PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari
GlobalInitiatif for Asthma (GINA) pada tahun 2012 dinyatakan bahwa perkiraan
jumlah penderita asma seluruh dunia adalah tiga ratus juta orang, dengan jumlah
kematian yang terus meningkat hingga 180.000 orang per tahun (GINA,2012). Data
WHO juga menunjukkan data yang serupa bahwa prevalensi asma terus meningkat
dalam tiga puluh tahun terakhir terutama di negara maju. Separuh dari seluruh pasien
asma pernah dirawat di rumah sakit dan melakukan kunjungan ke bagian gawat
Menurut (Sidhartani, 2007). Asma pada anak merupakan masalah bagi pasien
dan keluarga, karena asma pada anak berpengaruh terhadap berbagai aspek khusus
yang berkaitan dengan kualitas hidup, termasuk proses tumbuh kembang baik pada
masa bayi, balita maupun remaja. Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran
dan batuk terutama pada malam hari dan pagi hari. Asma merupakan penyakit yang
psikologis serta sosial yang termasuk domain dari kualitas hidup. Penyakit ini pada
1
Menurut (Henneberger dkk., 2011). Asma adalah penyakit inflamasi kronis
saluran napas yang bersifat reversible dengan ciri meningkatnya respon trakea dan
nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan yang ditandai
dengan mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas .
anak cukup luas. Anak mengalami gangguan aktivitas dan gangguan perkembangan.
Serangan asma menyebabkan anak dapat tidak masuk sekolah berhari-hari, berisiko
mengalami masalah perilaku dan emosional, dan dapat menimbulkan masalah bagi
anggota keluarga lainnya, orang tua sulit membagi waktu antara kerja dan merawat
anak, masalah keuangan, fisik dan emosional.Keadaan ini berdampak pada pola
interaksi orang tua dan anak serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
dimana tanda dan gejalanya adalah sesak napas, batuk, mengi, dada rasa tertekan,
atau berbagai kombinasi gejala tersebut. Pada umumnya eksaserbasi disertai distress
pernapasan. Bila terjadi secara terus menerus kondisi ini dapat berakibat fatal pada
periode tumbuh kembang anak. Pada anak yang menderita asma berat dan sering
kambuh akan menyebabkan kekurangan oksigen, sehingga daya ingat menurun dan
mempengaruhi prestasi belajar di sekolah. Anak menjadi sering tidak masuk sekolah
dan membatasi kegiatan olah raga serta aktivitas seluruh keluarga. Anak dengan asma
membutuhkan biaya perawatan 2,8 kali lebih tinggi dari pada anak tanpa asma
2
Menurut (Ratnawati, 2011). Prevalensi asma di dunia sangat bervariasi dan
terutama di negara maju. Studi di Australia, New Zealand dan Inggris menunjukkan
bahwa prevalensi asma pada anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir.
Global initiative for asthma (GINA) memperkirakan 300 juta penduduk dunia
menderita asma (GINA, 2011). Prevalensi asma pada anak di Amerika Serikat
mencapai 9,4% (National Center for Health Statistics, 2008). World Health
mencapai 180.000 orang setiap tahun. Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 6%
ketahui secara pasti, namun diperkirakan 2-5% penduduk Indonesia menderita asma.
Asma dapat muncul pada usia berapa saja, mulai dari balita, prasekolah, sekolah atau
remaja. Prevelensi di Indonesia sekitar 10% pada anak usia sekolah dasar dan 6,7%
pada anak usia sekolah menengah. Sebanyak 10-15% pada anak laki-laki dan 7-10%
Penyakit asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian
karena asma (Dinkes Jogja, 2011). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional tahun 2013, penyakit asma ditemukan sebesar 4,5% dari
3
asma yang ditemukan sebesar 3,58% (Zara, 2011).
Menurut hasil RISKESDES provinsi Bali tahun 2013 penyakit asma di Bali
(2013) prevalensi asma di Provinsi Bali 6,2%. Menurut data SKRT tahun 2013
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali tahun 2013 Insiden
asma pada anak prasekolah dan sekolah menurut karakterisik tertinggi pada kelompok
umur 1-10 tahun. Lima kabupaten/kota di Bali dengan insiden asma tertinggi pada
anak prasekolah dan sekolah adalah klungkung (7,7%), Tabanan (7,2%), Badung
(5,9%), Denpasar (4,8%), dan Gianyar (2,4%). Berdasarkan hasil data yang didapat di
RSUD Wangaya di Ruang Kaswari pada tahun 2015-2017, pada tahun 2015 jumlah
pasien asma yakni 14 orang dimana kelompok umur 1-10 tahun sejumlah 9 orang,
pada tahun 2016 jumlah pasien asma yaitu 42 orang dengan kelompok umur 1-10
tahun sejumlah 20 orang, pada tahun 2017 jumlah pasien asma yaitu 47 orang dengan
apabila penanganannya tidak segera dilakukan memerlukan peran tenaga kesehatan untuk
keperawatan yang meliputi pengkajian yang dilakukan pada pasien anak dengan asma
dengan masalah keperawatan gangguan ventilasi spontan yaitu berfokus pada keluhan
utama berupa sesak nafas, cemas, batuk,pucat, dan lemah. Pemeriksaan fisik pada tanda-
tanda vital dapat ditemukan frekuensi nadi takikardi dan frekuensi pernapasan
4
takipnea, pemeriksaan pada kulit dapat di temukan warna kulit pucat sampai sianosis
dan terjadinya asma. Masalah keperawatan yang menjadi prioritas adalah gangguan
ventilasi spontan (Sujono Riyadi 2011). Salah satu intervensi keperawatan terhadap
pasien dengan masalah keperawatan gangguan ventilasi spontan pada anak asma
dan memberikan posisi semi fowler (Harwina 2010). Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan diatas penulis tertarik untuk menyajikan studi kasus dalam bentuk karya
tulis ilmiah dengan judul Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak Asma Dengan
Kaswari.
Berdasarkan uraian dari data di atas maka penulis tertarik melakukan Asuhan
Keperawatan yang berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Asma Bronchiale
B. Tujuan Pulisan
1. Tujuan Umum
5
2. Tujuan Khusus
komplikasi)
3. Dapat menentukan analisa data pada pasien Anak dengan Asma Bronchiale
Ryacudu Kotabumi
pada pasien Anak dengan Asma Bronchiale diruang Anak RSUD Mayjend.
HM Ryacudu Kotabumi
Kotabumi.
6
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan atau mengembangkan ilmu
b. Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data bagi penulis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perawat diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan
b. Bagi management diaharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bagan bagi
spontan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Asma
Asma adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif mukosa
bronkus terhadap bahan alergi. Reaksi hiper sensitive pada bronkus dapat
Sukarmin,2009).
Asma merupakan penyakit obstruksi jalan nafas, yang revelsibel dan kronis,
dengan karakteristik adanya mengi. Asma disebabkan oleh spasma saluran bronkial atau
martalitas asma meningkat akibat dari peningkatan polusi udara. Asma yaitu penyakit
kronik yang paling umum terjadi pada masa anak-anak. Sekarang asma terjadi pada
berbagai usia terutama anak berusia 4 dan 5 tahun antara 80%hingga 90%
. anak laki-laki lebih sering mengalami asma daripada anak perempuan. (Murphy dan
Kelly,2011)
Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD) suatu penyakit
obstruksi pada jalan napas secara reversible yang ditandai dengan bronchospasme,
inflamasi, dan peningkatan reaksi jalan nafas terhadap berbagai system (Suradi dan
Rita Yuliani,2009).
8
2. Etiologi asma
seluruh pernafasan pada kasus asma banyak diakibatkan oleh factor genetic
D. Hirupan debu yang didapatkan di jalan raya maupun debu dari rumah tangga.
F. Hirupan aerosol atau asap pabrik yang dicampur gas buangan seperti nitrogen.
H.Bulu binatang.
1 Patofisiologi asma
Patofis dari asma yaitu adanya debu,asap rokok, bulu binatang hawa dingin
terpapar pada penderita. Benda-benda tersebut setelah terpapar ternyata tidak dikenali
oleh system di tubuh penderits sehingga dianggap sebagai benda asing (antigen).
masuknya antigen pada tubuh yang memicu reaksi antigen akan menimbulkan reaksi
antigen-antibodi yang membentuk ikatan seperti key and lock (gembok dan kunci).
9
peningkatan permiabilitas kapiler, pembengkakan pada mukosa saluran pernafasan
(terutama bronkus). Pembengkakan yang hamper merata pada semua bagian pada
dan sesak nafas. Penyempitan bronkus akan menurunkan jumlah oksigen luar yang
masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen yang dari darah. kondisi ini akan
berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita pucat dan lemah.
meningkatkan pergerakan sillia pada mukosa. Penderita jadi sering batuk dengan
Menururt (Angga Saeful Rahmat 2010). Gejala klinis yang muncul pada
2. Sesak nafas
Sesak nafas yang dialami oleh penderita asma terjadi setelah berpaparan
3. Batuk
Batuk yang terjadi pada penderita asma merupakan usaha saluran pernafasan
pernafasan dan partikel asing melalui gerakan silia mucus yang ritmik keluar.
10
← Suara pernafasan wheezing
dihasilkan dari tekanan aliran udara yang melewati mukosa bronkus yang
← Pucat
luas penderita dapat mengalami sianosis karena kadar karbondioksida yang ada
← Lemah oksigen didalam tubuh difungsikan untuk respirasi sel yang akan
mengeluh lemah.
a. Komplikasi asma
← Pnumothoraks
← Gagal jantung
← Infeksi pernafasan
← Kesulitan emosional
← Kematian
11
6. Pemeriksaan penunjang
← Tes fungsi paru. Spirometry dapat dilakukan pada anak usia 5-10 tahun, dan setiap
anak usia 5-10 tahun dilakukan pengkajian fungsi jalan nafas rutin. Dalam
← Laboratorium darah lengkap, menunjukan terjad perubahan sel darah putih selama
fase asma akut, perubahan sel darah putih lebih dari 12.000/mm3 atau peningkatan
← X-ray dada. Frontal dan lateral foto x-ray menunjukan infiltrate dan hiperekspansi
12
Penurunan cadangan energy yang mengakibatkan ketidakmampuan individu
darah arteri, peningkatan kerja pernapasan dan penurunan energy ( Hidayat 2013).
← Gangguan metabolisme
Bagian dari gejal dan tanda mayor gangguan ventilasi spontan yaitu
subjektif dan objektif. Subjektif terdiri dari: dispnea (sesak), dan objektif terdiri
dari: penggunaan otot bantu napas meningkat, volume tidal menurut, PCO2
Bagaian dari gejala dan tanda minor dari gangguan ventilasi spontan yaitu
dari subjek dan objektif. Subjek dari tanda minor gangguan ventilasi spontan
tidak tersedia sedangkan objek dari tanda minor gangguan ventilasi spontan yaitu
b. Asma
13
c. Cedera kepala
d. Gagal nafas
e. Bedah jantung
h. Prematuritas
a. Identitas
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat
lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan.
b. Keluhan utama
14
Mula-mula bayi/anak menjadi gelisah kemudian mengalami kelemahan fisik
dan mengalami perubahan mental. Sesak nafas,dada berdebar-debar,frekuensi
pernafasan ceepat dan dangkal , denyut nadi lebih cepat
2. Diagnosa keperawatan
b. Kriteria hasil:
1) Respon alergi sistemik : tingkat keparahan respons hipersensitivitas imun
sistemik terhadap antigen lingkungan (eksogen)
2) Respons ventilasi mekanis : pertukaran alveolar dan perfusi jaringan di
dukung oleh ventilasi mekanik
3) Status pernafasan Pertukaran Gas: pertukaran CO2 atau O2 di alveolus untuk
mempertahankan konsentrasi gas darah arteri dalam rentang norma
4) Status pernafasan ventilasi : pergerakan udara keluar masuk paruadekuat
5) Tanda vital : tingkat suhu tubuh, nadi, pernafasan, tekanan darahdalam
rentang normal
6) Menerima nutrisi adekuat sebelum, selama, dan setelah proses penyapihan
dari ventilator
c. NIC (Nursing Interventions Classification)
15
3) Pantau adanya kegagalan pernafasan yang akan terjadi
4) Pantau adanya penurunan volume ekshalasi dan peningkatan tekanan
inspirasi pada pasien
5) Pantau keefektifan ventilasi mekanik pada kondisi fisiologis dan
psikologispasien
6) Pantau adanya efek yang merugikan dari ventilasi mekanik : infeksi,
barotraumas, dan penurunan curah jantung
7) Pantau efek perubahan ventilator terhadap oksigenasi
8) Auskultasi suara napas, catat area penurunan atau ketiadaan ventilasi dan
adanya suara napas tambahan
9) Tentukan kebutuhan pengisapan dengan mengauskultasi suara ronki basah
4. Implementasi Keperawatan
dari kreteria hasil yang dibuat. Tahap pelaksanaan dilakukan setelah rencana
tindakan di susun dan di tunjukkan kepada nursing order untuk membantu pasien
mencapai tujuan dan kriteria hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang pasien
hadapi. Tahap pelaksaanaan terdiri atas tindakan mandiri dan kolaborasi yang
tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang sudah di buat dalam intervensi (Tarwoto
& Wartonah, 2015). Adapun implementasi yang dapat dilakukan sesuai dengan
perencanaan yaitu:
16
a. Monitor alarm ventilator aktif
psikologispasien
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri dari
17
observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah
sesuai dengan masalah yang pasien hadapi yang telah di buat pada perencanaan
18