Anda di halaman 1dari 5

“STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN”

DENGAN MASALAH UTAMA PERILAKU KEKERASAN


KEPERAWATAN JIWA BP/PR

OLEH:
SEPTIAN YOGA PERMANA
(NIM 192303102190)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
KAMPUS KOTA PASURUAN

2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH UTAMA PERILAKU KEKERASAN

I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien

Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan, merasa orang sekitar jahat,

dan mengancam, juga tampak tegang, muka merah, matanya melotot, nada suaranya

tinggi, sering mengepalkan tangan, mengatupkan rahangnya dan jalan mondar

mandir.

B. Diagnosa Keperawatan :

(D.0132) Perilaku Kekerasan

C. Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Kien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang digunakan

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

6. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan

7. Klien dapat mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik 1

D. Tindakan Keperawatan :

1. Membina hubungan saling percaya

2. Mendiskusikan penyebab perilaku kekerasan

3. Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan


4. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

5. Mendiskusikan akibat perilaku kekerasan

6. Melatih mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik : tarik nafas dalam
7. Memasukkan ke jadwal kegiatan harian

II. STRATEGI KOMUNIKASI


A. Tahap Orientasi :
1. Salam Terapeutik

“Selamat sore pak, perkenalkan nama saya Septian Yoga, sering dipanggil

Yoga. Nama bapak siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Bapak, saya adalah

mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan,

saya yang akan merawat bapak untuk 2 minggu ini. Hoby bapak apa ya?.”

2. Kontrak

a. Topik :”Bagaimana kalau kita bincang-bincang sebentar tentang hal-

hal positif yang biasa bapak lakukan sehari-hari? Tujuannya agar

bapak dapat menilai kemampuan positif yang masih bapak miliki”.

b. Waktu :”Berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15

menit”

c. Tempat :”Bapak mau bincang bincang di mana? Bagaimana kalau di

taman.”

B. Tahap Kerja :

“Nah, sekarang coba Bapak ceritakan, Apa yang membuat Bapak merasa marah? ”

Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan

yang sekarang?”

“Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan? Apakah Bapak merasa

sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat

dan ingin mengamuk? ”


“Setelah itu apa yang Bapak lakukan? ”

“Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak, apa

kerugian yang Bapak alami?”

“Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara

mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bapak. Salah satunya adalah

dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah Bapak dapat tersalurkan.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya teknik napas

dalam”Begini Pak,

kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan, maka Bapak berdiri atau duduk

dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup

perlahan –lahan melalui mulut”

“Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau duduk

dengan rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah,

lakukan 5 kali. “

“Bagus sekali, Bapak sudah bisa melakukannya”

“ Nah.. Bapak tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya

latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu

muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya”

C. Tahap Terminasi :

1. Evaluasi (respons klien terhadap tindakan keperawatan)

• Data Subyektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan latihan tehnik nafas dalam

tadi?.”
• Data Obyektif
“Coba bapak praktekkan lagi bagaimana cara melakukan tehnik nafas dalam.”
2. Tindak Lanjut :
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu,

apa yang bapak lakukan kalau marah, dan jangan lupa latihan nafas dalamnya

ya pak. Sekarang kita buat jadwal latihannyaya pak, barapa kali sehari bapak

mau latihan nafas dalam?.Jam berapa saja pak?

3 . Kontrak Topik Yang Akan Datang :

a. Topik :”Baik pak kita sudah selesai berbincang-bincang, besok saya akan

menemui bapak kembali untuk melihat perkembangan kondisi bapak dan

mengajarkan tehnik relaksasi yang lain”.

b. Tempat :”Di mana sebaiknya kita bertemu besok pak? Bagaimana kalau di

sini saja?”

c. Waktu :”Bpk mau jam berapa kita bertemu besok? Bagaimana kalau jam

16.00 sore?

Baiklah pak, saya permisi dulu, sampai jumpa besok.

Anda mungkin juga menyukai