Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual atau potensial (NANDA, 1990). Diagnosa
keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi yang menjadi tanggung
gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan adalah bagaimana diagnosa
keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Melalui
identifikasi, dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang
membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping itu, dengan menentukan atau
menyelidiki etiologi masalah, akan dapat dijumpai faktor yang menjadi
kendala dan penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala, akan
memperkuat masalah yang ada. Dokumentasi keperawatan merupakan catatan
tentang penilaian klinis dari respons individu, keluarga, atau komunitas
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan baik aktual maupun
potensial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian diagnosa keperawatan ?
2. Jelaskan struktur taksonomi NANDA I ?
3. Sebutkan aksis dari taksonomi NANDA I ?
4. Apa saja komponen diagnosa keperawatan ?
5. Jelaskan apa itu deteksi cepat diagnosa keperawatan NANDA I ?
6. Jelaskan apa itu deteksi detail diagnosa keperawatan NANDA I ?

1
1.3 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga medis
khususnya dapat memahami dan mengaplikasikannya di dalam asuhan
keperawatan mengenai dokumentasi diagnosa keperawatan.yang dapat
mahasiswa mengerti terdiri dari :
1. Dapat mengetahui pengertian diagnosa keperawatan.
2. Dapat mengetahui struktur taksonomi NANDA I .
3. Dapat mengetahui aksis dari taksonomi NANDA I.
4. Dapat mengetahui komponen diagnosa keperawatan.
5. Dapat mengetahui cara deteksi cepat diagnosa keperawatan NANDA I.
6. Dapat mengetahui cara deteksi detail diagnosa keperawatan NANDA I.

1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar meminimalisir kesalahan dalam
tindakan praktik keperawatan yang di sebabkan oleh ketidak pahaman dalam
prosedur dokumentasi diagnosa keperawatan dalam keperawatan sehingga
berpengaruh besar terhadap kesehatan klien.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi diagnosa keperawatan.


Diagnosa keperwatan, langkah kedua dari proses keperawatan,
mengklarifikasikan masalah kesehatan dalam ruang lingkup keperawatan.
Proses diagnosa merupakan hasil analisa data dan identifikasi anda dari
respon klien terhadap masalah pelayanan kesehatan. Istilah diagnosa berarti
“untuk membedakan” atau “untuk mengetahui” diagnosa keperawatan adalah
keputusan klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap
masalah kesehatan aktual atau potensial atau proses kehidupan (Nanda
Internasional, 2007). pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi
dan kompenten untuk mengatasinya.
Menurut para ahli :
 shoemaker (1984).
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang
individu, keluarga atau komunitas yang di dapatkan melalui proses
pengumpulan data yang disengaja dan sistematis yang menjadi
tanggung gugat perawat. Hal ini ditunjukan secara singkat dan
mencakup etiologi kondisi bila di ketahui.
 Aspinall (1976)
Suatu proses kesimpulan klinis dari kesimpulan klinis dari
perubahan yang teramati dalam kondisi fisik atau fisiologi pasien.
Jika proses ini terjadi secara aktual dan rasional, maka proses
tersebut akan mengarah pada identifikasi tentang kemungkinan
penyebab simptomologi.
 Roy (1982)
Diagnosa keperwatan adalah fase singkat atau istilah yang
meringkas kelompok indikator penting (empiris) yang mewakili
pola keutuhuhan manusia

3
Masalah kolaborasi adalah komplikasi fisiologi aktual atau potensial
yang dipantau perawat untukmendeteksi onsert perubahan status klien
(Carpenito-Moyet 2005). Ketika masalah kolaborasi muncul perawat ikut
serta dalam kolaborasi dengan tenaga pelayanan kesehatan dari disiplin lain.
Perawat menangani masalah seperti perdarahan, infeksi dan aritmia jantung
menggunakan tindakan yang ditentukan dokter dan di tentukan perawat untuk
meminimalkan komplikasi. Sebagai contoh, klien dengan luka operasi
beresiko terkena infeksi, sehingga dokter meresepkan antibiotik. Sedangkan
perawat memonitor klien terhadap timbulnya deman dan tanda infeksi lainnya
serta melakukan tindakan luka yang benar.

2.2 Sejarah diagnosa keperawatan.


Diagnosis keperawatan diperkenalkan pertama kali dalam literatur
keperawatan pada tahun 1950 (McFarland dan McFarlane, 1989). Fry (1953)
mengajukan formulasi diagnosis keperawatan dan rencana asuhan
keperawatan individu untuk membuat keperawatan menjadi lebih kreatif.
Dibandingkan dengan praktik dependen sesuai anjuran dokter (misalnya
memasukkan obat dan cairan intravena), hal ini lebih menekankan pada
praktik independen perawat (misalnya edukasi klien dan peringanan gejala).
Awalnya, keperawatan profesional tidak mendukung diagnosis keperawatan.
Pada tahun 1955, Model Nurse Practice Act of ANA (1955) melarang terapi
diagnosis atau peresepan. Akibatnya, perawat ragu untuk menggunakan
diagnosis keperawatan dalam praktik. Namun, teori keperawatan
mendorong keperawatan definitif dalam hubungannya dengan masalah klien.
Teori sebelumnya, yang mendefinisikan tindakan keperawatan dalam
hubunganya dengan masalah berpusat pada klien, merupakan bagian dari
tanggung jawab terhadap ketertarikan dan penggunaan terakhir diagnosis
keperawatan dalam keperawatan terdahulu.
Pada tahun 1973 konferensi nasional pertama untuk klasifikasi
diagnosis keperawatan diselenggarakan untuk menentukan fungsi
keperawatan dan menentukan sistem klasifikasi.

4
Beberapa tahun kemudian, peserta konferensi ini membangun sebuah
taksonomi, yaitu sebuah sistem klasifikasi pilihan untuk diagnosis yang
memiliki kesamaan hubungan. Saat ini ada 13 ruang lingkup, 47 kelas, dan
188 diagnosis keperawatan dalam taksonomi tersebut. Sebagai contoh, dalam
ruang lingkup kenyamanan ada tiga kelas, yaitu : kenyamanan fisik,
kenyamanan lingkungan, dan kenyamanan sosial. Diagnosis keperawatan
nyeri akut termasuk dalam kelas kenyamanan fisik.
Pada tahun 1982 sebuah persatuan profesional, North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA) didirikan. Tujuan NANDA adalah
“untuk mengembangkan, memperhalus, dan mempromosikan taksonomi
terminologi diagnosis keperawatan untuk digunakan secara luas oleh perawat
profesional” (Kim, Mc Farland, dan McLean, 1984). Pada tahun 2003,
NANDA berubah nama menjadi NANDA International (NANDA-I) agar
lebih mencerminkan penggunaan diagnosis keperawatan internasional untuk
komunitas kesehatan secara global. Organisasi ini adalah pemimpin
klasifikasi diagnosis keperawatan dan didukung oleh ANA sebagai pihak
yang bertanggungjawab untuk melakukan hal itu.
Pertama kali ANA Standard of Nursing Practice (1973)
menggabungkan diagnosis keperawatan pada tahun 1971, dan tetap terdapat
dalam Nursing Scope and Standards of Practice (ANA, 2004). Scope of
Nursing Practice (1987) yang diterbitkan oleh ANA, menjelaskan
keperawatan sebagai diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia terhadap
kesehatan dan penyakit, membantu memperkuat definisi diagnosis
keperawatan.
Penelitian dalam bidang diagnosis keperawatan terus berkembang.
Akibatnya, NANDA-I terus berkembang dan menambahkan nama diagnosis
baru pada daftar NANDA-I. Penggunaan standar formal pernyataan diagnosis
keperawatan memilki beberapa tujuan sebagai berikut.
 Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa
yang sama dalam memahami kebutuhan klien bagi semua anggota
tim pelayanan kesehatan.

5
 Memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan apa yang
mereka lakukan sendiri, dengan profesi pelayanan kesehatan lain,
dan masyarakat.
 Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelenggara
pelayanan kesehatan lain.
 Membantu perawat berfokus pada bidang praktik keperawatan.
 Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan.

2.3 Tujuan dan sasaran diagnosa keperawatan.


Tujuan dan sasaran diagnosa keperawatan berbeda dari tujuan dan
sasarn diagnosa medis. Tujuan diagnosa keperawatan adalah untuk
mengarahkan rencana asuhan keperawatan untuk membantu klien dan
keluarganya beradaptasi terhadap penyakit mereka dan untuk menghilangkan
masalah perawat kesehatan. Tujuan diagnosa medis adalah untuk
mengidentifikasi dan untuk merancang rencana pengobatan untuk
penyembuhan penyakit atau proses patologis.
Sasaran diagnosa keperawatan adalah untuk mengmbangkan suatu
rencana asuhan yang bersifat individual sehingga klien dan keluarganya
mampuh mengatasi perubahan dan untuk menghadapi tantangan yang
diakibatkan dari maslah kesehtan. Sasaran dari diagnosa medis adalah untuk
meresepkan pengobatan. Sebagai contoh mahasiswa yang berusia 20 tahun
masuk rumah sakit dengan nyeri abdomen kuadran kanan bawah. Dokter
membuat diagnosa medis apendistis, dan klien menjalani apendoktomi
darurat untuk menghilangkan apendiks yang terinfeksi. Setalah apendoktomi
perawat mengembangkan beberapa diagnosa keperawatan, salah satunya
dalah hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri sekunder
akibat insisi abdomen. Asuhan keperawatan akan di arahkan pada penigkatan
mobilitas klien pada tahap preoperatif secara bertahap.

6
2.4 Komponen diagnosa keperawatan.
Diagnosis keperawatan berasal dari proses pengakajian dan diagnosis.
Melalui kalimat tersebut, diagnosis keperawatan berada dalam format dua
bagian : label diagnosis yang diikuti oleh pernyataan faktor terkait. Format
dua bagian tersebut memberikan makna diagnosis dan hubungannya dengan
klien tertentu. Sebagai tambahan, semua diagnosis yang disetujui NANDA-I
memiliki sebuah definisi. Faktor risiko adalah komponen dari diagnosis
keperawatan risiko.
Label Diagnosis. Merupakan nama diagnosis keperawatan yang
disetujui oleh NANDA International. Hal ini menggambarkan inti dari
respons klien terhadap kondisi kesehatan dalam kata-kata yang sedikit
mungkin.
Faktor Terkait. Faktor terkait adalah kondisi atau etiologi yang
ditemukan dari data pemeriksaan klien. Ini berhubungan dengan respons
potensial atau aktual klien terhadap masalah kesehatan dan dapat diubah
dengan menggunakan intervensi keperawatan.
Etiologi diagnosis keperawatan selalu berada dalam ruang lingkup
praktik keperawatan dan kondisi yang menetukan intervensi keperawatan.
Definisi. NANDA-I menyetujui definisi untuk setiap diagnosis sesuai
penggunaan dan pemeriksaan klinis. Definisi menggambarkan karakteristik
identitas respons manusia.
Faktor Risiko. Faktor risiko adalah elemen lingkungan, fisiologis,
psikologis, genetik, atau kimia yang meningkatkan kerentanan individu,
keluarga, atau komunitas terhadap kejadian yang tidak sehat (NANDA
International, 2007).
Pendukung Pernyataan Diagnosis. Data pengkajian keperawatan
diperlukan untuk mendukung label diagnosis dan faktor terkait yang
diperlukan untuk mendukung etiologi. Mengumpulkan data pengkajian yang
benar, berhubungan, dan lengkap akan membantu menentukan aktivitas
pemeriksaan yang menghasilkan jenis data tertentu.

7
Tiga komponen diagnosa keperawatan utama dengan merujuk pada
hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan
sign/symptom (tanda/ gejala).

 Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan


keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
 Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab
terjadinya problem (masalah).
 Sign/symptom (tanda/ gejala),

Cara Merumuskan Diagnosa Keperawatan.


Pendekatan dalam membuat diagnosa keperawatan dapat dilakukan
dengan cara :
1. Pola P+E+S (PES) yaitu : Problem = adalah ciri, tanda atau gejala
relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.maslah
Etiologi = penyebab
Symptom = tanda dan gejala
Contoh :
Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan penumpukan
sputum pada saluran nafas,ditandai dengan pergerakan dinding dada
yang tidak optimal.
2. Pola P+E (PE) yaitu : Problem : maslah
Etiologi : penyebab
Contoh :
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh,yang berhubungan
nafsu makan berkurang (anoreksia).

8
2.5 Macam-macam diagnosa keperawatan.
NANDA-I telah mengidentifikasi empat tipe diagnosis keperawatan, yaitu :
1. Diagnosis Keperawatan Aktual,
menggambarkan respons manusia terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupan yang terdapat dalam individu, keluarga, atau
komunitas. Karakteristik definisi (manifestasi, tanda, dan gejala)
yang dikelompokkan dalam pola petunjuk yang berhubungan atau
gangguan yang mendukung pengkajian diagnosis ini (NANDA
International, 2007). Pemilihan diagnosis aktual menunjukkan
bahwa data pemeriksaan yang ada sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis keperawatan. Dalam kasus Nn. Devine, Lisa menilai klien
menderita nyeri tulang belakang dengan angka keparahan antara 8-9
dari skala 1-10. Rasa nyeri meningkat saat pergerakan. Akibat rasa
nyeri tersebut, Nn. Devine tidak dapat tidur. Nyeri akut merupakan
diagnosis keperawatan aktual.
2. Diagnosis Keperawatan Risiko,
menggambarkan respons manusia terhadap kondisi
kesehatan/proses kehidupan yang mungkin menyebabkan individu,
keluarga, atau komunitas menjadi rentan (NANDA International,
2007). Sebagai contoh, setelah Nn. Devine menjalani laminektomi,
dia akan memiliki luka operasi. Lingkungan rumah sakit
menciptakan risiko infeksi nosokomial. Sehingga, setelah Nn.
Devine menjalani operasi, Lisa menegakkan diagnosis keperawatan
risiko infeksi. Pengkajian utama untuk tipe diagnosis ini adalah
adanya data yang menunjang faktor risiko (insisi dan lingungan
rumah sakit) yang mendukung kerentanan Nn. Devine. Data tersebut
termasuk faktor fisiologis, psikososial, keturunan, gaya hidup, dan
lingkungan yang meningkatkan kerentanan klien, atau
kecenderungan berkembang ke arah kondisi tersebut.

9
3. Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan
adalah penilaian klinis terhadap motivasi individu, keluarga,
atau komunitas serta keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan aktualisasi potensi kesehatan manusia sebagai ungkapan
kesiapan mereka untuk meningkatkan perilaku kesehatan tertentu,
seperti nutrisi dan olahraga. Diagnosis promosi kesehatan dapat
digunakan pada berbagai bidang kesehatan dan tidak membutuhkan
tingkat kesejahteraan tertentu (NANDA International, 2007).
Potensial peningkatan kenyamanan merupakan contoh diagnosis
promosi kesehatan.
4. Diagnosis Keperawatan Sejahtera,
menggambarkan respons manusia terhadap tingkat
kesejahteraan dalam individu, keluarga, atau komunitas yang
memiliki kesiapan untuk peningkatan (NANDA International, 2007).
Ini merupakan penilaian klinis tentang individu, keluarga, atau
komunitas daam transisi dari tingkat kesejahteraan tertentu ke
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Anda memilih tipe diagnosis
ini ketika klien berharap atau telah mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Sebagai contoh, potensial peningkatan adaptasi yang
terkait dengan keberhasilan pengobatan kanker adalah diagnosis
kesejahteraan, dan perawat beserta keluarga bekerja sama untuk
beradaptasi dengan stresor yang berhubungan dengan kelangsungan
hidup penderita kanker. Dalam pelaksanaannya, perawat
menggabungkan kekuatan klien dan sumber daya yang ada ke dalam
rencana perawatan, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat
adaptasi.

2.6 Perbedaan diagnosa keperawatan dan diagnosa medis.


Perbedaan diagnosa keperawatan dan diagnosa medis adalah diagnosa
keperawatan : pertama,berfokus pada respons klien terhadap penyakit atau
masalah kesehatan yang ada.

10
Kedua,berorientasi pada pemenuhan kebutuhan klien. Ketiga,dapat
berubah sesuai dengan perubahan respon klien. Keempat,diagnosa
keperawatan mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam melakukan
intervensi dan evalusi keperawatan. Dan kelima,diagnosa keperawatan
melengkapi diagnosa medis.
Sedangkan diagnosa medis: Pertama.berfokus pada factor-faktor yang
bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit. Kedua,berorientasi pada
keadaan patologis. Ketiga,cenderung tetap,mulai sakit hingga sembuh.
Keempat,mengarah pada tindakan medis yang sebagian dapat didelegasikan
pada perawat. Dan diagnosa medis melengkapi diagnosa keperawatan.

2.7 Sumber kesalahan diagnosa keperawatan.


Kesalahan dalam proses diagnosis keperawatan terjadi pada saat
pengumpulan data, pengelompokkan, interpretasi, dan pernyataan diagnosis.
Sebagai perawat, perlu menerapkan metode berpikir kritis pada proses
diagnosis keperawatan yang akurat.
1. Kesalahan dalam Pengumpulan Data
Untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan data, perlu
memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai semua teknik
pemeriksaan.
2. Kesalahan dalam Interpretasi dan Analisis Data
Setelah pengumpulan data, tinjau ulang data dasar Anda untuk
memutuskan apakah data tersebut akurat dan lengkap. Meninjau ulang
data bermanfaat untuk meyakinkan bahwa temuan fisik objektif yang
diukur mendukung data subjektif.
3. Kesalahan dalam Pengelompokan Data
Kesalahan dalam pengelompokan data terjadi saat data
dikelompokkan terlalu cepat, tidak benar, atau tidak dikelompokkan
sama sekali. Penutupan pengelompokkan yang terlalu cepat terjadi
saat Anda membuat diagnosis keperawatan sebelum mengelompokkan
semua data.

11
4. Kesalahan dalam Pernyataan Diagnosis
Pemilihan pernyataan diagnosis yang benar akan menghasilkan
pemiihan intervensi keperawatan dan hasil yang sesuai (Dochterman
dan Jones, 2003). Untuk mengurangi kesalahan, pernyataan diagnosis
harus menggunakan bahasa yang sesuai, ringkas, dan tepat. Berikut ini
adalah petunjuk tambahan untu mengurangi kesalahan dalam
pernyataan diagnosis :
a. Kenali respons klien, bukan diagnosis medis (Carpento-Moyet,
2005). Karena diagnosis medis membutuhkan tindakan medis,
maka tidak bijaksana untuk memasukkannya dalam diagnosis
keperawatan.
b. Kenali pernyataan diagnosis NANDA-I dibandingkan gejala. Kenali
diagnosis keperawatan dari kelompok karakteristik definisi; satu
gejala tidak cukup untuk identifikasi masalah.
c. Kenali etiologi yang dapat ditangani dibandingkan tanda klinis atau
masalah kronis. Anda dapat memilih tindakan yang diarahkan
menuju koreksi etiologi masalah. Pemeriksaan diagnostik atau
disfungsi kronis bukan merupakan etiologi atau kondisi yang dapat
diatasi dengan tindakan keperawatan.
d. Kenali masalah yang disebabkan oleh pengobatan atau pemeriksaan
diagnostik, daripada terapi atau pemeriksaan itu sendiri. Klien
mengalami banyak respons terhadap pemeriksaan diagnostik dan
terapi medis. Respons ini termasuk dalam bidang keperawatan.
e. Kenali respons klien terhadap peralatan dibandingkan peralatan itu
sendiri. Banyak klien yang tidak mengenali teknologi medis.
f. Kenali masalah klien dibandingkan masalah Anda dengan
pelayanan keperawatan. Diagnosis keperawatan selalu berpusat
pada klien dan menjadi dasar untu pelayanan yang diarahkan oleh
tujuan.

12
g. Kenali masalah klien dibandingkan tindakan keperawatan. Anda
akan merencanakan tindakan keperawatan setelah membuat
diagnosis.
h. Kenali masalah klien dibandingkan tujuan. Anda selalu menetapkan
tujuan selama tahap perencanaan pada proses keperawatan.
Berdasarkan identifikasi masalah klien yang akurat, tujuan akan
menjadi dasar untuk menentukan apakah penyelesaian masalah
telah tercapai.
i. Gunakan pertimbangan profesional dibandingkan dugaan. Buat
diagnosis keperawatan berdasarkan data objektif dan subjektif klie,
dan jangan sertakan kepercayaan dan nilai-nilai pribadi Anda.
j. Hindari pernyataan yang tidak sesuai hukum (Carpenito-Moyet,
2005). Pernyataan yang berisfat menyalahkan, mengabaikan, atau
malpraktik berpotensi menimbulkan tuntutan hukum.
k. Kenali masalah dan etiologi untuk menghindari pengulangan
pernyataan. Pernyataan seperti ini mengandung arti yang tidak jelas
dan tidak memberikan arahan untuk pelayanan keperawatan.
l. Kenali satu masalah saja pada pernyataan diagnostik. Setiap
masalah memiliki hasil harapan yang berbeda. Kebingungan
selama langkah perencanaan terjadi saat Anda memasukkan banyak
masalah dalam satu diagnosis keperawatan.

2.8 Keuntungan dan keterbatasan diagnosa keperawatan.


Keuntungan dari diagnosa keperwatan
Diagnosa keperawatan sangat menguntungkan baik bagi perawat
maupun klien. Diagnosa keperawatan memfasilitasi komunikasi diantara
perawat tentang tingkatan kesejahteraan klien dan membantu dalam
perencanaan pemulangan. Sestem pelayanan kesehatan sekarang ini
membutuhkan jumlah tenaga profesional yang lebih banyak. Kerena lebih
banyak orang yang akhirnya bertanggung jawab terhadap perawatan klien,
maka penting artinya bahwa profesional ini mampuh untuk secarajelas

13
menomunikasikan tentang maslah klien. Diagnosa keperawatan
memfasilitasi komunikasi dalam beberapa cara. Daftar awal diagnosa
keperawatan adalah suatu rujukan yang mudah di dapat untuk kebutuhan
perawatan kesehatan klien saat ini. Diagnosa keperawatan juga membantu
memproritaskan kebutuhan klien. Dengan perawat berkomunikasi dengan
profesional lain, penggunaan diagnosa keperawatan mendorong
komunikasi yang terorganisasi sesuai dengan tujuan dan prioritas klien.

Keterbatasan diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan mempunyai keterbatasan dan praktisi
pemula harus menyadari tentang keberadaannya. Karena evolisi kontinu
tentang istilah dan penggunaan diagnosa keperawatan, bahasa yang
digunakan kadang bertele-tele dan mengandung istilah selingkuh (jargon).
Hal ini mungkin membatasi penggunaan diagnosa keperawatan hanya pada
profesional keperawatan dan mengakibatkan kebingungan diantara
anggota tim perawatan kesehatan yang lain.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang individu,
keluarga atau komunitas yang di dapatkan melalui proses pengumpulan data
yang disengaja dan sistematis yang menjadi tanggung gugat perawat. Hal ini
ditunjukan secara singkat dan mencakup etiologi kondisi bila di ketahui.
Tujuan diagnosa keperawatan adalah untuk mengarahkan rencana
asuhan keperawatan untuk membantu klien dan keluarganya beradaptasi
terhadap penyakit mereka dan untuk menghilangkan masalah perawat
kesehatan.
Sasaran diagnosa keperawatan adalah untuk mengmbangkan suatu
rencana asuhan yang bersifat individual sehingga klien dan keluarganya
mampuh mengatasi perubahan dan untuk menghadapi tantangan yang
diakibatkan dari maslah kesehtan.
Tiga komponen utama dari diagnose keperawatan dengan merujuk
pada hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan
sign/symptom (tanda/ gejala).NANDA-I telah mengidentifikasi empat tipe
diagnosis keperawatan, yaitu :

 Diagnosis Keperawatan Aktual


 Diagnosis Keperawatan Risiko
 Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan
 Diagnosis Keperawatan Sejahtera

3.2 Saran.
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran dalam ilmu kesehatan
khususnya ilmu keperawatan penting sekali memahami pendokementasian
diagnosis keperawatan dalam asuhan keperawatan agar terciptanya proses
keperawatan yang baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: konsep,proses dan praktik edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran

EGS.Jakarta.

Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2008. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: konsep,proses dan praktik edisi 7. Penerbit Buku Kedokteran

EGS.Jakarta.

Gaffar Jumadi,1999,Pengantar Keperawatan Profesional,Jakarta : EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai