaa”
Perawat : “Bagaimana bu, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?
Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
Pasien : “membuat saya lumayan tenang”
Perawat : “Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya”
Perawat : “Bagus ibu. Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk
mencegah marah?”
Pasien : “okee”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 10 menit yaa bu, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Pasien : “Disini aja”

Kerja
Perawat : “Sekarang kita latihan cara bicara ibu baik untuk mencegah marah. Kalau
marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal,
dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita
marah. Ada tiga caranya bu:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin ibu mengatakan penyebab marahnya
karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan, Coba ibu minta sediakan
makan dengan baik:” bu, tolong sediakan makan dan bereskan rumah” Nanti
biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba ibu
praktekkan”
Pasien : “(mempratikkan)”
Perawat : “Bagus bu. Yang kedua : Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan
ibu tidak ingin melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya
karena sedang ada kerjaan’. Coba ibu praktekkan”
Pasien : “(mempratikkan)”
Perawat : “Bagus bu. Yang ketiga Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal ibu dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah
karena perkataan mu itu’. Coba praktekkan”
Pasien : “(mempratikkan)”
Perawat : “Bagus hebat sekali ibu”

5
Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?’
Pasien : “saya merasa lebih baik”
Perawat : “Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.”
Pasien : “(menyebutkan)”
Perawat : “Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari
ibu mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?”
Pasien : “Iyaa bisa”
Perawat : “Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta
obat, makanan dll” “Bagus nanti dicoba ya bu. Bagaimana kalau besok kita
ketemu lagi?”
Pasien : “okee”
Perawat : “ besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu
yaitu dengan cara ibadah, ibu setuju?”
Pasien : “setuju”
Perawat : “Besok kita akan mengobrol selama 10 menit yaa bu, tempatnya mau disini
atau ditaman?”
Pasien : “Disini aja”
Perawat : “Baiklah. sampai jumpa. Wassalamu’alaikum”
Pasien : “Wa’alaikumussalam”

Pertemuan : Ke 4 (empat)
Orientasi
Perawat : “ Assalamu’alaikum Ibu Nadia, masih ingat nama saya”
Pasien : “Wa’alaikumussalam, mba shinta kan?”
Perawat : “bagus Ibu, ya saya Shinta. Bagaiman bu, latihan apa yang sudah
dilakukan?”
Pasien : “(menyebutkan latihan yang dilakukan)”
Perawat : “Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
Pasien : “Saya mulai merasa tenang saya”
Perawat : “Bagus sekali, bagaiman rasa marahnya?”
Pasien : “Sedikit berkurang”
Perawat : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu dengan ibadah?”
Pasien : “Ayo mba”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 10 menit yaa bu, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Pasien : “Disini aja”

Kerja
Perawat : “Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan”
Pasien : “(menceritakan)”
Perawat : “Bagus ibu. Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan langsung
tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks.
Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat. Ibu bisa melakukan
sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
Pasien : “Okee mba’’
Perawat : “Coba ibu sebutkan sholat 5 waktu?”
Pasien : “(menyebutkan)”
Perawat : “Bagus, mau coba yang mana?”
Pasien : “Yang ini mba”
Perawat : “ Coba sebutkan caranya?”
Pasien : “(menjelaskan)”
Perawat : “Bagus sekali, ibu sudah hebat sudah bisa”

Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
ketiga ini?”
Pasien : “membuat tenang”
Perawat : “ Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari?”
Pasien : “(menjawab)”
Perawat : “Bagus. Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu. Mau
berapa kali ibu sholat?”
Pasien : “Lima kalii”
Perawat : “ Baik kita masukkan sholat …….dan ……(sesuai kesebuatan pasien). Coba
ibu sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila ibu sedang marah”
7
Pasien : “(menyebutkan)”
Perawat : “Setelah ini coba ibu lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
Pasien : “okee mba”
Perawat : “ Besok lagi kita ketemu ya bu, nanti kita bicarakan cara keempat
mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat
Pasien : “okey mba”“
Perawat : “Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah ibu, setuju bu?”
Pasien : “setujuu”
Perawat : “Baik, sampai jumpa. Wassala’mualaikum”
Pasien : “Wa’alaikumussalam”

Pertemuan : Ke 5 (lima)
Orientasi
Perawat : “ Assalamu’alaikum Ibu Nadia, masih ingat nama saya”
Pasien : “Wa’alaikumussalam, mba shinta kan?”
Perawat : “bagus Ibu, ya saya Shinta. Bagaimana bu, sudah dilakukan latihan tarik
nafas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?”
Pasien : “Sudah mba”
Perawat : “Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita
lihat kegiatannya”
Pasien : “yaaa”
Perawat : “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat
yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
Pasien : “boleh boleh”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 10 menit yaa bu, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Pasien : “Disini aja”

Kerja (Perawat membawa obat pasien)


Perawat : “Ibu sudah dapat obat dari dokter?”
Pasien : “Sudah”
Perawat : “Berapa macam obat yang ibu minum?warnanya apa saja?”
Pasien : “Ada 3 macam, warnanya orange, putih dan merah jambu”
Perawat : “Bagus, jam berapa ibu minum?”
Pasien : “jam 1 siang, dan jam 7 malam “
Perawat : “Bagus. Obatnya ada 3 macam bu, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP agar rileks dan tidak
tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP rasa marah berkurang.
Semuanya ini harus ibu minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam”
Pasien : “iyaaa”
Perawat : “Bila nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibu bisa mengisap-isap es batu”
Pasien : “okee mba”
Perawat : “Bila terasa berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu. Nanti dirumah sebelum minum obat ini ibu lihat dulu label
di kotak obat apakah benar nama ibu tertulis disitu, berapa dosis yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum, baca juga apakah nama obatnya
sudah benar atau belum.”
Pasien : “Iyaa mba siap”
Perawat : “Disini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya
dan Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya bu, karena dapat terjadi kekambuhan.”
Pasien : “Iyaa mba”
Perawat : “ Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya bu”
Pasien : “okee”

Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita
minum obat yang benar?”
Pasien : “Saya sekarang udah semakin paham buat obat yang akan saya minum”
Perawat : “Coba ibu sebutkan lagi jenis jenis obat yang ibu minum dan Bagaiman cara
minum obat yang benar?”
Pasien : “(menjelaskan)”

9
Perawat : “Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?
Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya”
Pasien : “(menyebutkan)”
Perawat : “Baik, besok kita ketemu lagi jam 10.00 tempatnya disini untuk melihat
sejauh mana ibu melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa
marah”
Pasien : “Okee mba”
Perawat : “Selamat siang bu, sampai jumpa. Wassalamu’alaikum”
Pasien : “Wa’alaikumussalam”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) KELUARGA

Pertemuan ke I (satu)
Orientasi
Perawat : “Assalamualaikum Mbak, perkenalkan nama saya Shinta, saya perawat dari
ruang Dahlia ini, saya merawat Ibu Nadia. Kalau boleh tau nama mba siapa
ya?”
Keluarga : “Wa’alaikumussalam, nama saya Olivia”
Perawat : “Bagaimana keadaan ibu, Mbak? Apakah masih ada perasaan marah atau
jengkel?”
Keluarga : “terkadang masih mba”
Perawat : “Tujuan saya kesini yaitu untuk berbincang-bincang dengan mbak mengenai
masalah yang dihadapi mbak dalam merawat ibu. Apakah mbak bersedia?”
Keluarga : “bersedia”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 10 menit yaa mba, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Keluarga : “Disini aja”

Kerja
Perawat : “Mbak, apa masalah yang mbak hadapi dalam merawat ibu? Apa yang mbak
lakukan?”
Keluarga : “Saya terkadang merasa kesulitan untuk mengendalikan ibu marah mba”
Perawat : “Baik mbak, Saya akan coba menjelaskan tentang marah ibu dan hal-hal
yang perlu diperhatikan.”
Keluarga : “okee mba”
Perawat : “Mbak, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan
dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan ibu Mbak menjadi marah dan ngamuk adalah kalau dia
merasa direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau ibu apa penyebabnya,
Mbak?”
Keluarga : “terkadang apa yang ibu inginkan tidak terpenuhi ibu akan marah”
Perawat : “Kalau nanti wajah ibu Mbak tampak tegang dan merah, lalu kelihatan
gelisah, itu artinya ibu mba sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau
11
memukul atau bicara kasar. Kalau ibu Mbak sedang marah apa perubahan
terjadi? Lalu apa yang biasanya dia lakukan?”
Keluarga : “dia akan melempar barang-barang disekitarnya”
Perawat : “Bila hal tersebut terjadi sebaiknya Mbak tetap tenang, bicara lembut tapi
tegas, jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar ibu
seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari ibu.”
Keluarga : “okee mba siap”
Perawat : “Bila ibu masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ
setelah sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa
minta bantuan orang lain saat mengikat ibu ya Mbak, lakukan dengan tidak
menyakiti ibu dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar ibu tidak mencederai
diri sendiri, orang lain dan lingkungan”
Keluarga : “Iyaa mba”
Perawat : “Nah Mbak, Mbak sudah lihat kan apa yang saya ajarkan kepada ibu bila
tanda-tanda kemarahan itu muncul. Mbak bisa bantu ibu dengan cara
mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu
secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur. Kalau ibu bisa melakukan
latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya Mbak”.
Keluarga : “Iyaa mba okee”

Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat ibu”
Keluarga : “Saya jadi tahu cara untuk mengatasi ibu jika kambuh”
Perawat : “Coba Mbak sebutkan lagi cara merawat ibu”
Keluarga : “(menjelaskan)”
Perawat : “Setelah ini coba Mbak ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk ibu ya
Mbak”
Keluarga : “iyaa”
Perawat : “Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah
kita bicarakan tadi langsung kepada ibu?”
Keluarga : “Bisa bisa”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 10 menit yaa bu, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Keluarga : “Disini aja”

Pertemuan ke II (dua)
Orientasi
Perawat : “Assalamualaikum mbak, masih ingat dengan saya?”
Keluarga : “Wa’alaikumussalam, masih mba”
Perawat : “Mbak masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau mbak tanyakan?”
Keluarga : “Belum ada mba”
Perawat : “Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk
latihan cara-cara mengontrol rasa marah ibu.”
Keluarga : “okee mba”
Perawat : “Kita akan latihan selama 20 menit yaa mba, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Keluarga : “Disini aja”

Kerja
Perawat :”Nah bu, coba ceritakan kepada Mbak, latihan yang sudah ibu lakukan.”
Pasien : “(memperlihatkan)”
Perawat : “Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Mbak jadwal harian ibu”
Pasien : “(memperlihatkan)”
Perawat : “Bagus. Nanti di rumah Mbak bisa membantu ibu latihan mengontrol
kemarahan ibu. Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya bu?”
Pasien : “Iyaa”
Perawat :”Masih ingat bu, Mbak. Kalau tanda-tanda marah sudah ibu rasakan maka
yang harus dilakukan ibu adalah?”
Pasien : “(menyebukan)”
Perawat : ”Ya, betul. Ibu berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu
keluarkan/tiup perlahan–lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba mbak temani dan bantu ibu menghitung
latihan ini sampai 5 kali”.
Perawat : “Bagus sekali, ibu dan mbak sudah bisa melakukannya dengan baik. Cara
yang kedua masih ingat mbak?”
13
Keluarga : “Masih mba masih”
Perawat : “ Ya, benar, kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan
kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam ibu dapat melakukan
pukul kasur dan bantal. Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal.
Mana kamar ibu? Jadi kalau nanti ibu kesal dan ingin marah, langsung ke
kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.
Nah, coba ibu lakukan sambil didampingi mbak, berikan ibu semangat ya bu”
Pasien : “(memperagakan)”
Perawat : “Ya, bagus sekali ibu melakukannya. Cara yang ketiga adalah bicara yang
baik bila sedang marah. Ada tiga caranya bu, coba praktekkan langsung
kepada Mbak cara bicara ini yang pertama : Meminta dengan baik tanpa
marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata
kasar, misalnya: ‘Nak, ibu perlu uang untuk beli sayuran’. Coba bapak
praktekkan”
Pasien : “(mempratekkan)”
Perawat : “Bagus bu. Cara kedua : Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan
bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa
melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba ibu praktekkan”
Pasien : “(mempratekkan)”
Perawat : “Bagus bu, Cara ketiga : Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal ibu dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah
karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan”
Pasien : “(mempratekkan)”
Perawat : “Bagus. Cara berikutnya adalah kalau ibu sedang marah apa yang harus
dilakukan?”
Pasien : “(menyebutkan)”
Perawat : “Baik sekali, ibu coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda
juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air
wudhu kemudian sholat. Ibu bisa melakukan sholat secara teratur dengan
didampingi mbak untuk meredakan kemarahan”
Pasien : “Okee mba”
Perawat : “Cara terakhir adalah minum obat teratur ya bu, mbak agar pikiran ibu jadi
tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”
Pasien : “okee mba”
Perawat : “ibu coba sebutkan berapa macam obatnya?”
Pasien : “Ada 3”
Perawat : “Bagus. Jam berapa minum obat?”
Pasien : “jam 1 siang, dan jam 7 malam”
Perawat : “Bagus bu. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?”
Pasien : “Tidak boleh”
Perawat : “Wah bagus sekali ibu. Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi
pengobatan yang ibu dapatkan, mbak tolong selama di rumah ingatkan ibu
untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan
dokter”
Pasien : “Okee mba”

Terminasi
Perawat : “Baiklah mbak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan mbak setelah
kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada ibu?”
Keluarga : “Saya merasa sudah merasa lega”
Perawat : “Bisa mbak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”
Keluarga : “(menyebutkan)”
Perawat : “Selanjutnya tolong pantau dan motivasi ibu melaksanakan jadwal latihan
yang telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk ibu
bila dapat melakukan dengan benar ya, Mbak”
Keluarga : “iyaa mba”
Perawat : “Karena ibu sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi mba
bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas ibu selama di rumah
nanti.”
Keluarga : “bisa bisa”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 10 menit yaa bu, tempatnya mau disini atau
ditaman?”
Keluarga : “Disini aja”

15
Pertemuan ke III (tiga)
Orientasi
Perawat : “Assalamualaikum, bu, Mbak. Masih ingatkah dengan saya kan, Mbak?”
Keluarga : “Wa’alaikumussalam. Iyaa masih mba”
Perawat : “Bagaimana mbak, selama mbak membesuk apakah sudah terus berlatih cara
merawat ibu? Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
Keluarga : “Sudah mba”
Perawat : “Karena besok ibu sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang
ketemu, nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah?”
Keluarga : “Okee”
Perawat : “Kita akan mengobrol selama 30 menit yaa mba, tempatnya mau disini saja,
bagaimana?”
Pasien : “Iyaa mba bisa”

Kerja
Perawat : “Mbak, jadwal yang telah dibuat selama ibu di rumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya.
Mari kita lihat jadwal ibu”
Keluarga : “Okee mba”
Perawat : “Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh ibu selama di rumah. Kalau misalnya ibu menolak minum
obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini
terjadi segera datang ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat ya”
Keluarga : “Iyaa mba okee”
Perawat : “Nanti petugas puskemas tersebut yang akan memantau perkembangan ibu
selama dirumah”
Keluarga : “Baiklah mba”

Terminasi
Perawat : “Bagaimana Mbak apakah sudah paham? Ada yang ingin ditanyakan?”
Keluarga : “Tidak ada mba”
Perawat : “Coba Mbak sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan” (jadwal kegiatan,
tanda atau gejala, follow up ke Puskesmas). Jangan lupa ya, Mbak materi yang
telah saya ajarkan 3 hari ini, baik cara merawat ibu maupun mengatur jadwal
ibu dirumah nanti diterapkan, ya.”
Keluarga : “Okeyy mba”
Perawat : “Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi ya, Mbak”
Keluarga : “Iyaa”
Perawat : “Saya akan persiapkan pakaian dan obat. Karena ibu sudah boleh pulang,
nanti silahkan mbak datang lagi untuk memeriksakan atau mengontrolkan
keadaan ibu ya, Mbak. Bagaimana perkembangan kondisi ibu”
Keluarga : “Kapan saya harus membawa ibu untuk kontrol mba?”
Perawat : “Satu bulan kemudian ya, Mbak. Tempatnya nanti silahkan datang ke
poliklinik lagi ya, Mbak.”
Keluarga : “Okeyy mba”

17

Anda mungkin juga menyukai