Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan

Vol. 8 No. 1 – April 2017


p-ISSN 2086-8375
Online sejak 15 Oktober 2016 di http://journal.stikmuhptk.ac.id/jkk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MORBILI PADA


ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA UPK KOM YOS SUDARSO
PONTIANAK
Tisa Gusmiah1, Yenni Lukita1, Nabila Saamiya¹
1
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Abstrak

Latar Belakang: Campak merupakan salah satu penyakit menular dengan berbagai komplikasi yang berat,
sangat potensial menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa (KLB), serta dapat menyebabkan kematian
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian morbili pada anak usia 1-3 tahun di
Wilayah Kerja UPK Kom Yos Sudarso Pontianak.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan case
control berdasarkan waktu secara retrospektif. Teknik pengambilan sampel adalah kuota sampling dengan
jumlah sampel 74 responden.
Hasil Penelitian: Hasil analisa menggunakan spearman didapatkan nilai signifikan pada status imunisasi p
= 0,000 pada variabel pengetahuan p = 0,001 dan variabel kepadatan tempat tinggal p = 0,924 (p value <
0,05)
Kesimpulan: Ada hubungan antara status imunisasi dan pengetahuan ibu terhadap kejadian morbili pada
anak usia 1-3 tahun, sedangkan kepadatan tempat tinggal tidak ada hubungan terhadap kejadian morbili
pada anak usia 1-3 tahun

Kata kunci: Morbili; Imunisasi; Pengetahuan ibu

28
Nabila, Tisa & Yenni - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Morbili Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah
Kerja Upk Kom Yos Sudarso Pontianak

PENDAHULUAN imunisasi campak baik sebelum mencapai


Imunisasi merupakan usaha umur 12 bulan maupun tidak, meningkat dari
memberikan kekebalan pada bayi dan anak 57,5% pada tahun 1991 menjadi 71,6%
dengan memasukan vaksin kedalam tubuh pada tahun 2002 Penyakit campak masih
agar membuat antibodi untuk mencegah perlu ditangani di indonesia karena insiden
penyakit tertentu. Vaksin adalah bahan yang campak yang masih tinggi4.
dipakai untuk merangsang pembentukan zat Indonesia merupakan salah satu
anti yang dimasukan kedalam tubuh melalui negara diantara 47 negara penyumbang
suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Hepatitis kasus campak5. Pada tahun 2005 dilaporkan
B, Campak dan melalui mulut seperti polio1. terdapat lebih dari 15.000 kasus campak
Pemberian imunisasi pada anak yang terjadi di indonesia dan 1.500 (10%)
mempunyai tujuan agar tubuh kebal pada diantaranya berakhir dengan kematian. Pada
penyakit tertentu. Kekebalan tubuh juga profil kesehatan indonesia tahun 2009
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor disebutkan bahwa jumlah kasus campak
diantaranya terdapat kadar antibodi yang pada tahun 2009 adalah sebesar 18.055
tinggi pada saat dilakukan imunisasi, kasus. Selama periode januari sampai
keefektifan imunisasi tergantung dari faktor dengan Desember 2009 di indonesia telah
yang mempengaruhinya sehingga kekebalan terjadi 96 kali kejadian luar biasa (KLB)
tubuh dapat diharapkan pada diri anak2. campak dengan 2.770 penderita ditemukan
Campak merupakan salah satu saat KLB dengan kematian 42 orang
penyakit menular dengan berbagai (1,52%).
komplikasi yang berat, sangat potensial Penyakit campak disebabkan oleh
menimbulkan wabah atau kejadian luar virus campak yang mudah menular lewat
biasa (KLB), serta dapat menyebabkan percikan ludah, melalui jalan napas yang
kematian3. Angka kematian ibu dan anak mengakibatkan demam tinggi, batuk, pilek,
merupakan salah satu indikator yang mata merah, dan kulit timbul bercak-bercak
digunakan untuk menentukan derajat merah. Dampak penyakit campak
kesehatan. Millenium Development Goals dikemudian hari adalah kurang gizi sebagai
(MDGs) atau tujuan pembangunan millenium akibat diare berulang dan berkepanjangan
ialah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar pasca campak: sindrom radang otak pada
kebutuhan manusia melalui komitmen anak >10 tahun: dan tuberkulusis paru
bersama antara 189 negara anggota menjadi lebih parah setelah sakit campak
Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) untuk berat. Penyakit campak ada diseluruh dunia,
melaksanakan 8 (delapan) tujuan pokok umumnya terjadi pada awal musim hujan,
pembangunan. salah satu tujuan dari MDGs mungkin disebabkan kelembapan yang
yang tercantum dalam butir 4 (MDG 4) yaitu relatif rendah. Wabah campak terjadi tiap 2-4
menurunkan angka kematian pada anak tahun sekali, yaitu ketika meningkatnya
dengan sasaran target penurunan angka jumlah anak yang belum divaksinasi
kematian balita sebesar dua pertiganya campak. Pada awal 1980, cakupan
dalam kurun waktu antara 1990-2015 dan imunisasi campak global hanya 20%,
salah satu indikatornya yaitu persentase sehingga didapat lebih dari 90 juta kasus.
anak dibawah satu tahun yang diimunisasi Pada pertengahan 1990,dengan cakupan
campak. Proporsi anak usia 12-23 bulan imunisasi 80%,angka tersebut turun tajam
yang menerima sedikitnya satu kali hingga 20 juta kasus. Jadi, dengan cakupan
29
Nabila, Tisa & Yenni - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Morbili Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah
Kerja Upk Kom Yos Sudarso Pontianak

vaksinisasi 80%, masih sulit untuk sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria
memberantas penyakit campak. World eksklusi, dimana kriteria itu menentukan
Health Organization (WHO) dengan dapat dan tidaknya sampel tersebut
programnya The Expanded Programme on digunakan1.
immunization (EPI) telah mencanangkan Pada penelitian ini dapat digunakan
target menurunkan kasus campak adalah rumus sebagai berikut : Berdasarkan rumus
melakukan imunisasi massal pada anak diatas, diperoleh jumlah sampelnya
umur 9 bulan – 12 tahun, meningkatkan sebanyak 74 orang. Teknik pengambilan
cakupan imunisasi rutin pada bayi umur 9 sampel yang digunakan dalam penelitian ini
bulan, melakukan pemantauan secara adalah jenis kuota sampling yaitu
intensif dan memberikan imunisasi campak pengambilan sampel dilakukan terhadap
di Sekolah Dasar. anggota populasi yang mempunyai ciri-ciri
Berdasarkan data yang di dapat dari tertentu sampai jumlah kuota yang
Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak diinginkan. Kriteria sampel yang digunakan
angka kejadian campak tiga tahun terakhir yaitu ibu dengan anak usia 1-3 tahun yang
2013-2015 adalah sebanyak 34 orang. Dari bersedia menjadi responden.
latar belakang tersebut diatas maka penulis Instrumen dalam penelitian yang
ingin meneliti apakah faktor-faktor yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
mempengaruhi kejadian morbili pada anak informasi dari responden adalah
usia 1-3 tahun di Wilayah Kerja UPK menggunakan kuesioner. Kuesioner dalam
Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak. penelitian ini terdiri dari 5 kuesioner yaitu
data responden, status imunisasi,
METODOLOGI pengetahuan ibu, kepadatan tempat tinggal
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan Kejadian morbili pada anak usia 1-3
dengan menggunakan pendekatan Case tahun. Terdapat kuesioner dengan pilihan
Control yang bertujuan untuk mengetahui ganda dan lembar ceklis ya / tidak.
kejadian morbili pada anak 1-3 tahun Pemberian skor pada kuesioner ini adalah
berdasarkan status imunisasi, pengetahuan jawaban benar / ya diberikan nilai 1 dan
ibu, kepadatan tempat tinggal, berdasarkan jawaban yang salah / tidak diberikan nilai 0.
perjalanan waktu secara retrospektif. Prinsip validitas adalah pengukuran
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei dan pengamatan yang berarti prinsip
sampai juni tahun 2016 di wilayah kerja UPK keandalan instrumen dalam mengumpulkan
Kom Yos Sudarso. data. Instrumen harus dapat mengukur apa
Pada penelitian ini populasi yang yang seharusnya diukur6.
diambil peneliti adalah anak yang pernah Hasil uji validitas yang dilakukan di
mengalami penyakit campak di Wilayah Puskesmas Sui Durian, dengan jumlah 30
Kerja UPK Puskesmas Kom Yos Sudarso, responden, didapatkan untuk kuesioner
terhitung 3 tahun terakhir dengan jumlah pengetahuan dari 15 pertanyaan hanya 10
rata-rata anak yang imunisasi campak ada pertanyaan yang valid dengan perbandingan
158 orang. r tabel > 0,361. Sementara untuk kuesioner
Sampel merupakan bagian populasi kepadatan tempat tinggal dari 10 pertanyaan
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari hanya 5 pertanyaan yang valid dengan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. perbandingan r tabel > 0,361.
Dalam penelitian keperawatan kriteria
30
Nabila, Tisa & Yenni - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Morbili Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah
Kerja Upk Kom Yos Sudarso Pontianak

Reliabilitas adalah kesamaan hasil Karakteristik kejadian morbili, sebagian


pengukuran atau pengamatan bila fakta atau besar anak tidak morbili sebanyak 68
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati responden (91,9%), sedangkan anak yang
berkali-kali dalam waktu berlainan. Alat dan morbili sebanyak 6 responden (8,1%).
cara mengukur atau mengamati sama-sama
memegang peranan penting dalam waktu Analisis Bivariat
yang bersamaan6. Berdasarkan data tabulasi silang
Hasil uji reliabilitas di peroleh nilai antara status imunisasi, pengetahuan ibu,
cronbach alpha 0,707 yang lebih besar dari kepadatan tempat tinggal yang
0,06 yang berartiinstrument yang digunakan mempengaruhi kejadian morbili diperoleh
dinyatakan reliabel. data bahwa status imunisasi tidak lengkap
dengan tidak morbili sebanyak 1 orang dan
HASIL PENELITIAN yang mengalami morbili sebanyak 6 orang,
Analisis Univariat dan diperoleh nilai p value sebesar 0,000
Karakteristik usia anak, sebagian artinya ada hubungan antara status
besar anak berusia 1 tahun yaitu sebesar 35 imunisasi dengan kejadian morbili pada anak
anak (47,3%), usia 2 tahun sebanyak 25 usia 1-3 tahun.
anak (33,8%), dan usia 3 tahun sebanyak 14 Pengetahuan ibu terhadap kejadian
anak (18,9%). morbili diperoleh data bahwa ibu yang
Karakteristik usia imunisasi, sebagian berpengetahuan baik tidak ada anak yang
besar anak imunisasi campak berusia 9 mengalami morbili sedangkan ibu yang
bulan yaitu sebanyak 59 responden (79,7%), berpengetahuan tidak baik mempunyai anak
usia 10 bulan sebanyak 4 responden (5,4%), mengalami morbili sebanyak 6 anak dan
usia 11 bulan sebanyak 2 responden (2,7%), diperoleh nilai p value artinya ada hubungan
usia 12 bulan sebanyak 3 responden (4,1%), antara pengetahuan ibu dengan kejadian
dan yang tidak imunisasi campak sebanyak morbili pada anak usia 1-3 tahun.
6 responden (8,2%). Kepadatan tempat tinggal terhadap
Karakteristik status imunisasi, kejadian morbili di peroleh data bahwa
sebagian besar status imunisasi anak tempat tianggal padat mengalami morbili
lengkap yaitu sebesar 67 responden sebanyak 4 orang dan tempat tinggal tidak
(90,5%), sedangkan status imunisasi tidak padat mengalami morbili sebanyak 2 orang
lengkap sebesar 7 responden (9,5%). dan artinya tidak ada hubungan antara
Karakteristik pengetahuan ibu dari total kepadatan tempat tinggal dengan kejadian
74 responden berpengetahuan baik morbili pada anak usia 1-3 tahun.
sebanyak 46 responden (62,2%), sedangkan
ibu berpengetahuan tidak baik sebanyak 28 PEMBAHASAN
responden (37,8%) dengan nilai mean 4,76 Peneliti akan menjelaskan interprestasi
dan median 5,00 dari total responden. hasil penelitian yang membahas mengenai
Karakteristik kepadatan tempat tinggal, hasil penelitian yang telah dilaksanakan
sebagian besar tempat tinggal padat yaitu faktor-faktor yang memepengaruhi
sebesar 48 responden (64,9%), sedangkan kejadian morbili pada anak usia 1-3 tahun di
tempat tinggal tidak padat sebesar 26 Wilayah Kerja UPK Kom Yos Sudarso
responden (35,6%) dengan nilai mean 4,76 Pontianak.
dan median 5,00 dari total responden.
31
Nabila, Tisa & Yenni - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Morbili Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah
Kerja Upk Kom Yos Sudarso Pontianak

Responden dalam penelitian ini Hubungan Status Imunisasi terhadap


termasuk kedalam usia anak 1-3 tahun. Usia Kejadian Morbili pada Anak Usia 1-3
anak respon yang melakukan imunisasi Tahun
ulang pada usia 1-3 tahun (imunisasi Imunisasi adalah usaha memberikan
booster) dijelaskan bahwa sebagian besar kekebalan pada bayi dan anak dengan
anak berusia 1 tahun yaitu sebesar 35 anak, memasukan vaksin kedalam tubuh agar
usia 2 tahun sebanyak 25 anak, dan usia 3 tubuh membuat zat anti untuk mencegah
tahun sebanyak 14 anak. terhadap penyakit tertentu. Pentingnya
Measles, mumps dan rubella diberikan menjaga kualitas rantai dingin vaksin dimana
kepada anak pada usia kelompok umur dengan tetap menjaga suhu penyimpanan
diatas 1 tahun. bagi anak yang sudah vaksin antara 2°C sampai dengan 8°C mulai
pernah menderita campak ataupun dari gudang penyimpanan vaksin sampai
gondongan bukan merupakan halangan dengan distribusi vaksin ketempat
untuk mendapatkan vaksin MMR. Hal pemberian vaksin tersebut.
tersebut karena anak yang pernah menderita Berdasarkan hasil penelitian sebagian
secara anamnestis sulit untuk dibuktikan besar anak yang mendapat imunisasi
kebenarannya. Secara umum penularan campak (imunisasi lengkap) sebanyak 67
infeksi dapat melalui fekal-oral, pernapasan, anak, sedangkan anak yang tidak mendapat
urin, maupun darah dan secret tubuh imunisasi campak (imunisasi tidak lengkap)
lainnya7. Vaksin campak diberikan pada sebanyak 7 anak, dimana 6 anak
anak usia 9 bulan dan harus diulang pada diantaranya mengalami morbili. Hasil
anak sekolah untuk mengatasi anak-anak perhitungan diperoleh nilai signifikan
semasa bayi tidak memperoleh kekebalan sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat diartikan
Usia Imunisasi ada hubungan status imunisasi dengan
Usia imunisasi campak pada anak kejadian morbili pada anak usia 1-3 tahun,
responden dijelaskan bahwa sebagian besar yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hal
anak imunisasi campak berusia 9 bulan yaitu ini sejalan dengan hasil penelitian 8 yang
sebanyak 59 responden, usia 10 bulan berjudul“faktor-faktor yang mempengaruhi
sebanyak 4 responden, usia 11 bulan kejadian campak”Yang mana hasil penelitian
sebanyak 2 responden, usia 12 bulan ini didapat bahwa anak yang mempunyai
sebanyak 3 responden, dan yang tidak status imunisasi tidak lengkap lebih beresiko
imunisasi campak sebanyak 6 responden. terkena campak dibandingkan dengan anak
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan status imunisasi lengkap.
(IDAI), jadwal imunisasi campak-1 diberikan Pengetahuan Ibu
pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini
program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 terjadi setelah seseorang melakukan
tahun. apabila mendapat MMR pada umur pengindraan terhadap subjek tertentu.
15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
MMR dapat diberikan apabila belum manusia, yakni indra penglihatan,
mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
diberikan pada umur 12 bulan. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak
32
Nabila, Tisa & Yenni - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Morbili Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah
Kerja Upk Kom Yos Sudarso Pontianak

didasari pengetahuan9. Pengetahuan adalah morbili pada anak usia 1-3 tahun di Wilayah
informasi yang diketahui atau disadari oleh Kerja UPK Kom Yos Sudarso Pontianak.
seseorang, berbagai gejala yang ditemui dan Penularan penyakit campak dapat
diperoleh manusia melalui pengamatan akal. terjadi sangat cepat melaui perantara udara
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian atau droplet yang terhisap lewat hidung atau
besar ibu yang berpengetahuan baik mulut. Penularan dapat terjadi pada hari
sebanyak 46 orang dan anaknya tidak pertama hingga kedua setelah timbulnya
mengalami kejadian morbili, sedangkan ibu bercak. Seseorang dengan daya tahan tubuh
yang berpengetahuan tidak baik sebanyak yang lemah akan lebih mudah terkena
28 orang, 6 diantaranya mengalami kejadian penyakit campak setelah kontak dengan
morbili. Hasil perhitungan diperoleh nilai penderita campak. Penelitian ini tidak sejalan
signifikan sebesar 0,001 < α 0,05. Hal ini dengan penelitian Nyoman Giarsawan 11
menyatakan bahwa ada hubungan yang berjudul faktor-faktor yang
pengetahuan ibu terhadap kejadian morbili mempengaruhi kejadian campak di wilayah
pada anak usia 1-3 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tejakula I Kabupaten Bulelang
UPK Kom Yos Sudarso Pontianak. yang mana hasil penelitian ini rumah dengan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian kategori padat mempunyai resiko anak akan
Silvia10 yang berjudul“hubungan tingkat terkena campak dibandingkan dengan rumah
pengetahuan ibu tentang pentingnya kategori tidak padat penghuni.
imunisasi campak dengan kepatuhan Hasil penelitian ini tidak ada
melaksanakan imunisasi” yang mana hasil pengaruh kepadatan tempat tinggal terhadap
penelitian ini didapat ibu yang kejadian morbili pada anak 1-3 di Wilayah
berpengetahuan baik akan sadar akan kerja UPK Kom Yos Sudarso Pontianak
pentingnya imunisasi campak dan banyak disebabakan tempat tinggal penderita
memperoleh informasi tentang imunisasi campak antara satu dan lainnya sangat jauh
khususnya imunisasi campak dari media dan lingkungan tempat tinggal di wilayah
informasi, media cetak maupun dari Puskesmas Kom Yos Sudarso tersebut
informasi perawat dan bidan setempat. masih tergolong sehat, dan lingkungan
Sedangkan ibu yang berpengetahuan kurang tersebut para orang tua sebagian besar
baik disebakan kurangnya kesadaran para sudah mengetahui pentingnya imunisasi
ibu akan pentingnya imunisasi campak. campak dan cara penularan campak,
Kepadatan Tempat Tinggal sehingga anak-anak di lingkungan tersebut
Berdasarkan hasil penelitian jika ada yang terkena campak maka para
sebagian besar reponden memiliki tempat orang tua tidak membolehkan anaknya untuk
tinggal padat sebanyak 48 responden, keluar rumah dan bermain dengan temannya
dimana 4 anak diantaranya mengalami agar mencegah penularan pada anak
morbili dan 43 anak tidak morbili, sedangkan lainnya.
responden memiliki tempat tinggal tidak
padat sebanyak 26 responden, 2 anak KESIMPULAN
diantaranya mengalami morbili dan 24 anak Status imunisasi lengkap dengan tidak
tidak mengalami morbili. Hasil perhitungan morbili sebanyak 67 orang dan tidak ada
diperoleh nilai signifikan 0,924 < α 0,05. Hal yang mengalami morbili, sedangkan status
ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan imunisasi tidak lengkap dengan tidak morbili
kepadatan tempat tinggal terhadap kejadian sebanyak 1 orang dan yang mengalami
33
Nabila, Tisa & Yenni - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Morbili Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah
Kerja Upk Kom Yos Sudarso Pontianak

morbili sebanyak 6 orang. Hal tersebut DAFTAR PUSTAKA


menunjukan bahwa ada pengaruh antara 1. Hidayat, aziz. 2007. Metode Penelitian
status imunisasi dengan kejadian morbili Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
pada anak usia 1-3 tahun. Ibu yang Salemba medika : Jakarta Perilaku.
berpengetahuan baik tidak ada anak yang Rineka Cipta.
mengalami morbili sedangkan ibu yang 2. Chichie. 2010. Hubungan Pengetahuan
berpengetahuan tidak baik mempunyai anak dan Sikap Ibu Tentang Posyandu dengan
mengalami morbili sebanyak 6 anak. Hal Frekuensi Penimbangan Anak Balita di
tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh Wilayah Kerja Puskesmas Wawonasa.
antara pengetahuan ibu dengan kejadian Tidak dipublikasikan online.
morbili pada anak usia 1-3 tahun. Tidak ada 3. Rosita. 2011. Tingkat Pengetahuan Ibu
pengaruh antara kepadatan tempat tinggal Tentang Pemberian Imunisasi Dasar
dengan kejadian morbili pada anak usia 1-3 Pada Bayi di Puskesmas Polonia, tahun
tahun, dengan nilai p value sebesar 0,924 2011. http://uda.ac.id/jurnal/files/Rost
(0,924 > 0,05) sedangkan status imunisasi a%20Saragih3.pdf.
dan pengetahuan ibu dengan nilai p value 4. Prasetyawati, E.A, (2012). Kesehatan Ibu
sebesar 0,000 (0,000> 0,05) dan nilai p dan Anak (KIA) dalam Milenium
value sebesar 0,001 (0,001> 0,05). Development Goals (MDGs). Yogyakarta
: Nuha Medika.
SARAN 5. Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan
1. Terhadap masyarakat / ibu penderita Nasional. Jakarta.
campak, agar memberikan imunisasi 6. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
campak pada anaknya agar tidak Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.
menderita campak, dan jika mengetahui 7. Mulyani, Nina. 2013. Imunisasi untuk
ada anaknya yang menderita campak anak. Nuha Medika : Yogyakarta.
maka perlu dilakukan isolasi terhadap 8. Giarsawan, Nyoman 2012. Faktor-Faktor
kasus untuk mencegah penularan yang mempengaruhi Kejadian Campak
penyakit campak pada orang lain. Diwilayah Puskesmas Tejakula I
2. Pengetahuan masyarakat tentang Kecamatan Kabupaten Bulelang.
campak agar lebih ditingkatkan dengan 9. Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan
mengikuti sosialisasi atau penyuluhan di dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
posyandu agar melakukan pencegahan 10. Momomuat, Silvia. 2014. Hubungan
terhadap penularan penyakit campak. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
3. Kepada instansi pemegang program Pentingnya Imunisasi Campak Dengan
imunisasi di Puskesmas Kom Yos Kepatuhan Melaksanakan Imunisasi Di
Sudarso / dinas kesehatan melakukan Puskesmas Kawangkoan.
pengecekan secara rutin terhadap kondisi 11. Giarsawan, Nyoman 2012. Faktor-
rantai dingin vaksin, mulai dari Faktor yang mempengaruhi Kejadian
puskesmas sampai dengan pada saat Campak Di wilayah Puskesmas
akan memberikan imunisasi pada pasien. Tejakula I Kecamatan Kabupaten
4. Pihak Puskesmas sebaiknya memberikan Bulelang.
imunisasi campak tambahan pada daerah
rentan terjadinya kejadian luar biasa
campak pada balita dan anak sekolah.
34

Anda mungkin juga menyukai