REALITA
Disusun Oleh :
Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa serta dengan segala puja dan puji
syukur kami limpahkan kepada Allah SWT. Atas rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-
Nya kami dapatmenyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul “Makalah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa II” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun sebagai syarat melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan
Kesehatan Jiwa II tahun ajaran 2020/2021. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun
telah banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Pihak-pihak yang
secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan tugas
makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan makalah
ini. Maka dari itu, saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk mengatasi gangguan stimulasi persepsi pada klien jiwa, therapi aktivitas
kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena
merupakan keterampilan therapeutik. Therapi aktivitas kelompok merupakan bagian
dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah
klien dalam waktu yang bersamaan.Dan merupakan salah satu tindakan keperawatan
untuk klien gangguan jiwa.
Rumusan Masalah
Bagaimana TAK halusinasi sesi 1 sampai dengan 4 pada pasien dengan halusinasi?
Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi sensori adalah klien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan
stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus proposal ini adalah sebagai berikut.
a. Pasien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan salam,nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok;
c. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok;
d. Pasien mampu menyampaikan topik pembicaraan.
BAB II TINJAUAN
TEORI
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidu ( Direja 2011).
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau
gambarandanpikiranyangseringterjaditanpaadanyarangsangandariluar yang
dapat meliputi semua sistem penginderaan. Halusinasi hilangnya
kemampuanmanusiadalammembedakanrangsanganinternal(pikiran)dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata
(Kusumawati,2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan ransangan internal (pikiran) dan rangsangan ekternal (dunia
luar).Klienmemberipersepsiataupendapattentanglingkungantanpaobjek
atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mendengarkan suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2010).
Halusinasi pendengaran atau akustik adalah kesalahan dalam
mempersepsikan suara yang disengar klien. Suara bisa menyenangkan,
ancaman, membunuh, dan merusak (yosep,2010).
Membau bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, feses, parfum atau
bau yang lain. Ini sering terjadi pada seseorang pasca serangan stroke,
kejang atau dimensia.
d. Halusinasi pengecapan ataugustatory
Merasa pengecap seperti darah, urine, feses atau yang lainya.
3. Fase fasehalusinasi
c. Fase ketiga
d. Fase keempat
Responadaptif Responmaladaptif
Keterangan :
1. Responadaptif
d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
e. Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan
oranglain.
3. Responmaladaptif
Menurut (Stuart, 2009) proses terjadinya halusinasi dapat dilihat dari faktor
predisposisi dan faktor presipitasi :
a. FaktorPredisposisi
1) Biologis
Hal yang dikaji dalam faktor biologis meliputi : Adanya faktor
herediter mengalami gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri, riwayat
penyakitatautraumakepala,danriwayatpenggunaanNapza.Abnormalitas
perkembangansistemsarafyangberhubungandenganresponneurobiologis
yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-
penelitianberikut:
a. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otakyang
lebihluasdalamperkembanganskizofrenia. Lesipadadaerahfrontal,
temporal dan limbik berhubungan dengan perilakupsikotik.
b. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinyaskizofrenia.
c. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh
otopsi(post-mortem).
2) Psikologis
Kondisisosialbudayamempengaruhigangguanorientasirealitaseperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam)
dan kehidupan yang terisolasi disertaistress.
b. FaktorPresipitasi
6. Mekanisme koping
7. Patofisiologi
Skizofrenia
8. Penatalaksanaan medis
2) PenatalaksanaanKeperawatan
a. Rencana AsuhanKeperawatan
1. Pengkajian
Pengkajianmerupakantahapawaldandasarutamadariproses
keperawatan. Menurut (Keliat, 2009) tahap pengkajian terdiri atas
pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau masalah klien.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual. Cara pengkajian lain berfokus pada 5 (lima) aspek,
yaitu fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk dapat
menjaring data yang diperlukan, umumnya dikembangkan formulir
pengkajiandanpetunjukteknispengkajianagarmemudahkandalam
pengkajian. isi pengkajianmeliputi:
a. Identitasklien.
b. Keluhan utama/ alasan masuk.
c.Faktorpredisposisi.
d.Faktor presipitasi.
e.Penilaian stresor
f.Sumber koping
g.Mekanik koping
Data pengkajian keperawatan jiwa dapatdikelompokkan menjadi
pengkajian perilaku, faktorpredisposisi, faktor presipitasi , penilaian
terhadap stressor, sumber koping, dan kemampuan koping yang dimiliki
klien ( stuart, 2009).
Pengkajian tersebut dapat diuraikan menjadi :
: halusinasi diantaranya:
1) Stressorbiologis
c. Menarikdiri
2. PohonMasalah
Resikoperilakukekerasan
Gangguansensoripersepsi
..............................................................(Masalah
)
Isolasisosi
3. Diagnosa Keperawatan
1. Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yangditemukan.
2. Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di
lakukanintervensi.
3. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatankemungkinan.
4. Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkatsejahtera
yang lebihtinggi.
5. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan
actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu. Menurut (Yosep ,2011).
diagnosa keperawatan Halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Gangguan persepsi sensori :Halusinasi
3. Resiko perilakukekerasan
4. RencanaKeperawatan
Semuatindakanyangdilakukanolehperawatuntukmembantuklien
beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan
dalamhasilyangdiharapkan.Merupakanpedomantertulisuntukperawatan
klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat
dengancepatmengidentifikasitindakanperawatanyangdiberikan.Rencana
asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi
konyinuitasasuhanperawatandarisatuperawatkeperawatlainnya.Sebagai
hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan
yang berkualitas tinggi dan konsisten.Rencana asuhan keperawatan tertulis
mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran
dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka
panjang ( Yosep,2011).
Berikut Rencana Tindakan Keperawatan pada Halusinasi :
Diagnosa 1 : Gangguan persepsi sensori : halusinasi
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tujuan : Klien dapat mengontrol halusinasi
Kriterian Hasil :
1. Ekpresi wajah klienbersahabat.
3. Ada kontakmata.
5. Katakanperawatpercayaklienmendengarsuaraitu,namunperawat
sendiri tidakmendengarnya.
6. Katakan bahwa klien lain juga ada yang sepertiitu
yaitu dengan :
5. Implementasikeperawatan
6. Evaluasi
b. Penerapan StrategiPelaksanaan
c. Psikoterapi danrehabilitasi
C
L L
K
K
K
F F
K
K
K O K
Keterangan:
L : Leader O : Observer.
C : Co Leader K : Klien
L
F
BAB III
PELAKSANAAN
A. Tujuan
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien mengenal perasaannya saat mengalami halusinasi
B. Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat aman & nyaman
C. Alat
1. Spidol
2. Kertas
3. Musik
D. Metode
1. Diskusi & Tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi : halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat & tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama lengkap & panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama lengkap & panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi / validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal
suara – suara yang didengar
2) Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus izin terapis
b. Lama kegiatan 20 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan mulai dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal
suara – suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
yang mendukung, dan perasaan klien saat mengalami halusinasi
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasinya, kapan terjadinya, situasi
yang mendukung, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien
sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran. Hasilnya
ditulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi yang mendukung, dan perasaan klien saat
mengalami halusinasi
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaan saat
mengalami halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi
2) Menyepakati waktu dan tempat
F. Evaluasi & Dokumentasi
Evaluasi
Petunjuk
• Evaluasi dilaksanakan saat TAK berlangsung, khususnya tahap kerja
• Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
• Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan.
Sessi 2
Mengontrol halusinasi dengan menghardik
Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. Klien dapatmemahamicaramenghardikhalusinasi
3. Klien dapatmemperagakancaramenghardikhalusinasi
Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangannyaman&tenang
Alat
1. Balon
2. Musik
Metode
1. Diskusi& Tanya jawab
2. Bermainperan / simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkanalat&tempatpertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam Klien dariterapisuntukklien
2) dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu, situasi, dan
perasaan.
c. Kontrak
1) Menjelaskantujuankegiatan, yaitudenganlatihansatucaramengontrolhalusinasi
2) Menjelaskanaturan main, yaitu :
• Jika adaklien yang
inginmeninggalkankelompokharusmemintaizinkepadaterapis
• Lama kegiatan 20menit
• Setiapklienmengikutikegiatandariawalsampaiselesai
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatanyaitu music akandihidupkansertabalondiedarkan dan pada
saatmusikdimatikanmakaanggotakelompok yang
memegangbalonmemperkenalkandirinya.
b. Hidupkanmusic danedarkanbalonberlawanandenganarahjarum jam
c. Pada saatmusikdimatikananggotakelompok yang
memegangbalonmendapatgiliranuntukmenyebutkansalam, namalengkap,
namapanggilanhobi dan asaldimulai oleh perawatsebagaicontoh
d. Tulis namapanggilan pada kertastempelataudipakai
e. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi dan
terapismemperagakancaramenghardikhalusinasi
f. Ulangi 2 dan 3 dan 4 sampaisemuaanggotakelompokmendapatgiliran
g. Beri pujianuntuksetiapkeberhasilananggotakelompokdenganmemberitepuktangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindaklanjut
1) Terapismenganjurkanklienuntukmenerapkancara yang
telahdipelajarijikahalusinasimuncul
2) Memasukkankegiatanmenghardikdalamjadwalkegiatanharianklien
c. Kontrak yang akandatang
1) Terapismembuatkesepakatandenganklienuntuk TAK yang berikutnya,
yaitubelajarcaramengontrolhalusinasidenganmelakukankegiatan
2) Terapismembuatkesepakatanwaktu dan tempat TAK berikutnya
Evaluasi&Dokumentasi
Evaluasi
1 Menyebutkancara yang
selamainidigunakanmengatasihalusinasi
2 Menyebutkanefektivitascara
3 Menyebutkancaramengatasihalusinasidenganmenghardik
4 Memperagakanmenghardikhalusinasi
Petunjuk
• Evaluasidilaksanakansaat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahapkerja
• Tulis namapanggilanklien yang ikut TAK pada kolomnamaklien
• Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
• Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan
Sessi 3
Mencegah Halusinasi dengan Bercakap – cakap
Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap – cakap dengan orang lain untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap – cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Musik
2. Balon
Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sessi 3
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah
halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap –
cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan sebagai berikut:
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapis
• Lama kegiatan 20 menit.
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap – cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bias diajak bercakap –
cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa
dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap – cakap jika halusinasi muncul.
e. Terapis meminta tiap klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
disebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi point e dan f sampai semua klien mendapat giliran.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
• Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap – cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar
cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat
Petunjuk
• Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
• Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
• Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu.
Dokumentasi
• Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan
Sesi 4
Mengontrol halusinasi dengan Melakukan Kegiatan
Tujuan
Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya
halusinasi
Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi
Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat Kertas
Pulpen/Spidol
Musik
Balon
Metode
Diskusi dan Tanya jawab
Bermain peran/simulasi dan latihan
Langkah kegiatan
Persiapan
Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti TAK sessi 2
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi
Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Klien dan terapis pakai papan nama
Evaluasi / validasi
Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
Terapis menanyakan cara mengontrol cara mengontrol halusinasi yang telah dipelajari
Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi
Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan
melakukan kegiatan
Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
Lama kegiatan 20 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Tahap kerja
Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari – hari secara teratur
akan mencegah munculnya halusinasi.
Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari – hari,
dan tulis di kertas yang telah dibagikan
Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian, terapis menulis formulir yang
sama di whiteboard.
Terapis membimbing satu – persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan harian, dari
bangun pagi sampai tidur malam. .
Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
Berikan pujian atas keberhasilan klien.
Tahap terminasi
Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan dan
memperagakannya.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan.
Kontrak yang akan dating
Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap – cakap.
Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
Petunjuk
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya tahap kerja.
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan asuhan keperawatan.
1
2
3
4
5
Petunjuk
• Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
• Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
• Beri tanda √ bila klien mampu & beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
• Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
TAK halusinasi adalah upaya yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu
kepada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku pada pasien. TAK halusinasi sesi 1
sampai 5 adalah terapi yang dilakukan terhadap sekelompok pasien dalam upaya
memfasilitasi kemampuan pasien untuk melakukan perubahan persepsi dalam
pemikirannya. TAK ini diharapkan pasien mampu memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
TAK halusinasi ditujukan kepada pasien dengan indikasi:
a. pasien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal;
b. pasien baru masuk; dan
c. pasien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan stimulus.