PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini berkaitan dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap partikel asing
dan sosial budaya. Penyakit paru obstuktif kronis merupakan salah satu
penyakit paru obstruksi kronis di Jawa Tengah memang tidak terlalu tinggi
yakni 2,24% dari 2.412.297 kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) tetapi akan
meningkat seiring adanya daya konsumsi rokok masyarakat yang tinggi yakni
hubungan dose response karena semakin banyak batang rokok yang dihisap
perhari dan lamanya perilaku merokok maka resiko penyakit paru obstuktif
kronis akan lebih besar (Zulkarni, Nessa dan Yumna, 2019). Pendapat ini
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Naser, Fadhiel dan Irvan (2016)
yang kuat antara derajat merokok dengan derajat keparahan penyakit paru
obstuktif kronis.
sesak nafas saat beraktivitas maupun istirahat, batuk kronis dan pembentukan
sputum dalam jumlah yang sangat banyak. Dari tanda dan gejala yang dialami
oleh klien penyakit paru obstuktif kronis dapat terjadi beberapa masalah
keperawatan salah satunya bersihan jalan nafas tidak efektif (Brunner &
Suddart, 2013).
pada jalan nafas yang dapat mengganggu proses respirasi yang dapat
kelelahan, apatis serta merasa lemah. Untuk itu perlu bantuan untuk
yang dapat mengatasi bersihan jalan nafas tidak efektif adalah dengan
masalah bersihan jalan nafas tidak efektif adalah dengan mengubah posisi
tidur klien dalam semi fowler, memberikan terapi nebulizer dan terapi batuk
efektif.
Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada klien Penyakit Paru
Obstuktif Kronis dengan fokus studi bersihan jalan nafas tidak efektif di
B. Rumusan Masalah
obstruktif kronik dengan fokus studi bersihan jalan nafas tidak efektif ?
4
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
obstuktif kronis dengan fokus studi bersihan jalan nafas tidak efektif.
paru obstruktif kronis dengan fokus studi bersihan jalan nafas tidak
efektif.
obstuktif kronis dengan fokus studi bersihan jalan nafas tidak efektif.
obstruktif kronis dengan fokus studi bersihan jalan nafas tidak efektif.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi perawat
c. Bagi institusi
klien penyakit paru obstruktif kronik dengan fokus studi jalan nafas
tidak efektif.