Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3D

PRESEPTOR AKADEMIK TTD:

PRESEPTOR KLINIK TTD:

TANGGAL PENGGUMPULAN 1. Tgl :


2. Tepat Waktu
3. Terlambat

SARAN PRESEPTOR
AKADEMIK/KLINIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun PROPOSAL TERAPI
BERMAIN ANAK MEWARNAI GAMBAR ini yang telah ditentukan.
Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas profesi yang diberikan
pada stase Keperawatan Anak.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.

Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori
sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu,
kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,
sangat kami harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.

Gorontalo, September 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak
karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk
itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada
prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih
efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain
tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia
toddler (3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia
toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain
dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi
alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah
satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain


dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil
warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif
sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan
bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan
akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia
toddler dengan cara mewarnai gambar

1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.

2. TUJUAN KHUSUS

1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.

2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena


penyakit dan dirawat

3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.

4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat


penyembuhan.

5. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.

6. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak

BAB III
LAMPIRAN
TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN


Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela


untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir (Erlita, 2006). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak
dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan
dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah
cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan
mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah
satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat
dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan
suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting
untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).

Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,


memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan
suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan
kognitif dan afektif (Anonim, 2010).

2.2 KATEGORI BERMAIN

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak


sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu


melakkan aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

2.3 CIRI-CIRI BERMAIN


1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1.Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya
bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.

2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak
usia sekolah Adolesen.

2.6 FUNGSI BERMAIN


Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah
laku terhadap orang lain

6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.9 BERMAIN DI RUMAH SAKIT


A.TUJUAN
1.Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2.Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang
tepat 3.Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau
dirawat
B.PRINSIP
1.Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2.Mempertimbangkan keamanan dan infeksi
silang 3.Kelompok umur sama
4.Melibatkan keluarga/orangtua
C.UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1.Lakukan saat tindakan
keperawatan 2.Sengaja mencari
kesempatan khusus
D.BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
E.PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1.Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan
keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

2.10 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


a. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi
pada anak.
b.Manfaat
1)Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2)Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus.

3)Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena


menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4)Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5)Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negative.
6)Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
PREPLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA 3 - 6 TAHUN
DI RUANG POLI TUMBANG RS. ALOE SABOE

1. Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”


Alasan : Terapi bermain “mewarnai gambar” judul ini dipilih
untuk menambah pengetahuan mengenali warna, dan mengembangkan imajinasi pada
anak.
2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan
dengan warna pilihannya sendiri.
3. Sasaran :
1) Anak usia (2 - 6 tahun)
2) Anak yang dirawat di ruang poli tumbang
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain)yang dapat menghalangi
proses terapi bermain
4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5) Anak yang dapat memegang crayon/pensil warna
6) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
4. Tujuan :
TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
TUJUAN KHUSUS
Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
5. Waktu Pelaksanaan
: Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat: Tempat bermain anak diruang poli tumbang.

Setting tempat

Meja
Leader Moderator

Peserta & orang


CT/CI tua Observasi

6. Media
a. Pensil warna
b. Tissue
c.Karpet
d. Kertas bergambar
e.Lembar penilaian
f. Meja 7.Strategi

bermain
No. Waktu Kegiatan Peserta
1 10 menit . Pra kegiatan :
Memfasilitasi media terapi bermain
Mempersiapkan anggota terapi
bermain
Mempersiapkan peserta
2 5 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari terapi Mendengarkan
bermain Memperhatikan
Kontrak waktu anak dan orang tua Memperhatikan
3 15 menit Kegiatan bermain :
Menjelaskan tata cara pelaksanaan Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada anak
Memberikan kesempatan kepada anak
untuk bertanya jika belum jelas Bingung
Membagikan kertas bergambar dan
pensil warna. Antusias saat
Fasilitator mendampingi anak dan menerima peralatan
memberikan motivasi kepada anak Memulai untuk
Menanyakan kepada anak apakah mewarnai gambar
telah selesai mewarnai gambar Menjawab pertanyaan
Memberitahu anak bahwa waktu yang
diberikan telah selesai Mendengarkan
Memberikan pujian terhadap anak Memperhatikan
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
4 10 menit Kegiatan penutup:
Memotivasi anak untuk menyebutkan Menceritakan
apa yang diwarnai
Mengumumkan nama anak yang dapat
mewarnai dengan baik.
Membagikan reward kepada seluruh Gembira
peserta

5 5 menit Terminasi:
Memberikan motivasi dan pujian Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
Mengucapkan terima kasih kepada Mendengarkan
anak dan orang tua
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

8. Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan kemampuan
anak masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.

d. Kriteria Penilaian:
Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai 100).
Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).
Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).
9. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
b. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
c. Penerapan anak member warna hijau pada daun.
10. Aspek psikomotor
a. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar
bunga.
b. Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.
Hasilnya dapat diukur melalui
1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
11. Aspek afektif
Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.
12. Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan pembimbing.
13. Perkiraan hambatan :
a) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan
b) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
14. Antisipasi hambatan/masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama
program terapi.
15. Pengorganisasian
1) Pembimbing Pendidikan :
2) Pembimbing Ruangan :
3) Leader : Noor Latifah
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi jalannya acara dari awal
hingga akhir
4) Moderator : -
Tugas : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung jawab agar
berjalan sesuai dengan topic
5) Observer : -
Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang direkam
dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala observasi terapi
bermain.
6) Fasilitator : -
Tugas : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain dapat
tercapai.
7) Anak : anak berusia 2 - 6 tahun dirawat di ruang poli tumbang

16. Kriteria evaluasi


1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang poli tumbang
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada
http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Desember 2016

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta
www.Pediatrik.com Minggu 25 Desember 2016

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto Canadahttp://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09/
bermain-puzzle-melatihkonsentrasi-anak/[25 Desember 2016]

Anda mungkin juga menyukai