Anda di halaman 1dari 6

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PENCEGAHAN

ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KUTA MALAKA


ACEH BESAR

AN OVERVIEW OF MOTHERS’ KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN PREVENTING


ACUTE RESPIRATORY INFECTIONS IN UNDER-5 CHILDREN AT
COMMUNITY HEALTH CENTER (PUSKESMAS) OF
KUTA MALAKA IN ACEH BESAR REGENCY

Ria Amelia¹; Imelda²


¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
²Bagian Keilmuan Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail : riaa470882gmail.com ; ilacuesta@ymail.com

ABSTRAK
ISPA adalah lima penyakit terbesar yang sering dialami oleh Balita. Komplikasi ISPA akan berdampak pada
kesehatan anak sehingga dibutuhkan upaya untuk mencegah ISPA. Pengetahuan ibu dan sikap yang baik
dapat membantu dalam melakukan upaya pencegahan ISPA. Kurang memadai informasi dan sikap yang
negatif terhadap ISPA akan mengurangi upaya ibu dalam pencegahan ISPA. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam pencegahan ispa pada balita di Puskesmas
Kuta Malaka Aceh Besar. Desain penelitian ini deskriptif. Penentuan jumlah sampling menggunakan
Accidental Sampling dengan jumlah populasi 153 orang dan sampel 60 orang. Instrumen pengumpulan data
adalah kuesioner yang terdiri dari 27 pernyataan. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 17 juli s/d 26
juli 2017. Hasil dari penelitian ini didapatkan gambaran pengetahuan ibu dalam pencegahan ISPA pada
balita di puskesmas Kuta Malaka Aceh Besar, berada pada kategori baik yaitu 31 dari 58 responden (53,4%).
Sikap ibu dalam pencegahan ISPA pada balita di puskesmas Kuta Malaka Aceh Besar berada pada kategori
positif yaitu 34 dari 58 responden dengan persentase (58,6%). Diharapkan pada perawat agar dapat
memberikan dukungan mental, dukungan informasi, serta pendidikan kesehatan kepada keluarga khusunya
ibu sehingga menjadi lebih baik lagi tingkat pengetahuan dan sikap dalam pencegahan ISPA.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pencegahan ISPA, Ibu

ABSTRACT
Acute respiratory infections (ARIs) is one of five major diseases experienced by children under five years.
Since these infections negatively affect children’s health, preventive efforts are absolutely needed. In this
case, knowledge and attitude of mothers related to ARIs are quite helpful. The objective of this research was
to find out the overview of mothers’ knowledge and attitude in preventing acute respiratory infections in
under-5 children at Community Health Center (Puskesmas) of Kuta Malaka in Aceh Besar Regency. A
number of 60 of 153 population members were chosen as the respondents in this descriptive research by
means of accidental sampling technique. These respondents were the mothers who have children with acute
respiratory infections and visited Community Health Center (Puskesmas) of Kuta Malaka. This research was
conducted after it has passed the ethics assessment in order to respect the respondents’ confidentiality. A 27-
item questionniare was used as the research instrument. The data were collected from July 17 to July 24,
2017. The results indicated that the overview of mothers’ knowledge in preventing acute respiratory
infections in under-5 children at Community Health Center (Puskesmas) of Kuta Malaka in Aceh Besar
Regency of 31 respondents (53.4%) was in good category and the overview of mothers’ attitude in
preventing acute respiratory infections in under-5 children at Community Health Center (Puskesmas) of
Kuta Malaka in Aceh Besar Regency of 34 respondents (58.6%) was in positive category. It is suggested that
the nurses working at the Community Health Center keep giving mental and informational support as well
as health education to a family’s members especially mothers so that knowledge and attitude of them related
to preventive efforts of ARIs would be much better.

Keyword : Knowledge, Attitude, Prevention of ARIs, Mother


PENDAHULUAN kasus berat memerlukan perawatan rumah
World Health Organization sakit. Balita yang mengalami ISPA pada
(WHO) memperkirakan insiden sinfeksi tahun 2014 sebanyak 16.682 balita.
saluran pernafasan akut (ISPA) di Negara Menurut data di puskesmas pesantren II
berkembang dengan angka kematian balita didapatkan jumlah balita sebanyak 4. 608
di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah dan yang mengalami ISPA sebanyak 2.427
15%-20% per tahun pada golongan usia balita (52,7%).
balita (Syair, 2009). Berdasarkan data dari Dinas
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kesehatan Provinsi Aceh, perkiraan
Indonesia menempati urutan pertama pneumonia pada balita tahun 2012
penyebab kematian pada kelompok bayi berjumlah 52.928 dan penemuan penderita
dan balita, dan juga termasuk 10 penyakit pneumonia sebesar 2.395 (4,6%). Sementara
terbanyak di rumah sakit. Berdasarkan angka kematian balita tahun 2012 mencapai
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 91% dari seluruh kematian balita (Profil
tahun 2013, menunjukkan prevalensi Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2009).
nasional ISPA 25,5%, dimana angka Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
kesakitan (morbiditas) pneumonia pada Kabupaten Aceh Besar jumlah balita yang
bayi 2,2%, pada balita 3%, sedangkan ISPA yaitu 33.026 orang, yang perempuan
angka kematian (mortabilitas) pada bayi berjumlah 17.432 orang (47,2%) dan laki-
23,8% dan balita 15,5% (Kemenkes RI, laki berjumlah 15.594 orang (52,7%)
2014). (Dinkes Aceh Besar, 2015).
Infeksi saluran pernafasan akut Berdasarkan hasil laporan bulan
(ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan Puskesmas Kuta Malaka Tahun 2015 jumlah
akut yang menyerang tenggorokan, hidung balita yang mengalami ISPA sebanyak 845
dan paru-paru yang berlangsung kurang orang, sementara tahun 2016 jumlah balita
lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur yang ISPA sebanyak 1.114 orang serta tahun
saluran di atas laring, tetapi kebanyakan 2017 jumlah balita yang ISPA pada bulan
penyakit ini mengenai bagian saluran atas Januari sampai dengan Maret sebanyak 153
dan bawah secara stimultan atau berurutan orang (Puskesmas Kuta Malaka, 2017).
(Muttaqin, 2008). Infeksi saluran Hasil studi pendahuluan yang
pernafasan akut yang didominasi oleh penulis lakukan di Puskesmas Kuta Malaka
penyebab virus, sejarah ini merupakan dengan cara wawancara pada bulan April
infeksi akut paling umum yang terjadi pada 2017 terhadap 10 orang ibu yang memiliki
anak usia sekolah dan remaja di seluruh balita. 7 orang ibu (70%) mengatakan tidak
dunia. Bayi dan anak-anak prasekolah tahu tentang penyakit ISPA atau Batuk
mengalami 6 sampai 10 penyakit Pilek, dan cara pencegahannya, ibu-ibu juga
pernafasan per tahun dan anak-anak usia mengatakan kalau anknya imunisasinya
sekolah dan remaja 3 sampai 5 penyakit tidak lengkap serta kadang-kadang saya
setahunnya (Rudolph, Hoffman, Rudoplh, tidak tega melarang anak saya minum
2006). minuman dingin-dingin, karena kalau anak
Menurut Kementerian Kesehatan RI sakit batuk atau pilek, ibu membiarkan saja
(2012, dalam penelitian Wahyuningsih, nanti juga sembuh sendiri, Sedangkan 3
2015) tentang pengetahuan ibu tentang orang ibu (30%) mengatakan
pencegahan ISPA menurunkan kejadian memperhatikan kesehatan anaknya, jika
ISPA pada Balita di Stikes Insiden ISPA anak saya sudah mulai demam, batuk dan
menurut kelompok umur balita pilek maka langsung di bawa ke pusat
diperkirakan 0,29 episode peranak/tahun di pelayanan kesehatan. Dan saya selalu
negaraberkembang. ISPA merupakan salah membawa anak saya ke posyandu untuk
satu penyebab utama kunjungan pasien imunisasi. Namun cara pencegahannya
disarana kesehatan. Berdasarkan semua belum dipahami. Ibu mengatakan pernah di
kasus yang terjadi di masyarakat 7-13% ajarkan bagai mana cara mencuci tangan 6
langkah yang baik dan benar oleh Tabel 1. Data Demografi Ibu
mahasiswa praktek lapangan yang masuk ke No. Data Demografi Ibu f %
kampung. 1. Umur (Erikson 1963)
Berdasarkan latar belakang diatas a. Dewasa Awal
maka penulis tertarik untuk membuat suatu (21-32 tahun) 22 37,9
penelitian dengan judul “Gambaran b. Dewasa Tengah
Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam (33-65 tahun) 36 62,1
Pencegahan ISPA pada Balita di Puskesmas 2. Pendidikan
Kuta Malaka Aceh Besar. a. Tidak Sekolah 2 3,4
b. SD 8 13,7
METODE c. SMP 10 17,2
Metode penelitian deskriptive dengan d. SMA 29 50
desain cross sectional study yaitu suatu e. PT 9 15,5
pendekatan dengan tidak menggunakan
subjek penelitian yang sama secara berulang
dalam pengukuran data dan pengukuran 3. Pekerjaan
dilakukan sekaligus. Penelitian ini a. IRT 20 34,4
dilaksanakan pada tanggal 17-24 juli 2017 di b. Petani 25 43,1
Puskemas Kurta Malaka Aceh Besar. c. PNS 7 12,0
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang d. Wiraswasta 6 10,3
mempunyai balita dan pernah menderita Berdasarkan tabel 1 dapat
ISPA seta berkunjung ke puskesmas Kuta disimpulkan bahwa distribusi frekwensi
Malaka Aceh Besar dengan teknik jenis kelamin balita tertinggi adalah laki-laki
Accidental sampling. sebanyak 32 orang (55,1%). Frekwensi umur
Pengumpulan data dilakukan dengan balita tertinggi adalah 12-24 bulan sebanyak
menbagikan kuesioner kepada responden 29 0rang (50%). Frekwensi penderita ISPA
yang terdiri dua bagian, yaitu A demografi adalah perempuan sebanyak 58 orang
ibu, dan bagian B kuesioner pengetahuan (100%).
dan sikap. Data diolah dengan langkah-
langkah: editing, coding, transfering, dan Tabel 2. Data Demografi Balita
tabulating. No. Data Demografi f %
Penelitian dilakukan setelah Balita
mendapatkan surat lulus uji etik dari komite 1. Jenis Kelamin Balita
Etik fakultas Keperawatan Universitas syiah a. Laki-laki 32 55,1
Kuala yang bertujuan untuk melindungi dan b. Perempuan 26 44,8
menjamin kerahasiaan responden. Dalam
penelitian ini peneliti menerapkan beberapa 2. Umur balita
etika yaitu: respect for human dignity, a. 12-24 bulan 29 50
respect for privacy and confidentiality, b. 25-36 bulan 13 22,4
respect for justice an inclusiveness, dan c. 37-48 bulan 11 18,9
balancing harms and benefits. Analisa data d. 49-60 bulan 7 12,0
terdiri dari analisa univariat digunakan untuk
melihat distribusi frekwensi dari setiap 3. Riwayat ISPA
variabel. Pernah 58 100
Tidak pernah 0 0
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Berdasarkan tabel 2 dapat
dilakukan terhadap 58 responden, disimpulkan bahwa distribusi frekwensi
didapatkan hasil sebagai berikut: jenis kelamin balita tertinggi adalah laki-laki
sebanyak 32 orang (55,1%). Frekwensi umur
balita tertinggi adalah 12-24 bulan sebanyak
29 0rang (50%). Frekwensi penderita ISPA diperkuat oleh pendapat Rasmaliah (2004,
adalah perempuan sebanyak 58 orang dalam Tundi, 2013), kuman Streptokokus akan
(100%). terbawa bersama debu yang berterbangan dan
terhirup oleh manusia yang melakukan aktivitas
Tabel 3. Frekwensi Pengetahuan Ibu ditempat tersebut, ISPA dapat
No Pengetahuan f % Berdasarkan hasil penelitian dan teori,
1. Baik 31 53,4 peneliti berpendapat bahwa pengetahuan ibu
2. Kurang 27 46,5 tentang pencegahan ISPA juga bisa dipengaruhi
Jumlah 58 100 dari tingkat pendidikannya, jika tinggi
pendidikan seorang ibu, maka tinggi pula
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa pengetahuannya, namun jika rendah tingkat
gambaran pengetahuan ibu dalam pencegahan pendidikan seorang ibu maka sedikit pula
ISPA pada balita di Puskesmas Kuta Malaka pengetahuan yang dia miliki tentang ISPA.
Aceh Besar kategori baik yaitu 31 responden Namun dari hasil penelitian ini juga peneliti
(53,4%). menyimpulkan pengetahuan ibu-ibu baik
dikarenakan juga dari segi media sosial yang
Tabel 4. Frekwensi Sikap Ibu sekarang ini sangat mudah di akses melalui
No Sikap f % handphon untuk mencari tahu tentang
1. Positif 34 58,6 bagaimana cara mencegah penyakit ISPA
2. Negatif 24 41,3 tersebut pada anaknya, sehingga pengetahuan
Jumlah 58 100 ibu menjadi meningkat walaupun pendidikan
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa seorang ibu paling banyak adalah pendidikan
gambaran sikap ibu dalam pencegahan ISPA menengah yaitu SMA (50%) yang termasuk
pada balita di Puskesmas Kuta Malaka dalam kategori menengah sehingga dalam
Kabupaten Aceh Besar kategori positif yaitu 34 penyerapan informasi sudah lebih baik.
responden (58,6%). Menurut penelitian Sambominanga (2014)
status imunisasi dasar lengkap yang diteliti
pada anak balita di puskesmas Ranotana Weru
PEMBAHASAN Kota Manado dilakukan dengan cara
Menurut penelitian Tundi (2013) mengobservasi dengan melihat KMS/KIA
menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki balita. Anak balita dikatakan status
responden tentang upaya pencegahan ISPA imunisasinya lengkap apabila telah
pada balita di desa Karang Jati Kecamatan mendapatkan keseluruhan imunisasi dasar.
Bergas Kabupaten Semarang menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kurang (37,2%) sedangkan baik (30,7%). Dari dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat
hasil penelitian faktor pekerjaan mempengaruhi hubungan antara pemberian imunisasi dasar
upaya pencegahan karena perhatian seorang ibu lengkap dengan kejadian ISPA pada balita.
terhadap balitanya kurang dan balita yang Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
tinggal sama bapak yang perokok itu bisa yang dilakukan oleh Hasan (2012, dalam
menpengaruhi upaya pencegahan terhadap Sambominanga, 2014), yang menyatakan tidak
penyakit ISPA atau yang lain yang di tularkan terdapat hubungan antara pemberian imunisasi
lewat udara atau polusi. Dalam penelitian ini dasar lengkap dengan kejadian ISPA. Hal ini
didapatkan hasil upaya pencegahan ISPA yang menunjukkan bahwa balita dengan imunisasi
baik telah dilakukan oleh ibu balita dengan cara dasar lengkap juga memiliki resiko yang sama
memberikan imunisasi pada balita, untuk terkena ISPA yang berulang. Lain halnya
menyediakan air bersih di rumah, menyapu dengan penelitian yang dilakukan oleh
lantai rumah setiap hari, membuka pintu atau Agussalim (2012, dalam Sambominanga, 2014)
jendela di pagi hari, menjauhkan balita dari yang menyatakan bahwa tidak sejalan dengan
orang yang merokok, memberikan ASI ekslusif hasil penelitian yang didapatkan, hasil
sampai usia 6 bulan, menjaga kebersihan penelitian dari Agussalim menyatakan terdapat
perseorangan atau keluarga. Hal tersebut
hubungan antara pemberian imunisasi dasar ini disebabkan karena latar belakang tingkat
lengkap dengan kejadian ISPA pada balita. pendidikan yang berbeda, pengetahuan serta
Selain imunisasi dasar lengkap terdapat sikap pada penelitian Muliati Muluki baik,
juga beberapa faktor yang dapat menyebabkan namun yang berpengaruh disana yaitu status
ISPA, antara lain pemberian vitamin A, gizi, kebiasaan merokok, status imunisasi dan
pemberian imunisasi Hib dan status gizi balita. umur.
Penelitian yang dilakukan menurut Mahrama Berdasarkan hasil penelitian dan teori,
(2012, dalam Sambominanga, 2014) peneliti berpendapat bahwa sikap ibu dalam
menunjukkan terdapat hubungan yang pencegahan ISPA pada balita di puskesmas
bermakna antara pemberian vitamin A dengan Kuta Malaka Aceh Besar pada umumnya sudah
kejadian ISPA. Penelitian lain menyatakan baik ibu-ibu mengetahui tentang pencegahan
bahwa masih tingginya penderita ISPA pada penyakit ISPA, kondisi ini disebabkan karena
balita walaupun telah menerima imunisasi ibu memperhatikan upaya untuk hidup sehat
lengkap diakibatkan karena belum ada vaksin dalam rangka menjaga, memelihara dan
yang dapat mencegah ISPA secara langsung. meningkatkan kesehatan sehingga dibutuhkan
Daya tahan tubuh yang rendah dapat untuk hidup sehat dan bersih.
mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yang Menurut hasil penelitian Lareni (2015)
telah memiliki imunisasi lengkap. Kemampuan sikap ibu balita dalam menentukan pilihan
tubuh seseorang anak untuk menangkal suatu mengkonsumsi bahan makanan yang banyak
penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor mengandung energi dan protein dapat merubah
diantaranya yaitu: faktor genetik dan kualitas pola makan yang beragam untuk menunjang
vaksin. Hal ini juga di dukung dengan hasil asupan energy dan protein bagi tubuh guna
kuesioner yang menyatakan bahwa pengetahuan mencegah gizi kurang pada masa balita dapat
ibu tentang cara pemberian imunisasi 37 menurunkan angka gizi kurang, dapat
responden 36,7% benar anak dengan imunisasi dijelaskan bahwa tingkat sikap responden yang
yang lengkap, daya tahan tubuh nya lebih baik paling banyak adalah sikap baik sebanyak 45
dibandingkan dengan anak yang imunisasinya orang (76,3%). Sikap ibu juga merupakan salah
tidak lengkap. satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi
Berdasarkan teori penelitian, peneliti buruk. Sikap yang kurang baik terhadap
berpendapat Imunisasi pada bayi harus pemberian makanan pada ibu berpengaruh
diberikan secara lengkap, namun imunisasi terhadap pola konsumsi anak, sehingga
yang terkait dengan pencegahan ISPA hanya menghasilkan anak yang kurang gizi.
imunisasi difteri, pertusis, dan campak yang Menurut Hayati (2011, dalam Lareni, 2015)
harus diberikan pada balita agar imun tubuh nya sikap ibu balita dalam menentukan pilihan
lebih kuat terhadap penyakit, terutama penyakit mengkonsumsi bahan makanan yang banyak
ISPA, imin tubuh balita juga bisa di bentuk mengandung energi dan protein dapat merubah
sejak dalam kandungan ibunya selalu pola makan yang beragam untuk menunjang
mengkosumsi makanan-makan yang bergizi asupan energy dan protein bagi tubuh guna
dan sehat, selalu minum vitamin, dan bayi di mencegah gizi kurang pada masa balita dapat
beri ASI 2 tahun. menurunkan angka gizi kurang. Perilaku ibu
Menurut penelitian Irdawati (2012) sikap juga erat kaitannya dengan masalah kekurangan
ibu tehadap pencegahan ISPA dengan kejadian gizi pada anak balita dapat dilihat dari adanya
ISPA pada anak balita mempunyai hasil ada kebiasaan yang salah dari ibu terhadap gizi
hubungan yang signifikan dan nilai korelasi anak balitanya. Kurangnya gizi pada balita
atau hubungan yang rendah. Ini tidak dapat juga disebabkan oleh perilaku ibu dalam
mendukung hasil penelitian yang dilakukan memilih bahan makanan yang tidak benar,
oleh Muluki (2003, dalam Irdawati, 2012) tersedianya jumlah makanan yang cukup dan
dengan hasil bahwa sikap bukan merupakan keanekaragaman makanan yang sangat
faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu.
pada anak balita di Puskesmas Palanro, Penulis juga menganalisa dari jawaban
Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru. Hal responden tentang sikap ibu dengan cara
menjaga gizi anak sebagai salah satu cara Jumlah balita menderita ISPA. (2017). Data
pencegahan ISPA 27 responden 46,5% setuju Puskesmas Kuta Malaka pada bulan
memberikan makanan yang bergizi, pada anak Januari-Maret: Kuta Malaka aceh
saya agar terhindar dari penyakit ISPA. Besar.

KESIMPULAN Tundi, M. (2013). Pengetahuan Ibu Tentang


Gambaran pengetahuan ibu dalam ISPA Dengan Upaya Pencegahan
pencegahan ISPA pada balita di puskesmas Terjadinya Ispa Pada Balita. Ilmu
Kuta Malaka Aceh Besar katagori baik yaitu 31 keperawatan: Semarang.
dari 58 responden (53,4%).
Gambaran sikap ibu dalam pencegahan ISPA Sambominanga, S. P., Ismanto, Y., & Onibala,
pada balita di puskesmas kuta malaka F. (2014). Hubungan pemberian
kabupaten aceh besar katagori positif yaitu 34 imunisasi dasar lengkap dengan
dari 58 responden dengan persentase (58,6%). kejadian penyakit ispa berulang pada
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat balita di puskesmas ranotana weru kota
mengembangkan desain penelitian yang manado. Program Studi Ilmu
berbeda, serta dapat meneliti pengetahuan dan Keperawatan Fakultas Kedokteran
sikap ibu dalam pencegahan ISPA pada balita. Universitas Sam Ratulangi: Manado.
Di harapkan kepada pihak Puskesmas Irdawati, N. (2012). Hubungan antara tingkat
khususnya perawat MTBS yang bertugas di pengetahuan dan sikap ibu dalam
pelayanan kesehatan, terus memberikan pencegahan ISPA dengan kejadian
motivasi kepada ibu agar selalu menjaga ISPA pada anak balita di desa
kesehatan anaknya, dengan cara memberi pucangan wilayah kerja puskesmas
penkes kepada ibu balita ketika membawa kartasura I. Fakultas Ilmu kesehatan
anaknya berobat ke puskesmas. universitas Muhammadiyah:
Surakarta.
REFERENCE
Syair, A. (2009). faktor rasio kejadian infeksi Lareni, Y. Sofiyatin, R., Rahayu, Y. (2015).
saluran pernafasan akut (ispa) pada Hubungan tingkat pengetahuan,sikap,
balita.http//syair79.wordpress.com/fact dan perilaku ibu terhadap konsumsi zat
or resiko-kejadian-infeksi-saluran- gizi (energi, protein) pada balita gizi
pernafasan-akut-pada-balita. kurang di desa labuhan lombok:
Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kemenkes RI. (2014). Pedoman pengendalian Mataram.http://www.lpsdimataram.com
infeksi pernafasan akut. Kemenkes RI, . Di akses 9 Agustus 2017.
Jakarta.

Muttaqin. (2008). Buku ajar asuhan


keperawatan klien dengan gangguan
sistem pernafasan, Jakarta : Salemba.
Rudolph, A., Hoffman, J., & rudoplh, C.
(2006). Buku Ajar Pediatric. Jakarta :
Penerbit EGC.

Wahyuningsih. A., Proboningrum. E,N. (2012).


Pengetahuan ibu tentang pencegahan
ISPA menurunkan kejadian ISPA pada
balita: Kemenkes RI.
Jumlah balita menderita ISPA (2015). Data
Dinas Kesehatan Aceh Besar

Anda mungkin juga menyukai