DISUSUN OLEH :
RIZAL PAISAL (C1AB19017)
1.1 Pengetahuan
yang di tularkan melalui udara (airborne). Pada hampir semua kasus, infeksi
tuberkulosis paru di dapat melalui inhalasi partikel kuman yang cukup kecil.
Apabila tidak ditangani dengan tepat, maka setiap penderita tuberkulosis paru
Tiongkok. Laporan WHO tentang kondisi tuberculosis paru di dunia tahun 2018
dewasa, namun yang terlaporkan hanya sebanyak 446.732 kasus. Sementara itu,
perkiraan jumlah penderita tuberkulosis paru resisten obat (TB RO) yaitu
sebanyak 12 ribu, namun yang dilaporkan hanya 5.070 kasus. Banyaknya kasus
sebanyak 425.089 kasus, Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di tiga
provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat 78.698 kasus,
disusul oleh JawaTimur 48.323 kasus dan Jawa Tengah 42.272 kasus. Menurut
kelompok umur, kasus tuberculosis paru pada tahun 2017 paling banyak
ditemukan pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 17,32% diikuti
kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,09% dan pada kelompok umur 35-44
yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas tuberculosis paru Tahun
tuberculosis paru saat ini sebesar 254 per 100.000 atau 25,40 per 1 juta
penduduk.
dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Secara klinis, tuberkulosis
paru dapat terjadi melalui infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi
Tanda dan gejala utama pasien tuberkulosis paru adalah batuk berdahak
selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat pada malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Sari, 2018).
dampak yang sangat besar bagi kehidupannya baik secara fisik, mental maupun
kehidupan sosial. Secara fisik penyakit tuberculosis paru jika tidak diobati
penyebaran infeksi ke organ lain, kekurangan nutrisi, batuk darah yang berat,
resistensi terhadap banyak obat dan yang paling parahnya bisa menyebakan
Upaya mengatasi tuberkulosis paru yaitu awasi penderita minum obat, yang
paling berperan disini adalah orang terdekat yaitu keluarga, Mengetahui adanya
gejala efek samping obat dan merujuk bila diperlukan, Mencukupi kebutuhan
gizi seimbang penderita, Istirahat teratur minimal 8 jam per hari, Mengingatkan
penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan kedua, kelima dan keenam,
meminum obat secara teratur sampai tuntas. Perilaku adalah kumpulan reaksi,
Purwanta, 2018).
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan,
menjadi 2 yaitu Faktor Genetik atau Faktor Endogen merupakan konsep dasar
atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor
genetik berasal dari dalam individu (endogen) dan Faktor Eksogen atau Faktor
atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang
2014).
formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif
dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap
perilaku kesehatan masyarakat yang lebih baik bagi kesehatan mereka sendiri
tuberkulosis paru adalah salah satu penyakit menular, jika kurang nya
paru agar tidak tertular kepada keluarga yang lain, sehingga merubah perilaku
dipimpin oleh Mohamad Anwar pada tahun 1950, resmi menjadi rumah sakit
pada tahun 1987 dan pada saat itu kapasitas tempat tidur hanya 52 bed. RSUD
Dasar pencegahan infeksi adalah diagnosis dini dan cepat serta tatalaksana
tuberculosis paru.
pada fasyankes yaitu : Triase, yaitu pengenalan segera pasien suspek atau
segera saat datang ke fasyankes. Pasien dengan batuk ≥ 2 minggu atau dalam
investigasi tuberkulosis paru tidak boleh mengantri bersama dengan pasien lain
untuk melakukan etika batuk yang benar dengan menutup hidung dan mulut
ketika batuk atau bersin. Kalau perlu dapat diberikan masker. Pemisahan, yaitu
pasien suspek atau kasus tuberculosis paru harus dipisahkan dari pasien lain dan
diminta menunggu di ruang terpisah dengan ventilasi yang baik serta diberikan
masker bedah atau tisu untuk menutup mulut dan hidung pada saat menunggu.
membawa keluarga dan rekan rekan nya untuk menjenguk, walaupun sudah ada
aturan jam besuk dan aturan penunggu pasien wajib menggunakan masker, tapi
masih ada saja keluarga penunggu pasien yang tidak patuh terhadap aturan RS,
hal ini dapat menyebabkan keluarga penunggu pasien bersiko tinggi tertular
tuberkulosis paru.
teuberkulosis paru, dan diantaranya ada yang tuberkoslis drop out sebanyak 190
yang ada di ruang isolasi penyakit paru, ternyata keluarga penunggu pasien
sebagian masih ada yang belum tahu tentang tuberculosis paru dan Sebagian
lagi ada yang sudah tahu apa itu tuberkulosis paru, cara penularannya, tanda dan
yang sudah tahu tentang tuberculosis paru masih banyak aturan-aturan yang
dibuat RS palabuhanratu yang dilanggar bagi penunggu pasien, seperti memakai
masker, dilarang makan di ruangan isolasi penyakit paru, ini dapat diartikan
paru.
Berdasarkan uraian diatas, masih banyak keluarga pasien yang belum paham
Sukabumi.
Sukabumi.
Hasil penelitian ini dapat menjadi studi literatur awal dan data dasar untuk
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan saran bagi petugas kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2014).
dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non
formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada
bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu
2. Memahami (Comprehention)
3. Aplikasi (Application)
diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga
4. Analisis (Analysis)
objek tersebut.
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
dimasyarakat.
perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi beberapa proses, diantaranya:
stimulus tersebut.
baru .
stimulus.
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) faktor- faktor yang
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
menyita waktu.
c. Umur
d. Faktor Lingkungan
e. Sosial Budaya
2. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
ayah.
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
garis ibu.
sedarah ibu
sedarah suami
anggota keluarga.
masing-masing.
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
a. Tradisional
1) The Nuclear Family (Keluarga Inti) : keluarga yang terdiri dari suami,
2) The dyad Family : keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
3) Keluarga Usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
pernikahan).
7) Commenter Family : kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut dijadikan sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
9) Kin Network Family : beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
dan pelayanan yang sama misalnya: dapur, kamar mandi, televisi, telepon
dll.
10) Blended Family : keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
11) The Single Adult Family : keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang
b. Non-Tradisional
1) The Unmarried Teenage Mother : keluarga yang terdiri dari orang tua
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
anak bersama.
anaknya.
f) Group network family : keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, sebagai
salah satu anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
c. Peranan Anak
1) Meneruskan keturunan
b. Fungsi Psikologis
c. Fungsi Sosialisasi
perkembangan anak
d. Fungsi Ekonomi
keluarga.
kebutuhan keluarga
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
masyarakat yang ditunjukan atau dipusatkan pada keluarganya sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
kehidupan masyarakat
kelompoknya.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
hidupnya.
memelihara.
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
1) Pendidik
secara mandiri
2) Koordinator
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar
3) Pelaksana
Perawata yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik
sakit.
4) Pengawas Kesehatan
5) Konsultan
dapat melalui inhalasi partikel kuman yang cukup kecil (sekitar 1-5µm). Droplet
dikeluarkan selama batuk, tertawa, atau bersin. Nukleus yang terinsfeksi
pulmonari dapat terjadi, organisme yang terhirup terlebih dahulu harus melawan
mekanisme pertahanan paru dan masuk jaringan paru. (menurut Depkes RI,
2011)
membuat daftar kontak. Setiap orang yang kontak dengan klien kemudian dikaji
dengan tes tuberkulin dan ronsen dada untuk menentukan apakah ia telah
TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah
berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam
orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah). Bahkan bakteri ini pula dapat
sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal,
saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling
yang berbentuk bulat (globular). Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding
membentuk jaringan parut. Akibatnya bakteri TBC tersebut akan berdiam atau
Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk
tuberkel ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang
memilki sistem kekebalan tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami
yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga paru.
Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba
terinfeksi TBC.
tuberkel. Adanya antibodi dapat ditentukan dengan beberapa tes serologi yang
berbeda. Tidak ada reaksi serologi yang menunjang hubungan dengan tegas pada
Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak (lipid), kemudian
tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA)
dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat
bertahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi
karena kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Dari sifat dormant ini kuman
dapat bangkit kembali dan menjadikan penyakit tuberkulosis menjadi aktif lagi.
2.3.3 Patogenesis
a. Infeksi Primer
dan biasanya terdapat pada apeks paru atau dekat pleura lobus bawah. Infeksi
pada foto ronsen. Tempat infeksi primer dapat mengalami proses degenerasi
rongga yang terisi oleh massa basil tuberkel seperti keju, sel-sel darah putih
yang mati, dan jaringan paru nekrotik. Pada waktunya, material ini mencair dan
yang terisi udara tetap ada dan mungkin terdeteksi ketika dilakukan ronsen
dada.
membentuk jaringan parut dan pada akhirnya, terbentuk lesi pengapuran yang
juga dikenal sebagai tuberkel Ghon. Lesi ini dapat mengandung basil hidup
yang dapat aktif kembali meski telah bertahun-tahun, dan menyebabkan infeksi
sekunder.
basil tuberkel dan proteinnya. Respon imun seluler ini tampak dalam bentuk
sensitisasi sel-sel T dan terdeteksi oleh reaksi positif pada tes kulit tuberkulin.
Perkembangan sensitivitas tuberculin ini terjadi pada semua sel-sel tubuh 2-6
minggu setelah infeksi primer, dan akan dipertahankan selama basil hidup
b. Infeksi Sekunder
Selain penyakit primer yang progresif, infeksi ulang juga mengarah pada
dapat tetap laten selama bertahun-tahun dan kemudian teraktifkan kembali jika
daya tahan klien menurun. Penting artinya untuk mengkaji kembali secara
penyakit aktif.
a. Tuberkulosis Paru
dibagi dalam:
Positif
b. spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran
pleura, selaput otak, selaput jantung, kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit,
usus, ginjal, dll. TBC ekstra paru di bagi berdasarkan pada tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu:
atau malah banyak pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali dalam
a. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza, tetapi kadang-kadang
hilang timbulnya demam influenza ini, sehingga pasien merasa tidak pernah
terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh
daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang
masuk.
Gejala ini dapat banyak ditemukan, batuk terjadi karena adanya iritasi
keluar, karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin
saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni
adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk darah pada tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi juga
c. Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan , nyeri dada timbul apabila infiltrasi
e. Malaise
ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, makin kurus (BB
menurun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dll. Gejala
malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak
teratur.
f. Tanpa Gejala
bukan ludahnya.
pertama kali
dalam pot kecil yang diberi petugas laboratorium, ditutup rapat, dan
1) Menyembuhkan penderita
2) Mencegah kematian
3) Mencegah kekambuhan
2. Tempat berobat dan hal penting yang harus diperhatikan oleh klien TB
paru.
2) Rumah sakit
Bagi para penderita tuberkulosis paru, ada hal penting yang harus di
sampai dinyatakan sembuh, biasanya berkisar antara 6-8 bulan. Apabila hal
ini tidak dilakukan (tidak teratur minum obat), maka akan terjadi beberapa hal
sebagai berikut:
sulit diobati
dalam jangka waktu 6 bulan, yaitu 2 bulan pertama setiap hari (tahap intensif)
dilanjutkan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan (tahap lanjut). Pada
kasus tersebut, penderita bisa minum obat setiap hari selama 3 bulan,
etambutol pada tahap intensif, dan isoniazid, rifampisin, pada tahap lanjutan.
b) Mual
c) Sakit perut
d) Nyeri sendi
c) Gangguan keseimbangan
e) Muntah-muntah
f) Gangguan penglihatan
4. Prinsip Pengobatan
dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman
(temasuk kuman persister) dapat dibunuh. Dosis tahap intensip dan dosis
tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal sebaiknya saat perut kosong.
Apabila paduan obat yang digunakan tidak adekuat, kuman TBC akan
pengawas minum obat (POM). Adapun jenis obat dan dosisnya sebagai
berikut:
1) Isoniazid (H)
2) Rifampisin (R)
mg/kg BB.
3) Pirazinamid (Z)
5) Etambutol (E)
1) Tahap Intensif
2) Tahap Lanjutan
2.3.8 Pencegahan
minor atau bedah umum dan asuhan keperawatan rutin dan tingkat lanjut.
tingkatan teknologi paling mutakhir, seperti bedah jantung, bedah otak dll.
Ide dibalik tiga tahapan pencegahan itu adalah pelaksanaan deteksi dan
intervensi terhadap penyebab, faktor risiko, dan pemicu penyakit. Landasan dari
pengendalian buakan pada tehnik pengobatan sekunder dan tersier yang ada
percikan ludah yang dikeluarkan oleh seorang penderita tuberkulosis saat batuk
saat batuk
matahari
4. Selalu menjemur kasur, bantal dan tempat tidur yang di pakai oleh
6. Selalu menjemur peralatan seperti gelas, sendok, garpu dll, yang telah
dipakai oleh penderita sebelum di pakai oleh anggota keluarga yang lain
sekitar
14. Selalu menggunakan masker saat membersihkan kamar atau tempat tidur
penderita
17. Tidak menggunakan segala sesuatu yang telah di pakai oleh penderita TBC
19. Selalu mendapatkan informasi dari puskesmas dalam hal penyakit TBC
2.4 Hipotesis
maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak
(Notoatmodjo, 2010).
Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan
diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah
tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat
Palabuhanratu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu
penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode
tertentu dan setiap subjek tertentu hanya dilakukan satu kali pengamatan selama
(Notoatmodjo, 2014).
Perilaku Keluarga
Hubungan pengetahuan Pasien Tuberkulosis
Paru
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran
Ket:
= Hubungan
Palabuhanratu
Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2021 sampai dengan Mei
2021
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 38) bahwa “variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu variabel independen
akibat, karena adanya varibel bebas (Sugiyono, 2015, hlm. 39). Variabel
Paru.
menyeluruh yang menyiratkan maksud dan konsep atau istilah tersebut bersifat
konstitutif (merupakan definisi yang tersepakati oleh banyak pihak dan telah
dapat melalui inhalasi partikel kuman yang cukup kecil (sekitar 1-5µm).
infeksi pulmonari dapat terjadi, organisme yang terhirup terlebih dahulu harus
– hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana
2010)
anggota keluarga.
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
pengertian variabel diamati atau diteliti perlu sekali variabel tersebut diberi
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Operasiona Ukur
jawaban benar
56-75%)
Kurang (jika
jawaban benar
<56%)
Paru pasien
tuberculosis
paru lakukan
3.6.1 Populasi
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sample merupakan bagian atau obyek dari pada populasi. Sample diambil
dari bagian populasi yang dipilih. Sample adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti subjeknya kurang dari 100, maka diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika subyeknya besar maka 10%
rumus Slovin, dan rumus ini digunakan jika populasi kecil atau lebih kecil dari
10.000.
N
n =
1 + N (d²)
Keterangan :
N : jumlah populasi
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
individu atau perorangan seperti hasil dari hasil pengisian kuesioner yang biasa
dilakukan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang
adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh
pengumpul data primer atau pihak lain, jadi data sekunder merupakan data
yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diselidiki dan
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner. Kuisioner
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang telah disediakan.
Menurut Nursalam, 2010 untuk mengetahui secara kualitas tingkat
yaitu:
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat kesahihan suatu
instrument. Uji validitas ini dilakukan terhadap setiap item pertanyaan yang
diajukan. Teknik uji validitas terdiri dari 2 bentuk yakni validitas logis dan
validitas empiris.
Adapun validitas logis terbagi lagi menjadi 2 bentuk yakni validitas isi/
conten validity (instrumen yang dibuat sesuai dengan isi yang akan diungkap)
dan validitas kontruksi/ construct validitas (instrumen dibuat dalam bentuk yang
validitas empiris, yakni teknik uji validitas dimana setelah instrument dibuat,
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dan dengan alat pengukuran yang sama. (Hastono,
2010). Uji realibilitas dilakukan setelah setiap item dalam alat ukur terbukti
valid atau setelah item yang tidak valid dihilangkan. Untuk menguji realibilitas
a) Editing
terkumpul.
b) Coding
pemberian kode numerik (angka) pada kuesioner yang telah di isi oleh
responden.
c) Data Entry/prosessing
memasukan data ke dalam master tabel atau data base komputer untuk
d) Cleaning
Setelah memasukan data ke dalam komputer atau data yang sudah di-
a. Analisis Univariat
setiap item yang dijawab benar diberi nilai satu (1), dan jika salah satu
a
P= x 100 %
b
Keterangan :
b = Jumlah pertanyaan
Baik 76% - 100%, Cukup 56% - 75% dan Kurang dibawah 56%.
b. Analisis Bivariat
pengukuran yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat (χ2). Uji ini digunakan
untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih
Keterangan :
χ2 : Chi Kuadrat
E : Nilai ekspektasi
2010).
penelitian
a. Prinsip Manfaat
Manusia memiliki hak dan mahluk yang mulia yang harus dihormati,
karena manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau dan tidak
c. Prinsip Keadilan
d. Aspek Kerahasiaan
Data yang diperoleh dari subjek penelitian akan dijamin kerahasiaannya,
e. Informed Consent
hak pasien. Beberapa informasi yang ada dalam informed consent tersebut
antara lain : partisipasi klien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang