PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkembang. Saat ini, penyakit asma juga sudah tidak asing lagi di
penyakit genetik yang diturunkan dari orang tua pada anaknya. Namun,
asma.
Asma ditandai dengan serangan sesak dada, batuk dan mengi akibat
1
Secara klinis asthma adalah suatu serangan dengan sesak yang
penyakit ini adalah hiperaktifitas bronkus dan obstruksi jalan nafas. Gejala
malam hari atau menjelang pagi, dan dada terasa tertekan. Gejala tersebut
memburuk pada malam hari, adanya allergen(seperti debu, asap rokok) atau
saat sedang menderita sakit seperti demam. Gejala hilang dengan atau tanpa
yang terjadi pada salah satu atau lebih kondisi: terpapar udara dingin dan
/atau debu dan /atau asap rokok dan / atau sters dan / atau flu atau infeksi
dan / atau kelelahan dan /atau alergi obat dan / atau alergi makanan dengan
disertai salah satu atau lebih gejala: mengik dan /atau sesak nafas berkurang
atau menghilang dengan pengobatan dan /atau sesak nafas berkurang atau
pada malam hari atau menjelang pagi dan jika pertama kali merasakan sesak
2013).
2
Menurut WHO (2006) sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia
negara maju asia pasifik seperti Indonesia. Studi di Asia pasifik baru-baru
ini menunjukkan tingkat tidak masuk kerja akibat asma jauh lebih tinggi di
di tahun 2020 terdapat 255 ribu penderita meninggal dunia karena asma.
per 100.000 populasi dan tahun 2012 sebesar .% per 100.000 populasi
dengan angka kematian pada perempuan lebih besar dari pada laki-laki
penyakit asma melonjak dari sebesar 4,2 persen menjadi 5,4 persen di jawa
tengah 1,5 persen menjadi 2,5 persen dan di surakarta meningkat dari 1,5
3
menderita asma, gejala pertamanya muncul sebelum umur 4-5 tahun.
mengalami asma berat yang berlarut-larut, biasanya lebih banyak yang terus
menerus dari pada yang musiman. Hal tersebut yang menjadikannya tidak
Asma juga salah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa
tahun 2013 dilaporkan 4,5% dan prevalensi asma tertinggi terdapat di Nusa
(Riskesdas 2013).
paling umum dan menyerang adalah 100 sampai 150 juta orang di seluruh
dunia lebih dari 5,2 juta di inggris menderita asma (Bull, 2007). Sekitar 5 %
4
perkirakan bahwa 15 juta penduduk Amerika serikat menderita asma
(Brashers, 2008).
asma jika kambuh, sehingga itu masih menjadi masalah kesehatan yang
penderita, karena mencegah timbulnya jika asma itu kambuh lagi, asma
sangat berbahaya bagi penderita yang mempunyai sifat yang berasal dari
sesak nafas yang sifatnya dapat mematikan bagi penderita asma. Selain
karena prevalensi asma yang cukup tinggi sehingga penulis tertarik ingin
poliklinik penyakit dalam rsud kabupaten sorong pada tahun 2015 adalah 56
klien, sedangkan data tahun 2016 adalah berjumlah 83 klien, dan data tahun
2017 pada bulan januari juli berjumlah 94 klien. Dari rata-rata perbualan
Kabupaten Sorong
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kasus asma.
asma.
asma.
asma.
6
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien
dengan asma.
D. Manfaat Penulisan
3. Bagi Penulis
selama pendidikan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
hidup sehat.
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu,
kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu, dan dari tidak mampu
8
membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan
1. Tujuan
perilaku
9
b. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling
(penguat)
(pemungkin)
a. Tingkat Pendidikan
10
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima
c. Adat Istiadat
boleh diabaikan.
d. Kepercayaan Masyarakat
penyampai informasi.
penyuluhan.
11
a. Metode berdasarkan pendekatan perorangan
pendekatannya yaitu :
Counceling)
2) Wawancara
kelompok, yaitu :
1) Kelompok besar
2) Kelompok kecil
12
c. Metode berdasarkan pendekatan massa
oleh massa.
4. Media Pendidikan
pemahaman
kesehatan
13
f. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran/
masyarakat
yaitu :
latihan/penataran/pendidikan
masalah
(Notoadmojo, 2012) :
14
a. Alat bantu lihat (visual aid) yang
pengajaran
aids)
penggunaannya
dan proyektor.
setempat.
media kesehatan
15
5. Media Cetak
a. Leaflet
2005).
b. Booklet
16
daya pendukungnya untuk menyampaikan pesanharus
berbentuk buku.
mudah disesuaikan.
murah.
7) Awet
17
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
pendidikan.
c. Flyer (selembaran)
18
berjumlah relatif besar, mudah robek dan tercabik.
(Lucie, 2005)
foto
1. Media Elektronik
2005).
19
b. Slide
(Lucie, 2005)
2. Media Papan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
(Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat pengetahuan
20
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut
a. Tahu (know)
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah tingkat
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
21
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
d. Analisis (analysis)
sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
22
Menurut Notoatmodjo (2007), ada dua faktor yang
1. Faktor internal
a. Tingkat pendidikan
b. Pekerjaan
keluarga.
c. Umur
23
Semakin cukup umur individu, tingkat kematangan
2. Eksternal
a. Faktor Lingkungan
kelompok.
b. Sosial budaya
informasi.
1. Definisi
endokrin,otonomik,psikologi.(Irman,2009).
24
Asma adalah kelaianan berupa inflamasi kronik saluran nafas
nafas,dan dada terasa berat terutama pda malam dan atau dini hari
pengobatan(Depkes,RI,2009).
a. Asma ekstrinsik/alergi
b. Asma intrinsik/idiopatik
sinus/cabang trakeobronchial.
c. Asma campuran
25
Asma yang terjadi/timbul karena adanya komponen ekstrinsik
Gejala klinis dan asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi
4. Patofisiologi
26
baik, tetapi sangat rumit. Penderitanya yang teslah disentisasi
Sel mast tersebut tidak lain adalah basofil yang kita gunakan
pada saat menghitung jenis leukosit. Bila satu molekul IgE yang
bronkus.
27
dan prostaglandin. Jadi, eosinofil ini berfungsi untuk
28
3) Penyebab yang penting dari asma ini adalah adanya
29
5. Pathway keperawatan
Reaksi inflamasi
Sesak nafas
Gangguan istrahat
tidur
(Brunner & Suddarth .2002)
30
6. Pemerikaan penunjang
a. Pemeriksaan sputum
b. Pemeriksaan darah
LDH.
infeksi.
31
c. Pemeriksaan Radiologi
sebagai berikut :
bertambah.
e. Elektrokardiografi
32
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama seranggan
segmen ST negative.
f. Scanning paru
pada paru-paru.
g. Spirometri
33
penting untuk menegakan diagnosistetapi juga penting untuk
obstruksi.
7. Penatalaksanaan
a. Memberikan penyuluhan
c. Pemberian cairan.
d. Fisioterapi
2) Pengobatan farmakologik:
34
Bronkodilator:Obat yang melebarkan saluran
a. Fenoterol (berotec)
b. Terbutalin (bricasma)
selanjutnya dihirup.
c. Santin (teofilin)
35
darah.Karena sering merangsang lambung sebaiknya
lambungnya kering).
d. Kromali
bulan .
e. Ketolifen
8. Komplikasi
a. Status asmatikus
b. Atelektasis
36
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas thoraks
g. Gagal nafas
suatu penyakit yang sudah sembuh dan disebabkan oleh berbagai macam
2. Mudah marah
3. Sulit tidur.
5. Mondar mandir
7. Mengamuk,merusak.
37
10. Tidak mampu merwat diri(tidak mau mandi dan tidak mau
gosok gigi).
marah,ngantuk)
serangan asma pada seseorang karena selain minum obat asma,mereka harus
atau bila ada kecoa?dan apakah serangan tidak timbul apabila jauh
3. Apakah serangan timbul bila banyak debu atau ada yang sedang
membersihkan debu.
38
c. Apakah serangan timbul apabila anak terlalu gembira atau
marah
39
Pengolaan asma harus demikian rupa sehingga penderita asma
mengenai asma.
penyakit asma.
40
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Derajat Asma Dengan Menggunakan Kuesioner
Penentuan Derajat Asma
Intermiten 5 16,12
17 54,84
Total 31 100
4. Pengobatan
harus ada hubungan yang erat arfiara dokter atau tenaga medis
41
obat-obat semprot atau isap itu sangat kecil,reaksinya juga lebih
biasa baru berobat atau makan obat bila sudah merasa sesak
memutuskan obat.
42
3. Jangan menghentikan pengobatan, pencegahan, meskipun
5. Evaluasi
43
F. Konsep Teori Komunikasi Terapeutik
kehidupan manuasia.
Kneist,1983).
1) Hakekat Komunikasi
terapeutik.
44
c. Komunikasi merupakan hubungan itu sendiri, dimana
a. Perkembangan
b. Persepsi
45
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang
c. Nilai
e. Emosi
46
sehingga perawat mampu memberikan asuhan
bawah sadarnya.
f. Jenis kelamin
g. Pengetahuan
47
pengetahuan klien sehingga perawat dapat berinteraksi
murid.
i. Lingkungan
nyamanan.
j. Jarak
48
perawat. Untuk itu perawat perlu memperhitungkan jarak
a. Komunikasi verbal
1998
a) Masalah teknik
b) Masalah semantic
yang di maksudkan.
c) Masalah pengaruh
tingkah laku.
sederhana
2. Kecepatan
49
3. Voice tone : menunjukan gaya dari ekspresi yang di
kata.
1) Mengekspresikan emosi
interaksi social
pemahaman
50
g. Implementasi intervensi berdasarkan teori.
51
BAB III
A. Pendekatan/Desain penelitian
Kabupaten Sorong.
B. Subjek penelatian
Subyek dalam penelitian ini ada 2(dua) orang klien yang terdiagnosa
52
C. Defesiasi Oprasional
dan sosial.
tidak terjadi.
2. Variabel Dependen Penyakit pernafasan obstruktif yang
bronkialus.
E. Prosedur Penelitian
53
1. Teknik pengumpulan data
a. Data primer
b. Data sekunder
H. Etika Peneletian
1. Informed consent
responden.
2. Anonymity(Tanpa nama)
54
Untuk menjaga kerahasiaan,maka lembar koesioner tidak perlu
kuesioner.
3. Confidentiality (Kerahasian)
No Komunikasi Terapeutik
1. Pra Interaksi
1. Menyampaikan salam
5 Menit
2. Menjelaskan tujuan
3. Apersepsi
2. Orientasi
1. Perkenalan
3. Tahap kerja
1. Menjelaskan pengertian tentang penyakit
asma.
2. Menjelaskan penyebab tanda dan gejala
penyakit asma. 15 Menit
3 Menjelaskan cara pencegahan penyakit
asma
4. Menjelaskan cara pernapasan yang benar
4. Terminasi
1. Tanya jawab
2. Menyimpulkan hasil materi 10 Menit
3. Mengucapkan salam
4. Cuci tangan.
55
BAB IV
56
Kemudian pada tanggal 31 Desember 2010 Kabupaten Sorong berubah
status menjadi Badan Layanan Umum Daerah dengan Surat Keputusan Bupati
Instalasi Rawat Jalan atau klinik yang ada di Rumah Sakit Umum
dalam,Anak,Kandungan,dan kebidanan,Bedah,THT,Kulit
57
Klinik penyakit dalam merupakan bagian dari Klinik Rawat Jalan RSUD
dalam,dan 2 orang dokter umum serta perawat pelaksana yang bertugas adalah
2 orang .
B. Hasil Penelitian
1. Frekuensi berdasarkan Pendidikan Klien
Distribusi frekuensi asma bronkial berdasarkan pendidikan 2 responden
C. Pembahasan
1. Penerapan pemberian pendidikan kesehatan pencegahan
58
bahwa ada yang menyelesaikan pendidikan sampai tingkat menengah dan
berpengetahuan cukup.
BAB V
A. Kesimpulan
59
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada klien asma bronkial di
klinik penyakit dalam RSUD Kabupaten Sorong pada hari rabu tanggal 23
60
61