Anda di halaman 1dari 14

GLIKOSIDA FLAVONOL

Makalah Mata Kuliah Herbal

Kelompok 12

Herlinda
Intan Kusliyana
Bagas

PROGRAM STUDI D4 ALIH JENJANG


AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLTEKES KEMENKES SURABAYA
2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi.............................................................................................................. i

BAB 1 PENDAHULUAN / TINJAUAN UMUM


A. LatarBelakang................................................................................... 1
B. RumusanMasalah.............................................................................. 4
C. TujuanPenelitian................................................................................ 4
D. ManfaatPenelitian.............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Lipid........................................................................................ 5

BAB 3 DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN / TINJAUAN UMUM

A. SEJARAH, DEFINISI / PENGERTIAN

1. Sejarah

Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk


dalam kelompok metabolit sekunder. Glikosida adalah bagian yang
penting dalam ilmu farmakognosi, terutama dalam pengembangannya
menjadi sediaan simplisia. Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian
senyawa, yaitu gula (glikon) dan bukan gula (aglikon), dan
penggolongan glikosida didasarkan kepada aglikol atau genin yang terikat
padanya. Salah satu diantara banyak glikosida yang terdapat di alam salah
satunya adalah glikosida flavonol.

Glikosida flavonol adalah glikosida yang aglikonnya adalah senyawa


golongan flavonoid. Flavonoid yang banyak dikenal antara lain adalah
rutin, quercitrin, dan bioflavonoid citrus. Glikosida flavonol telah
diketahui memiliki banyak kegunaan dalam ilmu kefarmasian dan
simplisia hasil ekstraksi tanaman yang mengandung glikosida flavonol telah
banyak digunakan dalam masyarakat.

Glikosida flavonol merupakan salah satu bagian penting dari tanaman


dan pembuatan simplisia. Glikosida flavonol dan aglikon biasanya
dinamakan flavonoid. Glikosida ini merupakan senyawa yang sangat luas
penyebarannya di dalam tanaman. Di alam dikenal adanya sejumlah besar
flavonoid yang berbeda-beda dan merupakan pigmen kuning yang tersebar
luas diseluruh tanaman tingkat tinggi. Rutin, kuersitrin, ataupun sitrus
bioflavonoid (termasuk hesperidin, hesperetin, diosmin dan naringenin)
merupakan kandungan flavonoid yang paling dikenal.

2. Definisi Glikosida Flavonol

Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula dan
komponen bukan gula pada reaksi hidrolisis. Glikosida terdiri atas gabungan
dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Kedua bagian senyawa
tersebut dihubungkan oleh suatu ikatan berupa jembatan oksigen (O-glikosida,
isoflavon), (O- glikosida, Khalkon), (O-glikosida, dihidroklakhon), (Oglikosida,
Proantosianidhin), (O-glikosida, antosianin), (O-glikosida, auron), dan (O-
glikosida, hidroflvon). Bagian gula dari glikosida biasa disebut glikon,
sedangkan bagian bukan gula dari glikosida biasa disebut aglikon atau genin.
Penggolongan glikosida didasarkan pada aglikol atau genin yang terikat, salah
satunya adalah Glikosida Flavonol.
B. SIFAT

Karakterisasi senyawa flavonoid lazim dilakukan dengan pengukuran-pengukuran


spektrofotometri. Dari segi struktur,senyawa-senyawa flavonoid dapat dideteksi
berdasarkan warnanya dibawah sinar tampak atau sinar ultra lembayung.
Flavonoid mempunyaisistem karbonil yang berkonyugasi dengan cincin aromatik,
sehinggasenyawa-senyawa ini menyerap sinar panjang gelombang tertentu
didaerah ultra violet (Achmad, 1986).

C. STRUKTUR KIMIA

Semua flavonoid, menurut strukturnya, merupakan senyawa induk flavon yang


terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula, dan semuanya mempunyai
sejumlah sifat yang sama. Saat ini dikenal sekitar 20 jenis flavonoid. Glikosida
Flavonol merupakan suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan
di alam. Glikosida flavonol merupakan senyawa berwarna merah, ungu, biru
dan kuning. Bentuk susunannya adalah C6-C3-C6. Senyawa-senyawa flavon ini
mempunyai kerangka 2-Fenilkroman, dimana posisi orto dari cincin A dan atom
karbon yang terikat pada cincin B dari 1,3-Diarilpropana dihubungkan oleh
jembatan oksigen sehingga membentuk cincin heterosiklik yang baru. Senyawa-
senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis, tergantung pada tingkat oksidasi
atau glikosilasi dari rantai propana dari sitem 1,3-Diarilpropana.

Flavon, flavonol, dan antosianidin adalah jenis glikosida flavonol yang


banyak ditemukan di alam. Senyawa-senyawa isoflavonamid dan
neoflavonamid hanya ditemukan dalam beberapa jenis tumbuhan,
terutama suku Leguminosae. Masing-masing jenis senyawa flavonoid
mempunyai struktur dasar tertentu. Flavonoida mempunyai pola oksigenasi
yang berseling-seling, yaitu posisi 2,4,6. Cincin B Flavonoid mempunyai satu
gugus fungsi oksigen para atau dua pada posisi para dan meta. Cincin A selalu
mempunyai gugus hidroksil yang letaknya sedemikian rupa sehingga
memberikan kemungkinan untuk terbentuk cincin heterosiklis dalam senyawa
trisiklis.
Contoh senyawa flavonoida :

D. PEMERIAN

E. CARA PEMBUATAN

1) Prinsip: glikosida tidak stabil, mudah terurai terutama dengan air panas
sehingga Enzim dalam simplek harus diinaktivasi dulu dengan cara

pemanasan > 60o C untuk zat termolabil dan 80oC untuk zat yang
termostabil. Ekstraksi dengan pelarut yang sesuai, ekstraksi dengan air/
etanol encer/ methanol.

2) Berikut ini langkah-langkah memperoleh glikosida :

 Bahan kering dipanaskan dengan suhu >60oC untuk inaktivasi enzim.

 Hasil pemanasan yang berupa serbuk dibebaskan lemaknya dengan


menambahkan eter / CHCl3 / benzene lalu disaring.
 Hasilnya berupa ampas dan filtrate yang mengandung lemak.

 Hasil yang berupa ampas dikeringkan lalu diekstraksi dalam percolator


dengan pelarut etanol 80% atau eter sampai pelarut tidak berwarna.

 Hasilnya berupa ampas dan perkalot.

 Hasil yang berupa perkalot dipekatkan dengan menambahkan Pb


Asetat untuk mengendapkan zat organic kecuali glikosida, setelah
disaring.

 Hasilnya berupa endapan dan filtrate dengan Pb Asetat berlebih.

 Hasil yang berupa filtrate dengan Pb Asetat berlebih ditambahkan H2S

lalu disaring.

 Hasilnya berupa PbS dan filtrate.

 Hasil yang berupa filtrate diuapkan lalu dihasilkan glikosida

F. CARA PENYIMPANAN

G. CARA IDENTIFIKASI

Pada hidrolisa oleh asam, suatu glikosida akan terurai kembali menjadi
komponen-komponennya dan menghasilkan gula dan alkohol yang sebanding.
Dapat ditemukan sebagai mono-, di-, dan triglikosida dimana satu, dua, atau
tiga gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida
larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organik.

Untuk mengetahui adanya senyawa glikosida flavonoid : Simplisia diekstrasi


menggunakan metode ekstrasi sinambung dengan alat Soxhlet menggunakan
n-heksana, etil asetat, dan methanol. Ekstrasi dilakukan dalam 3 tahapan
menggunakan pelarut dengan kepolaran meningkat. Ekstrak yang diperoleh
kemudian dipekatkan dengan penguap hampa udara berputar.

Ekstrak dipantau menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Ekstrak


difraksinasi secara kromatografi cair vakum silica gel dan kromatografi kolom
selulosa serta dimurnikan secara kromatografi kertas. Isolat diidentifikasi
menggunakan spektrofotometri UV dengan penambahan beberapa pereaksi
geser. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa isolat adalah senyawa glikosida
flavonoid golongan flavon yang mempunyai gugus hidroksi pada posisi karbon
5, 7, 4. Isolat perlu dihidrolisis untuk mengetahui struktur lebih lanjut
aglikon dari senyawa glikosida flavonoid tersebut.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. KLASIFIKASI TANAMAN MENGKUDU

Indonesia dikenal sebagai sumber bahan baku obat herbal. Pemanfaatan

tanaman sebagai bahan pengobatan telah digunakan ribuan tahun yang lalu,

namun penggunaannya belum dapat didokumentasikan dengan baik (Widjaja et al,

2014). Tumbuhan obat merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang dapat

menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit

penyakit dan memperbaiki organ yang rusak seperti ginjal, jantung dan paru-paru

(Darsini, 2013). Salah satu tumbuhan obat yang sering dikonsumsi oleh

masyarakat ialah Mengkudu.


Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia L.) merupakan salah satu tanaman

obat yang dalam beberapa tahun terakhir banyak peminatnya. Merupakan tanaman

tropis dan liar, mengkudu dapat tumbuh di tepi pantai hingga ketinggian 1500 m

dpl (diatas permukaan laut), baik di lahan subur maupun marginal. Penyebarannya

cukup luas, meliputi seluruh kepulauan Pasifik Selatan, Malaysia, Indonesia,

Taiwan, Filipina, Vietnam, India, Afrika, dan Hindia Barat (Solomon 1999).

Tanaman mengkudu berbuah sepanjang tahun. Ukuran dan bentuk buahnya

bervariasi, pada umumnya mengandung banyak biji, dalam satu buah terdapat

>300 biji, namun ada juga tipe mengkudu yang memiliki sedikit biji. Bijinya

dibungkus oleh suatu lapisan atau kantong biji, sehingga daya simpannya lama

dan daya tumbuhnya tinggi. Dengan demikian, perbanyakan mengkudu dengan

biji sangat mudah dilakukan. Meningkatnya animo masyarakat dalam

memanfaatkan mengkudu sebagai bahan perawatan, pencegahan, dan pengobatan

penyakit menyebabkan komoditas ini banyak diminati. Sejak tahun 1998 di

kawasan Jabotabek telah tumbuh sekitar 50 perusahaan pengolah buah mengkudu,

baik perusahaan skala besar maupun skala rumah tangga (Bangun dan Sarwono

2002).

Berikut ini klasifiasi tanaman mengkudu:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia sp.

(Devy, Brillianty S., Kristiana Y.N., dan Zeta T., 2011)

B. BAGIAN TANAMAN MENGKUDU YANG DIGUNAKAN, CIRI/

SIFAT TANAMAN MENGKUDU, PEMERIAN, STRUKTUR KIMIA

Seluruh bagian tanaman mengkudu seperti akar, kulit batang, daun, dan

buah berkhasiat untuk obat. Akar mengkudu dimanfaatkan untuk mengobati

kejang-kejang dan tetanus, juga untuk menormalkan tekanan darah, obat demam,

dan tonikum. Pepagan (kulit batang) mengkudu digunakan sebagai tonikum,

antseptik pada pembengkakan kulit, borok dan luka. Daun mengkudu

dimanfaatkan untuk mengobati disentri, kejang usus, pusing-pusing, muntah-

muntah, dan demam. Buah mengkudu untuk obat peluruh kemih, urus-urus,

pelembut kulit, kejang-kejang, peluruh haid, asma, gangguan pernapasan, radang

selaput sendi. Akar, daun dan buah mengkudu memiliki khasiat anti cacing (Devy,

Brillianty S., Kristiana Y.N., dan Zeta T., 2011).

Berikut ini ciri-ciri tanaman mengkudu :

1. Secara visual, tanaman mengkudu mempunyai buah berukuran relatif

besar dan beberapa mempunyai buah berukuran kecil.

2. Pada umumnya mengkudu memiliki biji sangat banyak, bisa mencapai

120,00+7,71 biji/buah dan bentuk biji mengkudu tidak ada perbedaan

yang mencolok antartipe mengkudu, bentuk bijinya oval, pipih, dan

berwarna coklat.
3. Berdasarkan rasa buah, terdapat dua tipe mengkudu, yaitu rasa buahnya

asam manis dan pahit. Pada umumnya tipe yang ukuran buahnya besar

rasanya asam manis.

4. Buah mengkudu yang muda berwarna hijau mengkilap, sedangkan buah

yang tua atau mencapai matang berwarna putih, kulit buah transparan.

5. Morfologi bunga antara tipe yang satu dengan yang lainnya tidak terlihat

perbedaan yang mencolok. Bunga berwarna putih, bentuknya seperti

terompet, ujung bunga membentuk bintang atau tangkai putik lebih

panjang dibandingkan dengan tangkai sari dan ujungnya membelah dua.

6. Berdasarkan tipe tegakan batang tanaman, terdapat dua tipe mengkudu,

yaitu tipe batang tegak pertumbuhannya cenderung mengarah ke atas dan

batang tegak agak membengkok, pertumbuhan cenderung menyamping

dan percabangan terbatas.

7. Bentuk daun secara umum adalah hampir bulat, bulat panjang sampai

jorong, warna daun hijau mengkilap, permukaan daun bergelombang

agak kasar. Pangkal daun berbentuk runcing-tumpul dan ujung daun

runcing. Tipe mengkudu yang mempunyai ukuran buah lebih besar

mempunyai daun yang lebih panjang dan lebih lebar dibandingkan

dengan tipe mengkudu yang mempunyai ukuran buah kecil.

(Djauhariya, Endjo, Mono Rahardjo, dan Ma’mun, 2006).

C. KOMPONEN KANDUNGAN TANAMAN MENGKUDU

Buah Mengkudu memiliki kandungan Alkaloid (xeronin) yang dapat

meningkatkan aktivitas enzim dan struktur protein serta meningkatkan fungsi

kekebalan tubuh. Selain itu, buahnya juga mengandung Polisakarida (asam


glukoronat, glikosida) yang berfungsi sebagai imunostimulan dan antikanker.

Terdapat pula Skopoletin yang berfungsi sebagai vasodilator, analgesik,

antibakteri, antifungi, antiradang dan antihistamin, vitamin C sebagai antioksidan,

serat untuk menurunkan kolesterol, mengikat lemak, dan mengatur kadar gula

dalam darah. Daun Mengkudu juga memiliki banyak manfaat. Ia Mengandung

senyawa glikosida (flavonol glikosida) untuk obat cacing dan TBC. Kemudian

akar Mengkudu memiliki senyawa Antrakuinon yang berfungsi sebagai

antikanker, antibakteri, dan antiseptik, serta senyawa morindon dan morindin

yang berfungsi sebagai pewarna merah dan kuning untuk batik. Biji Mengkudu

juga mengandung minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik,

minyak gosok, dan pembuat lilin (Devy, Brillianty S., Kristiana Y.N., dan Zeta T.,

2011).

D. CARA IDENTIFIKASI GLIKOSIDA FLAVONOL DAN CARA

PENYIMPANAN

Berikut ini langkah-langkah memperoleh glikosida :

1. Bahan kering dipanaskan dengan suhu >60oC untuk inaktivasi enzim

2. Hasil pemanasan yang berupa serbuk dibebaskan lemaknya dengan

menambahkan eter/CHCl3/benzene lalu disaring

3. Hasilnya berupa ampas dan filtrate yang mengandung lemak

4. Hasil yang berupa ampas dikeringkan lalu diekstraksi dalam percolator

dengan pelarut etanol 80% atau eter sampai pelarut tidak berwarna dan

hasilnya berupa ampas dan perkalot


5. Hasil yang berupa perkalot dipekatkan dengan menambahkan Pb Asetat

untuk mengendapkan zat organik kecuali glikosida, setelah disaring yang

hasilnya berupa endapan dan filtrate dengan Pb Asetat berlebih

6. Hasil yang berupa filtrate dengan Pb Asetat berlebih ditambahkan H2S

lalu disaring dan hasilnya berupa PbS dan filtrate

7. Hasil yang berupa filtrate diuapkan lalu dihasilkan glikosida

(Devy, Brillianty S., Kristiana Y.N., dan Zeta T., 2011)

E. MANFAAT/ KEGUNAAN SEDIAAN

Berdasarkan hasil penelitian tahap awal, mengonsumsi 6-8 gram mengkudu

setiap hari dikatakan dapat membantu meningkatkan energi dan meredakan

rasa sakit pada penderita kanker stadium lanjut. Meski begitu, mengkudu

belum terbukti efektif untuk mengubah atau mengurangi ukuran tumor.

Mengkudu juga memiliki sejumlah manfaat lain, di antaranya:

 Meningkatkan stamina

Minum jus buah yang mengandung campuran mengkudu dipercaya

dapat meningkatkan stamina tubuh untuk melakukan aktivitas

 Menurunkan kolestrol

Terdapat penelitian yang melibatkan 132 peserta yang digambarkan

sebagai perokok berat. Peserta diminta untuk rutin minum jus noni

atau pil plasebo selama sebulan. Hasilnya menunjukkan bahwa

mengonsumsi 29 sampai 188 mililiter jus mengkudu bisa

mengurangi total kolesterol dalam jumlah besar dan meningkatkan

kadar lipoprotein dengan kepadatan tinggi. Lipoprotein kepadatan


tinggi adalah bentuk kolesterol yang baik. Mengkudu juga

mengurangi low-density lipoprotein, bentuk kolesterol yang buruk.

Hasil ini diterbitkan dalam The Scientific World Journal edisi 2012.

 Menurunkan tekanan darah tinggi

Meminum empat ons jus mengkudu (Tahitian Noni) tiap hari selama

sebulan bisa membantu mengurangi tekanan darah.

 Meredakan osteoarthritis

Minum tiga ons jus mengkudu (Tahitian Noni) tiap hari selama 1,5 bulan

bisa membantu meredakan rasa sakit pada penderita osteoarthritis.

 Mencegah Kanker

Buah mengkudu mengandung beragam antioksidan yang mampu

memerangi risiko Anda terhadap kanker. Buah mengkudu telah

menunjukkan sifat stimulasi kekebalan tubuh dan bersifat melawan tumor. 

F. SEDIAAN PRODUK HERBAL

Kini, telah banyak sediaan produk mengkudu yang dijual bebas dipasaran

ada yang berupa olahan jus, bubuk, kapsul maupun sirup.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Syamsul Arifin. 1986. Kimia Organik Bahan Alam, Jakarta, Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, Universitas Terbuka

P.Cahanar, Irwan Suhanda.2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta :


Penerbit buku kompas

Raharja, Drs. Kirana.2007.OBAT-OBAT PENTING:Khasiat dan efek-efek


sampingnya.

Jakarta: Gramedia

http://nadjeeb.files.wordpress.com/2009/03/glikosida.pdf

Pikington, K. CAM-Cancer (2017). National Information Center for

Complementary and Alternative Medicine, Norway. Noni (Morinda citrifolia).

Wint, C & Cherney, K. Healthline (2017). High Potassium.

Web MD. Find A Vitamin or Supplement: Noni.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/10-manfaat-buah-mengkudu-untuk-

kesehatan/#gref

Widjaja EA, Rahayuningsih Y, Rahajoe JS, Ubaidillah R, Maryanto I, Walujo EB,


Semiadi G. 2014. Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia. LIPI Press
Kementrian Lingkungan Hidup dan Bappenas

Djauhariya, Endjo, Mono R. dan Ma’mun.2006.Karakteristik Morfologi dan Mutu


Buah Mengkudu. Bogor. Buletin Plasma Nutfah.

Solomon. 1999. The Noni Phenomenon. Direct Source Publishing, Utah.

Bangun, A.P. dan B. Sarwono. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agro
Media Pustaka, Jakarta. 66 hlm.

Devy, Brillianty S., Kristiana Y.N., dan Zeta T. 2011. Glikosida Flavonol. Depok.
Departemen Farmasi Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai