PENDAHULUAN
1
Asma merupakan penyakit yang mempunyai menifestasi sangat bervariasi.
Ada yang mungkin bebas dari serangan dalam jangka waktu yang lama, ada
juga yang mengalami gejala secara terus-menerus. Pola gejala antar pasien juga
berbeda, ada yang mengalami batuk secara terus menerus pada waktu malam
hari, dan ada juga yang mengalami rasa sesak di dada dan bersin-bersin pada
siang ataupun malam hari. Pada penyakit asma, terjadi inflamasi pada saluran
nafas yang disebut bronkospasme. Bronkospasme terjadi akibat meningkatnya
responsitivitas otot polos bronkus terhadap adanya rangsangan dari luar, yang
disebut alergen. Alergen yang terhirup masuk kedalam sistem pernafasan akan
merangsang otot-otot di sekeliling saluran pernafasan. Sehingga, menyebabkan
penyempitan saluran pernafasan yang terjadi akibat pengerutan dan tertutupnya
saluran nafas karena dahak yang diproduksi secara berlebihan. Pada waktu
yang sama, dahak yang berlebihan tidak bisa dikeluarkan melalui batuk dan
akan mengakibatkan kebersihan jalan nafas penderita menjadi tidak efektif
(Masriadi, 2016).
Dalam hal ini perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan melalui tindakan
mandiri dan kolaboratif, memfasilitasi pasien untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dengan memberikan intervensi. Intervensi yang diberikan berupa
pemberian terapi nebulizer, monitor tanda tanda vital, auskultasi bunyi napas,
evaluasi adanya nyeri dada, kaji faktor yang menyebabkan sukar bernafas, dan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen. Pada serangan asma terapi
2
yang paling tepat untuk membantu jalan nafas agar paten adalah menggunakan
terapi nebulizer yang merupakan pilihan terbaik pada kasus-kasus yang
berhubungan dengan inflamasi saluran nafas terutama pada penderita asma.
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat-obatan
bronkodilator dari yang semula berbentuk cair menjadi partikel aerosol (uap)
atau partikel yang sangat halus. Aerosol sangat bermanfaat apabila dihirup atau
dikumpulkan dalam organ paru, manfaat dari dilakukannya terapi nebulizer
pada penderita asma adalah untuk melapangkan saluran nafas, mengembalikan
kondisi spasme bronkus dan mengencerkan serta memudahkan pengeluaran
sekret.
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Dradjat
Prawiranegara Serang, didapatkan data bahwa penderita Asma di RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara serang dalam kurun waktu 6 bulan terakhir berjumlah
25 orang. Berdasarkan hasil wawancara pada 2 orang penderita Asma
didapatkan data bahwa masalah yang sering muncul adalah sesak akibat adanya
sekret berlebih pada saluran napas dan tindakan yang dibutuhkan adalah
pemberian terapi nebulizer. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam karya tulis ilmiah dengan
judul “asuhan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien asma
bronkial dengan tindakan pemberian terapi nebulizer di RSUD dr. Drajat
Prawiranegara”
4
1. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pasien asma
bronkial pada masalah bersihan jalan nafas tidak efektif dengan
tindakan pemberian terapi nebulizer di RSUD dr. Drajat
Prawiranegara
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien asma
bronkial dengan tindakan pemberian terapi nebulizer di RSUD dr.
Drajat Prawiranegara
3. Mampu menetapkan rencana asuhan keperawatan pada pasien
asma bronkial dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif
di RSUD dr. Drajat Prawiranegara
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien asma
bronkial dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif di
RSUD dr. Drajat Prawiranegara
5. Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien asma
bronkial pada masalah bersihan jalan nafas tidak efektif dengan
tindakan pemberian terapi nebulizer di RSUD dr. Drajat
Prawiranegara
6. Mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pasien
asma bronkial pada masalah bersihan jalan nafas tidak efektif
dengan tindakan pemberian terapi nebulizer di RSUD dr. Drajat
Prawiranegara
5
Hasil karya ilmiah studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi
pelayanan keperawatan dengan memberikan gambaran dan menjadi
acuan dalam melakukan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
sistem pernafasan khususnya penyakit asma dengan masalah bersihan
jalan nafas tidak efektif.
1.4.3 Manfaat Bagi Institusi Program DIII Keperawatan
Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan studi kasus pada pasien asma
bronkial dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif.
1.4.4 Manfaat Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Rumah Sakit dalam
upaya meningkatkan mutu dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien asma bronkial dengan masalah bersihan jalan nafas tidak
efektif dengan tindakan pemberian terapi nebulizer
1.4.5 Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya
yang akan melakukan studi kasus, khususnya pada asuhan keperawatan
bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien asma dengan tindakan
pemberian terapi nebulizer.
1.4.6 Manfaat Bagi Penulis
Penulis dapat memperoleh pengalaman dan wawasan dalam melakukan
penelitian serta dapat mengaplikasikan hasil karya tulis ilmiah
khususnya dalam asuhan keperawatan bersihan jalan nafas pada pasien
asma bronkial dalam pemberian terapi nebulizer.