Anda di halaman 1dari 16

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

LITERATUR REVIEW: FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB


TERJADINYA ASMA YANG BERULANG

Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Mitra Adiguna Palembang1,2


wayanrika21@gmail.com1
syafriatiani92@gmail.com2

ABSTRAK
Latar Belakang: Asma merupakan gangguan inflamasi kronik pada saluran nafas yang melibatkan
banyak sel-sel inflamasi seperti eosinofil, sel mast, leukotrin dan lain-lain. Inflasi kronik ini
berhubungan dengan hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan episode berulang dari mengi
(wheezing), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk terutama pada malam dan pagi dini hari, kejadian
ini biasanya ditandai dengan obstruksi jalan nafas yang bersifat reversible baik secara spontan atau
dengan pengobatan. Tujuan: Untuk menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya asma yang
berulang dan untuk menganalisa pengetahuan pasien tentang penyakit asma. Metode: Penelititan ini
merupakan penelitian dengan menggunakan metode studi kepustakaan atau literatur review. Dalam
melakukan penelitian ini peneliti melakukan pencarian jurnal penelitian yang dipublikasikan di
internet menggunakan seach engine Google Schoolar, PubMed, dan ProQuest dengan kata kunci :
faktor faktor penyebab asma, penyebab asma, penyebab asma yang berulang, asma, pengetahuan
pasien tentang penyakit asma. Hasil: Jurnal penelitian yang tidak terpilih, terdapat kemiripan, dan
tidak sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dilakukan eksklusi sebanyak 3.254 artikel, sehingga
didapatkan 20 artikel full text yang dilakukan review. Saran: Dapat meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan perawat tentang faktor-faktor asma yang berulang agar meminimalisir terjadi asma yang
berulang di masyarakat

Kata Kunci : Faktor Penyebab Asma, Penyebab Asma Berulang, Asma, Pengetahuan tentang Asma

ABSTRACT
Background: Asthma is a chronic inflammatory disorder of the airways that involves many
inflammatory cells such as eosinophils, mast cells, leukotrin and others. Chronic inflation is associated
with airway hyperresponsiveness which causes repeated episodes of wheezing, shortness of breath,
heavy chest and coughing, especially at night and early morning, this event is usually characterized by
reversible airway obstruction either spontaneously or with treatment. Aim : To analyze the factors that
cause recurrent asthma and to analyze patient knowledge about asthma. Methods: This research is a
study using the literature study method or literature review. In conducting this study, the researchers
conducted a search for research journals published on the internet using the Google Schoolar, PubMed,
and ProQuest search engines with keywords: asthma-causing factors, asthma causes, recurrent asthma
causes, asthma, patient knowledge about asthma. Results : The research journals that were not
selected, had similarities, and did not match the inclusion criteria, then excluded 3,254 articles, so that
20 full text articles were reviewed. Suggestion : It can increase nurses' understanding and knowledge
about recurring asthma factors in order to minimize recurring asthma in the community

Keywords : Factors Cause Asthma, Causes of Recurrent Asthma, Asthma, Knowledge about Asthma

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 245


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

PENDAHULUAN akibat asma bronkial (Kemenkes RI,


Asma merupakan gangguan 2016).
inflamasi kronik pada saluran nafas yang Global Initiative For Asthma (GINA)
melibatkan banyak sel-sel inflamasi seperti memperkirakan bahwa hampir 300 juta
eosinofil, sel mast, leukotrin dan lain-lain. orang diseluruh dunia menderita asma.
Inflasi kronik ini berhubungan dengan Pada sepuluh tahun terakhir, telah terjadi
hiper responsif jalan nafas yang peningkatan tajam insiden asma di afrika
menimbulkan episode berulang dari mengi selatan dan negara-negara di Eropa Timur,
(wheezing), sesak nafas, dada terasa berat termasuk kawasan Baltik. Meskipun
dan batuk terutama pada malam dan pagi demikian, data ini mungkin tidak valid,
dini hari, kejadian ini biasanya ditandai data yang sudah di standarisasi masih
dengan obstruksi jalan nafas yang bersifat belum ditemukan di banyak negara lainnya
reversible baik secara spontan atau dengan di Afrika, Asia dan Amerika selatan serta
pengobatan (Wijaya & Toyib, 2018). beberapa data di beberapa negara barat
Data The Global Asthma Report pada mungkin sudah lama. Di seluruh dunia,
tahun 2016 dinyatakan bahwa perkiraan terjadi 180.000 kematian akibat asma
jumlah penderita asma seluruh dunia setiap tahunnya (Kurniasari, 2015).
adalah 325 juta orang dengan angka Asma merupakan masalah kesehatan
prevalensi yang terus meningkat terutama dunia yang tidak hanya terjangkit di negara
pada anak – anak. Prevalensi asma maju tetapi juga dinegara berkembang,
meningkat 5-30% dalam satu dekade penyakit asma adalah penyakit paru berupa
terakhir. World Health Organisation proses peradangan disaluran napas yang
(WHO) memperkirakan 235 juta penduduk mengakibatkan hiper respon saluran napas
dunia menderita asma dan paling sering terhadap berbagai macam rangsangan yang
terjadi pada anak. data yang dikeluarkan dapat menyebabkan penyempitan saluran
WHO pada bulan mei tahun 2014, angka napas yang menyeluruh sehingga dapat
kematian akibat penyakit asma bronkial di timbul sesak napas yang reversible baik
indonesia mencapai 24.773 orang atau secara spontan maupun dengan terapi
sekitar 1.77 persen dari jumlah total jumlah (Arifuddin, dkk. 2019).
kematian penduduk. Setelah dilakukan Asma bronkhial adalah jenis
penyesuaian umur dari berbagai penduduk. penyakit jangka panjang atau kronis pada
data ini sekaligus menempatkan Indonesia saluran pernapasan yang ditandai dengan
diurutan ke 19 di dunia perihal kematian peradangan dan penyempitan saluran napas

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 246


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

yang menimbulkan sesak atau sulit aktivitas yang normal termasuk olahraga,
bernapas, selain sulit bernapas penderita menjaga fungsi paru senormal mungkin,
asma juga bisa mengalami gejala lain mencegah eksaserbasi asma, menghindari
seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. reaksi adversi obat asma, dan mencegah
Asma bisa diderita semua golongan usia kematian karena asma (Ciptarini, 2015).
baik muda maupun tua (Astuti, dkk. 2018). Usaha untuk menjaga agar tidak
Banyak kejadian asma, faktor kambuh juga bergantung pada pengetahuan
pencetus alergi, lingkungan, aktifitas fisik klien terhadap penyakitnya, karena dengan
dan stres yang menyebabkan kekambuhan pengetahuannya tersebut klien memiliki
asma patut diwaspadai. Semakin alasan dan landasan untuk menentukan
meningkatnya faktor pencetus asma suatu pilihan. Informasi dan pengetahuan
seseorang dapat memperburuk kondisi tentang asma sangat penting dimana yang
patologisnya. Oleh karena itu koping harus diajarkan kepada pasien adalah
penyebab asma pada penderita asma yang mengenal faktor pemicu serangan asma
baik dapat mengurangi resiko kekambuhan pada dirinya serta pemahaman tentang
asma. Selama ini penderita asma tidak pencegahan, perawatan dan kerja obat
mampu berupaya dalam pencegahan asma (Hidayati, 2015).
kekambuhan, hal ini tampak asma yang Dukungan emosional yang diberikan
tidak ditangani dengan baik dapat oleh keluarga seperti rasa empati, selalu
menggangu kualitas hidup pada lansia, ada mendampingi individu ketika
sehingga menurun nya kondisi daya tahan mengalami permasalahan, dan keluarga
tubuh, kurangnya menjaga kebersihan menyediakan suasana yang hangat di
lingkungan, aktifitas fisik dan timbulnya keluarga dapat membuat individu merasa
stres pada penderita asma, sehingga dapat diperhatikan, nyaman, diperdulikan dan
memicu kekambuhan (Saadah, 2017) dicintai oleh keluarga sehingga individu
Sampai saat ini, belum ada cara akan lebih mampu menghadapi masalah
untuk menyembuhkan asma. Namun dengan lebih baik. Begitu juga dengan
melalui penatalaksanaan yang baik, tujuan dukungan penghargaan yang diberikan
untuk dapat memperoleh kontrol asma oleh keluarga yang dapat berupa
yang baik dapat tercapai. Tujuan pemberian apresiasi ketika individu
penatalaksanaan asma adalah untuk mencapai suatu keberhasilan, pemberian
mencapai dan mempertahankan kontrol semangat, persetujuan pada pendapat
gejala-gejala asma, mempertahankan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 247


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

individu dan perbandingan yang positif skrining, dilihat abstrak, kemudian dibaca
dengan individu lain (Sintya, 2016). artikel full text.
Berdasarkan uraian diatas, faktor
pencetus asma yaitu alergi, lingkungan, HASIL PENELITIAN
aktivitas fisik, stres dan faktor genetik. Berdasarkan hasil penelusuran di
Oleh karena itu dianjurkan untuk penderita Google Schoolar, PubMed, dan ProQuest
asma tidak melakukan atau menghindari dengan kata kunci faktor faktor penyebab
kegiatan yang dapat memicu kambuhnya asma, penyebab asma, penyebab asma
asma salain itu juga pengetahuan tentang yang berulang, asma, pengetahuan pasien
asma juga di perluas lagi karena semakin tentang penyakit asma, peneliti
banyak pengetahuan tentang asma maka menemukan 59,600 judul artikel yang
semakin sedikit juga kemungkinan untuk sesuai dengan kata kunci. Artikel yang
asma kambuh. ditemukan sesuai dengan kata kunci
tersebut belum semuanya memiliki tema
METODE PENELITIAN yang sesuai dengan tujuan penelitian dan
Penelitian ini merupakan penelitian terdapat artikel yang duplikasi. Peneliti
dengan menggunakan metode studi kemudian melakukan penelusuran
kepustakaan literatur review. Jenis menggunakan penelusuran lanjutan Google
literature review yang digunakan dalam Schoolar dengan mencari kata kunci dalam
penelitian ini adalah scoping review. Data judul (in title) yang sesuai kata kunci yang
yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan penelusuran pertama dan
berasal dari hasil-hasil penelitian yang ditemukan5.260artikel yang sesuai,
sudah dilakukan dan diterbitkan dalam kemudian 54.340 artikel yang tidak sesuai
jurnal online nasional. dengan tujuan penelitian dan artikel yang
Kriteria jurnal yang akan direview sama atau duplikasi dilakukan eksklusi.
adalah artikel jurnal penelitian dengan Sebanyak 5.260 artikel yang
subyek manusia dewasa (meliputi pasien ditemukan tersebut kemudian dilakukan
asma, keluarga pasien/caregiver, dan skrining untuk melihat apakah artikel
petugas kesehatan) tentang faktor-faktor tersebut memiliki naskah lengkap atau
penyebab asma berulang dengan rentang tidak, selanjutnya 1.355 artikel kemudian
waktu penerbitan jurnal tahun 2015-2020. dieksklusi karena tidak tersedia artikel
Jurnal penelitian yang ditemukan sesuai full text sehingga didapatkan 671 artikel
dengan kata kunci selanjutnya dilakukan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 248


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

fulltext. Asasemen kelayakan dilakukan dengan kriteria inklusi kemudian


terhadap 671 artikel fulltext. dilakukan eksklusi sebanyak 3.254
Artikel penelitian yang memiliki artikel, sehingga didapatkan 20 artikel full
kemiripan tema / isi penelitian kemudian text yang dilakukan review.
dipilih berdasarkan kriteria yang paling Jurnal yang dilakukan review oleh
layak dan sesuai dengan tujuan penelitian. peneliti secara singkat dijabarkan dalam
Jurnal penelitian yang tidak terpilih, tabel 1, Penelitian terkait, sebagai berikut:
terdapat kemiripan, dan tidak sesuai
Tabel 1.
Penyebab Terjadinya Asma yang Berulang

Desain Penelitian,
Penelitian Instrumen yang
No Tujuan Penelitian Jumlah Sampel Hasil Aspek
Provinsi Digunakan, Metode
Analisis
1 Safriana Untuk Metode dalam Sampel dalam Menunjukkan bahwa Pemicu
2017 mengetahui penelitian ini adalah penelitian ini yaitu faktor terbanyak terjadinya
faktor-faktor Cross Sectional, sebanyak 43 orang dengan persentasi asma
Jawa pencetus dengan teknik ibu yang memiliki tertinggi yaitu faktor berulang
Tengah terbanyak sampling yaitu Total anak usia 5-12 tahun Perubahan cuaca yaitu
terhadap Sampling. yang di diagnosis udara dingin,
kekambuhan Analisis data pada menderita penyakit kemudian faktor
asma pada anak penelitian ini asma Allergi makanan yaitu
dilakukan secara makanan mie instan
univariat yaitu dengan dan makanan ringan,
melihat jumlah dan faktor berikutnya
persentasi tertinggi yaitu faktor Allergi
dari faktor-faktor hirupan yaitu bulu
pencetus kekambuhan hewan peliharaan dan
asma yaitu dari Tabel debu jalan raya.
Frequency
2 Ningrum Mengetahui Metode penelitian ini Pasien dengan asma Rata usia responden Kurangnya
2018 pengetahuan, sikap menggunakan survey yang didatang ke adalah 33,74 tahun. pengetahuan
Sumatra dan kekambuhan deskriptif instalasi gawat Berdasarkan hasil tentang asma
Selatan pasien asma di darurat Rumah Sakit statistik sebagian
Rumah Sakit Muhammadiyah responden memiliki
Muhammadiyah Palembang. Jumlah pengetahuan yang
Palembang sampel berjumlah 50 kurang tentang
responden yang penyakit asma dan
diambil dengan juga memiliki sikap
menggunakan teknik yang negatif terhadap
consecutive sampling penyakit asma, selain
itu sebagian besar
responden juga sering
mengalami
kekambuhan
3 Rafie.et Untuk Metode penelitian Pengambilansampel Didapatkan 83 Paparan asap
al., mengetahui analitik dengan menggunakan teknik (26.9%) subjek rokok terhadap
2020 hubungan pendekatan total sampling dengan memiliki asma yang kekambuhan
Lampung paparan asap retrospektif jumlah sampel 308 data tidak terkontrol, 225 asma
rokok terhadap rekam medik yang (73.1%) subjek
tingkat kontrol memenuhi kriteria memiliki asma yang
asma pada inklusi dan kriteria terkontrol sebagian,
pasien asma eksklusi dan tidak terdapat
bronkial pasien asma yang

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 249


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

memiliki asma
terkontrol (0%). Serta
didapatkan 152
(49.4%) subjek tidak
terpapar asap rokok
dan 156 (50.6%)
subjek terpapar asap
rokok.
4 Ferliani, et Mengetahui profil Kuantitatis Diteliti Responden : 125 pasien Dari 125 pasien asma Faktor pencetus
al., kepatuhan berobat menggunakan uji asma tidak terkontro tidak terkontrol kekambuhan
2015 pada pasien asma Chisquare yang datang ke didapatkan kepatuhan asma
tidak terkontrol dan poliklinik RSCM rendah sebesar 56 %.
Jakarta hubungan antara Dilakukan analisis
faktor terkait bivariat terhadap
pasien, faktor faktor-faktor yang
terkait penyakit, berhubungan dengan
faktor terkait kepatuhan yaitu usia,
pengobatan, faktor pendidikan,
terkait sosial pengetahuan asma,
ekonomi dan faktor penghasilan, depresi,
terkait sistem sediaan obat yang
pelayanan digunakan, keyakinan
kesehatan terhadap pasien terhadap
kepatuhan berobat dokter, asuransi
pasien asma tidak kesehatan dan
terkontrol hubungan keluarga
dan didapatkan
pengetahuan bermakna
dengan p=0,001 (IK
1,939-24,789).
Kemudian dilakukan
regresi logistik
didapatkan
pengetahuan paling
berpengaruh terhadap
kepatuhan (p=0,003)
dengan OR 6,933 (IK
1,939-24,789)
5 Hidayati, untuk mengetahui Metode yang Jumlah populasi yang Hasil penelitian Hubungan
et al. hubungan antara digunakan dalam mengalami menunjukkan 16 pengetahuan
2015 pengetahuan deskriptif korelatif kekambuhan asma responden (33%) dengan
Jawa pencegahan asma metode total berulang sebanyak 49 mempunyai kekambuhan
Tengah dengan sampling orang dan seluruhnya pengetahuan kurang, asma
kekambuhan pada dijadikan sampel 19 responden (39%)
penderita asma mempunyai
pengetahuan sedang,
dan 14 responden
(28%) mempunyai
pengetahuan baik.
Dilihat dari
kekambuhan asma
yang tergolong
kekambuhan sering
ada 23 responden
(47%), kadang ada 18
responden (37%), dan
jarang ada 8 responden
(16%)
6 Dharmaya Untuk Desain potong Anak usia 6- 14 tahun Lima pencetus utama Pencetus asma
nti et al mengidentifikasi lintang dengan di Indonesia asma pada anak adalah
2015 faktor-faktor yang menggunakan data udara dingin, flu dan
Indonesia berhubungan Riset Kesehatan infeksi, kelelahan,
dengan kejadian Dasar tahun 2013 di debu, dan asap rokok
asma dan pencetus 33 provinsi di
asma Indonesia

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 250


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

7 Usman.et Untuk mengetahui Penelitian Seluruh pasien anak Kejadian asma banyak Asma
al., faktor risiko dan deskriptif dengan baik rawat jalan terjadi pada laki-laki, dipengaruhi
2015 faktor pencetus desain cross- maupun rawat inap sebagian besar oleh cuaca dan
Sumatra yang sectional. yang telah didiagnosis dipengaruhi oleh debu
Barat mempengaruhi Penelitian asma oleh dokter di perubahan cuaca dan
kejadian asma dilakukan dengan RSUP Dr. M. Djamil debu, riwayat atopi
pada anak di melakukan Padang yang memenuhi terbanyak pada anak
RSUP Dr. M. wawancara pada kriteria adalah urtikaria,
Djamil Padang responden yang riwayat atopi
telah ditetapkan terbanyak pada
sebagai subjek orangtua adalah
penelitian dermatitis atopi pada
ibu dan status gizi
serta berat badan lahir
pasien sebagian besar
normal.

8 Wahyudi. Menentukan Case-control study Jumlah 78 pasien (39 Hasil uji chi-square Hubungan Jenis
et al., hubungan antara terhadap pasien kasus dan 39 kontrol) menunjukkan usia < 5 kelamin , BB,
2016 faktor genetik, rawat inap di tahun (p= 0,364), jenis obesitas dengan
demografi, bangsal anak. kelamin laki-laki asma berulang
Sumatra lingkungan, dan Pemilihan sampel (p=0,255), berat badan
Barat perinatal terhadap menggunakan lahir rendah (p=0,358),
kejadian asma teknik simple obesitas (p=0,382)
randomized tidak memiliki
sampling. hubungan bermakna
Analisis data yang dengan asma anak.
digunakan yaitu
univariat dan
bivariat dengan
chi-square
9 Astuti Untuk mengetahui Penelitian descriptive Jumlah 131 responden Pengetahuan berada Pengetahuan
&Devi hubungan pengetahuan correlative dengan pada kategori baik dapat mencegah
Darliana dengan upaya desain penelitian cross dengan jumlah kekambuhan
2018 pencegahan sectional study dengan responden 69 orang pada pasien
kekambuhan asma metode purposive (81.2%) dan upaya asma
Aceh bronkhial sampling pencegahan
kekambuhan asma
berada pada kategori
baik dengan jumlah
responden 65 orang
(76,5%)
Hasil analisa data di
peroleh nilai P-Value
= 0,002 sehingga H0
di tolak yang berarti
terdapat hubungan
pengetahuan dengan
upaya pencegahan
kekambuhan asma
bronkhial
10 Yuniati .et Menganlisis kohort 30 responden Variabel umur, alergi kekambuhan
al., kekambuhan pada retrospektif dan riwayat keluarga asma
2015 asma bronkhial mempengaruhi
Jawa dalam 1 tahun kekambuhan pasien
Tengah asma dalam 1 tahun
11 Pondaag.E Untuk mengetahui Metode 73sampel/responden Dari 73 sampel Riwayat BBLR
tal., hubungan antara deskriptif ditemukan 47 (64.4%) terhadap
2015 anak dengan analitik dengan anak yang menunjukan kejadian asma
Sulawesi riwayat BBLR pendekatan gejala asma. Gejala
Utara dengan angka potong lintang yang ditunjukan
kejadian asma. berupa Mengi
(68,4%), Mengi 12
bulan terakhir terakhir
(64,3%), keterbatasan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 251


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

bicara akibat mengi


(59,6%), batuk kering
pada malam hari
(59,6%). Berdasarkan
analisis logistic
menunjukan hubungan
negative bermakna (p=
0,008).
12 Arifuddin, Untuk mengetahui Penelitian survey Sampel sebanyak 148 Menunjukkan bahwa Faktor pencetus
Adhar. Et hubungan tingkat analitik dengan responden tingkat kecemasan, asma
al., kecemasan, pendekatan cross kebiasaan merokok,
2019 kebiasaan sectional riwayat keluarga dan
Sulawesi merokok, riwayat hewan peliharaan
Tengah keluarga, hewan berhubungan dengan
peliharaan terhadap kejadian asma dengan
kejadian asma nilai ρ <0,05

13 Kurniasari Untuk Penelitian Sampel 95 orang Hasil analisis Faktor-faktor


, mengetahuinya Deskriptif penderita asma yang menunjukkan terdapat penyebab
2015 Hubungan Faktor Analitik ini diambil di Wilayah hubungan yang kejadian asma
Jambi makanan terhadap dengan kerja Puskesmas bermakna antara berulang
kejadian kambuh pendekatan Faktor Makanan
Ulang Asma Pada Desain Penelitian terhadap kejadian
Penderita Asma Cross Sectional, kambuh ulang asma
dan teknik (p-value= 0,014).
pengambilan Yang beresiko
sampel adalah terhadap faktor
dengan teknik makanan 75 (78,9%)
Total Sampling dan yang mengalami
kambuh ulang 73
(76,8).
14 Ardi untuk mengetahui Penelitian Total Sampelpenelitiansebany Dari 45 responden Perilaku
2018 hubungan sampling ak 45orang menunjukan bahwa pencegahan
Jawa pengetahuan responden mempunyai kekambuhan
Timur tentang asma pengetahuan cukup asma
dengan perilaku tentang penyakit asma
pencegahan sebanyak 35
kekambuhan pada responden (77,8%),
penderita asma dan responden yang
mempunyai perilaku
negatif terhadap
pencegahan
kekambuhan asma
sebanyak 26
responden (57,8). Dari
hasil uji statistic
didapatkan p value =
0,001 dengan ≤ α =
0,05. Hal ini ada
Hubungan
Pengetahuan Tentang
Asma Dengan Perilaku
Pencegahan
Kekambuhan Pada
Penderita Asma Di
Desa Penggung
Kecamatan Nawangan
Kabupaten Pacitan
15 Saadah. Untuk Desain analitik cross Populasi sebanyak 203 Sebagian besar dari Faktor
2017 menganalisis sectional lansia responden lingkungan penyebab
faktor-faktor yang cukup berpengaruh kekambuhan
Jawa timur mempengaruhi besar 71 (69,9%) asma
kekambuhan hampir seluruh
penyakit asma pada responden melakukan
lansia exercise 98 (96,1%)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 252


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

sebagian dari
responden mengalami
stres sedang 73
responden (71,6%)
sebagian dari
responden mengalami
kekambuhan asma 68
responden (66,6 %)
16 Bhaskara, Untuk mengetahui Analitik Sebanyak 40 orang Tingkat kontrol asma Kualitas hidup
et al., hubungan tingkat observasional responden pasien asma terbanyak yaitu tidak pasien asma
2018 kontrol asma dengan dengan desain terkontrol sebanyak 30 dengan kejadian
Kalimanta kualitas hidup pasien cross sectional orang (75%) dan rerata kekambuhan
n Timur asma skor kualitas hidup asma
pasien asma adalah
4,48.

Analisis bivariat
dengan uji hipotesis
Independent T-Test
didapatkan nilai p =
0,000 (p<0,05)
17 Esti Mengetahui Metode survey yang Menggunakan teknik Sebanyak 21 orang Tingkat
2019 gambaran tingkat bersifat deskriptif total sampling dan (55,3%) pasien asma kecemasan dan
ansietas dan tingkat untuk menggambarkan didapatkan 38 orang mengalami ansietas tingkat kontrol
Sumatra kontrol asma pada variabel dengan desain yang memenuhi kriteria ringan, tidak kejadian asma
Barat penderita asma potong silang (cross sampel mengalami ansietas 16 berulang
sectional) orang (42,1%),
ansietas sedang 1
orang (2,6%) dan tidak
ada yang mengalami
ansietas berat. Untuk
tingkat kontrol asma,
sebanyak 17 orang
(44,7%) pasien asma
terkontrol baik,
terkontrol tidak baik
11 orang (28,9%), dan
sangat tidak terkontrol
10 orang (26,3%)
18 Tumigolu Untuk mengetahui Metode Cross Sampel sebanyak 35 Analisis statistik uji Tingkat
ng. Et al. hubungan antara sectional responden chi square dengan á = kecemasan dan
2016 tingkat kecemasan 0,05. Hasil yang serangan asma
dan serangan asma diperoleh nilai p =
Sulawesi pada klien asma 0,04 dimana p <0,05
Utara maka Ho ditolak
19 Qinthara Untuk menganalisis Analitik Responden : 66 pasien Uji statistik Kecemasan dan
2018 hubungan tingkat observasional asma dewasa menunjukkan terdapat kepribadian
Jawa Barat kecemasan dan tipe dengan desain cross hubungan antara memiliki
kepribadian sectional dan teknik tingkat kecemasan hubungan
"Hippocrates- penentuan sampel skor total (p=0.000) dengan
Galenus" dengan yaitu Simple dan tipe kepribadian terjadinya asma
derajat serangan Random Sampling "Hippocrates-Galenus"
asma pada pasien (p=0.009) dengan
dewasa derajat serangan asma.
Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat
kecemasan dan tipe
kepribadian
"Hippocrates-Galenus"
memiliki hubungan
yang bermakna dengan
dengan derajat
serangan asma pada

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 253


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

pasien dewasa
20 Syafriani untuk mengetahui analitik kuantitatif 51 orang, menggunakan Hasil analisa bivariat Faktor
2015 faktor-faktor yang dengan rancangan teknik total sampling diketahui tidak ada kekambuhan
Riau berhubungan cross sectional dengan menggunakan hubungan yang asma
dengan kuesioner bermakna antara faktor
kekambuhan asma makanan dengan
bronkhial pada kekambuhan asma
anak usia 3-14 bronkhial pada anak
tahun usia 3-14 (p value 0,1),
ada hubungan yang
bermakna antara faktor
debu dengan
kekambuhan asma
bronkhial pada anak
usia 3-14 (p value
0,03) dan

ada hubungan yang


bermakna antara faktor
asap rokok dengan
kekambuhan asma
bronkhial pada anak
usia 3-14 tahun (p
value 0,000)

PEMBAHASAN dingin, debu, asap rokok, stress, infeksi,


Berdasarkan hasil literatur review kelelahan, alergi obat dan alergi makanan.
20 jurnal tentang faktor-faktor penyebab Penelitian ini sejalan dengan
tejadinya kekambuhan asma didapatkan pendapat Dharmayanti (2015), Faktor
analisa 9 jurnal mengatakan faktor pencetus asma banyak dijumpai di
pencetus kekambuhan asma lingkungan baik di dalam maupun di luar
Penelitian ini sesuai dengan teori rumah, tetapi anak dengan riwayat asma
Safriati (2017), Kekambuhan asma pada keluarga memiliki risiko lebih besar
merupakan suatu keadaan asma yang terkena asma tiap penderita asma akan
sifatnya hilang timbul dimana kadang memiliki faktor pencetus yang berbeda
tanpa gejala dan dengan gejala baik ringan dengan penderita asma lainnya sehingga
bahkan berat yang dapat mengancam orang tua perlu mengidentifikasi faktor
nyawa asma merupakan salah satu yang dapat mencetus kejadian asma pada
penyakit kronis yang tidak menular anak ada beberapa penelitian menyebutkan
meskipun demikian penyebab pasti bahwa setiap unsur di udara yang kita
penyakit asma masih belum diketahui hirup dapat mencetus kambuhnya asma
secara jelas, namun ada beberapa faktor pada penderita faktor pencetus asma dibagi
risiko umum yang menjadi pencetus dalam dua kelompok yaitu genetik, di
terjadinya kekambuhan asma yaitu udara antaranya atopi/alergi bronkus, eksim;

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 254


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

faktor pencetus di lingkungan, seperti asap segera diatasi dan ditanggulangi.


kendaraan bermotor, asap rokok, asap Sedangkan bagi orang yang
dapur, pembakaran sampah, kelembaban penyesuaiannya kurang baik, maka
dalam rumah, serta alergen seperti debu kecemasan merupakan bagian terbesar
rumah, tungau, dan bulu binatang. dalam kehidupannya. Apabila
Menurut Arifuddin (2019) Asma penyesuaiannya tidak tepat, akan timbul
merupakan penyakit inflamasi saluran dampaknya terhadap kesehatan jasmani
nafas yang dapat menyerang semua dan psikis. Stres dapat mengantarkan pada
kelompok umur, biasanya ditandai dengan seseorang pada tingkat kecemasan
peradangan pada saluran napas yang sehingga memicu dilepaskannya histamin
bersifat kronik dengan ditemukannya yang menyebabkan penyempitan saluran
riwayat gejala pernapasan seperti sesak napas ditandai dengan sakit tenggorokan
napas, sesak dada, dan batuk. Kejadian dan sesak napas, yang akhirnya memicu
Asma dipengaruhi oleh beberapa faktor terjadinya serangan asma.
antara lain tingkat kecemasan, kebiasaan Selain itu, 11 jurnal mengatakan
merokok kelompok perokok 1,9 kali bahwa pengetahuan, sikap akan
berisiko terkena asma dibandingkan mempengaruhi kekambuhan asma.
dengan kelompok bukan perokok karena Semakin buruk pengetahuan dan sikap
penderita asma mempunyai sifat kepekaan tentang asma, maka tingkat kekambuhan
saluran nafas yang berlebihan merupakan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan
pemicu utama terjadinya asma, riwayat kurangnya kesadaran keluarga untuk
keluarga faktor genetik terutama ibu akan mencari informasi tentang penangan
meningkatkan risiko anak menderita asma kekambuhan asma baik pada anak maupun
hal ini terkait dengan adanya orang dewasa. Selain itu juga peran
kecenderungan genetik yang diturunkan petugas kesehatan seperti dokter, perawat,
oleh orang tua untuk bereaksi terhadap zat- bidan dan lain-lain sangat mempengaruhi
zat yang terdapat di lingkungan dan hewan pengetahuan masyarakat dengan
peliharaan. menjalankan program-program yang ada di
Menurut Tumigolung (2015), Puskesmas atau Rumah Sakit seperti
Kecemasan merupakan bagian kehidupan edukasi, penyuluhan kesehatan tentang
sehari-hari dan merupakan gejala yang penyakit asma terutama masalah
normal pada manusia. Bagi orang dengan penanganan kekambuhan asma saat
penyesuaian yang baik, kecemasan dapat dirumah, serta menganalisis faktor-faktor

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 255


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

apa saja yang menyebabkan kekambuhan kortikosteroid, dan kepatuhan


asma berulang. Hal ini dapat dijabarkan berobat.Perilaku kontrol asma, ketepatan
dalam beberapa penelitian yang sudah jenis dan dosis obat, ketepatan teknik
dilakukan literatur review. inhalasi, faktor pencetus asma, dan
Penyakit asma masih menjadi pengetahuan asma juga menunjukkan
masalah kesehatan masyarakat di dunia hubungan dengan terkontrol tidaknya asma
maupun di Indonesia. Insidensi, prevalensi pada pasien.Tingkat kontrol asma juga
dan keparahan asma semuanya meningkat, dapat dipengaruhi oleh teknik pengobatan,
dengan asma pada usia anak-anak menjadi pengendalian lingkungan, dan
lebih sering dijumpai, estimasi mengenai penghindaran alergen atau faktor pencetus.
hal ini bervariasi karena angka insidennya Selain itu, gejala asma juga berpengaruh
akan meningkat, tetapi selama lima belas kuat terhadap tingkat kontrol asma.Pasien
tahun anngka tahunan yang tercatat yang tidak terkontrol asmanya dapat
menunjukkan kasus baru telah meningkat mengalami berbagai gejala klinis seperti
sebanyak 70% (Kurniasari, 2015). gejala harian atau serangan asma,
Asma bronkial merupakan penyakit gangguan tidur, frekuensi penggunaan obat
kronik yang sering dijumpai baik pada spray atau pelega yang cukup tinggi,
anak maupun dewasa di negara penurunan fungsi paru, dan
berkembang hingga negara maju. Asma eksaserbasi.Tingkat kontrol asma yang
bronkial adalah penyakit heterogen yang baik dapat dicapai dengan self
biasanya ditandai dengan peradangan jalan management dan terapi medikamentosa
napas kronik dan sebagai riwayat gejala yang tepat (Bhaskaraa. Et al. 2018).
pernapasan seperti mengi, sesak napas, Penemuan tanda pada pemeriksaan
nyeri dada dan batuk yang bervariasi fisik pasien asma, tergantung dari
waktu dan intensitasnya, bersamaan klasifikasi berdasarkan gejala klinis yang
dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi muncul. Pada pemeriksaan fisik pasien
yang bervariasi (Rakhmi. 2020) asma, terdapat perubahan anatomis bentuk
Terdapat banyak faktor yang dapat thoraks, otot tambahan di leher sewaktu
mempengaruhi terkontrol tidaknya bernapas, napas menjadi cepat, sianosis,
asma.Faktor yang berperan antara lain usia, ekspirasi memanjang, serta pada
jenis kelamin, indeks massa tubuh, ras, pemeriksaan auskultasi terdapat suara
pendidikan, pekerjaan, penyakit komorbid, mengi. Pemeriksaan spirometri adalah cara
rokok, derajat asma, penggunaan obat yang paling cepat dan sederhana untuk

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 256


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

menegakkan diagnosis asma, hal ini terhadap kekambuhan mengi (wheezing)


dengan melihat respon pengobatan dengan pada masa anak-anak. Namun kenyataan
menggunakan bronkodilator. Jika nya mengi pada usia dewasa terjadi karena
pemeriksaan spirometri normal, maka bermacam-macam kondisi dan tidak semua
dapat dilakukan uji provokasi bronkus kondisi mengi pada usia dewasa
untuk menunjukkan adanya hipereaktivitas merupakan suatu indikasi terjadinya asma
bronkus, uji ini menggunakan histamin,
metakolin, larutan garam hipertonik, dan KESIMPULAN DAN SARAN
aqua destilata. Hasil bermakna bila didapat Kesimpulan
penurunan VEP1 sebesar 20% atau lebih Dari hasil penelitian 20 artikel yang
(Rahmah. 2020) dibahas di atas dapat disimpulkan bahwa 9
Asma memiliki banyak faktor jurnal mengatakan faktor pencetus
risiko. Asma alergik disebabkan oleh penyebab asma berulang antara lain adalah
kepekaan individu terhadap alergen latihan berlebih atau alergi terhadap
diantaranya debu, spora jamur, serbuk sari binatang berbulu, debu, jamur, polusi, asap
yang dihirup, bulu halus binatang, serat rokok, infeksi virus, asap, parfum, jenis
kain atau yang lebih jarang terhadap makanan tertentu (terutama zat yang
makanan seperti coklat dan susu sapi. ditambahkan kedalam makanan), emosi
Faktor nonspesifik juga dapat mencetuskan (kecemasan) dan perubahan cepat suhu
asma diantaranya latihan fisik, flu biasa ruangan. Selain itu didapatkan hasil
dan emosi(Usman. 2015) analisis 11 jurnal mengatakan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dan sikap pasien sangat
bahwa tiga faktor tertinggi penyebab mempengaruhi peningkatan kekambuhan
penyakit asma mereka berturut-turut asma, misalnya, cara penanganan asma
adalah faktor keturunan, virus, kuman dan dirumah, makanan yang harus dihindari,
bakteri dan kekebalan tubuh yang aktivitas yang terlalu berat dan lain-lain.
menurun. Faktor keturunan/genetik adalah Saran
riwayat penyakit keluarga pasien yang 1. Bagi Tenaga Kesehatan
pernah menderita asma. Faktor Diharapkan dapat
keturunan/genetik memang merupakan meningkatkan pengetahuan dan
salah satu dari penyebab asma yang pengalaman perawat dan tenaga medis
dominan. Beberapa virus penyebab infeksi lainnya terkhusus untuk penyakit asma
seperti rhinovirus memiliki hubungan yang berulang agar kedepannya dapat

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 257


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

lebih baik lagi dalam penanganan jam kunjungan perpustakaan bagi


penyakit asma untuk meminimalisir mahasiswa.
kekambuhan asma 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat
Bagi institusi pendidikan mengembangkan penelitian mengenai
diharapkan dapat menambah faktor-faktor penyebab terjadinya
penyediaan buku-buku sumber untuk asma berulang, pengetahuan serta
bacaan guna menambah ilmu dan dengan metode yang berbeda seperti
pengetahuan serta dapat menambah metode kualitatif sehingga penelitian
tersebut dapat terus dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Fitri. Yesi Hasneli & Yulia Irvani Dewi. (2011). Faktor-Faktor Resiko yang
Berpengaruh terhadap Tingkat Kekambuhan Pasien Asma
Anggraini, Yenny. (2011). Faktor-Faktor Pemicu Kekambuhan Asma
Anggoro, Agung Huda. (2018). Pengaruh Promosi Kesehatan tentang Asma terhadap Tingkat
Pengetahuan Sikap dan Perilaku pada Penderita Asma.
Ardi. (2018). Hubungan Pengetahuan tentang Asma dengan Perilaku Pencegahan
Kekambuhan pada Penderita. Pacitan
Astuti, Rita & Devi Darliana. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan
Kekambuhan Asma Bronkhial. Jurnal Idea Nursing
Arifuddin, Adhar, dkk. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asma di
Wilayah Kerja Puskesmas Singgani Kota Palu. Palu : Jurnal Kesehatan Tadulako
Vol. 5 No. 1 Hal. 1-62
Astuti, Rita & Devi Darliana. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan
Kekambuhan Asma Bronkhial. Idea Nursing Journal vol. IX No. 1
Bhaskaraa, Yusuf. Rahmat Bakhtiar & Emil Bachtiar Moerad. (2018). Hubungan Tingkat
Kontrol Asma dengan Kualitas Hidup Pasien Asma di Klinik Paru RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda. Jurnal kedokteran mulawarman
Chusnawati, Aini, Gipta Galih Widodo & Yunita Galih Yudanari. (2016). Gambaran Faktor-
Faktor Pencetus Timbulnya Serangan Asma pada Pasien Asma Bronkhial di RSUD
Ungaran.
Ciptarini, Sinta Tri. (2015). Pengaruh senam asma indonesia terhadap frekuensi kekambuhan
asma pada penderita asma di balai kesehatan paru masyarakat (bkpm). Semarang.
undergraduate thesis, UNIMUS.
Dharmayanti, et al. (2015). Asma pada Anak di Indonesia: Penyebab dan Pencetus. Indonesia
Esti, Sri Yulia. (2019). Gambaran Tingkat Ansietas Dan Tingkat Kontrol Asma Pada
Penderita Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Nanggalo Padang

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 258


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

Ferliani. (2015). Kepatuhan Berobat pada Pasien Asma Tidak Terkontrol dan Faktor-Faktor
yang Berhubungan. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
Hidayati, Putri. (2015). Hubungan antara Pengetahuan tentang Pencegahan Asma dengan
Kejadian pada Kekambuhan pada Penderita Asma di Wilayah Kerja Puskesmas
Ngoresan Surakarta. Naskah Publikasi
KemenKes RI. (2016). You can control your asthma
Kharisma, Yuktiana. (2017). Tinjauan Umum Penyakit Asma. FK UNISBA
Kurniasari, Lidya. (2016). Hubungan Faktor Makanan terhadap Kejadian Kambuh Ulang
Asma pada Penderita Asma di Wilayah Kerja Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi.
Journal Scientia. Vol 4 No 04
Marianti. (2016). Pengertian dan Gejala Asma
Mayasari, Anita. (2014). Hubungan antara Kontrol Asma dengan Kualitas Hidup Anggota
Klub Asma di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Semarang : UNIMUS
Ningrum, Windy Astuti Cahya. 2018. Pengetahuan, sikap dan kekambuhan pasien asma di
Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang. Jurnal Masker Medika Vol 6 No 2
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nusa Merdeka
Pondaag, Mark P. Audrey Wahani & Ch. Manoppo. (2015). Hubungan Anak Dengan
Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Dengan Insidens Terjadinya Asma Pada
Anak. Jurnal E-Clinic
Qinthara, Achmad. (2018). Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Tipe Kepribadian
"Hippocrates-Galenus" Dengan Derajat Serangan Asma Pada Pasien Dewasa Di
RSUD Kota Depok
Rohman, Dodi. (2015). Efektifitas Latihan Nafas Dalam Penyakit Asma
Rafie, Rakhmi. Et all. (2020). Hubungan Asap Rokok dengan Tingkat Kontrol Asma di Klinik
Harum Melati Pringsewu. Jurnal ilmu kesehatan
Saadah, Anis. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan Penyakit Asma pada
Lansia.
Sintya, Ni Made Noviani Utami. (2013). Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga
dengan Penerimaan Diri Individu yang Mengalami Asma. Journal Psikologi
Udayana
Suranggana, Lungguh Tarenaksa. Koesbaryanto & Azizah Khoiriyati. (2018). Pengaruh
Senam Asma Bronkhial terhadap Frekuensi Kekambuhan Asma di Puskesmas
Penujak Lombok Tengah Nusa Tengggara Barat. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Vol 9, No 2
Safriana, Lina. (2017). Faktor-Faktor Pencetus Kekambuhan Asma Pada Anak Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sibelakota Surakarta
Syafriani. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kekambuhan Asma Bronkhial
Pada Anak Usia 3-14. Riau
Tumigolung, Gisella Tesalonika. Lucky Kumaat & Franly Onibala. (2016). Hubungan
Tingkat Kecemasan Dengan Serangan Asma Pada Penderita Asma Di Kelurahan
Mahakeret Barat Dan Mahakeret Timur Kota Manado. E-Journal Keperawatan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 259


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Wayan Rika Setiawan1, Ani Syafriati2

Usman, Isnaniyah. Eva Chundrayetti & Oea Khairsyaf. (2015). Faktor Risiko dan Faktor
Pencetus yang Mempengaruhi Kejadian Asma pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal kesehatan Andalas
Wahyu, Pepin & Hexawan. (2013). Analisa Faktor-Faktor Pencetus Derajat Serangan Asma
pada Penderita Asma di Puskesmas Perak Kabupaten Jombang
Wahyuni, Anyta Hera & Yulia. (2014). Prevalensi Faktor-Faktor Pencetus Serangan Asma
pada Pasien Asma di Salah Satu Rumah Sakit di Jakarta.
Wijaya, Ardy & Rozali Toyib. (2018). Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma dengan
Menggunakan Algoritma Genetik. Jurnal Pseudocode. volume V nomor 2
Wijaya, Hendi. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Asma yang Berulang. Palembang
Wahyudi, Adefri. Finny Fitry Yani & Erkadius. (2016). Hubungan Faktor Risiko terhadap
Kejadian Asma pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal kesehatan Andalas
Yuniati. et al. (2013). Analisis Kekambuhan pada Pasien Asma Bronkhial dalam 1 Tahun.
Purwokerto

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 260

Anda mungkin juga menyukai