Anda di halaman 1dari 9

ASKEP PERIOPERATIF

A. Askep pre operatif


1. Pengkajian
 Identitas pasien
Biasanya meliputi : nama,umur,jenis kelamin,alamat,pendidikan,tanggl masuk
RS,tanggal pengkajian, No.MR,diagnosa medis,nama orang tua,umur orang
tua,pekerjaan,gama,alamat,dan lain-lain.
 Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang (RKS)
Biasanya klien cemas dan mengeluh ada nyeri dibagian yang akan di
operasi.
- Riwayat kesehatan dahulu (RKD)
Biasanya ditanyakan apakah klien ada riwayat operasi sebelumnya, apakah
klien ada mempunyai alergi sebelumnya, dan apakah klien ada
mengkonsumsi alkohol sebelumnya.
- Riwayat kesehatan keluarga (RKK)
Biasanya keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang sama atau
mempunyai riwayat operasi yang sama dengan klien.
 Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1. Kepala
Biasanya saat mengamati bentuk kepala warna rambut hitam, tidak
berbau,bersih, tidak kotor, tidak ada ketombe, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan pada kepala.
2. Rambut
Biasanya rambut serta kulit kepala klien bersih dan tidak rontok.
3. Mata (kiri/kanan)
Biasanya posisi mata simetris kiri dan kanan, terdapat lingkaran hitam
pada kelpoak mata karena kurang tidur akibat nyeri,respon cahaya baik.
4. Hidung
Biasanya tidak ada tanda-tanda radang, nafas cuping hidung.
5. Mulut
Biasanya bibir tidak kering, dan tidak pecah-pecah, lidah tidak kotor dan b
iasanya ada caries pada gigi.
6. Telinga
Biasanya tidak ditemukan adanya gangguan pendengaran.
7. Leher
Biasanya terlihat baik dan tanpa ada gangguan apapun tidak adanya pemb
engkakan kelenjer getah bening.
8. Dada/thorak
Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan, menggunakan otot bantu perna
pasan.
Palpasi : biasanya fremitus kiri/ kanan sama
Perkusi : biasanya terdengar bunyi sonor kiri dan kanan
Auskulturasi : biasanya bunyi napas normal yaitu vesikuler
9. Jantung
Inpeksi: Biasanya ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Biasanya ictus cordis teraba 2 jari.
Perkusi : Biasanya bunyi redup
Auskultasi : Biasanya irama jantung teratur.
10. Perut / Abdomen
Inspeksi : Biasanya tidak asites.
Auskultasi : Biasanya bising usu normal (normalnya 5-35 kali permenit).
Palpasi : biasanya tidak ada benjolan.
Perkusi : biasanya tidak ada kembung.
11. Genetalia Urinaria
Biasanya keadaan genetalia pasien bersih.
12. Lengan –lengan tungkai
Ekstremitas atas kiri dan kanan simetris, tidak ada keluhan .

 Psikososial spiritual
1. Kecemasan praoperatif
2. Perasaan
3. Kepercayaan spiritual
4. Pengetahuan, persepsi, dan pemahaman
2. Diagnosa keperawatan pra-operatif
a.   Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan yang
akan dilaksanakan dan hasil akhir pacaoperatif
b.   nyeri akut berhubungan dengan cidera fisik.

3. Intervensi keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 Ansietas b.d Outcome ; tingkat Pengurangan kecemasan
kecemasan Aktivitas-aktivitas:
kurang
Indikator :  Gunakan pendekatan yang
pengetahuan tenang
 Tidak dapat Dan meyakinkan
tentang beristirahat  Nyata kan dengan jelas
pembedahan yang  Berjalan mondar harapan terhadap perilaku
mandir klien
akan dilaksanakan
 Meremas- remas  Jelaskan semua prosedur
dan hasil akhir tangan termasuk sensasi yang akan
pascaoperatif.  Distres dirasakan yang mungkin
 Perasaan gelisah dialami klien selama
 Otot tegang prosedur (dilakukan)
 Wajah tegang  Pahami situasi krisis yang
 Iritabilitas terjadi dari prespektif klien
 Tidak bisa  B erikan informasi faktual
mengambil terkait diagnosis, perawatan
keputusan dan prognosis
 Mengelouarkan  Berada disisi klien untuk
rasa marah secara meningkatkan rasa aman
berlebihan dan mengurangi ketakutan
 Masalah perilaku  Dorongan keluarga untuk
 Kesulitan mendampingi klien dengan
berkonsentrasi cara yang tepat
 Kesulitan dalam  Berikan aktivitas penganti
belajar atau yang bertujuan untuk
memahami mengurangi tekanan
sesuatu  Kaji untuk tanda verbal
 Kesulitan dalam kecemasaan
penyelesaian
masalah
 Serangan panik
2 Nyeri akut Outcome : kontrol nyeri Managemen nyeri
Kriteria hasil Aktivitas-aktivitas :
 Mengenali kapan  Lalukan pengkajian nyeri
nyeri terjadi komprehensif yang meliputi
 Menggambarkan lokasi,karakteristik,onset/du
faktor penyebab rasi, kualitas,intensitas atau
 Menggunakan berat nyeri dan faktor
jurnal harian pencentus.
untuk memonitor  Gali pengetahuan dan
gejala dari waktu- kepercayaan pasien
kewaktu mengenai nyeri
 Menggunakan  Pertimbangkan pengaruh
tindakan budaya terhadap respon
pencegahan nyeri
 Menggunakn  Gali bersama pasien faktor
tindakan faktor yang dapat
pengurangan menerunkan atau
(nyeri)tanpa memperberat nyeri
analgesik  Bantu kelurga dalam
 Menggunakan mencari dan menyediakan
analgesik yang dukungan
direkomendasikan  Ajarkan prinsip prinsip
 Melaporkan manajemen nyeri
 perubahan  Pertimbangan tipe dan
terhadap gejala sumber nyeri ketika
dan nyeri pada memilih srategi penurunan
profesional nyeri
kesehatan  Dorong pasien untuk
 Melaporkan gejala memonitor nyeri dan
yang tidak menangani nyeri dengan
terkontrol tepat
Kalaborasi dengan pasien,
orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya dengan
memilih dan
meinplementasikan tindakan
penurunana nyeri non farma
kologi,sesuai kebutuhan
 Pertimbangkan sumber dan tipe
nyeri ketika memilih teknik
penuruanan nyeri
 Ajarkan teknik non
farmakologi seperti (TENS,
hypnosis, relaksasi)
 Ajarkan metode farmakologi
untuk meringankan nyeri
 Gunakan tindakan pengontrol
nyeri sebelumnyeri bertambah
B. Askep intra operatif
1. Pengkajian
a. Identifikasi pasien
b. Validasi data yang dibutuhkan dengan pasien.
c. Telaah catatan pasien terhadap adanya:
- Informed yang benar dengan tanda tangan pasien.
- Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
- Hasil pemeriksaan diagnostik.
- Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
- Checklist pra-operatif
d. Lengkapi pengkajian keperawatan praoperaktif segera:
- Status fisiologi (mis: tingkat sehat sakit, tingkat kesadaran).
- Status pskososial (mis: ekspresi kekhawatiran, tingkat asietas, masalah
kemunikasi verbal, mekanisme koping).
- Status fisik (mis: tempat operasi, kondisi kulit dan efektifitas persiapan,
pencukuran, atau obat penghilang rambut, sendi tidak bergerak).
2. Diagnosa keperawatan
- Resiko infeksi b.d prosedur invasif (luka incisi)
- Gangguan rasa nyaman b.d berhubungan penenangan proses pembedahan
3. Intervensi
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Resiko Keparahan infeksi Kontrol infeksi
Indikator: Aktivitas-aktivitas:
insfeksi
 Kemerahan  Bersihkan
 Vesikel uyang tidak lingkungan
mengeras permukaannya dengan baik
 Cairan (luka yang berabau  Ganti peralatan
busuk) pearwatan
 Ketidastabilan suhu pasien sesuai
 Jaringan lunak protokol
 demam institusi
 Batasi jumlah
pengunjung
 Anjurkan pasein
teknik mencuci
tangan yang
benar
 Anjurkan
pengunjung
mencuci tangan
pada saat
memasuki dan
meninggalkan
ruangan pasien
 Cuci tangan
sebelum dan
sesudah
perawatan
pasien
2 Gangguan Outcome : status kenyaman Teknik menenangan
Indikator : Aktivitas-aktivitas:
rasa nyaman
 Kesejahteraan fisik  Pertahankan
 Kontrol terhadap gejala sikap yang
 Kesejahteraan psikologis tenang dan hati-
 Lingkungan fisik hati
 Suhu ruangan  Pertahankan
 Dukungan sosial dan kontak mata
keluarga  Kurangi stimuli
 Dukungan sosial dari yang
teman-teman menciptakan
 Hubungan sosial perasaan takut
 Perawatan sesuai dengan maupun cemas
keyakinan budaya  Berada disisi
klien
 Berikan waktu
dan tempat
untuk
menyendiri jika
di perlukan
 Duduk dan
bicara dengan
klien
 Usap dahi klien
jika diperlukan
 Tawaran cairan
hangat atau susu
hangat
 Tawaran usapan
pada punggung
jika di perlukan
 Tawaran mandi
air hangat
 Berikan obat
anti kecemasaan
jika diperlukan

C. Askep post operatif


1. Pengkajian
Pengkajian segera pasien bedah saat kembali ke unit RR terdiri atas :
1. Respirasi : kecepatan jalan napas, kedalaman, frekurnsi, dan karakter
pernapasan, sifat dan bunyi napas.
2. Sirukasi : tanda tanda vital termasuk tekanan darah dan kondisi kulit.
3. Tingkat kesadaran : respon secara verbal terhadap pertanyaan atau
terorintasi terhadap tempat terbangun ketika terpanggil namanya.
4. Drainase : adanya drainase, keharusan untuk menghubungkan selang ke
sistem drainase yang spesifik adanya dan kondisi balutan.
5. Kenyamanan : tipe nyeri dan lokasi, mual atau muntah, perubahan posisi
yang dibutuhkan.
6. Psikologi : sifat dari pernyataan pasien, kebutuhan akan istirahat dan tidur
dan gangguan oleh kebisingan, penggunjung, ketersediaan bel pemanggil
atau lampu pemanggil
7. Keselamatan : kebutuhan akan pagar tempat tidur, dfrainase delang tidak
tersumbat, cairan IV terinfus dengan tepat dan letak IV terbebat dengan
baik.
8. Peralatan : diperiksa untuk fungsi yang baik.

2. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Nyeri akut
3. Resiko tinggi infeksi

3. Intervensi
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Pola nafas tidak Status pernafasan Manajemen jalan nafas
efektif  Tekanan parsial  Posisikan pasien untuk
oksigen didaerah arteri memaksimalkan ventilasi
 Tekanan parsial  Identifikasi bantuan aktual/
karbondioksida potensial pasien
didaerah arteri  Lakukan fisioterapi dada
 Saturasi oksigen sebagaimana mestinya
 Keseimbangan  Buang secret dengan
ventilasi dan perfusi memotivasi pasien untuk
mengeluarkan lendir
 Motivasi asien untuk nafas
dalam, dan batuk
 Instruksikan bagaimana
agar bisa melakukan batuk
efektif
 Auskultasi suara nafas,
catat area ventilasi atau
adanya suara tambahan
 Lakukan penyedotan
melalui endotrakea
 Kelola pemberian
bronkodilator
 Kelola udara atau oksigen
yang dilembabkan
 Monitor pernafasan dan
oksigenasi
2.` Nyeri akut Outcome : kontrol nyeri Managemen nyeri
Kriteria hasil Aktivitas-aktivitas :
 Mengenali kapan  Lalukan pengkajian
nyeri terjadi nyeri komprehensif
 Menggambarkan yang meliputi
faktor penyebab lokasi,karakteristik,onse
 Menggunakan t/durasi,
jurnal harian untuk kualitas,intensitas atau
memonitor gejala berat nyeri dan faktor
dari waktu- pencentus.
kewaktu  Gali pengetahuan dan
 Menggunakan kepercayaan pasien
tindakan mengenai nyeri
pencegahan  Pertimbangkan
 Menggunakn pengaruh budaya
tindakan terhadap respon nyeri
pengurangan tanpa  Gali bersama pasien
analgesik faktor faktor yang dapat
 Menggunakan menerunkan atau
analgesik yang memperberat nyeri
direkomendasikan  Bantu kelurga dalam
 Melaporkan mencari dan
perubahan terhadap menyediakan dukungan
gejala dan nyeri  Ajarkan prinsip prinsip
pada profesional manajemen nyeri
kesehatan  Pertimbangan tipe dan
Melaporkan gejala sumber nyeri ketika
yang tidak memilih srategi
terkontrol penurunan nyeri
 Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyeri dengan
tepat
Kalaborasi dengan
pasien, orang terdekat
dan tim kesehatan
lainnya dengan memilih
dan meinplementasikan
tindakan penurunana
nyeri non farma
kologi,sesuai kebutuhan
 Pertimbangkan sumber dan
tipe nyeri ketika memilih
teknik penuruanan nyeri
 Ajarkan teknik non
farmakologi seperti (TENS,
hypnosis, relaksasi)
 Ajarkan metode
farmakologi untuk
meringankan nyeri
 Gunakan tindakan
pengontrol nyeri
sebelumnyeri bertambah

3 Resiko insfeksi Keparahan infeksi Kontrol infeksi


Indikator Aktivitas-aktivitas
 Kemerahan  Bersihkan lingkungan
 Vesikel uyang tidak dengan baik
mengeras  Ganti peralatan
permukaannya pearwatan pasien sesuai
 Cairan (luka yang protokol institusi
berabau busuk)  Batasi jumlah
 Ketidastabilan suhu pengunjung
 Jaringan lunak  Anjurkan pasein teknik
demam mencuci tangan yang
benar
 Anjurkan pengunjung
mencuci tangan pada
saat memasuki dan
meninggalkan ruangan
pasien
 Cuci tangan sebelum
dan sesudah perawatan
pasien

Anda mungkin juga menyukai