Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH GLIKOSIDA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Farmakognosi Umum

Disusun Oleh :

Rizky Octaviani Ismahyana (201551260)


Kharisma Rani (201651280)
Hadits Ananda Prima (201751394)
Wiranata Patiawan (201751349)

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
Jl. Raya Al-Kamal No. 2 Kedoya , Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
Telp 021-5811088, Fax 021-58300105
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat  ALLAH SWT karena dengan izinya kita masih di beri kesempatan
dalam menyelesaikan penyusunan  makalah yang berjudul “Glikosida”. Dan tak lupa pula
penulis haturkan shalawat dan salam atas junjungan Rasululloh Muhammad SAW beserta
keluarga,sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
farmakognosi. Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusun makalah ini
dengan memberikan gambaran secara deskriptif agar mudah di pahami.
Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,maka
dari itu penyusun memohon saran dan arahan yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
makalah ini,di masa  akan datang dan penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.........................................................................................................................  1
1.2  Tujuan......................................................................................................................................  2
1.3  Manfaat....................................................................................................................................  2

BAB II ISI
2.1    Definisi Glikosida.................................................................................................................... 3
2.2    Glikosida Berkhasiat Obat dan Tanaman Penghasilnya.........................................................4
2.3    Glikosida Lakton.................................................................................................................... 5
2.4    Glikosida Alkohol....................................................................................................................6
2.5    Glikosida Fenol..................................................................................................................... .7
2.6    Glikosida Aldehid................................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

            Tanaman merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan ekosistem. Dilihat dari
hasilnya, tanaman atau tumbuhan merupakan sumber kebutuhan kita baik sandang, pangan
maupun papan. Kita dapat makan yang merupakan sumber energi karena ada tanaman. Kita
dapat bernafas dengan baik dengan menghirup oksigen karena ada yang merupakan hasil reaksi
fotosintesis karena ada tanaman. Kita juga dapat meminum air bersih dikarenakan jasa tumbuhan
yang menyimpan cadangan air melalui akar-akarnya yang itu semua merupakan hasil aktifitas
menanam.
Ilmu farmakognosi menguraikan tentang pemeriksaan simplisia nabati dan identifikasi
tumbuhan obat berdasarkan kandungan kimianya, bentuk dan simplisianya, baik makroskopik
maupun mikroskopiknya. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan dan
pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktif lainnya, termasuk yang berasal dari
dunia mineral dan hewan. Saat ini, peranan ilmu farmakognosi sangat banyak diperlukan
terutama dalam sintesis obat.
            Tidak semua tanaman dapat dijadikan sebagai bahan obat. Tanaman-tanaman yang
dijadikan obat tentu saja adalah tanaman yang memiliki kandungan atau zat-zat yang dapat
bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan tubuh.
            Salah satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan adalah
glikosida. Glikosida adalah zat aktif yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Dalam
dunia industri senyawa glikosida yang sering dipakai memiliki aglikon berupa flavonoid atau
steroid. Selain itu senyawa glikosida biasa dipakai untuk menyimpan senyawa aktif agar tidak
bereaksi sehingga tidak rusak sebelum dipakai. Secara umum, arti penting glikosida bagi
manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah
sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan
permukaan. Oleh karena itu disusun makalah ini untuk mengetahui definisi, sifat dan pembagian
glikosida serta glikosida yang berkhasiat sebagai obat dan tanaman penghasilnya.

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui definisi, sifat dan pembagian glikosida
2.      Mengetahui glikosida yang berkhasiat obat dan tanaman penghasilnya.

1.3  Manfaat
1.      Untuk mengetahui definisi, sifat dan pembagian glikosida
2.      Untuk mengetahui glikosida yang berkhasiat obat dan tanaman penghasilnya
BAB II
ISI

2.1         Definisi glikosida
2.1.1 Definisi Glikosida
Menurut Kamus Farmakologi, Glikosida adalah senyawa asal gula dengan zat lain yang
dapat terhidrolisis menjadi penyusunnya.
Menurut Michael Henrich dkk (2010), glikosida adalah istilah generik untuk bahan alam
yang secara kimia berikatan dengan gula. Oleh karena itu glikosida terdiri atas dua bagian, gula
dan aglikon.
Menurut Midian Sirait (2007) glikosida adalah suatu senyawa, bila dihidrolisis akan
terurai menjadi gula (glikon ) dan senyawa lain (aglikon atau genin). Glikosida yang gulanya
berupa glukosa disebut glukosida.
Gula pada umumnya berupa glukosa, fruktosa, laktosa, galaktosa, dan manosa, tetapi dapat juga
berupa gula khusus seperti sarmentosa (sarmentosimarin), oleandrosa (oleandrin), simarosa
(simarin), dan rutinosa (rutin). Aglukosa (genin) adalah senyawa yang mempunyai gugus OH
dalam bentuk alkoholis dan fenolis (Midian Sirait, 2007).

2.2.1 Sifat dan pembagian Glikosida


A. Sifat glikosida
1.    Mudah larut dalam air, yang bersifat netral
2.    Dalam keadaan murni; berbentuk kristal tak berwarna, pahit
3.    Larut dalam alkali encer
4.    Mudah terurai dalam keadaan lembab, dan lingkungan asam

B. Pembagian glikosida
a. Pembagian glikosida menurut glikonnya
Glikon pada senyawa glikosida ini merupakan suatu karbohidrat baik berupa
monosakarida maupun karbohidrat jenis lainya. Penamaan glikosida yang berdasarkan glikonnya
biasanya hampir sama dengan na glikonya seperti glukosa menjadi glukosida, fruktosa menjadi
fruktosida.
b. Pembagian glikosida menurut aglikonnya:
1.      Glikosida saponin
2.      Glikosida sterol kardioaktif
3.      Glikosida antrakinon
4.      Glikosida sianofor
5.      Glikosida thisianat
6.      Glikosida flavonol
7.      Glikosida alkohol
8.      Glikosida aldehid
9.      Glikosida lakton
10.  Glikosida fenol

2.2 Glikosida Berkhasiat Obat dan Tanaman Penghasilnya


Glikosida yang berkhasiat obat dapat digolongkan menjadi: Karidioaktif(glikosida
jantung), antrakinon, saponin, sianofor, tiosianat, flavonol, alcohol, aldehid, lakton, fenol, dan
lainnya (Midian Sirait, 2007).
2.3  Glikosida Lakton
Lakton merupakan ester yang siklik. Glikosida lakton mengandung suatu lakton yang
mengikat glikon.  Salah satu contoh senyawa lakton di alam adalalah kumarin.  Walaupun
demikian, glikosida yang mengandung kumarin sangat jarang di alam.  Sebagai contoh glikosida
derivat hidroksi kumarin ditemukan dalam tanaman adalah scopolamin dalam Belladonna,
limettin dalam pohon citrus, serta skimmin dalam Japanese Star Anise (adas bintang Jepang). 
            Kumarin, dahulu digunakan dalam farmasi sebagai bahan aroma, dan beberapa derivat
kumarin masih digunakan karena sifat antikoagulannya.  Khasiat antispasmodik juga diperoleh
dari kulit Viburnum prunifolium Linne (Blackhow) dan Viburnum opulus Linne, yang berkasiat
adalah skopoletin (6-metoksi-7-hidroksikumarin).  Sediaan dari obat tanaman ini sebagai uterin
sedatif. Kumarin merupakan senyawa yang tersebar di berbagai tanaman, berasa pahit, aromatik,
dan membakar. Khasiat lain dari tanaman ini adalah antikoagulan darah (menghambat proses
penjendalan) sehingga dapat digunakan sebagai abortivum.
Gambar tanaman Belladona yang didalamnya terdapat senyawa kumarin
Metode yang digunakan dalam penarikan senyawa kumarin adalah ekstrasi soxlet dengan pelarut
metanol.

2.4 Glikosida Alkohol


Glikosida alkohol adalah glikosida yang aglikonnya memiliki gugus hidroksi. Senyawa
yang termasuk glikosida alcohol adalah salisin. Glikosida ini mempunyai aglikon gugusan –OH
alcohol. Terdapat pada simplisia Salix purpurea, Salix fragilis. Kegunaan : anti inflamasi,
atipiretik, anti rheumatik, anti periodik.
Metode yang di gunakan dlam pengambilan senyawa salisin adalah extraksi. Metode identifikasi
dengan menggunakan kromatografi kertas dengan pengembang campuran dari butanol, xylem,
asam asetat, air.

2.5 Glikosida Fenolik


Fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki
cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil (OH -) dan gugus – gugus lain
penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol
kebanyakan memiliki gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Fenol biasanya
dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka penyusunnya.
            Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid, yang merupakan senyawa
yang secara umum dapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Biasanya satu jenis tumbuhan
mengandung beberapa macam flavonoid dan hampir setiap jenis tumbuhan memiliki profil
flavonoid yang khas. Kerangka penyusun flavonoid adalah C6-C3-C6. Inti flavonoid biasanya
berikatan dengan guugusan gula sehingga membentuk glikosida yang larut dalam air.
Pada tumbuhan, flavonoid biasanya disimpan dalam vakuola sel. Secara umum, flavonoid
dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil (sub kelompok), yaitu:
1.      Flavon, contoh: luteolin,
2.      Flavanon, contoh: naringenin,
3.      Flavonol, contoh: kaempferol,
4.      Antosianin dan
5.      Calkon.
Beberapa jenis flavon, flavanon dan flavonol menyerap cahaya tampak, sehingga
membuat bunga dan bagian tumbuhan yang lain berwarna kuning atau krem terang. Sedangkan
jenis-jenis yang tidak berwarna merupakan zat penolak makan bagi serangga (contoh: katecin)
ataupun merupakan racun (contoh: rotenon). Rutin, yang merupakan glikosida flavonol yang
tersebar di hampir semua jenis tumbuhan, juga merupakan zat penolak makan yang kuat bagi
serangga polifagus, seperti Schistocerca americana. Sementara itu paseolin, dilaporkan
merupakan glikosida flavonol yang paling efektifsebagai zat penolak makan bagi serangga. Pada
sel tumbuhan, tanin selalu berikatan dengan protein sehingga disebut merupakan zat yang
menurunkan nilai nutrisi dari jaringan tumbuhan bagi pemakannya.
            Glikosida fenolik adalah glikosida yang aglikonnya berupa senyawa fenol. Yang
termasuk gikosida ini adalah arbutin dan metil arbutin. Terdapat pada daun Arctostaphylos
uvaursi,  berfungsi sebagai diuretik dan antiseptik saluran kemih.
            Metode yang cocok untuk penarikan zat aktif arbutin dan metil arbutin adalah metode
maserasi. Metode maserasi adalah metode yang digunakan untuk penyarian simplisia yang
mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Sehingga zat – zat yang mudah
larut akan melarut (Ansel, 1889). Glikosida fenolik larut dalam etanol, aseton, dan metanol.
2.6 Glikosida Aldehida
Glikosida aldehida adalah glikosida yang mempunyai aglikon susunan aldehid.
Contohnya, Vanilin dan Salinigrin. Vanillin adalah glikosida yang diperoleh dari Vanilla
planifolia atau dibuat secara sintetik dari sumber lainnya seperti koniferin, eugenol dan lignin.
Kegunaan vanillin adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa, antimikroba dan antioksidan.
Sedangkan Salinigrin merupakan gabungan antara hidroksi benzaldehid yang diperoleh
dari Salix discolor  yang diikat oleh m-hidroksibenzaldehida sehingga merupakan glikosida yang
aglikonnya suatu aldehida.
Metode yang cocok untuk penarikan zat aktif vanillin pada buah Vanilla planifolia adalah
metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Glikosida adalah senyawa asal gula dengan zat lain yang dapat terhidrolisis menjadi
penyusunnya. Sifat glikosida yaitu mudah larut dalam air. Glikosida yang berkhasiat obat dapat
digolongkan menjadi: Karidioaktif (glikosida jantung), antrakinon, saponin, sianofor, tiosianat,
flavonol, alcohol, aldehid, lakton, fenol.
Glikosida lakton terdapat senyawa kumarin yang terdapat pada
tumbuhan Belladona, glikosida fenolik terdapat senyawa arbutin dan metil
arbutin  yang  terdapat daun  Arctostaphylos uvaursi,  berfungsi sebagai diuretik dan antiseptik
saluran kemi , glikosida alkohol terdapat senyawa salicin pada simplisia Salix purpurea, Salix
fragilis. Kegunaan : anti inflamasi, atipiretik, anti rheumatik, anti periodik., glikosida aldehid
contohya  Vanilin dan Salinigrin terdapat pada tanaman Vanilla planifolia. Kegunaan vanillin
adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa, antimikroba dan antioksidan.
3.2 Saran
            Sebaiknya perlu dilakukan pendalaman pengetahuan mengenai glikosida dan
contoh simplisia yang mengandung glikosida karena pengetahuan ini dapat sangat berguna
terutama bagi mahasiswa farmasi dalam bidang mencakup pembuatan berbagai macam sedian
obat.
DAFTAR PUSTAKA

Awalin Shintya D., dan Saskia Sinta N., 2011. Kamus Farmakologi. Jakarta : Trans Info Media
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Heinrich Michael dkk., 2010. Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta : EGC
Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

Diposting oleh 

Anda mungkin juga menyukai