BAB I
PENDAHULUAN
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Salah satu aspek yang akan dicapai tahun
kematian dan 43% beban penyakit di dunia. Pada tahun 2020, angka kematian
beban penyakit akibat penyakit tidak menular menjadi 60% (Melyana, 2014).
Asma adalah salah satu penyakit tidak menular yang jumlah kasusnya
malam atau dini hari. Sumbatan saluran nafas ini bersifat reversibel, baik
1
2
memperkirakan 235 juta penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan
2013).
Menurut WHO (2007) terdapat 300 juta (4,28%) penduduk dunia yang
juta (1,43%) jiwa pada tahun 2025. Laporan Centers for Disease Control
dari 7,3% pada tahun 2001 menjadi 8,4% pada tahun 2010. Prevalensi rata-
besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita pada tahun
asma. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 mencatat 225.000
provinsi teratas yang memiliki prevalensi kejadian asma di atas nilai angka
3
(7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), D.I. Yogyakarta (6,9%), dan
dapati total kunjungan pasien dengan keluhan Asma selama tahun 2016
peningkatan menjadi 189 kasus, sedangkan kunjungan dari bulan Januari s/d
Juli didapati pasien dengan keluhan Asma sebanyak 80 kasus. Survei awal
yang dilakukan dari tanggal 18 Juli s/d 25 Juli 2018 didapati sebanyak 10
diturunkan dari orang tua yang karir pada anaknya. Namun, akhir-akhir ini
gaya hidup yang kurang bersih dan 30% diantaranya karena faktor genetik.
(Sundaru, 2010).
Penyebab pasti penyakit asma masih belum diketahui secara jelas (WHO,
2014). Tetapi, faktor resiko umum yang mencetuskan asma yaitu udara dingin,
debu, asap rokok, stress, infeksi, kelelahan, alergi obat dan alergi makanan
tatalaksana yang tepat, asma dapat terkontrol dan kualitas hidup terjaga.
(WHO, 2014)
dapat terjadi pada berbagai usia, baik laki-laki maupun perempuan. Asma
dapat timbul pada berbagai usia dan dapat menyerang semua jenis kelamin
perokok aktif maupun pasif juga dapat mengakibatkan asma. Sebagai pemicu
inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk
sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat,
sesuai SOP (standar oprasional prosedur) yang ada di Instalasi rawat inap
derajat serangan asma. Pada situasi seperti ini peran perawat sangat penting,
pasien dengan Asma Bronkial di zaal penyakit dalam RSUD Kepahiang tahun
2018?”.
a. Tujuan Umum :
keperawatan.
b. Tujuan Khusus
bronkial.
a. Bagi Ilmu/Akademik
Asma Bronkial
c. Penulis selanjutnya
selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
sesak nafas, nafas pendek dan batuk yang berubah-ubah setiap waktu
ditandai dengan riwayat mengi, sesak, dada terasa berat, dan batuk,
2.1.2 Klasifikasi
a. Asma Ekstrinsik
7
8
dan sebagainya.
b. Asma Intrinsik
berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi,
Alam, 2006).
10
asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga
dari 2 kali dalam sebulan. Jika seperti itu yang terjadi, berarti
paru menurun.
ringannya gejala.
atau sesak napas, mengi tidak ada atau mengi ringan, Arus
2.1.3 Etiologi
apora jamur, serpih kulit kucing, anjing dan sebagainya yang dapat
antigen
Ujung syaraf di jalan Stimulasi Penyekatan reseptor
nafas terangsang syaraf b- adrenergik
Ikatan antigen Antibody simpatis
Stimulas reseptor α
Ig E System parasimpatis
adrenergik
Histamine, bradikinin,
Peningkatan pelepasan mediator
prostaglandin
kimiawi oleh sel mast
Merangsang otot polos
dan kelenjar jalan nafas
Bronkospasme Pembengkakan
membrane muosa
Ketidak efektifan bersihan
Bronkokontriksi
jalan nafas Pembentukan mukus
Gangguan
Sumber : Amin & Hardi , 2015
pertukaran Gas
15
dispne, batuk dan mengi (bengek atau sesak nafas). Gejala sesak nafas
sering dianggap gejala yang harus ada. Hal tersebut berarti jika
wheezing
dikeluarkan
a. Pemeriksaan spinometri.
asthma.
dalam tubuh.
c. Radiologi
d. Scanning paru
paruparu.
e. Elektrokardiografi
f. Laboratorium.
respiratorik
beberapa antibiotic
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Agonis beta
b. Metilsantin
dibanding agonis beta. Jika obat ini diberikan terlalu cepat akan
terjadi takikardi.
c. Antikolinergik
d. Kortikosteroid
adalah :
diberikan.
b. Menggunakan obat-obatan
sebagai berikut :
( hipoventilasi )
darah paru
21
2.1.8 Komplikasi
a. Pneumothoraks
b. Pneumodiastinum
kompleks. Setiap sel dan jaringan yang menyusunnya memiliki fungsi dan
Anatomy and Physiology 5th edition (2007), sistem respirasi manusia dapat
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu sistem respirasi atas dan sistem respirasi bawah.
1. Sistem Respirasi Atas, yang terdiri dari bagian luar rongga dada yaitu
2. Sistem Respirasi Bawah, yang terdiri dari bagian dalam rongga dada
laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernapasan menjadi dua
bagian, yakni saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Setelah
melalui saluran hidung dan faring, tempat udara pernapasan dihangatkan dan
dilembabkan oleh uap air, udara inspirasi berjalan menuruni trakea, melalui
1. Hidung
2. Sinus paranasalis
3. Faring
hidung dan rongga mulut ke laring. Faring dibagi menjadi dalam tiga
2015).
4. Laring
Laring merupakan unit organ terakhir pada jalan nafas atas. Laring juga
disebut kotak suara karena pita suara terdapat di sini. Terdapat juga
5. Trakea
dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lender
yang berbulu getar yang disebut sel bersilia (Yulianti dan Shusanty,
2015).
6. Bronkus
Shusanty, 2015).
Bernafas adalah proses keluar masuknya udara ke dalam dan keluar paru.
1. Ventilasi
2. Difusi gas
3. Tranportasi gas
dan karbon dioksida ) dari paru menuju ke sirkulasi tubuh yulianti dan
shusanty (2015).
(PPNI,2012).
2.3.2 Pengkajian
1. Pengumpulan Data
2. Validasi Data
3. Identifikasi Masalah
a. Identitas Klien
asuhan keperawatan.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat kesehatan
sebelumnya.
faktor lingkungan.
d. Aktivitas
e. Pernapasan
Data Subjektif :
- Penggunaan oksigen
- sesak napas
Data Objektif :
- Pemeriksaan dada:
f. Sirkulasi
g. Riwayat Psikososial
- Ansietas
h. Asupan nutrisi
i. Hubungan sosal
j. Penyakit
Data Subjektif:
Data Objektif
k. Nutrisi
Data Subjektif
Data Subjektif
Data Objektif
- Tidak ada
30
asuhan keperawatan.
faktor resiko.
aktual atau resiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu
bronchospasme.
32
sufokasi.
asma.
infus
berikut :
33
Menurut Amin, Hardhi (2015), intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan asma bronkiale seperti tabel berikut ini :
dengan tachipnea, Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 thrust bila perlu
peningkatan x 24 jam, diharapkan jalan nafas bersih, - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
produksi mukus, dengan kriteria hasil : - Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
kekentalan sekresi 1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
- Pasang mayo bila perlu
dan nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
bronchospasme. dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak
- Lakukan suction pada mayo
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
- Berikan bronkodilator bila perlu
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
- Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
suara nafas abnormal)
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
3. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah
- Monitor respirasi dan status O2
factor yang dapat menghambat jalan nafas
35
intercostal
- Monitor suara nafas, seperti dengkur
- Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
- Catat lokasi trakea
- Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)
- Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara tambahan
- Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
- Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
37
BAB III
TINJAUAN KASUS
KABUPATEN KEPAHIANG
TAHUN 2018
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Agama : Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Petani
50
51
2. Riwayat Keperawatan
malam hari, dan jika udara terlalu dingin, terpapar debu dan
asap rokok.
pukul 14:00WIB, klien masih mengeluh sesak, nafas sesak (+), klien
dan pewarna, klien mengatakan sesak jika terkena asap rokok, klien
mengatakan sesak akan kambu dimalam hari dan jika udara terlalu
dingin, klien tampak gelisah, luekosit 11.000 u/l, klien tidak tahu
52
X X
X X X X X X X
P P
Ket :
o o
: Laki-laki : :
: Perempuan X X
X
: Pasien
53
: Tinggal 1 Rumah
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
X
d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor
kematian di masyarakat.
setelah jatuh sakit klien tetap sholat dan keluarga selalu berdoa
g. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
1) Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari 3x/hari saat
pengkajian
2) Nafsu makan baik/tidak Nafsu makan baik Kurang baik
Alasan… karena nyeri pada
(mual, muntah, sariawan) dada
3) Porsi makan yang 1 porsi 5 sendok
dihabiskan
4) Makan yang tidak disukai Tidak ada makanan Tidak ada
yang tidak disukai
5) Makanan yang membuat Tidak ada Tidak ada
elergi
6) Makanan pantangan Tidak ada makanan diit Tidak ada
7) Makanan diet Tidak ada NB
b. Pola eliminasi
1) BAK
a) Frekuensi… x/hari 3x/hari 2x/hari saat
pengkajian
b) Warna Jernih Kuning
c) Keluhan tidak ada Tidak ada
2) BAB
a) Frekuensi… x/hari 1x/hari 1x/hari
b) Waktu (pagi,siang, Pagi Pagi saat
malam,tidak tentu) pengkajian
c) Warna kuning Kuning
d) Konsistensi Lembek kecoklatan
e) Keluhan Tidak ada lembek
f) Penggunaan laxative Tidak ada tidak ada
Tidak ada
c. Pola personal hygine
1) Mandi 2x/hari, pagi,sore Hanya dilap
2) Oral 2x/hari pagi,sore 1x/pagi
3) Cuci rambut 2x/ hari, pagi, sore Tidak ada
d. Pola istirahat dan tidur
1) Lama tidur 2 jam Tidak bisa tidur
siang:..jam/hari siang karena
sesak
2) Lama tidur 6 jam 2 jam
malam:..jam/hari
3) Kebiasaan sebelum tidur Menonton Tidak ada
e. Pola aktivitas dan latihan
1) Waktu bekerja: Pagi Tidak bekerja
pagi/siang/sore/malam setelah sakit
57
3. PENGKAJIAN FISIK
1) Berat badan : 58 kg
5) Nadi : 96x/menit
b. System penglihatan
parut
normal
13) Reaksi terhadap cahaya : Pupil mata kiri dan kanan mengecil
c. System pendengaran
3) Cairan dari telinga : Tidak ada cairan yang keluar dari telinga
59
d. System pernafasan
1-5 (resonan), ke 6-7 (peka), dan sebelah kiri ics 1 (resonan), ics ke
6) Frekuensi : 30x/menit
7) Irama : Ireguler
9) Kedalaman : Dangkal
e. System kardiovaskuler
1) Sirkulasi perifer
2) Sirkulasi jantung
b) Irama : regular
f. System hematologi
h. System pencernaan
i. System endokrin
j. System urogenital
2) B.A.K : 2x sehari
62
3) Warna : Kuning
k. System integument
sudah memutih
l. System musculoskeletal
5) Kekuatan otot :
4444 4444
4444 4444
Keterangan : 5
m. Data penunjang
Hasil lab tanggal 03 Januari 2017
Hasil
Jenis Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan
pemeriksaan
Hemoglobin 12,0 g/dl W: 11,7-15,5 L: 13,2-17,3
B. ANALISA DATA
1. DS:
- Klien mengatakan batuk tidak Peningkatan Bersihan jalan
berhenti-berhenti produksi sputum nafas tidak
- Batuk berdahak susak keluar efektif
DO:
- Sesak (+)
- Batuk berdahak
- Bunyi nafas Wheezing
- TD : 130/90 mmHg
2. DS:
- Klien mengatakan nafas sesak Meningkatnya dan Perubahan pola
- Klien mengatakan sesak nafas saat frekuensi nafas (thacpnea)
cuaca dingin pernafasan
DO:
- Klien terlihat sesak
- Klien terlihat memegang dada
- Klien menggunakan otot bantu
pernafasan
- Pernafasan tacipneu
- Nafas dangkal
- RR : 30x/menit
- Nadi : 96 x/menit
3. DO:
- Klien mengatakan alergi jika terkena Penyebaran Resiko tinggi
debu dan makanan yang penyakit Infeksi
menggunakan pengawet, penyedap
dan pewarna
- Klien mengatakan sesak jika terkena
asap rokok
- Klien mengatakan sesak akan
DS:
- Klien terlihat batuk berdahak
- TD : 130/90 mmHg
- TB : 156 cm
- BB : 62 kg
- T : 36,8 °C
65
4. Ds :
- Klien mengatakan tidak tahu Faktor-faktor Kurang
mengatasi penyakit yang dialaminya pencetus asma pengetahuan
Do :
- Klien tampak bingung
- Klien tampak tidak mengerti cara
penanganan penyakit yang
dialaminya
66
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal Tanggal
nama nama
produksi sputum.
Karmidi karmidi
BAB IV
PEMBAHASAN
Asma Bronkial adalah satu hiper-reaksi dari bronkus dan trakea yang
pertimbangan ilmu dan menentukan kasus secara nyata, maka penulis memberi
A. Pengkajian Keperawatan
kiriman dari IGD Pukul 14.00 WIB, saat dikaji diruangan interne, klien
masih mengeluh sesak, nafas sesak (+), klien terlihat menggunakan otot bantu
pernafasan, klien terlihat memakai O2, klien terlihat lemas, klien mengatakan
susah keluar, batuk berdahak (+), bunyi nafas wheezing (+), klien
mengatakan nyeri pada dada, nafas dangkal, terdapat sumbatan pada jalan
nafas, stridor (+), pernafasan tacipneu, klien mengatakan alergi jika terkena
67
68
klien mengatakan sesak jika terkena asap rokok, klien mengatakan sesak akan
kambu dimalam hari dan jika udara terlalu dingin, klien tampak gelisah,
luekosit 11.000 u/l, klien tidak tahu tentang mengatasi penyakinya, klien
tampak bingung, klien tampak tidak mengerti cara penanganan penyakit yang
dialaminya.
berulang sejak 10 tahun saat usai Tn. Z 56 tahun, sesuai teori yang dijelaska
etiologi dari Asma Bronkial terbagi dua, asma ekstrinsik mulai pada usia
muda dan asma bronchial intrinsik timbul pada usia yang lebih lanjut.
B. Diagnosa Keperawatan
Tahapan ini dilakuakan suatu analisis terhadap data klien yang telah
produksi lendir.
perfusi ventilasi
pernafasan
produksi lendir.
pernafasan
imunitas
asma
tidak ada data yang mendukung diagnosa keperawatan tersebut, diagnosa itu
C. Intervensi Keperawatan
dilakukan. Rencana tindakan keperawatan diambil dari buku sumber yang ada
terdapat pada teori yang sudah disusun tidak semua penulis angkat atau tidak
penulis sesuaikan dengan kondisi klien dan sarana yang ada di RSUD
Kepahiang.
D. Implementasi Keperawatan
dilakukan secara mandiri oleh perawat dan ada juga yang dilakukan secara
kolaborasi atau berkerja sama dengan tim kesehatan lainnya, dan hal ini penulis
keperawatan.
Penulis juga bekerja sama dengan tim medis yang lainnya seperti :
analis
71
dokter spesialis
5. Evaluasi Keperawatan
hasil observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan dalam
Interne dan kriteria hasil yang dicapai teratasi karena Tn. Z, sesak berkurang,
tidak menggunakan otot bantu pernafasan, tidak lemas, tidak batuk, tidak
terdapat bunyi wheezing, nyeri dada (-), tidak terdapat sumabatan jalan nafas,
24x/menit, Suhu 36,2 C, dan terapi yang diberikan masih berlanjut yaitu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pengkajian pada Tn. Z didapatkan data dengan tanda klinis dari Asma
bantu pernafasan, nyeri dada atau rasa berat didada, kambuh dimalam hari,
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan berdasarka teori tidak dapat diangkat karena tidak ada data
3. Intervensi Keperawatan
normal, tidak menggonakan otot bantu pernafasan, tidak batuk, klien dan
72
73
rencana keperawatan dan pengobatan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
4. Implementasi Keperawatan
sayur-sayuran.
5. Evaluasi Keperawatan
B. Saran
saran-saran yang mungkin nantinya dapat berguna bagi klien khususnya dan
1. Klien
2. Rumah Sakit
perlengkapan ADL klien seperti ruang kamar mandi yang bersih sehingga
eliminasi. Kamar mandi bersih juga dapat menurunkan resioko jatuh pasien
karena terpeleset. Memberikan rasa nyaman pada pasien dan juga mencegah
3. Tenaga Kesehatan
4. Institusi pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Zaini, J.(2011). Asthma Control Test: Cara simple dan efektif untuk menilai
derajat dan respons terapi asma (editorial). J.Respirasi Indo. 31 (2) p 51- 52