Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Perawatan Pasien pada Penyakit Apendiksitis di Rumah Sakit

Dosen Pengajar :
Suhatridjas, Dra. S.Kep.,MKM

Dosen Pembimbing :
Tini Wartini S.Pd.,S.Kep.,MKM

DISUSUN OLEH :
FARAH HAMIDAH
20016

Pendidikan D III Akademi Keperawatan PELNI Jakarta

Petamburan, Jl. Ks. Tubun No. Kav. 92-94, RT.13/RW.1, Slipi, Kec.
Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11410.

Tahun 2021/2022
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah

Pokok Bahasan : Apendiksitis ( Radang Usus Buntu )

Sub Pokok Bahasan :

 Pengertian apendiksitis
 Etiologi apendiksitis
 Tanda dan gejala apendiksitis
 Komplikasi apendiksitis
 Asuhan keperawatan pada klien apendiksitis

Sasaran : Pasien di Rumah Sakit

Hari/Tanggal : Selasa, 04 Januari 2022

Tempat : Ruang Mawar Rumah Sakit Pelni

Waktu : 09.00 s.d 09.25 WIB (25 menit)

Penyuluh : Farah Hamidah (Mahasiswa Akper PELNI Jakarta)

Tujuan :

 Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan tentang penyakit apendiksitis, diharapkan
pasien mampu memahami konsep apendiksitis dan asuhan keperawatan pada
penyakit apendiksitis
 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Pasien dapat menjelaskan pengertian apendiksitis
2. Pasien dapat menyebutkan etiologi apendiksitis
3 Pasien dapat menyebutkan tanda dan gejala apendiksitis
4. Pasien dapat menyebutkan komplikasi apendiksitis

Mater : Terlampir

Media : Leaflet dan Lembar Balik

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab


Kegiatan Belajar Mengajar :

N WAKT
PEMATERI PESERTA METODE MEDIA
O U
1. Pembukaan
1. Memberi Mendengarkan,
salam dan memperhatikan,
emperkenalka dan menjawab
n diri pertanyaan
2. Menjelaskan
maksud dan
tujuan
Ceramah
diadakannya
dan Tanya - 5 menit
penyuluhan
Jawab
3. Melakukan
kontrak waktu
4. Melakukann
apersepsi
kepada pasien
terkait
penyakit
Apendiksitis
2. Pelaksanaan Ceramah, Lembar 15 menit
1. Menjelaskan Mendengarkan, Demonstrasi Balik
materi terkait memperhatikan, , dan Tanya
Apendiksitis mencatat, Jawab
2. Membuka sesi mengajukan
tanya jawab pertanyaan, dan
terkait materi mengaplikasika
yang sudah n demonstrasi
dijelaskan pemateri
3. Melakukan
demonstrasi
bersama
peserta tentang
bagaimana
cara mengatasi
Apendiksitis
3. Penutup Mendengarkan,
1. Melakukan memperhatikan,
evaluasi dan menjawab
berupa pertanyaan
mengajukan
beberapa
pertanyaan
kepada peserta
terkait maeri
Ceramah
yang sudah Pemberia
dan Tanya 5 menit
dijelaskan n Leaflet
Jawab
2. Menyimpulka
n hasil dari
kegiatan
penyuluhan
3. Menutup
penyuluhan
serta
mengucapkan
salam

Evaluasi :

Memberikan penilaian secara langsung berdasarkan tanya jawab yang berkaitan


dengan penyakit Apendiksitis
Daftar Pustaka
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah

Brunner & Suddarth. Vol. 2. E/8. Jakarta: EGC.

http://mahdianto06.blogspot.com/2014/07/microteaching-mahdianto.html

MATERI PENYULUHAN
APENDIKSITIS

DEFINISI :

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Usus buntu dalam bahasa Latin disebut sebagai
Appendix vermiformis, organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil.

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks. Apendiks disebut juga umbai


cacing. Organ apendiks pada awalnya dianggap sebagai organ tambahan yang
tidak mempunyai fungsi tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah
sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh). Organ ini cukup sering menimbulkan
masalah kesehatan dan peradangan akut apendiks yang memerlukan tindakan
bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumya berbahaya.

Penyakit usus buntu bisa menyerang siapa saja, tak hanya orang dewasa, anak-
anak juga bisa terkena usus buntu. Tetapi penyakit ini sering terjadi pada orang
usia 10-30 tahun. Penyakit yang dikenal dengan Apendisitis merupakan kondisi
ketika usus buntu Anda meradang dan berisi nanah.

Usus buntu sendiri terletak di awal usus besar. Biasanya akan dipotong ketika
meradang karena usus buntu yang pecah bisa menyebabkan peritionitis, yang
merupakan peradangan peritoneum, selaput yang melapisi dinding perut dan
melindungi organ di bawahnya. Jika usus buntu sudah pecah, itu merupakan
situasi yang mengancam jiwa dan Anda harus segera mencari bantuan medis.

ETIOLOGI :
Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri,
namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang
belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi)
pada lapisan saluran (lumen) apendiks oleh timbunan tinja/fecesyang keras
(fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, benda asing dalam tubuh,
cancer primer dan striktur, penyakit cacing atau parasit . Berikut akan dijelaskan
tentang hal – hal tersebut :

1. Obstruksi lapisan saluran lumen appendiks

Obstruksi lapisan saluran lumen appendiks dapat disebabkan oleh beberapa


faktor antara lain : benda asing misalnya biji cabai, pembesaran jaringan limfoid,
kanker. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri
untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat
mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang
sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

2. Penyakit cacing atau parasit

Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), cacing atau parasit yang
masuk ke dalam sistem pencernaan melalui makanan yang dikonsumsi. Cacing
yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat
menimbulkan penyakit radang usus buntu.

TANDA DAN CIRI –CIRI

 Sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak kesamping


kanan bawah.
 Nafsu makan menurun.
 Mual dan muntah.
 Diare, konstipasi (sembelit), atau sering buang angin.
 Demam rendah setelah gejala lain muncul.
 Perut bengkak.
 Keram pada perut.

GEJALA
Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;

1.Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).

Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah,
nyeri perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok,
namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya
bersifat meriang, atau mual-muntah saja.

2. Penyakit Radang Usus Buntu kronik.

Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana
terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang
hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah,
kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda
yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah
kesehatannya).

Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu
sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran
kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih,
dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang,
rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi
usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.

PEMERIKSAAN DIAGNOSA
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk
menentukan dan mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu
(Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya adalah pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;

1. Pemeriksaan fisik.

Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan


(swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi).
Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan
akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign)
yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat
tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya
peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau
vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari
suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

2. Pemeriksaan Laboratorium.

Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan


dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi
peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami
perforasi (pecah).

3. Pemeriksaan radiologi.

foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini
jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG)
cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama
untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah
dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas
gambaran apendiks.

MANIFESTASI KLINIS
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari mual, muntah
dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak
dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar umbilikus. Hal ini disebabkan oleh
pembengkakan akibat inflamasi. Pada bayi dan anak-anak, nyerinyabersifat
menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya
tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Ruptura
pada appendix bisa memicu peningkatan nyeri.

KLASIFIKASI APENDIKSITIS

Apendikisitis akut :

 Apendikisitis akut sederhana


 Apendikisitis akut purulenta
 Apendikisitis akut gangrenosa

Apendiksitis inflarat

 Abses
 Perporasi
 Kronis

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendektomi.


Keterlambatan dalam tatalaksana dapat meningkatkan kejadian perforasi.

Komplikasi :

Secara umum komplikasi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut.

1. Perporasi
Pecah atau berlubangnya apendiks yang disebabkan oleh tekanan
intralumen terus menerus yang mengalami apendiksitis
2. Septicemia
Septikemia adalah multipikasi bakteri dalam darah yang biasa disebut
bakterimia.
3. Abses hati
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi
bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus di dalam parenkim hati.

PENCEGAHAN PENYAKIT APENDIKSITIS

Menurut Conectique (2007), pencegahan penyakit apendisitis dapat dibagi


menjadi dua, yaitu :

1) Diet tinggi serat akan sangat membantu melancarkan aliran pergerakan


makanan dalam saluran cerna sehingga tidak tertumpuk lama dan mengeras.

2) Minum air putih minimal 8 gelas sehari dan tidak menunda buang air besar
juga akan membantu kelancaran pergerakan saluran cerna secara keseluruhan.

PENANGANAN DAN PENGOBATAN

Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang
usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat
langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja
dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi).


Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari.
Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari
kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dll.

Anda mungkin juga menyukai