Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN KELUARGA

“ SAP Penyakit Keluarga Apendisitis”

Dosen Pembimbing :
Ns. Ervan, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.J

DISUSUN OLEH:
MITHA NATALIA
Kelas 3B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
(SAP)
Apendisitis pada Anak
Di RSUD M.DJAMIL PADANG

Pokok Bahasan : Apendisitis (Usus Buntu)


Sasaran : Keluarga klien di Ruang Mawar RSUD M.Djamil
Hari / Tanggal : Senin,17 April 2017
Waktu : 10.00 WIB s/d 10:30 WIB
Tempat : RSUD M.Djamil Padang

A. Latar belakang
Appendiks merupakan suatu bagian seperti kantong yang non fungsional
dan terletak di bagian inferior seikum (smeltzer, 2002). Berdasarkan data
WHO tahun 2005 didapatkan bahwa jumlah penderita apendiksitis berjumlah
sekitar 50 %. Adapun jumlah penderita penyakit apendiksitis pada tahun 2009
di Indonesia berjumlah sekitar 27% dari jumlah penduduk Indonesia.
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing (appendiks). Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila
infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan
saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar
atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan.
Tindakan pengobatan terhadap appendiks dapat dilakukan dengan cara
operasi (pembedahan ). Pada operasi appendiks dikeluarkan dengan cara
appendiktomy yang merupakan suatu tindakan pembedahan membuang
appendiks ( Puruhito ; 2009).
Adapun permasalahan yang mungkin timbul setelah dilakukan tindakan
pembedahan antara lain : nyeri, keterbatasan aktivitas, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, kecemasan potensial terjadinya infeksi
(Ingnatavicus; 2010).Dengan demikian peranan perawat dalam mengatasi dan
menanggulangi hal tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan terutama
perawatan yang mencakup empat aspek diantaranya : promotif yaitu
memberikan penyuluhan tentang menjaga kesehatan dirinya dan menjaga
kebersihan diri serta lingkungannya.
B. Tujuan
 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Hasil dari proses penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat
menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit apendisitis sehingga dapat
menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.
 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat :
1. Mengetahui pengertian dari penyakit apendisitis.
2. Mengetahui klasifikasi dari penyakit apendisitis.
3. Mengetahui penyebab dari penyakit apendisitis.
4. Mengetahui tanda dan gejala – gejala dari penyakit apendisitis.
5. Mengetahui cara pencegahan secara sekunder,primer dan tersier dari
penyakit apendisitis.
6. Mengetahui cara pengobatan dari penyakit apendisitis.

C. Manfaat
a. Bagi Klien dan Keluarga
Mengetahui cara mencegah dan mengobati penyakit apendisitis.

D. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Penyakit apendisitis
2. Sub Pokok Bahasan
1. Menjelaskan Pengertian dari Penyakit apendisitis.
2. Mengetahui klasifikasi dari penyakit apendisitis.
3. Menjelaskan Penyebab dari Penyakit apendisitis.
4. Menjelaskan Tanda dan gejala dari Penyakit apendisitis.
5. Menjelaskan cara pencegahan sekunder,primer dan tersier dari
Penyakit apendisitis.
6. Menjelaskan Cara pengobatan dari Penyakit apendisitis.
3. Sasaran dan target
a. Klien dan keluarga

4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

5. Media dan alat


a. Media
1) LCD
2) Leaflet
b. Alat
1) Laptop
2) LCD
3) Sound System
4) Meja

6. Waktu dan tempat


Hari / Tanggal : Senin,17 April 2017
Jam : 10.00 wib – 10:30 wib
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Di RSUD M.Djamil
Tempat :
Padang

E. Materi
1. Pengertian dari Penyakit apendisitis.
2. klasifikasi dari penyakit apendisitis.
3. Penyebab dari Penyakit apendisitis.
4. Tanda dan gejala dari Penyakit apendisitis.
5. Cara pencegahan sekunder,primer dan tersier dari Penyakit apendisitis.
6. Cara pengobatan dari Penyakit apendisitis.
F. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : ...................................
2. Moderator : ...................................
3. Presenter : ...................................
4. Fasilitator : ...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
5. Observer : ...................................

G. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri,anggota kelompok, dan pembimbing
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan
c. Membuka dan menutup kegiatan
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan
e. Mengarahkan jalannya kegiatan
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat
g. Menyimpulkan kegiatan

2. Tugas presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan kepada
audience
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan
balik
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan
b. Memfasilitasi dalam kegiatan
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan

4. Tugas Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan

H. Pengaturan Tempat

Keterangan
: Penanggung jawab

: Moderator

: Presenter

: Klien / Peserta

: Fasilitator

: Observer

: Media / Model
I. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu

 Mengucapkan salam  Menjawab salam


 Memperkenalkan diri,  Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing  Mendengarkan

Pendahuluan  Menjelaskan topik  Menyetujui kontrak

( 5 menit ) penyuluhan waktu


 Membuat kontrak waktu  Mendengarkan dan
dan bahasa memperhatikan
 Menjelaskan tujuan
kegiatan

Pelaksanaan
( 20 menit )  Menggali pengetahuan  Mengemukakan
audiens tentang pengertian pendapat
Penyakit apendisitis.  Mendengarkan dan
 Memberi reinforcemen memperhatikan
positif pada audiens atas  Mendengarkan dan
pendapat audiens memperhatikan
 Menjelaskan materi  Mengemukakan
tentang Pengertian pendapat
Penyakit apendisitis  Mendengarkan dan
 Menggali pengetahuan memperhatikan
audiens tentang klasifikasi  Mendengarkan dan
Penyakit apendisitis. memperhatikan
 Memberi reinforcemen  Mengemukakan
positif pada audiens atas pendapat
pendapat audiens  Mendengarkan dan
 Menjelaskan materi memperhatikan
tentang klasifikasi  Mendengarkan dan
Penyakit apendisitis memperhatikan
 Menggali pengetahuan
audiens tentang penyebab
Penyakit apendisitis.
 Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas
pendapat audiens
 Menjelaskan materi
penyuluhan tentang :
penyebab Penyakit
apendisitis.
 Menggali pengetahuan
audiens tentang tanda dan
gejala Penyakit apendisitis
 Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas
pendapat audiens
 Menjelaskan materi
penyuluhan tentang :
Tanda dan gejala penyakit
apendisitis.
 Menggali pengetahuan
audiens tentang cara
pencegahan Penyakit
apendisitis
 Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas
pendapat audiens
 Menjelaskan materi
penyuluhan tentang : Cara
pencegahan penyakit
apendisitis.
 Menggali pengetahuan
audiens tentang cara
pengobatan Penyakit
apendisitis
 Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas
pendapat audiens
 Menjelaskan materi
penyuluhan tentang : Cara
pengobatan penyakit
apendisitis

 Memberikan kesempatan  Memberikan


pada audien untuk pertanyaan
bertanya  Mendengarkan dan
 Memberi reinforcement memperhatikan
pada audiens atas  Mengemukakan
pertanyaan audiens pendapat
 Memberikan kesemspatan  Mendengarkan dan
audiens lain untuk memperhatikan
Penutup memberi pendapat  Mendengarkan dan
( 5 menit )  Melengkapi atau memperhatikan serta
memberikan penjelasan ikut menyimpulkan
atas pertanyaan audiens  Menjawab salam
 Mengevaluasi dan
menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
 Salam penutup

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan
b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan

2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu sesuai dengan yang direncana
c. Selama proses berlangsung diharapkan audiens dapat mengikuti
seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audiens berperan aktif

3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian
kebahagiaan dengan bahasa sendiri
b. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan manfaat
kebahagian bagi kesehatan
c. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan cara
mendapatkan kebahagiaan.
LAMPIRAN MATERI
Penyakit Jantung Bawaan

1. Pengertian Penyakit Apendisitis


Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi
bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus
yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum
(cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut
kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak
mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim,
Apendisitis, 2010)

2. Klasfikasi apendisitis
1. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu
setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu
sudah bertumpuk nanah.
2. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah
sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu
appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

3. Penyebab apendisitis
A. Faktor sumbatan
Faktor obstruksi merupakan faktor terpenting terjadinya apendisitis (90%)
yang diikuti oleh infeksi. Sekitar 60% obstruksi disebabkan oleh hyperplasia
jaringan lymphoid sub mukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena benda
asing dan sebab lainnya 1% diantaranya sumbatan oleh parasit dan cacing.
Obsrtruksi yang disebabkan oleh fekalith dapat ditemui pada bermacam-
macam apendisitis akut diantaranya ; fekalith ditemukan 40% pada kasus
apendisitis kasus sederhana, 65% pada kasus apendisitis akut ganggrenosa
tanpa ruptur dan 90% pada kasus apendisitis akut dengan rupture.
B. Faktor Bakteri
Infeksi enterogen merupakan faktor pathogenesis primer pada apendisitis
akut. Adanya fekolith dalam lumen apendiks yang telah terinfeksi
memperburuk dan memperberat infeksi, karena terjadi peningkatan stagnasi
feses dalam lumen apendiks, pada kultur didapatkan terbanyak ditemukan
adalah kombinasi antara Bacteriodes fragililis dan E.coli, lalu Splanchicus,
lacto-bacilus, Pseudomonas, Bacteriodes splanicus. Sedangkan kuman yang
menyebabkan perforasi adalah kuman anaerob sebesar 96% dan aerob<10%.

C. Kecenderungan familiar
Hal ini dihubungkan dengan terdapatnya malformasi yang herediter dari
organ, apendiks yang terlalu panjang, vaskularisasi yang tidak baik dan
letaknya yang mudah terjadi apendisitis. Hal ini juga dihubungkan dengan
kebiasaan makanan dalam keluarga terutama dengan diet rendah serat dapat
memudahkan terjadinya fekolith dan mengakibatkan obstruksi lumen.

D. Faktor ras dan diet


Faktor ras berhubungan dengan kebiasaan dan pola makanan sehari-hari.
Bangsa kulit putih yang dulunya pola makan rendah serat mempunyai resiko
lebih tinggi dari Negara yang pola makannya banyak serat. Namun saat
sekarang, kejadiannya terbalik. Bangsa kulit putih telah merubah pola makan
mereka ke pola makan tinggi serat. Justru Negara berkembang yang dulunya
memiliki tinggi serat kini beralih ke pola makan rendah serat, memiliki resiko
apendisitis yang lebih tinggi.

E. Faktor infeksi saluran pernapasan


Setelah mendapat penyakit saluran pernapasan akut terutama epidemi
influenza dan pneumonitis, jumlah kasus apendisitis ini meningkat. Namun,
hati-hati karena penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menimbulkan
seperti gejala permulaan apendisitis.
4. Tanda dan gejala apendisitis
 Anoreksia biasanya tanda pertama
 Lekositosis
 Rasa nyeri yang dimulai dari bagian tengah perut dan berpindah kebagian
bawah sebelah kanan perut, dengan perut kaku seperti papan.
 Nafsu makan hilang, sehingga badan terasa lemah.
 Rasa nyeri semakin meningkat dan terasa ada tekanan pada bagian kanan
bawah saat berjalan.
 Sembelit sehingga penderita memerlukan obat pencahar.
 Bagian kiri bawah perut terlalu lunak untuk disentuh, diperkirakan bagian
perut mengalami peradangan
 Demam, suhu badan akan meninggi, dan akan merasa mual sampai
menusuk. Rasa mual di sebabkan rangsangan usus buntu yang meradang
pada selaput lendir perut (peritoneum).

5. Pencegahan primer ,sekunder, dan tersier dari Penyakit apendisitis


a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer bertujuan untuk menghilangkan faktor risiko
terhadap kejadian appendicitis. Upaya pencegahan primer dilakukan secara
menyeluruh kepada masyarakat.
Upaya yang dilakukan antara lain:
a. Diet tinggi serat
b. Defekasi yang teratur

b) Pencegahan sekunder
Pada pencegahan sekunder lalukan pemeriksaan fisik.
a. Inspeksi pada appendicitis akut tidak ditemukan gambaran yang
spesifik dan terlihat distensi perut.
b. Palpasi pada daerah perut kanan bawah, apabila ditekan akan terasa
nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri.
c. Pemeriksaan rektum, pemeriksaan ini dilakukan pada appendicitis
untuk menentukan letak appendiks apabila letaknya sulit diketahui.
d. Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator, pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui letak appendiks yang meradang.

c) Pencegahan tersier
Tujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya
komplikasi yang lebih berat seperti komplikasi intra-abdomen. Komplikasi
utama adalah infeksi luka dan abses intraperitonium. Bila diperkirakan terjadi
perforasi maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis atau antibiotik. Pasca
appendektomi diperlukan perawatan intensif dan pemberian antibiotik dengan
lama terapi disesuaikan dengan besar infeksi intra-abdomen

6. Cara pengobatan Apendisitis


Untuk tingkat penyakit usus buntu yang tidak terlalu parah masih bisa di laklukan
beberapa cara berikut :
 Pijat kaki
 Minur air putih hangat
 Oleskan minyak goreng bersih pada kaki
 Lakukan senam perut
 Tidur dengan posisi kaki lebih tinggi
 Dalam pengobatan usus buntu bisa dengana melakukan operasi
pengangkatan usus buntu atau yang lebih dikenal dengan istilah
apendektomi. Menjalani operasi akan jauh lebih aman dibandingkan
menunggu adanya masalah lain seperti adanya peradangan usus buntu
karena resiko usus buntu pecah akan menjadi semakin bertambah. Usus
buntu merupakan salah satu organ yang tidak memiliki fungsi terlalu
penting dalam tubuh manusia, serta pengangkatannya pun tidak akan
menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.
 Obat tradisional
1. Sambiloto
2. Temulawak
3. Mengkudu dan madu

Anda mungkin juga menyukai