FITOKIMIA II
OLEH :
Kelompok I
Kelas B/2018
Darsiati 183145201039
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
glikosida.
Didalam tanaman, glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila
atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya
biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau
genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai
glikosida.
dalam masyarakatIndonesia.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
ISI
A. Pengertian Glikosida
Glikosida adalah senyawa bahan alam yang terdiri atas gabungan dua
bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula.Bagian gula biasa disebut glikon
Glikosida adalah senyawa alami yang terdiri dari bagian karbohidrat dan
Monosakarida tersebut dapat terikat pada satu atau lebih atom C pada bagian
bukan karbohidrat. Kata glikosida bermakna karbohidrat atau gula yang umumnya
bersifat oksidator yang disebut dengan glikon, sedangkan bukan gula disebut
dengan aglikon. Ikatan kimia bentukan glikosida menyerupai eter sehingga secara
(Laode,2016).
Glikosida terdiri dari dua bagian yang independen secara kimiawi dan
fungsional; bagian aglikon (genin) dan glikon (sakarida). Dalam glikosida, bagian
sakarida terkait dengan bagian aglikon oleh ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik
sebagian besar tidak stabil dan rentan terhadap hidrolisis (oleh asam encer atau
oleh enzim, misalnya, β-glukosidase). Ikatan glikosidik dibagi dalam 4 tipe, yaitu
Unit gula juga bisa berupa di-, tri-, atau tetrasakarida (contoh dalam glikosida
jantung). Konfigurasi karbon anomerik dari glikon dapat ada sebagai α atau β
diastereoisomer dengan bentuk-β yang paling umum dan aktif. Jumlah unit / rantai
2. Biosintesis Glikosida
Glikosida berasal dari senyawa asetal dengan satu gugus hidroksi dari
gula yang mengalami kondensasi dengan gugus hidroksi dari komponen bukan
molekul gula itu sendiri membentuk lingkaran oksida.Oleh karena gula terdapat
dalam dua konformasi, yaitu bentuk alfa dan bentuk beta maka bentuk
glikosidanya secara teoritis juga memiliki bentuk alfa dan bentuk beta.Namun,
dalam tanaman ternyata hanya glikosida bentuk beta saja yang terkandung di
dalamnya. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa elmulsin dan enzim alami lain
hanya mampu menghidrolisis glikosida yang ada pada bentuk beta (Lully
hanni,2016).
jumlah aktivitas aglikon setelah menjadi glikosida hingga 100 % dari jenis aktivitas
spektrum aktivitas biologi disebabkan oleh inti kimia yang dimiliki yaitu flavanoid,
isoflavanoid, dan neoflavanoid serta hetersiklik yang dibentuk. Glikosida flavanoid hanya
meningkat polaritas sehingg menjadi lebih baik kinetika dalam sel dengan mengabaikan
kerja resepter secara kimia tetapi secara fisika. Bioaktivitas dasar yang selalu dimiliki
kedua glikosida tersebut adalah antimikroba untuk glikosida steroid dan triterpen,
sedangkan glikosida flavanoid pada umumnya adalah antioksidan. Kedua sifat ini
metabolisme dan mencegah gangguan invasi kimia dari luar, sedangkan glikosida steroid
dan triterpen juga memiliki aktivitas stimulo melalu kerja hormon (sinyal kimia proses)
dan juga keamanan terhadap antigen khusunya gangguan mikroba. Dengan demikian
potensi bioaktivitas kedua golongan senyawa glikosida tersebut sangat penting dalam
dan kimia yaitu tergantung pada sifat jaringan anatomi sel yang dilewati. Jaringan
kulit misalnya memiliki sifat lipiditas yang sangat spesifik setiap lapisan sehingga
sifat fisika seperti polaritas tidak dapat menembus jaringan tersebut. Senyawa
jaringan kulit yang luar biasa tersebut menjadi berperan sebagai pelindung dari
berbagai gangguan luar sehingga kulit pantas disebut dengan pelindung. Nano
partikel hingga super nano bukan persyaratan utama untuk menembus jaringan
kulit, karena selain sifat fisika sebagai penentu untuk menembus jaringan kulit
juga terdapat sifat kimia yang menolak senyawa asing akan melewatinya. Oleh
karena itu sistem pemberian senyawa xenobiotik untuk tujuan pengobatan hanya
memiliki dua cara yaitu oral atau menembus jaringan kulit untuk masuk dalam
reseptor yang juga memiliki sifat fisiko-kimia yang spesifik (Rahadianti, 2019).
terabsorbsi dalam sel, yang didominasi oleh sistem polar karena presentase jumlah
air yang sangat dominan. Namun demikian sistem enzim yang bertugas untuk
sejumlah enzim yang berperan sebagai katabolis ataupun anabolis atau hanya
terutama melalui oral akan melewati sistem pencernaan yang mempunyai enzim
spesifik misalnya spesifik katabolis untuk protein, karbohidrat, dan lemak; dan di
luar ketiga golongan senyawa tersebut termasuk xenobiotik. Secara ikatan kimia,
senyata glikosida terbentuk dengan ikatan glikosida (-O-) sehingga secara teori
dalam sistem pencernaan karbohidrat. Namun demikian secara kimia suatu ikatan
dipengaruhi oleh kedudukan gugus lain termasuk ikatan kimia baik itu secara
sterik maupun induksi. Oleh karena itu senyawa glikosida ditinjau dari segi sifat
media transportasi akan mudah mencapai reseptor karena mudah terabsorpsi oleh
sel jaringan yang juga didominasi oleh aqua atau air atau bersifat hidrofil. Untuk
sistem oral masih disangsikan dapat terhidrolisis oleh enzim maltase terutama
aktivitas biologi terkait dengan potensi kefarmasian sangat potensial ditinjau dari
segi kinetika karena dapat mudah terabsorbsi dalam sel. Khusus glikosida yang
pencernaan jika melalui oral, sehingga akan menjadi lebih melalui jaringan kulit
(Rahadianti, 2019).
antaranya telah berhasil diisolasi dari berbagai sumber antara lain glikosida
Amigdalin yang berasal dari Prumus amygdalus dengan famili Rosaceae. Arbutin
dari Arctostaphyllos uva ursi dengan famili Ericaceae.Digitonin yang berasal dari
Digitalis purpurea dengan famili Scrophulariaceae dan Rutin yang berasal dari
Glikosida berbentuk kristal atau amorf. Umumnya mudah larut dalam air
atau etanol encer (kecuali pada glikosida resin). Oleh karenanya, banyak sediaan-
ekstrak, atau tingtur dengan kadar etanol yang rendah. Larutan glikosida dalam air
kadang-kadang bisa berasa pahit. Bersifat memutar bidang polarisasi ke kiri dan
tidak mereduksi larutan Fehling, kecuali bila telah mengalami proses hidrolisis.
Secara umum, glikosida mudah larut dalam pelarut polar seperti air dan alkohol.
Glikosida relatif mudah mengalami hidrolisis baik oleh enzim glikosidase yang
terdapat dalam tumbuhan maupun oleh asam ataupun basa. Hidrolisis dapat
glikosida. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengeringan cepat pada suhu
kegiatan biosintesis. Akan tetapi, kadang kadang glikosida juga bisa merugikan
sianogenik.Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana
pengobatan dalam arti luas yang beberapa di antaranya adalah sebagai obat
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Glikosida adalah senyawa bahan alam yang terdiri atas gabungan dua bagian
senyawa, yaitu gula dan bukan gula.Bagian gula biasa disebut glikon sementara
Glikosida terdiri dari dua bagian yang independen secara kimiawi dan
fungsional; bagian aglikon (genin) dan glikon (sakarida). Dalam glikosida, bagian
sakarida terkait dengan bagian aglikon oleh ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik
sebagian besar tidak stabil dan rentan terhadap hidrolisis (oleh asam encer atau
telah berhasil diisolasi dari berbagai sumber antara lain glikosida Amigdalin yang
Glikosida berbentuk kristal atau amorf. Umumnya mudah larut dalam air atau
etanol encer (kecuali pada glikosida resin). Oleh karenanya, banyak sediaan-
ekstrak, atau tingtur dengan kadar etanol yang rendah. Larutan glikosida dalam air
kesalahan, maka dari itu sangat diharapkan kritik dan saran dari dosen yang
Sumedang.
Indonesia : Jakarta