Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERAN KELUARGA DALAM INSTRUMEN KETERBUKAAN DIRI (SELF

DISCLOSURE) PESERTA DIDIK

Fitra Marsela
Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
fitramarsela.fm@student.upi.edu
085260658292

Abstrak

Pengungkapan diri (self disclosure) merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan
pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Pengungkapan diri yang dimaksudkan dalam
artikel ini adalah segenap aktivitas remaja yang berstatus siswa dalam mengungkapkan
performa diri yang meliputi perasaan, pikiran maupun perbuatan dalam dirinya kepada orang-
orang yang berpengaruh didalam kehidupannya seperti ibu, ayah, guru, saudara kandung,
sahabat karib perempuan dan sahabat karib laki-laki. Pengungkapan diri akan memberi dampak
yang signifikan yaitu berkembangnya kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain,
mendapatkan dukungan dari orang lain dan dapat mengurangi masalah yang sedang dialami
oleh remaja. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui peran keluarga yang
dianalisis melalui instrumen keterbukaan diri (self disclosure inventory) oleh Jeanette Murrad
Lesmana yang diadaptasi. Keluarga sebagai sekolah pertama bagi remaja sudah seharusnya
menjadi tempat pertama remaja belajar dan menerapkan nilai-nilai kehidupan untuk bekal di
masa depan. Hasil kajian literatur ini nantinya akan menjadi pengantar untuk penelitian
selanjutnya mengenai peran keluarga dan kajian mengenai keterbukaan diri (self disclosure)
bagi peserta didik.

Kata Kunci : Peran Keluarga, Peserta Didik, Keterbukaan Diri (Self Disclosure), Self
Disclosure Inventory.

PENDAHULUAN sosial peserta didik adalah keterampilan


Manusia merupakan makhluk dalam berkomunikasi, dalam berinteraksi
yang saling berinteraksi satu dengan yang peserta didik menggunakan komunikasi
lain. Perkembangan manusia terdiri dari sebagai sarana dalam menjalin hubungan.
beberapa tingkatan, yaitu anak-anak, Komunikasi merupakan tahapan awal
remaja dan dewasa. Menurut Sarwono yang dilakukan individu untuk membina
(2011) remaja merupakan masa transisi hubungan interpersonal (hubungan antar
dari masa anak-anak ke dewasa, yang pribadi). Hal ini sesuai dengan pendapat
ditandai dengan perkembangan biologis, yang dikemukakan Larasati (GainauB,
psikologis, moral dan agama, kognitif 2008) yaitu sekitar 73% komunikasi yang
dan sosial. Salah satu perkembangan dilakukan manusia merupakan

1
komunikasi interpersonal. Salah satu Persoalan mengenai rendahnya
faktor yang mempengaruhi keterampilan peserta didik dalam
perkembangan interpersonal adalah membuka diri terungkap dalam penelitian
faktor kepribadian yang terdapat di dalam Sery (GainauB, 2008) yang menunjukkan
diri remaja itu sendiri seperti keberanian bahwa sebanyak 24,55% peserta didik
dalam membuka diri, saling percaya, yang terampil dalam membuka diri,
memahami dan peka terhadap orang lain. sedangkan 43,63% peserta didik terampil
Karakteristik individu yang membuka dalam membuka diri. Penelitian(Natih,
diri cenderung memiliki kepribadian 2014)
terbuka (ekstrovert) yaitu Natih (2014) juga menggambarkan
mengungkapkan pribadinya dengan 8 dari 28 peserta didik kelas X SMA
informasi yang lebih akurat untuk orang Negeri 2 Singaraja memiliki keterbukaan
lain pada tingkat yang sama (Chen, Pan, diri yang rendah. Kecenderungan
& Guo, 2016) keterbukaan diri peserta didik yang
Kemampuan peserta didik dalam rendah juga tergambarkan dari penelitian
membuka diri kepada orang-orang Jaggi, Drazdowski & Kliewer (2016)
disekitarnya tergambar melalui penelitian yang menunjukkan bahwasanya semakin
Johnson (1981) yang menunjukkan bertambahnya usia, remaja cenderung
bahwa individu yang terampil membuka menyembunyikan informasi mengenai
diri cenderung mengungkapkan diri dirinya.
secara tepat, mampu menyesuaikan diri, Ditinjau dari ruang lingkup
lebih percaya diri, lebih kompeten, dapat keluarga, peserta didik seyogyanya
diandalkan, bersikap dan berperilaku dituntut untuk terbuka kepada anggota
positif, percaya terhadap orang lain, lebih keluarga berkenaan dengan
objektif, dan mampu mengontrol penyesuaiannya dengan lingkungan
perilakunya. Sebaliknya, peserta didik sekolah dan masyarakat. Sebuah lembaga
yang tidak terampil membuka diri Kn penelitian Amerika Serikat selama 15
kurang mampu menyesuaikan diri, tahun terakhir telah menunjukkan
kurang percaya diri, timbul perasaan bahwasanya pengungkapan diri remaja
takut dan cemas, merasa rendah diri dan sangat penting dalam meningkatkan
tertutup. penyesuaian diri (Kerr, Stattin,
Biesecker, & Ferrer-Wreder, 2003;

2
Frijns, Keijsers, Branje, & Meeus, 2005) kualitas hubungan kearah yang lebih
Peran keluarga khususnya orang tua juga intim. Pengertian mengenai
sangat penting dalam membuat peserta keterbukaan diri juga dikemukakan
didik lebih terbuka akan pengalamannya Budyatna (2011) menyatakan
sehari hari-hari. besarnya perbedaan keterbukaan diri
dan feedback itu dapat dilihat dari
PENGERTIAN KETERBUKAAN peluang jendela keterbukaan yaitu:
DIRI (1) Melakukan sedikit pengungkapan
Beberapa pengertian keterbukaan diri dan feedback dari mitra pun
diri menurut beberapa ahli, yaitu sebagai sedikit; (2) Ada yang
berikut: mengungkapkan diri secara
1. Menurut Wrigthtsman (Hidayat, mendalam tetapi hanya; (3)
2007) keterbukaan diri adalah proses mendapatkan sedikit feed feedback
menghadirkan diri yang diwujudkan dari mitranya; (4) Ada yang
dalam kegiatan membagi perasaan mengungkapkan diri secara dangkal
dengan orang lain. Selanjutnya, (tidak mendalam) tetap mendapatkan
keterbukaan diri adalah feedback yang baik dari mitranya.
mengungkapkan informasi atau Berdasarkan uraian tentang
perasaan terdalam kepada orang lain pengertian keterbukaan diri tersebut
(Sears dkk, 2009) Berdasarkan dapat disimpulkan bahwasanya definisi
pendapat kedua ahli di atas dapat operasional keterbukaan (self disclosure)
ditarik suatu pemahaman bahwasanya adalah proses pemberian informasi secara
pengungkapan diri selalu melibatkan timbal balik dari seseorang kepada orang
pihak lain untuk menerima informasi lain. Pengungkapan diri seseorang
pribadi. Pengungkapan diri pada umumnya diikuti oleh pengungkapan diri
umumnya selalu dimulai dengan dari pihak lain (mitra) yang disebut
hubungan yang akrab dari dua belah dengan feedback. Kadar Keterbukaaan
pihak. diri dan feedback yang mendalam sangat
2. Lebih lanjut, Seperti yang dipengaruhi oleh rasa percaya dari kedua
dikemukakan Altman & Taylor belah pihak.
(Morrisan, 2010:182) self disclosure
merupakan cara untuk meningkatkan

3
ASPEK-ASPEK PENYUSUN (bidang ilmu) yang disukai, kelebihan,
INSTRUMEN KETERBUKAAN DIRI kekurangan, apresiasi dan ambisi.
Keterbukaan diri merupakan d. Fisik : berkenaan dengan tampilan
tindakan individu ketika memberikan jasmani seseorang seperti tampilan
informasi pribadi kepada orang lain di wajah, masalah kesehatan, olahraga
luar dirinya. Informasi bersifat pribadi dan diet.
tersebut meliputi aspek sikap atau opini, e. Keuangan : berkenaan dengan masalah
selera dan minat, pekerjaan atau financial, yaitu berupa
pendidikan, fisik, keuangan dan penghasilan/fasilitas yang dimiliki,
kepribadian (Jourard, 1971). Sejalan hutang dan tabungan.
dengan itu, aspek-aspek keterbukaan diri
juga menjadi landasan penyususunan Tabel 1.2. Tabel Aspek
instrument keterbukaan diri ( Lesmana, Keterbukaan Diri
2005; Gainau, 2008) yang dijabarkan Variabel Aspek
sebagai berikut: Keterbukaan diri Sikap atau opini
a. Sikap atau opini : berkenaan dengan (Self Disclosure)
kecenderungan perilaku atau pola pikir Selera atau minat
seseorang terhadap suatu hal yang
mendasari pola bertindak dalam Pekerjaan atau
kehidupan sehari-hari meliputi agama, pendidikan
emosi, lingkungan, moralitas, dan Fisik
seksualitas. Keuangan
b. Selera atau minat: berkenaan dengan
kecenderungan seseorang dalam Pada tabel di atas dapat terlihat
menyukai suatu hal, seperti makanan, aspek keterbukaan diri yang dapat
musik, bacaan, tontonan, dan gaya dijadikan sebagai kisi-kisi instrumen
hidup. keterbukaan diri. Kecenderungan peserta
c. Pekerjaan atau pendidikan: merupakan didik membuka diri kepada pihak-pihak
suatu hal yang sangat penting dalam diluar dirinya sangat dipengaruhi oleh
perencanaan karir seseorang untuk keakraban. Hal tersebut di dudukung
masa depannya. Seperti pelajaran dari pendapat Kadarsih (2009:55) yang
menyebutkan bahwasanya keterbukaan

4
diri dalam hubungan interpersonal Kefektifan pengungkapan diri
merupakan jantung dari proses pada individu-individu yang telah
keakraban. Pengungkapan diri yang tepat memiliki hubungan interpersonal yang
juga akan mengurangi kecemasan, baik akan berdampak pada tingkah laku
meningkatkan kenyamanan, dan yang dilakukannya. Pengungkapan diri
mengintensifkan keterkaitan akan dibalas dengan pengungkapan diri
interpersonal yang lebih mendalam. ataupun sebaliknya pengungkapan diri
Menurut Altman dan Taylor (Bungin, akan dibalas dengan penolakan. Untuk
2009) terdapat model pengembangan itu keberhasilan hubungan interpersonal
hubungan yang disebut dengan social sangat ditentukan oleh kemampuan
penetration atau penetrasi sosial, yaitu dalam mengungkomunikasikan
proses dimana orang saling mengenal (mengungkapkan) dengan jelas apa yang
satu dengan yang lainnya. Teori ini juga ingindisampaikan, menciptakan kesan
mengemukakan bahwa pengembangan yang diinginkan kepada orang lain.
hubungan dapat dilakukan dengan Instrumen keterbukaan diri dari Jeanetee
kegiatan membuka diri (self disclosure). Murad Lesmana (2005) berbentuk angket
Penjelasan di atas dapat dengan menggunakan pernyataan positif
memberikan suatu pemahaman (favorable).
bahwasanya keterbukaan diri sangat Tabel 2.2 Bobot Nilai pada Setiap
berkaitan dengan hubungan Alternatif Jawaban
interpersonal. Peserta didik yang mampu
secara langsung terbuka dan berani Alternatif Jawaban Nilai (Bobot
mengungkapkan informasi tentang Pertanyaan
dirinya kepada pihak lain seperti teman, Telah menceritakan 2
guru dan orang tua cenderung memiliki semuanya lengkap
hubungan interpersonal yang baik. Hanya 1
Sejalan dengan itu hubungan membicarakan garis
interpersonal berupa interaksi yang akrab besarnya saja
dengan pihak-pihak lain juga akan Tidak pernah 0
mengembangkan keterampilan dalam bercerita
mengungkapkan diri.

5
Berdasarkan tabel diatas mempengaruhi pengungkapan diri. Faktor
Instrumen keterbukaan diri menggunakan keterbukaan diri juga dibahas oleh Devito
pilihan jawaban yang merupakan (2010) ada beberapa faktor yang
kecenderungan perilaku yang bisa mempengaruhi pengungkapan diri yang
ditampilkan oleh individu terdiri dari: (a) besaran kelompok; (b)
(Azwar,2012:40). Nilai untuk jawaban perasaan menyukai; (c) efek diadik; (d)
tertinggi adalah 12 sedangkan untuk kompetensi; (e) kepribadian; (f) topik; (g)
jawaban terendah adalah 0. Semakin jenis kelamin.
tinggi jumlah bobot dalam pengisian a. Besaran Kelompok
instrumen keterbukaan diri oleh peserta Pada dasarnya pengungkapan diri
didik maka semakin tergambarkan aspek lebih banyak terjadi pada kelompok
pengungkapan diri yang dimiliki oleh kecil dibandingkan dengan kelompok
peserta didik. Penggunaan instrumen besar. Diasumsikan bahwa kelompok
keterbukaan diri bertujuan mengetahui kecil lebih bisa meresapi tanggapan
lebih mendalam tentang kualitas dengan cermat.
keterbukaan diri yang dilakukan kepada b. Perasaan Menyukai
orang-orang yang berpengaruh di dalam Pada umumnya orang lebih suka
hidupnya seperti ayah, ibu, guru, saudara mengungkapkan dirinya kepada orang
kandung, sahabat karib perempuan dan yang ia sukai. Karena itu merupakan
sahabat karib laki-laki. wujud dari kehangatan dan
FAKTOR-FAKTOR KETERBUKAAN persahabatan. Dan sebaliknya, orang
DIRI lain (mitra) yang mendengar
Menurut Sears dkk (2009) faktor yang pengungkapan diri kita juga cenderung
menjadi inti dalam pengungkapan diri dan akan menyukai kita karena telah
hubungan rasa suka adalah resiprositas, yaitu memberikan rasa percaya kepadanya.
pengungkapan diri cenderung akan dibalas c. Efek Diadik (pengaruh dua orang)
dengan pengungkapan diri. Jika seseorang Kecenderungan bahwa seseorang akan
telah mengungkapkan dirinya mengenai hal mengungkapkan dirinya apabila orang
pribadi kepada lawan bicaranya maka lain juga mengungkapkan diri. Dengan
selanjutnya akan dibalaspula dengan efek diadik seseorang akan lebih
pengungkapan diri lawan bicara (mitra). merasa aman dan memperkuat
Begitulah norma resiprositas sangat perilaku pengungkapan diri.

6
d. Kompetensi PERAN KELUARGA DALAM
Seseorang yang kompeten MENGEMBANGKAN
(mempunyai keahlian) lebih banyak KETERBUKAAN DIRI PESERTA
mengungkapkan diri jika DIDIK
dibandingkan dengan orang yang Pengertian keluarga termaktub
kurang kompeten. Orang yang dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 yang
berkompeten umumnya memiliki rasa menyatakan bahwa keluarga merupakan
percaya diri yang tinggi dan itu akan unit terkecil dalam masyarakat yang
mempermudah dalam pengungkapan terdiri dari suami, istri dan anak. Lebih
diri. lajut, Menurut (2016) mengemukakan
e. Kepribadian pengertian keluarga sebagai sistem sosial
Kepribadian juga memberi yang alamiah, berfungsi membentuk
sumbangsih dalam pengungkapan diri. aturan-aturan, komunikasi dan negosiasi
Orang dengan kepribadian yang diantara para anggotanya. Berdasarkan
ekstrovert cenderung akan lebih uraiang tersebut dapat disimpulkan
mudah mengungkapkan diri bahwa keluarga merupakan lembaga
dibandingkan dengan mereka yang pertama yakng terdiri dari anggota
introvert. keluarga seperti ayah, ibu dan anak yang
f. Topik masing-masing saling mepunyai peran
Topik juga menjadi salah satu yang dan fungsi.
mempengaruhi pengungkapan diri. Peran keluarga khususnya peran
Umumnya topik yang dianggap sangat orang tua sangat berpengaruh dalam
pribadi dan negatif lebih cenderung pengembangan keterbukaan diri peserta
ditutupi dalam pengungkapan diri. didik. Pihak yang dipilih peserta didik
g. Jenis Kelamin untuk mengungkapan diri biasanya
Faktor yang terpenting dalam disebut target person yang memiliki
pengungkapan diri adalah jenis tempat khusus bagi remaja dalam berbagi
kelamin. Pada umumnya wanita lebih masalahnya. Didalam keluarga, Ibu dan
mengungkapkan diri jika sahabat dekat merupakann target person
dibandingkan dengan pria. yang paling istimewa bagi peserta didik
untuk membuka dirinya (Villalobos
Solís, Smetana, & Comer, 2015) Hal ini

7
dikarenakan peserta didik lebih banyak keterbukaan diri akan memberi dampak
bercerita kepada Ibu dalam yang signifikan yaitu terbinanya
kesehariannya. Topik yang menjadi hubungan baik dengan orang
pembahasan remaja dengan Ibu juga laindisekitarnya, dengan mengungkapkan
tidak terbatas bergerak dari informasi diri remaja akan mendapatkan dukungan
umum sampai informasi yang paling dari orang lain, dan juga dapat
pribadi Peserta didik cenderung mengurangi masalah yang sedang
membuka diri kepada orang tua dialami oleh peserta didik.
berkaitan dengan pengungkapan suatu
rahasia dan perilaku yang menyertainya. DAFTAR RUJUKAN
(Jaggi, Drazdowski, & Kliewer, 2016). Azwar, Saifuddin.2012. Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Berdasarkan uraian tersebut
Pelajar.
dapat disimpulkan bahawasanya Budyatna, Muhammad. 2011. Teori
Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta:
keterbukaan diri sangat dipengaruhi oleh
Kencana.
kepada siapa peserta didik terbuka dalam Bungin, Burhan. 2009. Komunikasi:
Teori, Paradigma, dan Diskursus
interaksinya, semakin akrab peserta didik
Teknologi Komunikasi di
dengan pihak-pihak-pihak di luar dirinya Masyarakat. Jakarta: Kencana.
Chen, X., Pan, Y., & Guo, B. (2016). The
maka semakin besar peluang untuk
influence of personality traits and
mengungkapkan dirinya dan semakin social networks on the self-
disclosure behavior of social
besar pula dukungan yang didapatkan
network site users. Internet
oleh peserta didik Research, 26(2016), 566–586.
Devito, J.A. 2010. Komunikasi Antar
Manusia. Jakarta: Professional
SIMPULAN Books.
Frijns, T., Finkenauer, C., Vermulst, A. A.,
Peserta didik yang mampu membuka
& Engels, R. C. M. E. (2005). Keeping
dirinya secara tepat dapat digambarkan secrets from parents: Longitudinal
associations of secrecy in adolescence.
melalui kecenderungan remaja
Journal of Youth and Adolescence, 34
menyampaikan informasi umum ataupun (2005)
Gainau, Maryam B. 2008A.
pribadi tentang dirinya kepada orang-
Pengembangan Inventori Self
orang yang berpengaruh di dalam Disclosure Bagi Siswa Usia Sekolah
Menengah Atas. Jurnal Pendidikan.
kehidupannya seperti ibu, ayah, guru,
15(3): 169-174.
saudara kandung, sahabat karib Gainau, Maryam B. 2008B. Keterbukaan
Diri (Self Disclosure) Siswa Dalam
perempuan dan sahabat karib laki-laki.
Perspektif Budaya dan Implikasinya

8
Bagi Konseling. (Online), Jurnal Sears, D.O., Peplau, L.A., & Taylor, S.E.
Pendidikan. 13(2): 1-18.. 2009. Psikologi Sosial. Edisi Kedua
Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi belas. Jakarta: Kencana.
Antar Pribadi dan Medianya. Villalobos Solís, M., Smetana, J. G., &
Yogyakarta. Graha Ilmu. Comer, J. (2015). Associations
Jaggi, L., Drazdowski, T. K., & Kliewer, among solicitation, relationship
W. (2016). What parents don’t quality, and adolescents’ disclosure
know: Disclosure and secrecy in a and secrecy with mothers and best
sample of urban adolescents. friends. Journal of Adolescence, 43
Journal of Adolescence, 53(2016), (2015), 193–205.
64–74.
Johnson.W. David. 1990. Reaching Out;
Interpersonal Effectivenss and Self
Actualization. Printice
Internasionalin Jersey.
Jourard.S. M. 1971. Self Disclosure; An
Experimental Analysis of the
Transparent Self. New York:
Publishing Company Huntington.
Kadarsih, Ristiana. 2009. Teori Penetrasi
Sosial dan Hubungan Interpersonal.
Jurnal Dakwah. 10(1): 53-66.
Kerr, M., Stattin, H., Biesecker, G., &
Ferrer-Wreder, L. (2003).
Relationships with parents and peers
in adolescence. In Handbook of
psychology. John Wiley &
Sons, Inc. Retrieved.
Lesmana, Jeanette Murrad. 2005. Dasar-
Dasar Konseling. Jakarata: UI Press.
Morissan, M.A. 2010. Psikologi
Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Natih, D. & S. (2014). Penerapan
Konseling Rasional Emotif Dengan
Teknik Role Playing Untuk
Meningkatkan Keterbukaan
Diri(Self-Disclosure)Siswa Kelas X
MIA 3 SMA Negeri 2 Singaraja. E-
journal Undiksa Jurusan Bimbingan
Konseling 2(1).
Peraturan Pemerintah Pasal 1 (3)
Undang-undang Nomor 23 Tahun
2002, tentang Perlindungan Anak.
Sarwono, Sarlito W. 2011 .Psikologi
Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai