Anda di halaman 1dari 3

Format Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (dibuat

setiap hari)
Nama Pasien : Anggun Meisya
Hari/tanggal : Senin, 06-Oktober-2021
Pertemuan ke : 1
Fase :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN
DO:
Mata pasien merah, wajah agak merah, nada suara klien tinggi dan keras, bicaranya menguasai,
ekspresi marah dendam saat membicarakan orang, pandangan tajam. Dan klien suka merusak dan
melempar barang-barang.
DS:
Klien mengatakan kesal, kecewa, dan benci kepada seseorang dan keluarganya karena yang dia tau
dia akan diajak jalan-jalan ternyata malah diajak ke Rumah Sakit Jiwa. Klien suka membentak dan
menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal dan marah. Klien juga mengatakan pernah
mengikuti tawuran sewaktu SMP dan pernah sampai terbentur terkena kepalanya, dan itu salah satu
alasan dia ingin balas dendam kepada orang. Dan dia juga pernah mencekik salah satu keluarganya.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko Perilaku Kekerasan

3. TUJUAN KEPERAWATAN
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
c. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan.
d. Pasien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan yang dilakukan.
e. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya.
f. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasanya secara fisik I (nafas dalam) dan
memasukkannya kedalam jadwal harian.

4. TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
c. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.
d. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
e. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
f. Melatih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan fisik I (nafas dalam).
g. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(Penjabaran dari semua tindakan keperawatan, buat semua dalam bentu kalimat langsung)
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik, memperkenalkan diri
“Assalamualaikum wr,wb. Selamat siang, bu. Perkenalkan nama saya Dizza Tresa Desclara,
panggil saja Dizza. Saya perawat yang berdinas pagi dari pukul 07.00-14.00. Saya yang akan
merawat ibu.
“ Nama ibu Siapa dan suka dipanggil apa?”
“Baiklah mulai sekarang saya akan memanggil ibu, ibu Anggun saja ya.”
b. Membuka pembicaraan dengan topic umum
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”
“Saya lihat ibu sering tampak marah dan kesal, sekarang ibu masih merasa kesal atau
marah?”
“Kalau boleh tahu sudah berapa lama ibu disini?”
“Apakah ibu anggun masih ingat siapa yang membawa kesini?”
c. Evaluasi/validasi Kontrak:
Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang atau mengobrol tentang hal-hal yang membuat
ibu Anggun marah dan bagaimana cara mengontrolnya?”
Waktu
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang atau mengobrol dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja? Apa ibu bersedia?”
Tempat
“Ibu senangnya kita berbicara atau mengobrol dimana?”
“Dimana saja boleh kok, asal ibu merasa nyaman saat mengobrol dengan saya.”
“Baiklah, berarti kita berbicara di taman depan ruangan ini saja ya, bu.”
2. Fase kerja (Penjabaran tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pertemuan dengan
kalimat langsung)
“Nah, sekarang coba Ibu ceritakan, apa yang membuat ibu Anggun merasa marah?”
“Apakah sebelumnya ibu pernah marah? Penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?”
“Lalu saat ibu sedang marah apa yang ibu rasakan? Apakah ibu merasa sangat kesal, dada
berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkantup rapat dan ingin mengamuk?”
“Setelah itu apa yang ibu lakukan?”
“Apakah dengan cara itu marah/kesal ibu dapat terselesaikan?”
“Ya tentu tidak, apa kerugian yang ibu alami?”
“Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah ibu belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
“Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, ibu. Salah satunya adalah dengan cara
fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah ibu dapat tersalurkan.”
“Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu? Namanya teknik nafas dalam.”
“Begini bu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah ibu rasakan, maka ibu berdiri atau duduk dengan
rileks, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupkan perlahan-lahan melalui
mulut. Sekarang saya praktikan terlebih dahulu, nanti ibu bisa lihat saya dan bisa melakukannya
sendiri.”
“Ayo bu coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, ibu berdiri atau duduk dengan rileks, tarik
nafas dari hidung, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali.”
“Bagus sekali ibu sudah bisa melakukannya.”
“Nah, ibu Anggun. Tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya latihan
ini ibu lakukan secara rutin, sehigga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul ibu sudah
terbiasa melakukannya.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang atau mengobrol dan melakukan
latihan teknik relaksasi nafas dalam tadi? Ya, betul, dan kelihatannya ibu terlihat sudah lebih
rileks ya bu”.
Evaluasi Perawat (objektif setelah reinforcement
“Coba ibu sebutkan lagi apa yang membuat ibu marah, lalu apa yang ibu rasakan dan apa
yang akan ibu lakukan untuk meredakan rasa marah?”
“coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam yang benar”
“Wah, bagus sekali ibu masih ingat semuanya dan ibu juga bisa melakukannya dengan baik
iya bu.”

b. Rencana tindak lanjut (PR untuk klien)


“Ibu, nanti apabila ibu merasa marah atau kesal terhadap sesuatu atau terhadap orang lain,
ibu bisa ulangi lagi seperti apa yang sudah kita pelajari hari ini iya.”
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan ditulis dalam jadwal
kegiatan harian ibu?”
c. Kontrak yang akan datang:
Topik
“Nah, ibu Anggun. Cara yang kita praktikan tadi baru salah satunya saja. Masih ada cara lain
yang bisa digunakan untuk mengatasi marah ibu. Untuk cara yang kedua yaitu dengan teknik
memukul bantal.”
Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, jam 08.00. bagaimana kalau 15
menit lagi saja bu? Ibu bersedia?”
Tempat
“Kita latihannya dimana bu? Bagaiman kalau nanti kita latihannya diruangan saya saja bu?”
“Baik ibu Anggun, kalau begitu saya pamit dulu dan bertemu lagi besok sesuai waktu dan
tempat yang sudah kita sepakati tadi iya bu?”
“kalau begitu saya permisi iya. Wassalamualaikum wr,wb.”

Anda mungkin juga menyukai