Proposal Skripsi
Oleh
ELPASA SILMI
NIM : 3090230072
A. Latar Belakang
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas ditandai
denganmengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan
saluran napas terutama pada malam hari atau pagi hari. Asma
mempunyai ingkat fatalitas yang rendah, namun kasus nya cukup banyak
ditemukan pada masyarakat. WHO memperkirakan 100-150 juta penduduk
dunia menderita asma, dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah
sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Menurut laporan Global
Initiative for Asthma (GINA), pada tahun 2012 pasien asma sudah
mencapai 300 juta orang. Asma tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikontrol dengan pemberian obat-obatan yang tepat, sehingga kualitas
hidup dapat tetap optimal. Sedangkan menurut (Mumpuni, 2013)
pengobatan hanya dapat memperingan atau mengendalikan frekuensi
terjadinya serangan asma yang berlangsung dan disebut asma
terkontrol. Artinya penyakit asma dapat dikontrol ataupun
dikendalikan agar serangan asma tidak terjadi sewaktu-waktu.
Penyakit asma ini juga kerap kali menggangu individu penderita asma,
hal yang terganggu berupa gangguan yang terjadi pada fisik hingga terjadi
pada psikologis para penderitanya. Individu yang penderita penyakit asma
juga terganggu psikisnya, terkadang individu merasa tidak bebas
bahkan merasa tertekan karena individu tersebut harus mengkonsumsi
obat-obatan secara rutin (Utami, 2018). Keadaan ini menyebabkan
tidak sedikit penderita asma yang merasa stres dengan penyakitnya
tersebut.
Berdasarkan data di Provinsi Banten tahun 2020 penderita asma bronkial 788
orang. Data di RS Sari Asih Karawaci Tangerang pada tahun 2020
berjumlah …, tahun 2021 meningkat menjadi … dan tahun 2022 berjumlah
….penderita. Sedangkan data penderita asma dari bulan Januari - Oktober
2023 meningkat menjadi … orang penderita asma pada kelompok umur
20-59 tahun. Hasil survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 10 pasien
sebanyak 6 pasien mengatakan tidak percaya diri dengan kemampuannya
serta belum mampu melaksanakan tugas diberbagai aktifitas dan situasi.
Bagi para penderita asma tidak terkontrol merupakan tugas yang tidak ringan.
Penderita asma pada awalnya memiliki semangat, motivasi dan minat
yang tinggi terhadap kesembuhan pengobatan, perawatan dan pencegahan
asma keadaan itu menurun seiring dengan kesulitan-kesulitan yang
dialami. Pasien merasa putus asa dan tidak dapat menjalani
pengobatan, perawatan dan pencegahan asma secara teratur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dan rekam medis yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit
Sari Asih Tangerang terjadi peningkatan jumlah pasien asma dari tahun
ketahun. Selanjutnya survey awal terhadap 10 pasien menunjukkan 6 pasien
mengatakan tidak percaya diri dengan kemampuannya serta belum mampu
melaksanakan tugas diberbagai aktifitas dan situasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi RS Sari Asih Karawaci
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan kepada pihak manajemen
Rumah Sakit Sari Asih Karawaci untuk membuat SOP untuk peningkatan self
efficacy dalam rangka penanganan asma brochial yang disosialisikan oleh
tenaga kesehatan kepada pasien yang memiliki penyakit asma bronchial.
2. Bagi Universitas Sultan Agung Semarang
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam ilmu keperawatan
khususnya kegiatan belajar mengajar tentang self eficacy dengan kontrol asma
brochial.
3. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman kepada pasien tentang
self efficacy sehingga pasien dapat melakukan mengontrol
4. Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan pelayanan keperawatan sebagai
pedoman dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang hubungan self
efficacy dengan control asma pada pasien yang dilakukan tindakan ESWL
batu saluran kemih, sehingga informasi ini dapat digunakan untuk
menggunakan langkah langkah atau tindakan strategis yang harus dilakukan
untuk meningkatkan self eficacy.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambah bahan informasi dan
wacana untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang hubungan self
efficacy dengan kontrol asma bronchial
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN
MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL JANTUNG
KONGESTIF DIRUANGAN DI RUANG ICU RUMAH SAKIT
SARI ASIH KARAWACI TANGERANG
TAHUN 2023
Proposal Skripsi
Oleh
ELPASA SILMI
NIM : 3090230072
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung memompakan darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi kejaringan tubuh (SKA
merupakan salah satu masalah kardiovaskular yang utama, sekitar lebih dari
17,3 juta kematian per tahun di seluruh dunia ((Alexandri et al., 2017).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2021 terdapat 41
juta kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh PTM dan penyakit
jantung berkontribusi dalam 43,6% diantaranya (17,9 juta kematian). Data dari
American Heart Association (AHA) (2023) menyebutkan lebih dari 6 juta
orang Amerika hidup dengan gagal jantung, dan lebih dari 1.000.000 kasus
baru didiagnosis pada orang dewasa berusia 55 tahun ke atas setiap tahun.
Selanjutnya data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)
menyatakan bahwa kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik
bertanggung jawab terhadap 28,3% total kematian di Indonesia tahun 2019
dan diperkirakan bahwa lebih dari 23 juta kematian akan terjadi karena
penyakit arteri koroner pada tahun 2030 , dengan 80% kematian ini akan
terjadi di negara-negara berkembang (Tumade et al, dikutip dari (Muhibbah et
al., 2019).
Berdasarkan data awal melalui observasi data kunjungan pasien di ruang ICU
RS Sari Asih Karawaci Tangerang, angka penderita gagal jantung tiga bulan
terakhir agustus - oktober 2023 sekitar kurang lebih …. pasien. Fenomena
yang terjadi saat ini pasien gagal jantung kongestif terus meningkat. Survey
awal terhadap 10 pasien menunjukkan sebanyak 70% pasien gagal jantung
mengalami kesulitan mempertahakan oksigenasi sehingga cenderung sesak
nafas kecemasan yang terjadi adalah kecemasan berat. Untuk mengatasi
kecemasan dengan menggerakan sumber koping di lingkungan yang berupa
modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah , dukungan sosial dan
keyakinan budaya. Hal ini sangat menarik perhatian bagi penulis untuk
melakukan peneliti tentang hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme
koping pada pasien gagal jantung kongestif di Ruang ICU RS Sari Asih
Karawaci Tangerang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dan rekam medis yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit
Sari Asih Tangerang terjadi peningkatan jumlah pasien gagal jantung tiga
bulan terakhir agustus - oktober 2023 sekitar kurang lebih …. pasien. Survey
awal terhadap 10 pasien menunjukkan sebanyak 70% pasien gagal jantung
mengalami kesulitan mempertahakan oksigenasi sehingga cenderung sesak
nafas kecemasan yang terjadi adalah kecemasan berat
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi RS Sari Asih Karawaci
Sebagai bahan masukan tentang tingkat kecemasan pasien dan mekanisme
koping yang digunakan pasien sehingga dalam memberikan asuhan
keperawatan dapat lebih memfokuskan untuk memberikan konseling yang
tepat sehingga pasien mampu untuk mengelola kecemasan dan menggunakan
mekanisme koping yang efektif..
2. Bagi Universitas Sultan Agung Semarang
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam ilmu keperawatan
khususnya kegiatan belajar mengajar tentang kecemasan dan mekanisme
koping.
3. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman kepada pasien tentang
kecemasan sehingga pasien dapat melakukan mekanisme koping dengan
lebih efektif
4. Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan pelayanan keperawatan sebagai
pedoman dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang hubungan
tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien gagal jantung
kongestif, sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menggunakan
langka-langkah atau tindakan strategis yang harus dilakukan untuk
meningkatkan mekanisme koping yang baik
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambah bahan informasi dan
wacana untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang hubungan
tingkat kecemasan dengan mekanisme koping.