PENDAHULUAN
menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran nafas mulai dari hidung sampai
alveoli. ISPA dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi,
dan anak balita di Negara berkembang. Oleh Karena itu ISPA memerlukan
perhatian yang lebih dalam kehidupan sehari-hari, kejadian ISPA erat terkait
dengan pengetahuan dan sikap orang tua sebagai penanggung jawab utama
dalam kesejahteraan anak. Pada masa bayi masih sangat tergantung pada
orang tua. Saat dilakukan survey awal oleh peneliti pada bulan Januari tahun
2016 di Puskesmas Bunten Barat dari 15 ibu yang mempunyai bayi, 3 ibu
56% - 75%, dan 7 ibu yang mempunyai pengetahuan kurang dengan jawaban
kematian bayi pada tahun 2009, serta penyebab 18,2% kematian pada balita
pada tahun 2010 dan 38,8% tahun 2011. Selain itu ISPA juga sering berada
program ISPA tahun 2009 cakupan penderita ISPA melampaui target 13,4%,
hasil yang diperoleh 18.749 kasus sementara target yang ditetapkan hanya
16.534 kasus. Survey moralitas yang dilakukan disubdit ISPA tahun 2010
RI, 2012). Berdasarkan data awal penyakit ISPA di Puskesmas Bunten Barat
pada balita sebanyak 162 bayi. Laki-laki sebanyak 66 bayi dan perempuan 96
Bunten Barat kejadian ISPA pada balita sebanyak 495 bayi, laki-laki sebanyak
menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari
adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI,
2005). Ada faktor tertentu yang dapat memudahkan penularan seperti : Kuman
(bacteria dan virus) yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam rumah
yang mempunyai kurang ventilasi (peredaran udara) dan ada banyak asap
(baik asap rokok maupun asap api), orang yang bersin/batuk tanpa menutup
mulut dan hidung, kuman yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam
rumah yang ada banyak orang (misalnya : banyak orang yang tinggal di satu
rumah kecil). Dampak pada balita jika ISPA dibiarkan dan tidak ditangani
gizi yang baik, di antaranya dengan cara memberikan makanan kepada anak
anak agar daya tahan tubuh terhadap penyakit baik, menjaga kebersihan
dengan klien ISPA. Salah satunya adalah memakai penutup hidung dan mulut
ketika kontak langsung dengan anggota keluarga atau orang yang sedang
serta tindakan penunjang di rumah. Kedua melatih kader untuk bisa mengenal
Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang ISPA dengan
Sampang.
Sampang
Kabupaten Sampang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Sikap Ibu Tentang ISPA dengan kejadian penyakit ISPA pada balita.
1.4.2 Praktis
1. Puskesmas
2. Ibu (Masyarakat)
3. Peneliti selanjutnya