Anda di halaman 1dari 5

Topik: Pengobatan Pasien TB Paru di Puskesmas Muara Enim

Identitas:

Nama : Tn. Afrizal

Usia : 38 tahun

Alamat: Muara Lawai

LATAR BELAKANG:
TB paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis, yang disebut juga Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini menyerang saluran
nafas dan menimbulkan gejala berupa batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dan dapat
diikuti gejala tambahan berupa dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa aktivitas
fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan. Tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan
masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang masih tinggi terutama di
negaranegara berkembang. Laporan kasus tubekulosis global pada tahun 2017 didapatkan bahwa,
pada tahun 2016 tuberkulosis berada pada urutan kesembilan untuk penyebab kematian di dunia,
yaitu sekitar 2 juta kematian. Di Sumatera Selatan, angka prevalensi tuberkulosis meningkat 30%
dari tahun 2014 hingga 2016. Penyakit ini sangat mudah ditularkan melalui udara dan droplet
penderita sehingga kasus TB paru di Indonesia tergolong masih sangat tinggi, begitupun di
wilayah kerja puskesmas plaju, sehingga perlu diadakannya penapisan kasus TB paru untuk
mencegah semakin banyaknya penularan.

GAMBARAN PELAKSANAAN

Pasien datang ke Poli TB Puskesmas Muara Enim pada tanggal 6 juni untuk mengambil obat TB
fase awal bulan 1. Pasien baru pertama kali minum obat TB dan termasuk kedalam TB kasus
baru. Sebelum memberikan obat, petugas mengecek kesesuaian data pasien terlebih dahulu dan
untuk bulan keberapa OAT diberikan. Setelah itu, diberikan OAT pada pasien.
1. Topik : Vaksinasi PCV di Posyandu Muara Harapan
Identitas Penerima Vaksin
Nama : An. Rasyad Al fitrah

Usia : 4 bulan

Status vaksinasi dasar : PCV

LATAR BELAKANG:
Bronkopneumonia merupakan suatu kondisi peradangan yang dapat mempengaruhi saluran
udara yang masuk ke dalam paru dapat juga disebut Bronkus seringkali penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Streptococcus Pneumoniae dan Haemophilus Influenzae, Bronkopneumonia ini pula
dapat disebut dengan pneumonia lobularis. Bronkopneumonia merupakan manifestasi dari
pneumonia yang paling sering terjadi pada anak-anak, penyakit ini juga menjadi penyumbang
data kasus kematian anak dibawah 5 tahun. Secara global, pneumonia sebagai penyumbang
tertinggi kematian anak sebesar 16% dengan jumlah anak sekitar 920.130 meninggal pada tahun
2015 disebabkan oleh radang paru-paru. Pada rentan anak dibawah 2 tahun, kematiannya
disebabkan oleh Bronkopneumonia prevalensinya sebesar 85% .
Menurut Riskesdas (2018) terdapat data kasus temuan Bronkopneumonia prevalensinya naik
dari 1,6% pada 2013 menjadi 2% dari populasi bayi yang ada di Indonesia. Pada data Riskesdas
Jawa Barat anak- anak yang berusia 5-14 tahun paling banyak terindikasi mengalami
Bronkopneumonia sebesar 2,10% dengan jumlah bayi sebesar 12.806. Pada data Riskesdas Jawa
Barat (2018) menyatakan bahwa kota Cirebon kasus Bronkopneumonia pada bayi prevalensinya
sebesar 1,89% .
Dalam rangka pencegahan penyakit pneumonia yang disebabkan oleh Hib, telah dilakukan
introduksi vaksin Hib yang dikombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib ke dalam
Program imunisasi nasional sejak tahun 2013. Hal ini dilaksanakan karena Hib merupakan
penyebab kurang lebih 23% penyakit pneumonia yang serius pada anak. upaya ini akan lebih 
efektif bila diberikan bersamaan dengan pemberian imunisasi PCV sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka kematian akibat pneumonia.
Upaya pemerintah untuk melawan Kasus Bronkopneumonia atau dalam penanggulangannya
berupa meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada bayi dengan
Bronkopneumonia, dan diharapkan peran masyarakat dalam mendeteksi dini Bronkopneumonia
dapat terlaksana secara semestinya melalui imunisasi Pneumococcus Conjugated Vaccine (PCV)
secara bertahap. Peran keluarga disini sangatlah penting untuk meminimalisir peningkatan kasus
Bronkopneumonia pada anak yaitu dengan pemberian ASI ekslusif enam bulan, ditambah
dengan MPASI selama 2 tahun, dapat menyelesaikan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL), gizi yang
seimbang, pola hidup bersih dan sehat, serta lekas memeriksakan anak jika ditemukan gangguan
kesehatan (Kemenkes, 2020).

GAMBARAN PELAKSANAAN
Imunisasi dasar dilaksanakan pada 05 Mei 2023 di Posyandu Muara Harapan. Sebelum
dilakukan imunisasi dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan serta
pengukuran suhu. Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan imunisasi, selanjutnya
dilakukan pengecekan buku pink untuk mengetahui riwayat imunisasi pasien untuk mengetahui
imunisasi yang akan diberikan kepada pasien, petugas juga akan mengkonfirmasi ke ibu pasien
sebelum dilakukan penyuntikan. Setelah semua sesuai, pemberian vaksin dilakukan. Vaksin yang
digunakan adalah vaksin PCV. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas melakukan edukasi
mengenai efek samping yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI). Selanjutnya petugas
mengisi buku pink dan rekam medis pasien untuk memudahkan petugas imunisasi selanjutnya.
2. Topik: Vaksinasi Polio di Posyandu Muara Harapan
Nama : An. Fanisya

Usia : 5 bulan

Status vaksinasi dasar : IPV

LATAR BELAKANG
Polio merupakan (keluarga Picornaviridae), sering disingkat sebagai "Polio" adalah
virus yang paling ditakuti abad ke-20 di dunia yang menghasilkan permulaan program
inisiatif global untuk pemberantasan polio pada tahun 1988.
Imunisasi polio adalah suatu vaksin yang melindungi anak terhadap penyakit
Poliomyelitis. Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh 2 virus
polio. Virus polio yang masuk melalui makanan akan berkembang biak di kelenjar getah
bening saluran cerna, kemudian menyebar melalui darah ke sistem syaraf, dan mengakibatkan
kelumpuhan serta cacat seumur hidup. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (Polio 0, I, II, III
dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes
(0,1 ml) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan penetesan (dropper) yang baru.
Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi
pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai
salah satu upaya pemberantasan penyakit menular. Sejak tahun 1956, upaya imunisasi ini
telah diselenggarakan dan mulai tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi
Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap PD3I, yaitu
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B.

GAMBARAN PELAKSANAAN

Imunisasi dasar dilaksanakan pada 5 Mei 2023 di Posyandu Muara Harapan. Sebelum
dilakukan imunisasi dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan serta
pengukuran suhu. Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan imunisasi, selanjutnya
dilakukan pengecekan buku pink untuk mengetahui riwayat imunisasi pasien untuk
mengetahui imunisasi yang akan diberikan kepada pasien, petugas juga akan mengkonfirmasi
ke ibu pasien sebelum dilakukan penyuntikan. Setelah semua sesuai, pemberian vaksin
dilakukan. Pasien diposisikan tidur terlentang diatas bed. Vaksin yang digunakan adalah
vaksin IPV. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas melakukan edukasi mengenai efek
samping yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI). Selanjutnya petugas mengisi buku
pink dan rekam medis pasien untuk memudahkan petugas imunisasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai