Anda di halaman 1dari 3

Role Play Perilaku Kekerasan - Keperawatan Jiwa

DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Prilaku Kekerasan

TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN

 Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol perilakunya dan dapat mengungkapkan kemarahannya secara
asertif
 Tujuan Khusus
1. Klien dapat mengidenifikasi penyebab dan tanda-tanda perilaku kekerasan
2. Klien mampu memilih cara yang konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan
3. Klien mampu mendemostrasikan perilaku yang terkontrol
4. Klien memperoleh dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku dan
menggunakan obat dengan benar

STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN

Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibatnya, serta cara mengontrol secara fisik

PROLOG :

Pagi hari pukul 9.00 di suatu RS jiwa, tepatnya didalam ruang perawatan pasien, sebelum
masuk ke dalam ruangan, perawat yang bertugas diruangan tersebut mempersiapkan diri untuk
berhadapan langsung dengan pasien, yaitu kesiapan fisik, mental, pengetahuan dan teknis

ORIENTASI

 Perawat : “ selamat pagi bu, perkenalkan nama saya _______________, ibu bisa
memanggil saya ___________. Saya adalah perawat yang bertugas pagi ini, jadi jika ibu
memerlukan bantuan, saya akan siap membantu. Nama ibu siapa, senangnya di panggil
apa ?”
 Pasien : “ Rini “
 Perawat : “ iya bu Rini, bagaimana perasaan ibu saat ini ? Apakah masih ada perasaan
kesal atau marah ?”
 Pasien : ( Diam )
 Perawat : “ Baiklah, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan ibu. Berapa
lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalo 15 menit?”
 Pasien : “ Jangan lama-lama..!!! bosan saya di sini.. !!!
 Perawat : “ Baik bu…, ibu maunya kita berbincang-bincang dimana..? bagaimana kalau
disana saja..? (Berpindah duduk dari dalam kamar pasien menuju tempat duduk diluar
kamar sambil menggiring pasien )
 Pasien : “ iya “

KERJA

 Perawat : “ Apa yang menyebabkan ibu marah ?”


 Pasien : “ Mereka itu tidak pernah menghargai perasaan orang. Saya tahu saya hanya
anak angkat, saya anak yatim piatu dan tidak tamat SD, tapi saya juga manusia..!!.
Bahkan saya tidak bisa sekolah karena uang orang tua saya dipakai buat hidup mereka.
Harusnya mereka berterima kasih, saya sudah mau berkorban untuk hidup mereka,
mereka malah menganggap saya beban dalam keluarga, selalu menatap saya dengan
tatapan sinis…!!!, seolah-olah saya memang sudah tidak bisa apa-apa lagi… yang jelas
saya merasa tidak dihargailah..!!. Betul-betul kurang ajar mereka…!!!
 Perawat : “ mereka itu siapa bu.. kalo boleh tau..?”
 Pasien : “ mereka kakak tiri saya,, dan istrinya juga sama saja tidak ada bedanya..”
 Perawat : “ Apakah sebelumnya ibu pernah marah ? Apakah penyebabnya sama dengan
yang sekarang?”
 Pasien : “ iya “
 Perawat : “ jadi.. ibu marah karena tidak dihargai dalam keluarga. Pada saat ibu marah,
apa yang ibu rasakan ? Apakah ibu merasakan kesal kemudian dada ibu berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal ?”
 Pasien : “ Ya iyalah, Namanya juga lagi marah, gmana sih kamu ini..!!” ( muka
meremehkan)
 Perawat : “ Setelah itu apa yang ibu lakukan..?”
 Pasien : “ Apa yang ada di sekitar saya, saya lempar dan saya pecahkan..”
 Perawat : “ Jadi ibu memecahkan barang-barang yang ada disekitar ibu, Apakah dengan
cara ini mereka akan lebih menghargai ibu ?”
 Pasien : “ Tidak..!! tapi rasanya puas”
 Perawat : “ iya, tentu tidak. Apa kerugian dari cara yang ibu lakukan ?”
 Pasien : “ Mereka ketakutan. Mereka pikir saya pasti akan membunuh mereka semua “
 Perawat : “ Betul, keluarga jadi takut kepada ibu, barang-barang pecah, harus
mengeluarkan uang untuk membeli barang baru lagi. Menurut ibu adakah cara lain yang
lebih baik ? Maukah ibu belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian ?”
 Pasien : “ Bagaimana ?”
 Perawat : “ Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, bu bagaimana kalua kita
belajar satu cara dulu ?”
 Pasien : “ Iya “
 Perawat : “ Begini bu, kalua tanda-tanda marah tadi sudah ibu rasakan maka ibu berdiri,
lalu Tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan perlahan-lahan melalui mulut
seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, Tarik nafas dari hidung, bagus… tahan
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, ibu sudah bisa melakukannya.
Bagaimana perasaannya ?”
 Pasien : “ Agak lebih tenang”
 Perawat : “ Nah, sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa marah itu muncul ibu sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI

 Perawat : “ Bagaiman perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang kemarahan ibu ?”


 Pasien : “ Lumayan lebih tenang “
 Perawat : “ Iya, jadi penyebab dari kemarahan ibu adalah karena tidak dihargai, dan yang
ibu rasakan adalah kesal kemudian dada ibu berdebar debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat dan tangan mengepal. Yang ibu lakukan adalah membanting dan
memecahkan barang-barang yang ada disekitar ibu dan mereka semua ketakutan, semua
barang juga pecah dan berhamburan.”
 Perawat : “ Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah ibu yang lalu,
apa yang ibu lakukan kalua marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalamnya ya bu ? Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bu, berapa kali sehari ibu mau
latihan nafas dalam ?”
 Pasien : “ 2 kali “
 Perawat : “ jam berapa aja bu ?”
 Pasien : “ jam 9 pagi sama jam 4 sore “
 Perawat : “ Baik bu, bagaimana kalua 2 jam lagi saya dating dan kita latihan cara lain
untuk mencegah dan mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya bu, Selamat pagi”

Anda mungkin juga menyukai