Anda di halaman 1dari 8

Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN IMUNISASI DASAR


DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI
PUSKESMAS SIMPANG PEMATANG

Tika Febitasari1, Vivian Nanny Lia Dewi1, Ani Kristianingsih1, Sukarni1


1
Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
Alamat Korespondensi: tikafebitaa@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari
saluran napas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk adneksa dan menyebabkan 20% kematian diantara
anak-anak berusia kurang lima tahun. Selain itu ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) menjadi salah satu
penyakit utama dengan kunjungan pasien yang tinggi di Puskesmas (40-60%) dan Rumah Sakit (15-30%).
Meningkatnya Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko
diantaranya adalah kurangnya pemberian ASI eksklusif dan imunsasi dasar yang tidak lengkap. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dan imunisasi dasar dengan
infeksi saluran pernafasan akut pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian jenis survei analitik dengan
desain case control. Sampel penelitian ini adalah 136 balita yang dipilih dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara dilakukan pada tanggal 16 Oktober sampai dengan
16 November 2023. Hubungan pemberian ASI eksklusif dan imunisasi dasar dengan infeksi saluran pernafasan
akut dianalisis menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pada
kelompok kasus paling banyak tidak ASI eksklusif dan tidak lengkap imunisasi dasar sedangkan pada kelompok
kontrol paling banyak ya ASI eksklusif dan lengkap imunisasi dasar. Uji Chi-Square menunjukkan hasil p-value
pada pemberian ASI eksklusif dan imunisasi dasar yaitu 0,000. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada
hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dan imunisasi dasar dengan infeksi saluran pernafasan akut
pada balita di Puskesmas Simpang Pematang.

Kata Kunci: ASI Eksklusif, Imunisasi Dasar, ISPA

ABSTRACT
Acute Respiratory Infection is an acute infection that attacks one or more parts of the respiratory tract from the
nose to the alveoli including the adnexa and causes 20% of deaths among children aged less than five years.
Apart from that, ARI (Acute Respiratory Infection) is one of the main diseases with high patient visits at
Community Health Centers (40-60%) and Hospitals (15-30%). The increase in acute respiratory infections in
toddlers can be influenced by several risk factors, including lack of exclusive breastfeeding and incomplete basic
immunization. The aim of this study was to determine the relationship between a history of exclusive
breastfeeding and basic immunization with acute respiratory infections in toddlers. This research is an analytical
survey type research with a case control design. The sample for this research was 136 toddlers selected using
purposive sampling technique. Data collection using questionnaires and interviews was carried out from 16
October to 16 November 2023. The relationship between exclusive breastfeeding and basic immunization with
acute respiratory tract infections was analyzed using Chi-Square. The results of this study show that the majority
of the case group did not receive exclusive breastfeeding and did not have complete basic immunization, while
in the control group most of them did not receive exclusive breastfeeding and complete basic immunization. The
Chi-Square test shows that the p-value for exclusive breastfeeding and basic immunization is 0.000. The
conclusion of this study is that there is a relationship between a history of exclusive breastfeeding and basic
immunization with acute respiratory tract infections in toddlers in Puskesmas Simpang Pematang.

Keywords: Exclusive Breastfeeding, Basic Immunization, ARI

Volume ….., Nomor …., Bulan dan Tahun Terbit


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut pemberian imunisasi dasar sebesar 95%
merupakan infeksi akut yang menyerang dan saat ini hanya mencapai 88,4%
salah satu bagian atau lebih dari saluran (Puskesmas Simpang Pematang, 2022).
napas mulai dari hidung sampai alveoli Menurut Hartono (2015) ISPA dapat
termasuk adneksa dan secara global dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko
menyebabkan 20% kematian diantara diantaranya adalah kurangnya pemberian
anak-anak berusia kurang lima tahun. ASI secara eksklusif dan imunisasi dasar
Angka kematian meningkat menjadi 35- yang tidak lengkap.
40% diantara anak balita, terhitung 2,04 Air susu ibu mengandung semua zat
juta kematian/tahun. Asia Tenggara gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memiliki insiden ISPA tertinggi diikuti memenuhi seluruh kebutuhan gizi pada
oleh negara-negara Afrika, yang secara bayi usia 6 bulan, sehingga tidak
bersama-sama berkontribusi pada lebih memerlukan tambahan makanan atau
dari 80% dari total kasus global (Murarkar minuman lain. Gangguan kesehatan berupa
et al., 2021). diare, demam, batuk, pilek lebih banyak
Selain itu ISPA (Infeksi Saluran ditemukan pada bayi yang tidak mendapat
Pernapasan Akut) menjadi salah satu ASI secara eksklusif dibanding yang
penyakit utama dengan kunjungan pasien mendapat ASI eksklusif. Pada umumnya
yang tinggi di Puskesmas (40-60%) dan tubuh balita tidak akan mampu melawan
Rumah Sakit (15-30%). Menurut antigen (kuman atau racun kuman) yang
Riskesdas, prevalensi ISPA di Indonesia kuat. Karena itu balita akan menjadi sakit
pada tahun 2018, enam provinsi dengan bila terjangkit kuman ganas. Agar tubuh
prevalensi ISPA tertinggi adalah Nusa tetap kebal diperlukan perangsangan
Tenggara Timur (15,4%), Papua (13,1%), kembali oleh antigen, artinya balita
Papua Barat (12,3%), Banten (11,9%) dan tersebut harus mendapatkan suntikan atau
Bengkulu (11,8%) sedangkan Provinsi imunisasi ulangan. Pada dasarnya, dengan
Lampung sebesar 7,4% (Kemenkes RI, imunisasi balita akan terhindar dari
2022). ancaman penyakit yang ganas tanpa
Mesuji merupakan salah satu bantuan pengobatan. Imunisasi yang
kabupaten/kota di Provinsi Lampung yang berpengaruh terhadap ISPA yaitu BCG,
kejadian ISPA terus meningkat. Prevalensi DPT, dan Campak (Hartono, 2015).
ISPA di Kabupaten Mesuji tahun 2020 Penelitian ini bertujuan untuk
sebesar 6,89% dan di tahun 2022 mengetahui hubungan riwayat pemberian
meningkat menjadi sebesar 7,92% (Dinas ASI eksklusif dan imunisasi dasar dengan
Kesehatan Mesuji, 2022). Prevalensi ISPA infeksi saluran pernafasan akut pada balita
di Kabupaten Mesuji berdasarkan wilayah di Puskesmas Simpang Pematang.
puskesmas diketahui Puskesmas Simpang
pematang menduduki peringkat tertinggi
dengan kejadian sebesar 11,3%,
Puskesmas Panggung Jaya sebesar 9,23%
dan yang terendah di Puskesmas Tanjung
Mas Makmur sebesar 3,47% (Dinas
Kesehatan Mesuji, 2022).
Cakupan pemberian ASI eksklusif
dan imunisasi dasar di Puskesmas Simpang
Pematang tidak mencapai target yang di
harapkan yaitu pada pemberian ASI
eksklusif sebesar 80% dan saat ini hanya
mencapai 57,8% sedangkan pada

Volume ….., Nomor …., Bulan dan Tahun Terbit


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Kerja Puskesmas Simpang Pematang
jenis survei analitik dengan desain case sedangkan pada kelompok kontrol yaitu
control yang dilakukan di Wilayah Kerja bersedia menjadi responden, balita yang
Puskesmas Simpang Pematang. tidak memiliki riwayat ISPA, balita dengan
Pengumpulan data menggunakan usia 2-5 tahun yang berasal dari Wilayah
kuesioner dan wawancara yang diberikan Kerja Puskesmas Simpang Pematang.
pada ibu balita mulai tanggal 16 Oktober Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
sampai dengan 16 November 2023. memiliki riwayat penyakit alergi/asma,
Sampel penelitian ini adalah 136 balita tinggal serumah dengan keluarga yang
dibagi menjadi dua kelompok yaitu 68 terkena TB, melakukan pengobatan rutin
kelompok kasus dan 68 kelompok kontrol terkait dengan penyakit saluran pernafasan
yang dipilih dengan teknik purposive seperti TB. Penelitian ini telah
sampling. Uji korelasi yang digunakan mendapatkan surat keterangan laik etik
dalam penelitian ini yaitu Chi-Square. dari Komite Etik Kesehatan Universitas
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini Aisyah Pringsewu dengan
dibagi menjadi dua, pada kelompok kasus NO:062/UAP.OT/KEP/E.C/2023.
yaitu bersedia menjadi responden, balita
yang tercatat menderita ISPA dalam HASIL PENELITIAN
registrasi Puskesmas Simpang Pematang Hasil penelitian disajikan sebagai
pada bulan September 2023, balita dengan berikut:
usia 2-5 tahun yang berasal dari Wilayah

Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian


Kasus Kontrol Kasus Kontrol
Karakteristik responden
f (n=68) % f (n=68) % Mean ±SD Mean ±SD
Jenis Kelamin:
Laki-Laki 38 55,9 29 42,6 NA NA
Perempuan 30 44,1 39 57,4
Umur:
24-36 bulan 67 98,5 28 41,2 26,50 39,00
37-48 bulan 1 1,5 33 48,5 ±3,352 ±7,624
49-60 bulan 0 0 7 10,3
Riwayat ASI Eksklusif:
Ya 10 14,7 63 92,6 NA NA
Tidak 58 85,3 5 7,4
Riwayat Imunisasi Dasar:
Lengkap 28 41,2 50 73,5 NA NA
Tidak Lengkap 40 58,8 18 26,5
NA = Not Applicable

Tabel 1 menunjukkan bahwa sedangkan pada kelompok kontrol


karakteristik sampel pada kelompok kasus sebagian besar berjenis kelamin
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki perempuan (57,4%), berumur 37-48 bulan
(55,9%), berumur 24-36 bulan (98,5%), (48,5%), ya ASI eksklusif (92,6%) dan
tidak ASI eksklusif (85,3%) dan tidak lengkap imunisasi dasar (73,5%).
lengkap imunisasi dasar (58,8%)

Tabel 2. Analisis Bivariat Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dan Imunisasi Dasar dengan ISPA
Kasus Kontrol
Keterangan OR (95% CI) p*
f (n=68) % f (n=68) %
Riwayat ASI Eksklusif: 73,080 0,000

Volume ….., Nomor …., Bulan dan Tahun Terbit


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Ya 10 14,7 63 92,6 (23,579-226,505)


Tidak 58 85,3 5 7,4
Riwayat Imunisasi Dasar: 3,968 0,000
Lengkap 28 41,2 50 73,5 (1,925-8,181)
Tidak Lengkap 40 58,8 18 26,5
*Chi Square

Tabel 2 menunjukkan hasil p-value Simpang Pematang. Nilai estimasi faktor


pada pemberian ASI eksklusif dan risiko pada pemberian ASI eksklusif
imunisasi dasar yaitu 0,000. Hal ini dapat diperoleh OR sebesar 73,080 (95%
diartikan bahwa ada hubungan riwayat CI=23,579-226,505) sedangkan pada
pemberian ASI eksklusif dan imunisasi imunisasi dasar diperoleh OR sebesar
dasar dengan kejadian ISPA di Puskesmas 3,968 (95% CI=1,925-8,181).

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis dapat paling banyak berumur 24-36 bulan
diketahui bahwa balita yang menjadi (98,5%) dengan rata-rata usia 26,5 bulan.
sampel pada kelompok kasus dengan Pada kelompok kontrol paling banyak
diagnosa ISPA paling banyak berjenis berumur 37-48 bulan (48,5%) dengan rata-
kelamin laki-laki (55,9%) dan pada rata usia 39 bulan.
kelompok kontrol yang tidak ISPA paling Berdasarkan teori yang dikemukakan
banyak berjenis kelamin perempuan oleh Fauziah et al., (2023) bayi tidak
(57,4%). Hal ini senada dengan hasil terlalu rentan mengalami ISPA disebabkan
penelitian yang dilakukan oleh Dengo et bayi masih memiliki kekebalan tubuh
al., (2023) yang menunjukkan bahwa anak alami dari ibu. Antibodi janin dibentuk
laki-laki memiliki risiko lebih tinggi pada awal minggu ke-20, lalu akan terus
terkena penyakit ISPA dibandingkan anak dibentuk sampai mencapai kadar optimal
perempuan. Hal ini disebabkan karena pada usia diatas 5 tahun. Pada bulan awal
anak laki-laki lebih aktif dibanding anak kelahiran, bayi memperoleh IgG dari IgG
perempuan sehingga memungkinkan anak ibu. IgG tersebut akan menghilang ketika
laki-laki lebih sering terpapar bakteri usia 6-8 bulan postnatal dan akan
ataupun virus penyebab ISPA (Dengo et meningkat secara bertahap hingga sampai
al., 2023). mencapai kadar optimal pada usia diatas 5
Namun berdasarkan hasil penelitian tahun, terutama pada usia 7-8 tahun.
lain menunjukkan bahwa tidak terdapat Imunoglobulin G (IgG) ini merupakan
hubungan yang bermakna antara jenis salah satu antibodi yang penting untuk
kelamin dengan kejadian ISPA pada anak proteksi pada usia dini dan mencegah
balita dengan nilai p-value yang diperoleh infeksi saluran pernapasan.
sebesar 1,000. Saat ini baik balita berjenis Disamping mendapatkan imunitas
kelamin laki-laki maupun perempuan alamiah, bayi juga mendapatkan tambahan
memiliki kebiasaan yang sama dalam hal imunitas dari imunisasi yang diberikan
bermain, baik di luar rumah maupun di pada saat bayi seperti imunisasi campak,
dalam rumah. Hal ini dapat meningkatkan BCG, polio dan lain-lain. Interaksi bayi
risiko anak perempuan terkena penyakit terhadap orang lain juga cenderung sedikit
ISPA dengan kata lain bahwa risiko anak sehingga penularan ISPA kepada bayi lebih
laki-laki dengan anak perempuan akan sedikit dibandingkan balita. Penularan atau
sama mudah terkena penyakit ISPA (Nova penyebaran Infeksi Saluran Pernapasan
et al., 2021). Akut (ISPA) sangat mudah terjadi melalui
Berdasarkan hasil analisis dapat batuk dan bersin yang membentuk partikel
diketahui bahwa karakteristik sampel infeksius di udara yang dapat berpindah
berdasarkan umur pada kelompok kasus dari orang sakit kepada orang yang

Volume ….., Nomor …., Bulan dan Tahun Terbit


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

mempunyai risiko tertular atau dapat pada anaknya sebelum berumur 6 bulan,
melalui kontak langsung (Fauziah et al., rendahnya tingkat pendidikan orangtua
2023). balita sehingga mempengaruhi
Hasil penelitian ini menunjukan pengetahuan dan sikap yang kurang
adanya hubungan antara riwayat mendukung pemberian ASI kepada
pemberian ASI eksklusif dengan infeksi anaknya dan takut gemuk.
saluran pernafasan akut pada balita Perkembangan dan pertumbuhan
(p=0,000) dengan OR sebesar 73,080. Hal bayi berlangsung dengan baik selama
ini berarti balita yang tidak ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif, tetapi setelah
berisiko mengalami ISPA 73,080 kali lepas dari ASI eksklusif sebaiknya balita
dibandingkan dengan balita yang ASI mendapat asupan makanan yang adekuat
eksklusif. Hal ini senada dengan penelitian dengan gizi seimbang sehingga memiliki
yang dilakukan oleh Haryanti et al., (2022) imunitas tubuh yang baik untuk mencegah
yaitu terdapat hubungan yang bermakna terjadinya risiko penyakit infeksi. Hal ini
antara pemberian ASI eksklusif dengan diperkuat dengan teori menurut Yanti &
kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Sari (2018) seseorang yang mempunyai
Kayu Kunyit Kabupaten Bengkulu Selatan. status gizi baik tidak mudah terkena
Hasil penelitian lain yang senada juga di penyakit, baik penyakit infeksi maupun
tunjukan pada penelitian yang dilakukan penyakit degeneratif. Gizi buruk
oleh Setiawati et al., (2021) dengan nilai merupakan faktor predisposisi terjadinya
OR sebesar 6,5 artinya balita yang tidak ISPA pada balita. Asupan makanan yang
mendapat ASI eksklusif berpeluang 6,5 tidak teratur dan nutrisi yang tidak
kali menderita ISPA dibandingkan balita seimbang menyebabkan balita mengalami
yang mendapat ASI eksklusif. kekurangan gizi sehingga rentan terhadap
Hal ini diperkuat dengan teori yang penyakit infeksi termasuk ISPA.
dikemukakan oleh Susanto (2021), salah Hasil penelitian di Puskesmas
satu manfaat ASI bagi bayi adalah Sukaraya menunjukkan proporsi balita
mengandung antibodi mekanisme yang berstatus gizi tidak baik lebih banyak
pembentuk antibodi pada bayi. Jika ibu menderita ISPA daripada balita yang
mendapat infeksi, maka tubuh ibu akan berstatus gizi baik, hal ini disebabkan
membentuk antibodi yang akan disalurkan masih rendahnya tingkat pendidikan
kepada bayinya dengan bantuan jaringan orangtua balita sehingga mempengaruhi
limfosit. Dalam ASI juga terdapat antibodi pengetahuan tentang ISPA, pola pemberian
terhadap bakteri E.Coli, Salmonella Typhii, nutrisi yang tidak tepat dan kesadaran
Shigella dan antibodi terhadap virus seperti berperilaku hidup sehat yang masih kurang
Rota Virus, polio serta campak. (Setiawati et al., 2021).
Menurut Setiawati et al., (2021) Hasil penelitian ini menunjukan
alasan lain balita yang tidak mendapat ASI adanya hubungan antara riwayat imunisasi
eksklusif adalah ASI-nya kurang cukup, dasar dengan infeksi saluran pernafasan
puting susu yang pendek, dan ibu yang akut pada balita (p=0,000) dengan OR
bekerja sehingga ibu dan atau keluarga sebesar 3,968. Hal ini berati balita yang
memberikan susu formula atau makanan tidak lengkap mendapatkan imunisasi
lain seperti buah dan bubur sebelum balita dasar 3,968 berisiko mengalami ISPA
berumur 6 bulan. Selain itu referensi lain dibandingkan dengan balita yang lengkap
meyebutkan bahwa terdapat beberapa mendapatkan imunisasi dasar. Hal ini
alasan ibu tidak memberikan ASI secara senada dengan penelitian yang dilakukan
eksklusif yaitu masih adanya angggapan oleh Chandra et al., (2022) yaitu terdapat
bahwa gizi yang diperoleh dari ASI saja hubungan antara status imunisasi dengan
tidak mencukupi untuk anaknya sehingga kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja
mereka lebih banyak memberikan MP-ASI Klinik Base Camp PT Kideco. Hasil

Volume ….., Nomor …., Bulan dan Tahun Terbit


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

penelitian lain yang senada juga di klinis langsung penyakit ISPA seperti
tunjukan pada penelitian yang dilakukan difteri, pertusis dan campak. Status
oleh Raharsari (2022) dengan nilai OR imunisasi yang berkaitan dengan kejadian
sebesar 2,579 artinya status imunisasi tidak ISPA dan beberapa penyakit penyerta
lengkap berpeluang 2,5 kali mengalami lainnya tidak hanya memandang
kejadian ISPA dibandingkan status kelengkapan imunisasi dasar tetapi juga
imunisasi lengkap. ketepatan jadwal pemberian imunisasi
Menurut peneliti hal ini yang sesuai dengan usia. Hal ini sangat
menunjukkan bahwa kejadian ISPA lebih mempengaruhi kekebalan tubuh
banyak terjadi pada balita yang tidak seorang anak dalam mencegah
mendapatkan imunisasi dasar penyakit tertentu, terutama penyakit
dibandingkan dengan balita yang ISPA. Dengan mengikuti jadwal
mendapatkan imunisasi dasar. Dengan imunisasi yang tepat, dapat dipastikan
melakukan serangkaian imunisasi dasar bahwa anak mendapatkan perlindungan
yang lengkap daya tahan tubuh akan yang maksimal (Anggraeni et al., 2021).
meningkat tidak hanya terhadap penyakit- Ada beberapa faktor lain yang
penyakit yang diimunisasi, kekebalan juga menjadi penyebab ISPA pada balita salah
muncul terhadap penyebab penyakit satunya adalah masalah kekebalan tubuh.
lainnya seperti ISPA. Hal ini diperkuat ISPA pada balita adalah kejadian infeksi
dengan teori yang dikemukakan oleh Amin pertama yang diakibatkan belum
et al., (2020) pemberian imunisasi akan optimalnya kekebalan tubuh secara
merangsang terbentuknya antibodi dalam alamiah. Sistem kekebalan yang ada di
tubuh. Imunisasi dasar adalah pemberian dalam tubuh seseorang sangat berperan
imunisasi awal pada bayi yang baru lahir dalam melawan bakteri maupun infeksi
sampai usia satu tahun untuk mencapai virus yang masuk kedalam tubuh
kadar kekebalan diatas ambang seseorang. Dalam keadaan kondisi tubuh
perlindungan. Sebagian besar kasus ISPA yang lemah akan meningkatkan risiko
merupakan penyakit yang dapat dicegah seseorang mengalami infeksi. Kondisi
dengan imunisasi, penyakit yang tergolong yang seperti ini sering terjadi pada anak-
ISPA yang dapat dicegah dengan imunisasi anak dan lansia dikarenakan sistem imun
adalah difteri dan batuk rejan. adaptif belum matang atau mengalami
Untuk mengurangi faktor yang penurunan fungsi sehingga dapat
meningkatkan mortalitas ISPA, diupayakan melemahkan antibodi (Govers et al.,
imunisasi lengkap terutama DPT-HB-HIB. 2022).
Imunisasi dasar lengkap pada bayi Anak sebenarnya memiliki kadar sel
meliputi: BCG, 3 dosis DPT-HB-HIB, 4 T yang cukup tinggi, namun sel T tersebut
dosis Polio, 4 dosis hepatitis B, dan masih berbentuk naif. Sel T yang
campak. Bayi dan balita yang mempunyai berbentuk naif tersebut tidak akan
status imunisasi lengkap, apabila berespons terhadap suatu paparan antigen
menderita ISPA dapat diharapkan tertentu, salah satunya adalah paparan
perkembangan penyakitnya tidak akan antigen bila terjadi infeksi, ditambah
menjadi lebih berat. Imunisasi pentabio paparan agen infeksi yang paling sering
(DPT-Hb-Hib) merupakan imunisasi yang pada anak yaitu melalui saluran
diberikan untuk mencegah penyakit pernapasan. Hal inilah yang menyebabkan
difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan infeksi yang paling sering terjadi pada
haemophilus influenza type B. Pemberian anak adalah infeksi saluran pernapasan
imunisasi pentabio bertujuan sebagai akut. Mekanisme imunologi lain yang
pencegahan primer terhadap penyakit menyebabkan ISPA lebih sering pada anak
penyebab ISPA serta terhadap beberapa terutama usia dibawah 5 tahun adalah
penyakit yang mempunyai manifestasi kadar IgG yang belum optimal sehingga

Volume ….., Nomor …., Bulan dan Tahun Terbit


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

memungkinkan terjadi infeksi saluran


pernapasan akut akibat respons imunitas
yang tidak adekuat (Fauziah et al., 2023).

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan OR sebesar 73,080). Hal ini berarti
hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif balita yang tidak ASI eksklusif berisiko
dan imunisasi dasar dengan infeksi saluran mengalami ISPA 73,080 kali dibandingkan
pernafasan akut pada balita di Puskesmas dengan balita yang ASI eksklusif. Terdapat
Simpang Pematang dapat disimpulkan hubungan antara riwayat imunisasi dasar
bahwa: dengan infeksi saluran pernafasan akut
Karakteristik sampel pada kelompok pada balita (p=0,000 dengan OR sebesar
kasus sebagian besar berjenis kelamin laki- 3,968). Hal ini berati balita yang tidak
laki (55,9%), berumur 24-36 bulan lengkap mendapatkan imunisasi dasar
(98,5%), tidak ASI eksklusif (85,3%) dan 3,968 berisiko mengalami ISPA
tidak lengkap imunisasi dasar (58,8%) dibandingkan dengan balita yang lengkap
sedangkan pada kelompok kontrol mendapatkan imunisasi dasar.
sebagian besar berjenis kelamin Penelitian ini memiliki keterbatasan
perempuan (57,4%), berumur 37-48 bulan sehingga peneliti selanjutnya disarankan
(48,5%), ASI eksklusif (92,6%) dan untuk melakukan penelitian dengan
lengkap imunisasi dasar (73,5%). Terdapat memilih variabel-variabel lain yang
hubungan antara riwayat pemberian ASI mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
eksklusif dengan infeksi saluran dan status imunisasi dasar terhadap
pernafasan akut pada balita (p=0,000 kejadian ISPA pada anak balita.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, M., Listiono, H., & Sutriyati. (2020). Analisis Faktor Resiko Kejadian ISPA pada Balita. Jurnal Ilmiah
Multi Science Kesehatan, 12(2), 169–180. https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1954887
Anggraeni, E. A., Mansur, H., & Sondakh, J. J. . (2021). Kelengkapan dan Ketepatan Pemberian Imunisasi Dasar
Pentabio Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Pada Batita. Malang Journal of
Midwifery, 3(1), 20–28.
Chandra, Inayah, H. K., & Yeni, H. (2022). Hubungan Status Imunisasi Dan Kebiasaan Merokok Anggota
Keluarga Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Diwilayah Kerja Klinik Basecamp Pt Kideco Kecamatan Batu
Sopang. An-Nadaa Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 84–89. https://doi.org/10.31602/ann.v9i1.7095
Dengo, S. W., Kadir, L., & Amalia, L. (2023). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Puskesmas Kota Timur. Journal
Health & Science : Gorontalo Journal and Science Community, 7(3), 272–280.
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gojhes/index
Dinas Kesehatan Mesuji. (2022). Profil Kesehatan Kabupaten Mesuji.
Fauziah, P. N., Mainassy, M. C., Ode, I., Affandi, R. I., Cesa, F. Y., Umar, F., Prajawanti, K. N., Rohmah, M.
K., Achmad, A. F., Rahim, A., Setyono, B. D. H., Hendra, G. A., & Setiyabudi, L. (2023). Imunologi.
Bandung: Widina Bhakti Persada.
Govers, C., Calder, P. C., Savelkoul, H. F. J., Albers, R., & Van Neerven, R. J. J. (2022). Ingestion, Immunity,
and Infection: Nutrition and Viral Respiratory Tract Infections. Frontiers in Immunology, 13(1), 1–22.
https://doi.org/10.3389/fimmu.2022.841532
Hartono. (2015). Gangguan Pernafasan Pada Anak: ISPA (Numed (ed.)). Yogyakarta: Nuha Medika.
Haryanti, F. J., Rahmaianti, G., & Fennyria, D. Y. (2022). Hubungan Status Imunisasi dan Pemberian ASI
Eksklusif dengan Kejadian ISPA Pada Bayi 9-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Kunyit
Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Kebidanan Manna, 1(1), 1–10.
file:///C:/Users/User/Downloads/TEMPLATE+ARTIKEL+JKMana+Feri+Juli+Haryantipenulis.pdf
Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2021. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.

Volume ….., Nomor …., Bulan dan Tahun Terbit


Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Murarkar, S., Gothankar, J., Doke, P., Dhumale, G., Pore, P. D., Lalwani, S., Quraishi, S., Patil, R. S.,
Waghachavare, V., Dhobale, R., Rasote, K., Palkar, S., Malshe, N., & Deshmukh, R. (2021). Prevalence of
the Acute Respiratory Infections and Associated Factors in the Rural Areas and Urban Slum Areas of
Western Maharashtra, India: A Community-Based Cross-Sectional Study. Frontiers in Public Health,
9(October), 1–7. https://doi.org/10.3389/fpubh.2021.723807
Nova, L. S., Rachmawati, F., & Siahainenia, H. E. (2021). Hubungan Kejadian Ispa Pada Anak Balita Menurut
Aspek Individu dan Lingkungan Fisik Rumah di Desa Sukadanau. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 11(2),
171–184. https://doi.org/10.52643/jbik.v11i2.1490
Puskesmas Simpang Pematang. (2022). Data Puskesmas. In Kesehatan.
Raharsari, R. T. (2022). Hubungan Berat Badan Lahir, Status Imunisasi dan Perilaku Ibu dengan Kejadian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita. Open Access Jakarta Journal of Health Sciences, 1(11), 416–
426. https://doi.org/10.53801/oajjhs.v1i11.160
Setiawati, F., Sari, E. P., Hamid, S. A., & Hasbiah. (2021). Hubungan Status Gizi, Pemberian Asi Eksklusif dan
Paparan Asap Rokok Terhadap Kejadian Ispa pada Balita di Puskesmas Sukaraya Kab. OKU. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(3), 1293–1298. https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i3.1739
Susanto, A. V. (2021). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam Praktik Kebidanan Profesional. In
Pustaka Baru Press. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Yanti, D. E., & Sari, N. (2018). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) Pada Anak Balita Usia 1- 5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraja Nuban Kabupaten
Lampung Timur. Jurnal Dunia Kesmas, 7(4), 169–177.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/article/view/1083

Volume ….., Nomor …., Bulan dan Tahun Terbit

Anda mungkin juga menyukai