Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

APENDISITIS DAN KANKER KOLEKRETAL

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

1. Tari Rahmadiya (181131001)


2. Afifi Dafa Kusumah (1811311005)
3. Azuhri Takwim (1811312001)
4. Natasya (1811313019)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
SAP PERAWATAN PENYAKIT APENDISITIS DAN KANKER KOLKERETAL

Pokok Bahasan :PERAWATAN PENYAKIT APENDISITIS DAN KANKER


KOLEKRETAL DI RUANG IRNA BEDAH PRIA
Sasaran : Pasien, Keluarga Pasien, dan Pengunjung
Tempat : Gedung I, ruang 1.1. Universitas Andalas
Hari/Tanggal : Jum’at, 28 Februari 2020
Waktu : Pukul 9.20 – 9.50 (30 menit)
Penyuluh : 1. Tari Rahmadiya
2. Afif Dafa Kusumah
3. Azuhri Takwim
4. Natasya
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Universitas Andalas

I. Latar Belakang
Apendiks adalah umbai kecil menyerupai jari yang menempel pada sekum
tepat di bawah katup ileosekal. Karena pengosongan isi apendiks ke dalam kolon
tidak efektif dan ukuran lumennya kecil, apendiks mudah tersumbat dan rentan
terinfeksi (apendisitis). Apendiks yang tersumbat akan meradang dan edema dan pada
akhirnya dipenuhi nanah (pus). Apendisitis adalah penyebab utama inflamasi akut di
kuadran kanan bawah abdomen dan penyebab tersering pembedahan abdomen
darurat. Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun
terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi
yang terjadi pada lumen apendiks yang biasanya disebabkan karena adanya timbunan
tinja yang keras (fekalit), hiperplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda
asing dalam tubuh, tumor primer pada dinding apendiks dan striktur. Komplikasi
apendektomi adalah (1). Komplikasi utama adalah perforasi apendiks yang dapat
menyebabkan peritonitis, pembentukan abses (tertampungnya materi purulen), atau
flebitis portal. (2). Perforasi biasanya terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala yang
muncul antara lain demam 37,7°C atau lebih, tampilan toksik, dan nyeri tekan atau
nyeri abdomen yang terus-menerus. (Brunner & Suddarth, 2013).

Kanker kolorektal merupakan suatu tumor malignant yang muncul pada


jaringan ephitelial daro colon/rectum. Tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang
berkembang dari polip adenoma. (Wijaya dan Putri, 2013). Beberapa factor yang
mempengaruhi kejadian kanker kolorektal adalah Usia, polip, riwayat kanker, faktor
keturunan/genetik, penyakit kolitis, kebiasaan merokok, kebiasaan makan, kurang
aktivitas fisik, dll.
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, sasaran diharapkan
mampu memahami apendisitis dan cara menghindarinya.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit sasaran mampu:
1. Menjelaskan persiapan pulang pasien apendisitis dengan baik
2. Menjelaskan Pola makan dan diet pasien apendisitis
3. Menjelaskan Perawatan pasien apendisitis di rumah
4. Menjelaskan Persiapan Pulang pasien kanker kolekretal
5. Menjelaskan Pola makan dan diet pasien kanker kolekretal dengan baik
6. Menjelaskan Perawatan pasien kanker kolekretal di rumah

III. Sub Pokok Bahasan


1. Persiapan Pulang pasien apendisitis dengan baik
2. Pola makan dan diet pasien apendisitis
3. Perawatan pasien apendisitis di rumah
4. Persiapan Pulang pasien kanker kolekretal
5. Pola makan dan diet pasien kanker kolekretal dengan baik
6. Perawatan pasien kanker kolekretal di rumah

IV. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik Penyuluhan
Apendisitis Dan kanker Kolekretal

2. Sasaran
Keluarga pasien yang dirawat di ruang IRNA Bedah Pria RSUP M. Djamil Padang

3. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya Jawab
4. Media dan Peralatan
a. Infocus
b. Laptop
c. Leaflet
5. Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan di Ruang IRNA Bedah Pria RSUP M. Djamil Padang
6. Waktu
a. Hari/Tanggal : Jum’at, 28 Februari 2020
b. Jam : 9.20 – 9.50 WIB
7. Setting Tempat dan Penyuluhan

Sasaran

Keterangan :

: Moderator

: Penyaji

: Media

: Pengamat

: Pasien dan Keluarga

: Fasilitator

V. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media


Pembuka 5 Menit  Pembukaan dengan  Mendengarkan Ceramah
an salam  Memperhatika
 Memperkenalkan n
diri  Menjawab
 Menjelaskan pertanyaan
maksud dan tujuan
penyuluhan
 Kontrak waktu
 Menggali
pengetahuan peserta
sebelum dilakukan
penyuluhan

Penyajia 15  Menjelaskan  Mendengarkan Ceramah Leaflet


n menit tentang  Memberikan Tanya
1. Persiapan jawab
tanggapan dan
pasien pertanyaan
apendisitis mengenai hal
pulang yang kurang
dengan baik dimengerti
2. Diet dan
pola makan
pasien
apendisitis
3. Perawatan
pasien
apendisitis
di rumah
4. Persiapan
pasien
kanker
kolekretal
pulang
dengan baik
5. Diet dan
pola makan
pasien
kanker
kolekretal
6. Perawatan
pasien
kanker
kolekretal di
rumah
 Memberi
kesempatan untuk
bertanya/diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 10  Menggali  Menjawab Ceramah Leaflet
menit pengetahuan peserta pertanyaan , tanya
setelah dilakukan  Memberikan jawab
penyuluhan tanggapan
 Menyimpulkan balik
hasil kegiatan
penyuluhan
 Menutup dengan
salam

VI. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre Planning telah disetujui
d. 75% audien menghadiri penyuluhan

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. 75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan

3. Evaluasi Hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien mengerti dan memahami materi
penyuluhan.
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
1. Apendisitis
a. Persiapan Pasien Pulang dengan Baik
Evaluasi hasil akhir yang diharapkan untuk pasien :
1) Mengonsumsi diet sehat dan mempertahankan keseimbangan cairan.
2) Mengalami penurunan ansietas.
3) Mempertahankan insisi, stoma, dan luka tetap bersih.
4) Mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mengenai diri sendiri.
5) Pulih tanpa mengalami komplikasi.

b. Diet Pasien Op Apendisitis

Menurut penelitian dari John Hopkins Medicine Center, radang usus buntu
membutuhkan penanganan operasi darurat yang tidak memerlukan banyak waktu.
Namun, ada beberapa pantangan makanan sehabis operasi usus buntu, guna
menghindari dan membatasi nyeri perut, dan memudahkan pencernaan bagi organ
tubuh yang baru dilakukan pembedahan.

Berikut daftar pantangan makanan setelah operasi usus buntu.

1) Makanan yang mengandung gas dan lemak tinggi

Sangat tidak disarankan, selama masa pemulihan awal, sekitar 7-10


hari pertama, pasien makan makanan berlemak. Makanan berlemak dapat
menimbulkan lemak yang tersisa pada bagian usus yang diangkat.

Makanan-makanan berlemak juga akan menyebabkan diare di sela-sela


pemulihan operasi. Contohnya seperti gorengan, susu, dan es krim. Nah,
sedangkan makanan yang menggandung gas tinggi seperti kacang, brokoli
dan letuce, bisa menyebabkan perut kembung serta tidak nyaman.

2) Makanan Padat

Makanan yang memiliki tekstur padat membutuhkan waktu yang lebih


lama untuk dicerna. Apa saja contoh makanan padat yang sementara harus
dihindari? Buah-buahan berdaging padat, sayuran, daging, masakan
berbahan dasar unggas atau ikan, telur, kacang-kacangan, roti, bahkan nasi
putih, pokoknya makanan yang butuh usaha untuk dikunyah.

3) Makanan yang tinggi kandungan gula

Makanan seperti, jelly, permen, kue-kue kering, memiliki kandungan


gula tinggi. Kandungan gula tinggi, membuat tinja jadi lebih cepat keluar
dari pencernaan, di mana itu tidak baik bagi usus yang dalam masa
penyembuhan. Kebanyakan gula juga bisa menimbulkan diare pasca
operasi usus buntu.

4) Minuman atau makanan beralkohol

Makanan atau minuman yang memiliki kandungan alkohol, jelas


ditentang untuk dikonsumsi pasien pasca operasi usus buntu. Mengapa
demikian? Pertama, jelas alkohol bukan asupan baik bagi kondisi tubuh
yang sedang tidak sehat. Kedua, kandungan alkohol akan bereaksi negatif
jika bertemu sisa pembiusan pasca operasi dalam tubuh.

5) Makanan pedas

Banyak yang bilang makan makanan pedas dapat menyebabkan usus


buntu, nyatanya tidak benar. Tapi memang salah satu pantangan makanan
sehabis operasi usus buntu adalah makanan bercita rasa pedas.
Makanan yang mengandung cabai, lada, dan paprika akan menyebabkan
komplikasi maag pada pencernaan. Dikhawatirkan timbul rasa tidak
nyaman pada perut bagian atas, lalu berakhir muntah, yang mana akan
menimbulkan komplikasi lain sehabis radang usus buntu.

c. Perawatan Di Rumah

Mengajarkan Pasien Tentang Perawatan Diri


a) Instruksikan pasien dan keluarga untuk merwat luka dan melakukan
penggantian
b) balutan serta irigasi sesuai program.
c) Tekankan pentingnya kunjungan tindak lanjut ke dokter bedah.
d) Diskustkan tentang perawatan insisi dan panduan aktivitas
e) Rujuk pasien untuk mendapatkan perawatan home care sesuai indikasi
untuk membantu perawatan serta pemantauan komplikasi dan
penyembuhan luka yang kontinu

2. Kanker Kolekretal

a. Persiapan Pasien Pulang Dengan Baik

Hasil akhir yang diharapkan untuk pasien

a) Mengonsumsi diet sehat dan mempertahankan keseimbangan cairan

b) Mengalami penurunan ansietas

c) Mempelajari tentang diagnosis . prosedur bedah, persaiapan praoperasi, dan


perawatan diri setelah pulang

d) Mempertahankan insisi, stoma, dan luka perineum tetap bersih


e) Mengunkapkan perasaan dan kekhawatiran mengenai diri sendiri

f) Pulih tanpa mengalami komplikasi

b. Diet Pasien Kanker Kolekretal

a) Makan dengan porsi kecil, tapi sering


b) Tidak melewati waktu makan yang seharusnya
c) Tidak memakan daging merah semua hewan mamalia, seperti daging sapi, dll
d) Tidak boleh makan olah daging dengan pengawet
e) Tidak boleh makan makanan yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans
f) Tidak boleh minum minuman berkarbonasi
g) Harus makan buah-buahan segar, sayuran segar, daging unggas, dagung ikan, susu
rendah lemak.
h) Minum air putih lebih banyak dari biasanya

c. Perawatan Pasien Kanker Kolekretal Di Rumah


Mengajarkan Pasien tentang perawatan diri :
a) Kaji kebutuhan pasien dan keinginan untuk mendapatakan informasi, dan berikan
informasi kepada pasien dan keluarga
b) Berikan informasi spesifik yang terkait dengan kebutuhan pasien yang akan
pulang
c) Jika pasien terpasang ostomi, sertakan informasi mengenai perawatan ostomi dan
komplikasi yang harus dipantau, termasuk obstruksi, infeksi, stenosis stoma,
restraksi atau prolaps, dan iritasi kulit peristoma
d) Berikan instruksi diet untuk membantu pasien mengidentifikasi dan
menghilangkan makanan yang dapat menyebabkan diare dan konstipasi
e) Berikan pasien daftar obat yang telah diresepkan, dengan informasi mengenai
efek/kerja, tujuan, dan kemungkinan efek samping
f) Demonstrasikan dan tinjau terapi penggantian balutan, perawatan stoma, dan
irigasi ostomi, serta dorong keluarga untuk berpartisipasi
g) Berikan arahan spesifik kepada pasien mengenai kapan harus menghubungi dokter
dan komplikasi apa yang perlu [erhatian tepat (mis. Perdarahan, distensi dan
rigditas abdomen, diare, demam, drainnase luka, dan gangguan pada alur jahitan)
h) Tinjau efek samping terapi radiasi (anoreksia, muntah, diare, dan kelelahan) jika
perlu
i) Rujuk pasien untuk mendapat asuhan keperawatan d rumah sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah. Ed.12., diterjemahkan


oleh : Devi Yulinani, Amelia Kimin. Jakarta. ECG.

Price Sylvia A, dkk. 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit, Hal.
456. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai