Oleh:
NUR FAJRIN
NIM : P00220217031
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(WHO,2015)
dirawat pada tahun 2016 sebanyak 226 orang yang terdiri laki-
laki 125 orang dan perempuan 101 orang dan tahun 2017
Poso.
mengeluarkan dahak.
2
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan batuk efektif dan fisioterapi dada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
RSUD Poso.
3
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Perawat
berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian
tubuh lain melalui sistem peredaran darah. Sistem saluran limfe, melalui
lainnya
2. Etiologi
tebal 0,3 – 0,6 /um. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak lipid.
Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih
tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup pada
udara kering maupun dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena kuman
kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
6
5
apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian apikal
Brenda, 2011).
3. Patofisiologi
sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Droplet yang sangat kecil ini
(Smeltzer, 2015).
lain jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang
infeksi, ini adalah cara bagaimana infeksi tersebut menyebar dari satu
Paru BTA positif adalah orang yang besar kemungkinan terpapar dengan
Pathway TB Paru
Ketika penderita TB paru aktif (BTA positif dan foto rontgen positif) batuk,
bersin, berteriak atau bernyanyi, bakteri akan terbawa keluar dari paru-paru
menuju udara. Bakteri ini akan berada di dalam gelembung cairan bernama
droplet nuclei. Partikel kecil ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam
dan tidak dapat dilihat oleh mata karena memiliki diameter sebesar 1-5 μm
bacili per orang, dimana satu droplet dapat mengandung 1 hingga 400
bacili, namun belum jelas anggapan dosis relevan ini (Sakamoto, 2012).
berbagi udara dengan penderita TB paru pada tahap infeksius maka dia
5. Epidemiologi
produktif kerja yang di atas 25 tahun dengan ekonomi lemah dan sebagian
besar orang yang telah terinfeksi (80 – 90). Pada umumnnya 2 atau 3 %
dari mereka yang baru terkena infeksi akan timbul tuberkulosis paru-paru.
2) Kepadatan penduduk.
6. Manifestasi klinik
Gejala-gejala paling umum pada penderita Tuberculosis Paru adalah (Irman, 2015)
1. Demam
Biasanya subfebris menyerupai demam influenza dan
demam
9
masuk.
2. Batuk
penyakit tidak sama. Mungkin saja bentuk baru ada setelah penyakit
kavitasi, tapi juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Pada penyakit
yang ringan (baru timbul) belum dirasakan sesak nafas, sesak nafas
3. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan nyeri dada timbul bila infiltrasi
4. Malaise
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala
Badan semakin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri
otot, keringat malam dan lain-lain. Gejala malaise ini makin lama
7. Pemeriksaan fisik
(puncak) paru. Bila dicurigai adanya infiltrat yang agak luas. Didapatkan
perkusi yang redup dan auskultasi suara nafas yang bronkial. Akan
didapatkan juga suara nafas tambahan berupa ronki basah kasar dan
nyaring. Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara
ditemukan atrofi dan retraksi otot-otot interkostal. Bagian paru yang sakit
jadi menciut dan menarik isi mediastinum atau paru lainnya. Paru yang
menjadi lebih hiperinflasi bila jaringan fibrotik amat luas yakni lebih dari
a. Pemeriksaan Penunjang
1) Sputum
dibuat sediaan apus dan diwarnai secara Ziehl Nelson bila kuman
basil tahan asam dijumpai dua kali dari tiga kali pemeriksaan
Tubercolosis
negatif.
c. Tes tuberculin
suatu hasil tes yang positif tidak selalu diikuti dengan penyakit.
8. Pengobatan
resistensi.
13
Tabel 2.1
Tata cara pemberian obat tuberculosis paru
8. Pencegahan TB Paru
paru yaitu :
a. Tinggal di rumah.
Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain
b. Ventilasi ruangan.
mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, buka
jendela dan gunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan ke luar.
tempat tidur.
2017)
1. Pengertian
Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, panas,
(Krausen, 1985; dalam Helmi, 2015). Fisisoterapi dada adalah salah satu
dari Fisioterapi dada ini walaupun caranya keluhatan tidak istimewa tetapi
ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu. Jadi tujuan
2015).
15
Fisioterapi dada ini terdiri dari usaha-usaha yang bersifat pasif dan
2. Kontra Indikasi
diantaranya yaitu fraktur atau patah tulang costae. Fisioterapi dada ini juga
tidak boleh dilakukan pada pasien dengan kegagalan jantung, status asma
tikus, renjatan, dan perdarahan masif, infeksi paru berat, dan tumor paru
(Helmi, 2015).
drainage.
perkusi selesai.
16
f. Bersamaan dengan itu ratakan tangan pada area paru yang mengalami
penumpukan sekret.
h. Dan lakukan vibrasi dengan cara getaran kuat secara serial yang
dihasilkan oleh tangan yang diletakan datar pada dinding dada klien.
1. Pengertian
cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara
dari secret atau benda asing dijalan nafas. Menurut Rochimah, (2011)
batuk efektif mengandung makna dengan batuk yang benar, akan dapat
membersihkan laring, trachea, dan bronkiolus dari secret atau benda asing
di jalan nafas.
17
pada klien dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif
dan masalah risiko tinggi infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang
dari jalan nafas bagian atas dan jalan nafas bagian bawah. Rangkian
glottis. Inhalasi dalam meningkatkan volume paru dan diameter jalan nafas
atau melewati benda asing lain. Kontraksi otot – otot ekspirasi melawan
tinggi. Aliran udara yang besar keluar dengan kecepatan tinggi saat glotis
Menurut PPU RS Panti Rapih (2015) batuk efektif ini dapat dilakukan
Menurut (Rosyidi & Wulansari, 2013) indikasi klien yang dilakukan batuk
efektif adalah :
c. Klien imobilisasi
efektif adalah :
adalah :
mamae) dan mempertemukan kedua ujung jari tengah kanan dan kiri
c. Pada tarikan nafas dalam terkahir, nafas ditahan selama kurang lebih
2-
3 detik.
kebutuhan pasien.
dan efektif
1. Pengkajian
b. Pengumpulan data
Tujuan :
analisis.
2) Jenis data antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh
pusing,nyeri,dan mual.
c. Analisa data
pengetahuan.
d. Perumusan masalah
misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus
(Nursalam, 2011).
a. Pengkajian
(Paliatif/Provokatif,
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang
kerja, Kesulitan tidur, pada malam hari atau demam malam hari,
Mimpi buruk.
2) Integritas ego
3) Makanan/cair
4) Nyeri/kenyamanan
5) Pernafasan
feletoral di ataas lesi luas. Krekels tercatat atas aspek paru selama
6) Keamanan
7) Interaksi social
8) Penyuluhan/pembelajaran
2. Diagnosa Keperawatan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
secret
3. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
4) Rencana pengobatan
SMART :
S : Spesifik (tujuan tidak umum tapi spesifik)
R : Reliable (nyata)
4) Implementasi Keperawatan
keperawatan profesional.
hasil
5) Evaluasi Keperawatan
b. Penilaian keberhasilan
penyebabnya.
perkembangan.
d. Bentuk evaluasi
1) Evaluasi struktur.
2) Evaluasi proses.
31
3) Evaluasi hasil.
hasil.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
studi kasus yang bertujuan untuk menerapkan batuk efektif dan fisioterapi
Umum Daerah Poso, waktu penelitian yaitu selama 6 hari, mulai tanggal
31
dahak.
D. Fokus studi
E. Definisi operasional
33
1. Asuhan keperawatan
penelitian ini adalah proses keperawatan yang dimulai dari tahap utama
makan.
F. Pengumpulan Data
keluarga.
34
G. Analisa Data
1. Pengumpulan data
lapangan.
2. Penyajian data
3. Kesimpulan
H. Etika Penelitian
Tidak ada unsur paksaan bagi responden yang menolak untuk menjadi
3. Prinsip keadilan