Anda di halaman 1dari 25

MODEL PELAYANAN

PERAWATAN PALIATIF
STIKes Banten

Fransiska Haryati
A. Pelayanan Perawatan Paliatif
Model Pelayanan Perawatan Paliatif dpt dilakukan di
rumah, di pelayanan kesehatan yg menyediakan unit
khusus untuk perawatan paliatif, dan di hospis
Model pelayanan paliatif :
menyediakan konsultasi yg dpt diakses oleh pasien
setiap saat
 dilakukan oleh tenaga – tenaga kesehatan secara
terintegrasi ( dokter-perawat- psikolog – tenaga sosial
– relawan, dll)
1. Perawatan paliatif di rumah  disebut juga sbg
perawatan suportif
 Di bbrp negara maju ( Australia, Amerika Serikat,
Inggris, Belanda )  perawatan paliatif dilakukan oleh
petugas pelayanan primer (=Puskesmas) yg
berkunjung ke rumah. Tim terdiri dari dokter,
perawat, pekerja sosmed, psikolog, fisioterapi,
rohaniawan dan relawan.
Di Indonesia :
 Puskesmas blm ada pelyn perawatan paliatif
Pelyn paliatif di rumah  masih dilayani oleh dokter
dan perawat di RS yg memp.pelyn. perawatan paliatif
 melakukan kunjungan ke rumah
Sampai saat ini rumah sakit yg memp. Gedung
Perawatan Paliatif tersendiri hanya di RS dr Soetomo
Di RS dr Soetomo jg menyediakan respite care 
memberikan bantuan tenaga care giver pd klg yg
merawat klg dg kasus terminal agar tdk terjadi burn
out
2. Pelayanan rawat inap
Pelyn pasien paliatif dg menginap dpt dilakukan di :
a. Rumah hospis
St Christopher  rumah hospis modern pertama di
Inggris yg memberikan pelyn perawatan multi disiplin
Pelayanannya meliputi : pengontrolan gejala/keluhan,
rehabilitasi, perawatan menjelang ajal, dukungan
rawat jalan, konseling klg, dukungan masa berduka
Tenaga yg melayani : dokter, perawat fisioterapi,
okupasiterapi, pekerja sosmed, roahaniawan,
Kemudian bbrp negara maju jg membuka hospis untuk
perawatan paliatif
Di rumah hospis menyediakan pelayanan day care
atau day hospis , dg tujuan :
a. Mempertahankan/meningkatkan kualitas hidup
b. Menyediakan pelyn holistik melalui tim
multidisiplin
c. Melakukan Rehabilitasi
d. Melanjutkan perawatan setelah dirawat di RS
e. Membantu pasien untuk melakukan aktifitas sesuai
kemampuan
b. Perawatan Paliatif di Rumah Sakit
 Di bbrp negara maju  masih sedikit rumah sakit
yg menyediakan ruang khusus perawatan paliatif
 di Indonesia RS yg memp.perawatan paliatif juga
masih sedikit  hanya RS dr Soetomo Surabaya yg
memp. Gedung palitaif
c. Nursing Home
Nursing Home konsepnya hampir sama dg hospis 
hanya di Nursing Home pelayanan lebih ke arah
nursing  jika klien mengalami masalah kritis 
biasanya dirujuk ke rumah sakit
Perbedaan perwt.paliatif &
perawatan hospis
Perawatan Paliatif Perawatan Hospis
Pasien yg diterima adalah pasien yg Pasien yg diterima adalah pasien yg
butuh rasa nyaman dari penyakitnya butuh rasa nyaman dari penyakitnay
atau kondissi yg dialami, tanpa melihat atau kondissi yg dialami, diamana
harapan hidup pasien harapan hidup pasien < 6 bln

Pasien dpt tetap melanjutnya Pasien hanya mendapatkan obat sesuai


pengobatannya baik bersifat aktif gejala , mis : nyeri, sesak. Obat aktif sdh
maupun kontrol dihentikan
Tdk ada batasan lama perawatan Masa perawatan maksimum 6 bln

Pelayanan hospis berbasis RS


Perawatan dpt dilakukan di RS,
Ruang perawatan. Puskesmas,
hospis dan panti
C. Prinsip Utama
Pelayanan Paliatif
Tujuan perawatan paliatif adalah mengurangi nyeri dan
mencegah penderitaan pasien dg peny. terminal
Prinsip perawatan paliatif adalah :
1. Perilaku Dalam Merawat
Perilaku caring, kepekaan, dan empati harus dimiliki
oleh semua orang yg memberikan pelyanaan paliatif.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah modal utama dlm memberikan
pelyan perawatan paliatif.
3. Perawatan
Intervensi kep. adalah hal penting dlm menyusun
proses kep.  krn intervensi yg kurang sesuai dpt
menimbulkan keluhan tambahan. Proses kep. hrs
disusun secara sistimatis & teliti dg memperhatikan
bahwa pasien adalah pribadi yg unik.
C. Bekerja secara Interprofesional
Pelyn perawatan paliatif dilakukan oleh tenaga
profesional dari berbagai disiplin ilmu dg
mengedepankan kolaborasi dlm tim
Pelyn yg diberikan adalah mengutakan kualitas hidup
pasien bukan kuantitas hidup pasien
Membangun tim kerja yg baik & berkualitas
membutuhkan seperangkat nilai sbg :
a. Humor
Humor  sering dihubungkan dg kondisi yg baik.
Humor di tempat kerja dpt meningkatkan kreatifitas,
produktifitas kerja, mengurangi sakit hati & stres,
menguatkan kebersamaan dlm tim.
b. Mudah berkomunikasi
Semua anggota tim hrs mudah untuk dilakukan
komunikasi untuk melakukan diskusi di saat kondisi
pasien memburuk
c. Memahami kebutuhan orang lain
Anggota tim hrs memp. Pandangan yg luas serta sikap terbuka.
Bersedia memahami kondisi anggota tim sesuai dengan
keahliannya masing-masing
d. Percaya diri dan saling percaya
Anggota hrs memp.keperacayaan diri sesuai dg disiplin ilmu yg
dimiliki dan saling menghargai & mempercayai kemampuan
anggota lain
e. Menikmati pekerjaan
Menikmati pekerjan akan menguatkan saat berada dlm kondisi
pekerjaan yg sulit. Menikmati pekerjaan  menimbulkan rasa
kepuasan apa yg sdh dilakukan
f. Kepedulian
Kepedulian sesama anggota tim merupakan
kebutuhan yg mendasar  untuk membangun tim yg
baik
D. Memahami Peran
Dalam Tim Paliatif
Kolaborasi secara interdisiplin  hrs dilakukan dg
tujuan memberikan penghargaan thd nilai yg dimiliki
oleh pasien & klg
Hambatan dlm implementasi kep. secara kolaboratif
yaitu :
a. Budaya kerja yg kurang kondusif, mis : hubungan
dokter – perawat yg terjalin secara hirarki otoritas
b. Isu kepemilikan pasien oleh anggota tim  meng-
klaim sbg pasiennya  shg tim lain jk melakukan
tindakan hrs seijin darinya
c. Meragukan kemampuan anggota tim lainnya
d. Model pelayanan  metode askep ( PN, Tim,
Fungsional)
Penyebab lain hambatan kerja tim :
a. Kurangnya dukungan & komitmen pimpinan
b. Komunikasi yg kurang baik
c. Kebingungan peran
Peran tim dlm perawatan paliatif
1. Peran Perawat
Askep yg diberikan oleh perawat secara komprehensif
kadang dianggap sdh diambil oleh anggota tim lain
 perawat hrs memp.rasa percaya diri.
Peran perawat dlm tim keperawatan paliatif :
a. Valuing  menghargai nilai & keyakinan seseorang
b. Connecting  kemampuan berinteraksi dg pasien &
klg
c. Empowering  memberdayakan kemampuan pasien
& klg
d. Doing do  mengajarkan pasien & klg untuk
mengatasi masalahnya sendiri, mis : jika terjadi nyeri
e. Finding meaning  mendorong pasien untuk
menemukan makna dlm kondisi sakitnya
f. Preserfing own integrity  mempertahankan
integritas diri, memp.keyakinkan mampu
menjalankan peran di dlm tim
2. Peran dokter
Mengatasi keluhan pasien yg bersifat kompleks 
membuat prognosis dan diagnosis. Dokter sbg
nahkoda dlm anggota tim, anggota tim membantu
sesuai dg ketrampilan & pengetahuan yg dimiliki oleh
masing2 anggota
3. Peran Pekerja sosial medik
Melakukan pengkajian & masukan thd masalah :
psikologis , emosional & sosial pasien & klg
Secara umum perannya adalah :
a. Mengajarkan koping psikologis pd pasien & klg
b. Melakukan deteksi dini thd adanya gejala
patopsikologi
c. Membantu meningkatkan keyakinan diri pd pasien
& klg
d. Menyediakan layanan pengontrolan keluhan secara
spesifik terutama masalah psikologis, emosional dan
sosial.
4. Peran Fisioterapis
Perannya bukan pd rehabilitasi tetapi meningkatkan
kemampuan fungsional pasien
5. Peran Apoteker
Apoteker berperan :
a. Penyediaan layanan obat2an ( penyediaan, penyimpanan,
mengatur obat2an yg akan diberikan)
b. Mengoptimalkan pemberian obat (informasi obat,
menrekomendasikan dosis obat, penetapan obat yg akan diganti )
c. Pendidikan & informasi ttg obat2an ( kpd tim, pasien & klg)
d. Keselamatan Psien
6. Peran Okupasi Terapi
Merancang alat bantu yg akan digunakan oleh pasien
sesuai dg kondisi pasien
7. Peran Dietician dan Nutrisionist
Menetapkan pola diet pasien
8. Peran Rohaniawan
Mengatasi masalah2 yg berkaiatan dg spiritualitas dan
religiusitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai