DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
HALAMAN PERSETUJUAN 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 5
D. MANFAAT 5
BAB II6
TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Lantana camara Linn. 6
B. MORFOLOGI Lantana camara Linn8
C. METODE EKSTRAKSI 9
D. URAIAN BAHAN 10
BAB III 11
METODE PRAKTIKUM 11
A. WAKTU DAN TEMPAT 11
B. ALAT DAN BAHAN 11
C. PROSEDUR KERJA 11
BAB IV 12
HASIL DAN PEMBAHASAN 12
A. HASIL12
B. PEMBAHASAN 12
BAB V 17
PENUTUP 17
A. KESIMPULAN 17
B. SARAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18
2
HALAMAN PERSETUJUAN
PERCOBAAN III
PARTISI EKSTRAK
2. Hendra Sendana 2.
(NIM. F1F1 10 014)
4 Muh. Jefriyanto B. 4.
(NIM. F1F1 10 054)
5. Azhar S.Farm 5.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
4
C. TUJUAN
D. MANFAAT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
antijamur sifat L. camara telah dipelajari dalam sebelumnya penelitian. Efek
insektisida L. camara penting dari minyak esensial. Komposisi volatile,
fumigan dan aktivitas repellency dari minyak esensial, dari L. camara, telah
dipelajaridi salah satu hama penyimpanan yang paling penting secara
ekonomi (Sohani, 2012).
L. camara umumnya dikenal sebagai tanaman liar atau merah bijak
adalah sebagian besar spesies luas dari genus ini dan dianggap baik sebagai
gulma terkenal dan tanaman kebun hias populer. Namun, terdaftar sebagai
salah satu tanaman obat penting di dunia. L. camara mengandung
lantadenes, yang triterpen penta siklik yang dilaporkan memiliki sejumlah
manfaat biologis kegiatan. Beberapa laporan sebelumnya memiliki dijelaskan
anti jamur, anti proliferative dan antioksidan (Khan, 2009).
Antioksidan adalah penangkal radikal, yang melindungi tubuh manusia
terhadap radikal bebasyang dapat menyebabkan patologis kondisi
seperti iskemia, anemia, asma, arthritis, peradangan,
neurodegeneration, Penyakit Parkinson, mongolisme, proses penuaan
dan mungkin demensia. Hal ini telah menarik banyak penelitian
antioksidan alami. L. camara adalah semak aromatik, asli Amerika
tropis dan diperkenalkan di India sebagai tanaman hias dan lindung
nilai tanaman. L. camara telah digunakan dalam sistem pengobatan
tradisional untuk pengobatan gatal-gatal, luka, bisul, bengkak, empedu
demam, katarak, eksim dan rematik. Berbagai bagian dari tanaman
digunakan dalam pengobatan dingin, sakit kepala, perdarahan uterus,
cacar air, mata cedera, batuk rejan, asma, bronkitis dan arteri
hypertension. Buahnya berguna dalam fistula, pustula, tumor dan
rematik. Infus daun baik untuk demam empedu, dan eksim. Akar
tanaman ini digunakan untuk pengobatan malaria, rematik dan kulit
ruam minyak. L. camara kadang-kadang digunakan untuk pengobatan
gatal kulit, sebagai antiseptik untuk luka, dan eksternal untuk kusta dan
scabies. Sebelumnya, L. camara telah diteliti secara luas untuk
komposisi fitokimia. Beberapa triterpenoid, napthaquinones,
7
flavonoid, alkaloid dan glikosida yang diisolasi dari ini tanaman
diketahui mengerahkan beragam biologis kegiatan termasuk sitotoksik
dan antikanker. Ada kejadian meningkatnya beberapa resistensi di
patogen manusia mikroorganisme dalam beberapa tahun terakhir,
sebagian besar karena untuk penggunaan sembarangan komersial obat
antimikroba yang umum digunakan dalam pengobatan penyakit
menular. Ini telah memaksa para ilmuwan untuk mencari baruzat
antimikroba dari berbagai sumber seperti tanaman obat. Pencarian
untuk agen antibakteri baru harus dilanjutkan dengan skrining banyak
keluarga tanaman (Remya dkk., 2013).
Ekstrak kasar L. camara digunakan untuk perlindungan kubis melawan
kutu Lipaphis erysimi. L. camara memiliki banyak fungsi obat seperti
antiinflamasi, analgesik, anti-tumor, antibakteri, obat penenang, fungisida dan
antimicrobial. Terpen lebih aktif dalam cuaca yang lebih hangat dilepaskan
dari pohon untuk membentuk awan alami penyemaian. Awan memantulkan
sinar matahari, yang memungkinkan hutan untukmengatur temperaturnya.
Dengan latar belakang ini, sekarang penelitian dilakukan untuk mengisolasi,
mengidentifikasi terpenoid danmengevaluasi aktivitas antimikroba ekstrak
heksana dari L. camara daun (Mariajancyrani dkk, 2014).
8
menghasilkan bulat, buah berry seperti itu berubah dari hijau mengkilap untuk
keunguan-hitam saat matang. Untuk produsen pedesaan, L. camara
menimbulkan masalah keracunan saham dan invasi padang rumput yang
diinginkan (Dalimartha, 2013).
C. Metode Ekstraksi
9
D. Uraian Bahan
1. Lantana camara Linn ( Setiawan, 2010).
a. Klasifikasi Lantana camara L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara Linn
b. Deskripsi Tanaman
Lantana camara Linn
adalah semak sangat bercabang yang dapat tumbuh dalam rumpun
kompak, semak padat atau sebagai tanaman rambat. Batang yang
persegi dalam potongan melintang, dengan kecil, duri membalikkan.
Kebanyakan daun panjang sekitar 6 cm dan ditutupi rambut halus.
Mereka berwarna hijau terang di atas,pucat bawah dan memiliki tepi
bulat bergigi. Daun tumbuh berseberangan satu sama lain di sepanjang
batang. Ketika hancur daun menghasilkan bau khas. Bunga muncul
hampir sepanjang tahun di berkerumun, kepala kompak sekitar 2,5
cm. Warna bunga bervariasi dari krim pucat ke kuning, putih, merah
muda, jingga dan merah. L. camara menghasilkan bulat, buah berry
seperti itu berubah dari hijau mengkilap untuk keunguan-hitam saat
matang. Untuk produsen pedesaan, L. camara menimbulkan masalah
keracunan saham dan invasi padang rumput yang di inginkan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
10
A. Waktu Dan Tempat
C. PROSEDUR KERJA
Fraksi kloroform
Hasil fraksi
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar Keterangan
Ekstrak kloroform
B. Pembahasan
Ekstraksi cair-cair merupakan cara pemisahan satu atau lebih
senyawa dengan menggunakan dua pelarut yang tidak bercampur dimana
senyawa tersebut akan terdistribusi di antara dua fase sesuai dengan derajat
kelarutannya sehingga masing-masing jenuh dengan perbandingan
konsentrasi tertentu dan terjadi pemisahan. Komponen kimia yang terdapat
pada tanaman, pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah
larut dalam pelarut organik. Pelarut organik yang paling umum digunakan
untuk mengekstraksikan komponen kimia dari sel tanaman adalah metanol,
etanol, kloroform, heksan, eter, aseton, benzene dan etilasetat.
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat kedalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada
lapisan antarmuka, kemudian berdifusi masuk kedalam pelarut. Metode
ekstraksi didasarkan pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam
2 larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur. Ekstraksi
dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor yaitu, kemudahan dan
12
kecepatan proses, kemurnian produk yang tinggi, rendah polusi dan
efektivitas serta selektivitas yang tinggi.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman adalah
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel
yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar
sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan
berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat
aktif di dalam dan di luar sel. Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut
yang mempunyai daya melarutkan yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi.
Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan
kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi
senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya senyawa non polar
larut dalam pelarut non polar atau yang lebih dikenal dengan like dissolves
like.
Berdasarkan hukum Nerst, jika suatu larutan (dalam air)
mengandung zat organik A dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik
yang tidak bercampur dengan air, maka zat A akan terdistribusi baik ke dalam
lapisan air (fasa air) dan lapisan organik (fasa organik). Dimana pada saat
kesetimbangan terjadi, perbandingan konsentrasi zat terlarut A di dalam
kedua fasa itu dinyatakan sebagai nilai Kd atau koefisien distribusi (partisi)
dengan perbadingan konsentrasi zat terlarut A di dalam kedua fasa organik-air
tersebut adalah pada temperatur tetap
Beberapa cara dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara klasik
adalah mengklasifikasikan berdasarkan sifat zat yang diekstraksi, sebagai
khelat atau sistem ion berasosiasi. Akan tetapi klasifikasi sekarang didasarkan
padahal yang lebih ilmiah, yaitu proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam
berlangsung, maka proses ekstraksi berlangsung dengan mekanisme tertentu.
Tiga metode dasar pada ekstraksi pada ekstraksi cair-cair adalah
ekstraksi bertahap (bath), ekstraksi kontinyu dan ekstraksi counter current.
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya yaitu
cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur
13
dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan,
setelah itu tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan, metode ini sering
digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung
pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan.
Tahap yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses
distribusi dari zat yang terekstraksi ke fase organik. Distribusi tersebut
bergantung pada bermacam faktor ,yaitu kebasaan ligan, factor stereokimia
dan adanya garam pada system ekstraksi. Kelarutan kompleks logam selain
ditetapkan oleh perbandingan koefisien distribusinya juga ditentukan oleh
perubahan koefisien aktivitas zat terlarut pada masing-masing fase.
Dalam ekstraksi dikenal koefisien distribusi (KD) dan angka banding
distribusi (D) yang menyatakan perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam
kedua pelarut. KD hanya berlaku bila solute tidak terionisasi dalam salah satu
pelarut, solute tidak bersosiasi dengan salah satu pelarut. Angka banding
distribusi (D) lebih berlaku umum daripada KD. Selain itu angka banding
distribusi (D) menyatakan suatu perbandingan konsentrasi terlarut dalam
pelarut organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa air).Jika zat terlarut itu
adalah senyawa X maka rumus angka banding distribusi.
Pada percobaan ini dilakukan proses ekstraksi cair-cair dengan
sampel, yaitu L. camara pada ekstraksi dengan menggunakan corong pisah.
Corong pisah digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam
suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas yang berbeda yang
tak tercampur. Dilakukan dengan cara mengekstrak sampel L. camara agar
diperoleh ekstrak kentalnya. Ekstrak kental L. camara dimasukkan kedalam
corong pisah dan ditambahkan kloroform. Ekstrak kental bersifat polar
karena pada saat melakukan maserasi digunakan etanol sebagai pelarutnya
dan kloroform yng bersifat non polar.
Ekstrak kental dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan
kloroform, setelah itu dilakukan pengocokkan dengan kuat untuk membuat
dua fase larutan tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka
14
untuk melepaskan tekanan uap yang berlebihan, kemudian didiamkan agar
pemisahan antara dua fase berlangsung. Pemisahan sebagian terjadi ketika
sejumlah zat terlarut mempunyai kelarutan relatif yang berbeda di dalam dua
pelarut yang digunakan. Koefisien distribusi menentukan perbandingan
konsentrasi dan zat terlarut di dalam masing-masing pelarut. Senyawa-
senyawa yang dipisahkan tetap kontak di dalam kedua pelarut dan terlarut di
dalam masing- masing pelarut sesuai dengan perbandingan yang ditentukan
oleh koefisien distribusi.
Pada pencampuran antara ekstrak kental dengan kloroform tidak
terlalu jelas terjadi pemisahan dikarenakan adanya kesalahan pada saat
ekstrak kental selesai dievaporasi, praktikan lupa untuk membuat lubang
pada aluminium foil, sehingga etanol tidak menguap dan menyebabkan
ekstrak kental sedikit basah dan mengandung sedikit etanol. Ekstrak kental
yang mengandung sedikit etanol menyebabkan sedikit sulit untuk melihat
pemisahannya karena sebagian kloroform akan larut pada etanol sebab etanol
bersifat semi polar yakni akan melarutkan pelarut polar maupun non polar.
Ekstrak kental dan kloroform yang di dalam corong pisah
ditambahkan dengan air agar membantu pemisahan antara ekstrak kental
dengan kloroform. Air bersifat sangat polar sehingga dapat menarik ekstrak
kental yang bersifat polar, sedangkan kloroform tidak akan terlarut dalam air
karena sifatnya yang non polar. Berdasarkan prinsip like dissolve like,
senyawa yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar dan yang bersifat
non polar akan larut pada pelarut non polar. Dilakukan perlakuan yang sama
yakni pengocokkan dan pengeluaran uap agar mengurangi tekanan yang
terdapat pada corong pisah.
Terdapat dua lapisan yang berbeda setelah beberapa menit, lapisan
cairan yang berada di atas dan yang berada di bawah itu bergantung kepada
kerapatan relatif dan kedua pelarut. Pelarut yang lebih ringan akan berada di
lapisan atas dan pelarut yang lebih berat akan berada di lapisan bawah.
Lapisan atas merupakan air dan lapisan bawah adalah kloroform, karena
massa jenis air yakni 1 g/mL lebih kecil dibandingkan massa jenis kloroform
15
yakni 1,48 g/mL sehingga air berada pada lapisan atas dan lapisan bawahnya
adalah kloroform.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan praktikan dalm melakukan partisi harus lebih hati-hati
agar dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Khan, Kishwar H., Deepak G. Dan Silviya S., 2009, Biochemical Compositions
and Antibacterial Activities of Lantana camara Plants with Yellow,
Lavender, Red and White Flowers, Eur Asian Journal of BioSciences, 3(1):
3-4.
Mariajancyrani, Chandramohan dan Ravikumar., 2014, Terpenes and
Antimicrobial Activity from Lantana camara Leaves, Research Journal of
Recent Sciences, 3(9), hal: 52 – 53.
Setiawan, Y, F., 2010, Efek Granul Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara
L.) Terhadap Mortalitas Larva Aedesaegypti L, Skripsi, Surakarta.
18