PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung, faktor
cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya
meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak
Yogyakarta pada tahun 2018 yang ter diagnosis ISPA oleh tenaga kesehatan
adalah sebesar 2,78% dan yang mengalami gejala ISPA seperti tenggorokan
sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering, dan batuk berdahak adalah sebesar
Bantul pada tahun 2013 (8,5%), period prevalence ISPA di Kabupaten Bantul
tahun 2019 dengan jumlah 10 pasien, dan pada tahun 2020 periode bulan
seperti sinus dan tenggorokan. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus atau
adalah penyakit yang tergolong dalam ISPA bagian atas. Sedangkan ISPA
pada daerah tonsil), sinusitis (radang pada daerah sinus rongga hidung) dan
bronchitis, dan bronchiolitis, dengan keluhan yang mirip juga disertai batuk,
merupakan penyakit yang tergolong dalam ISPA bagian bawah. (Agnes Tri
Harjaningrum, 2011)
Jika masalah ISPA tidak segera ditangani, maka infeksi dapat menyebar
menular di dunia. Angka mortalitas ISPA mencapai 4,25 juta setiap tahun di
pernapasan atas merupakan penyebab kematian dan kesakitan balita dan anak
pada balita dan anak di Indonesia masih tinggi (Safarina, 2015) sehingga
dalam sirkulasi aliran darah, individu akan meninggal dalam hitungan menit.
dan sirkulasi yang adekuat. Pemenuhan kebutuhan oksigen pada klien yang
kondisi seperti: pergerakan udara masuk atau keluar dari paru, difusi oksigen
dan karbon dioksida, dan transport oksigen dan karbon dioksida melalui darah
keseluruh jaringan. Menurut Eni & Yupi (2015), oksigen dipengaruhi oleh
dengan infeksi saluran pernapasan akut. Edukasi tersebut dapat berupa tanda
dan gejala awal ISPA pada anak, dan melatih batuk efektif, dalam segi
rumah yang sehat, menghindarkan anak dari polusi udara, dalam segi kuratif
yang dapat dilaksanakan perawat adalah dengan melatih batuk efektif dan
penutup hidung bila kontak langsung dengan salah satu anggota keluarga
yang menderita ISPA). Upaya untuk mencegah terjadinya ISPA pada anak
pengobatan pencegahan pada anak balita yang tidak mempunyai gejala ISPA
(Ainurikhamah,2020).
B. Rumusan Masalah
Penulis ingin mengetahui lebih lebih lanjut dari penyakit ini dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Bantul.
2. Tujuan Khusus
Senopati Bantul.
Senopati Bantul.
Rumah Sakit.
Senopati Bantul.
D. Manfaat Penelitian
ISPA.
Kemenkes Yogyakarta
rumah sakit maupun diunit kesehatan lain dan bermanfaat dalam keluasan
studi kasus tentang proses asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi