Anda di halaman 1dari 18

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
HALAMAN PERSETUJUAN 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 5
D. MANFAAT 5
BAB II6
TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Lantana camara Linn. 6
B. MORFOLOGI Lantana camara Linn8
C. METODE EKSTRAKSI 9
D. URAIAN BAHAN 10
BAB III 11
METODE PRAKTIKUM 11
A. WAKTU DAN TEMPAT 11
B. ALAT DAN BAHAN 11
C. PROSEDUR KERJA 11
BAB IV 12
HASIL DAN PEMBAHASAN 12
A. HASIL12
B. PEMBAHASAN 12
BAB V 17
PENUTUP 17
A. KESIMPULAN 17
B. SARAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18

2
HALAMAN PERSETUJUAN
PERCOBAAN III
PARTISI EKSTRAK

Telah disetujui sebagai syarat untuk masuk praktikum Fitokimia I.


No. Nama /NIM TTD
1. Agung Mahatva Yodha, S. Si 1.

2. Hendra Sendana 2.
(NIM. F1F1 10 014)

3. Syaiful Katadi S. Farm 3.

4 Muh. Jefriyanto B. 4.
(NIM. F1F1 10 054)

5. Azhar S.Farm 5.

Mengetahui Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Wa Ode Sitti Musnina S.Si., M.Sc

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luasan lautan


terbesar di dunia. Indonesia memiliki jumlah pulau ±17.807 yang dimana
memiliki panjang garis pantai mencapai ratusan kilometer. Hal ini yang
menyebabkan Indonesia memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan
laut yang sangat beragam pun dapat kita jumpai di Indonesia.
Partisi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam 2 macam zat
pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata lain perbandingan
konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut air. Hal tersebut
memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat terlarut dalam air dan
adapula senyawa yang dapat larut dalam pelarut organik.
Partisi padat-cair adalah proses pemisahan zat yang dapat melarut (solut)
dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (innert) dengan
menggunakan pelarut air.
Untuk itu kami melakukan sebuah kegiatan praktikum untuk mengelola
dan memanfaatkan sebuah sumberdaya alam yang ada sehingga dapat digunakan
dalam waktu jangka panjang. Praktikum yang dilakukan ialah melakukan partisi
ekstrak tanaman johar (Cassia siamea) dengan metode partisi cair-cair. Fraksi
yang dihasilkan dari partisi akan digunakan pada pengujian selanjutnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah :


1. Bagaimna prinsip dasar ekstraksi cair-cair ?
2. Bagaimana cara melakukan ekstraksi cair-cair komponen kimia dari bahan
alam ?

4
C. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah :


1. Untuk mengetahui prinsip dasar ekstraksi cair-cair dari sampel bahan alam
2. Dapat mampu melakukan ekstraksi cair-cair komponen kimia dari bahan
alam

D. MANFAAT

Manfaat dari laporan ini yaitu :


1. Mengetahui prinsip ekstraksi cair-cair
2. Melakukan ekstraksi cair-cair komponen kimia dari bahan alam

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lantana camara Linn.


Tembelekan (Lantana camara L) merupakan tumbuhan perdu dari
suku Verbenaceae berasal dari Amerika dan terdapat di Indonesia. Tumbuhan
tersebut telah lama digunakan sebagai salah satu bahan ramuan obat
tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit antara lain untuk
pengobatan penyakit kulit, batuk, keracunan (Salmayanti, 2013).
Di Indonesia, L. camara L. telah digunakan secara tradisional sebagai
obat bengkak, rematik, keputihan, dan penurun panas. Perlu dilakukan
penelitian tentang khasiat L. camara sebagai obat dalam hal ini obat anti
inflamasi agar pemakaiannya dapat dipertanggung jawabkan. Minyak atsiri
daun L. camara mengandun geugenol dan beberapa senyawa terpen yang
diduga memiliki efek anti inflamasi. Eugenol yang merupakan penyusun
minyak atsiri L. camara dilaporkan dapa tmenghambat agregasi platelet
dengan cara menghambat pembentukan tromboksan sehingga juga berperan
dalam efek anti inflamasi. Eugenol juga dapat menghambat aktivitas
Prostaglandin H (PGH) sintase karena berkompetisi dengan asamara khidonat
pada sisi aktif PGH sintase sehingga menghambat pembentukan PG
Seskuiterpen dapat menghambat inflamasi dengan menghambat beberapa
faktor transkripsi yang berperan dalam pengaturan ekspresi gen yang terlibat
dalam respon inflamasi. Mekanisme yang pasti tentang aktivitas anti
inflamasi minyak atsiri juga belum banyak diketahui (Hidayati dkk., 2005).
Dalam beberapa tahun terakhir penelitian meningkat untuk
menggunakan tanaman metabolit sekunder, terutama minyak esensial, seperti
pestisida alami untuk perlindungan tanaman dan penyimpanan, karena
toksisitas rendah terhadap manusia dan minimal dampak lingkungan, berbeda
dengan beberapa sintetis pestisida. Beberapa tanaman telah mendapat
perhatian global dan metabolit sekunder mereka telah dirumuskan sebagai
pestisida nabati dalam perlindungan tanaman. Komposisi kimia, antibakteri,

6
antijamur sifat L. camara telah dipelajari dalam sebelumnya penelitian. Efek
insektisida L. camara penting dari minyak esensial. Komposisi volatile,
fumigan dan aktivitas repellency dari minyak esensial, dari L. camara, telah
dipelajaridi salah satu hama penyimpanan yang paling penting secara
ekonomi (Sohani, 2012).
L. camara umumnya dikenal sebagai tanaman liar atau merah bijak
adalah sebagian besar spesies luas dari genus ini dan dianggap baik sebagai
gulma terkenal dan tanaman kebun hias populer. Namun, terdaftar sebagai
salah satu tanaman obat penting di dunia. L. camara mengandung
lantadenes, yang triterpen penta siklik yang dilaporkan memiliki sejumlah
manfaat biologis kegiatan. Beberapa laporan sebelumnya memiliki dijelaskan
anti jamur, anti proliferative dan antioksidan (Khan, 2009).
Antioksidan adalah penangkal radikal, yang melindungi tubuh manusia
terhadap radikal bebasyang dapat menyebabkan patologis kondisi
seperti iskemia, anemia, asma, arthritis, peradangan,
neurodegeneration, Penyakit Parkinson, mongolisme, proses penuaan
dan mungkin demensia. Hal ini telah menarik banyak penelitian
antioksidan alami. L. camara adalah semak aromatik, asli Amerika
tropis dan diperkenalkan di India sebagai tanaman hias dan lindung
nilai tanaman. L. camara telah digunakan dalam sistem pengobatan
tradisional untuk pengobatan gatal-gatal, luka, bisul, bengkak, empedu
demam, katarak, eksim dan rematik. Berbagai bagian dari tanaman
digunakan dalam pengobatan dingin, sakit kepala, perdarahan uterus,
cacar air, mata cedera, batuk rejan, asma, bronkitis dan arteri
hypertension. Buahnya berguna dalam fistula, pustula, tumor dan
rematik. Infus daun baik untuk demam empedu, dan eksim. Akar
tanaman ini digunakan untuk pengobatan malaria, rematik dan kulit
ruam minyak. L. camara kadang-kadang digunakan untuk pengobatan
gatal kulit, sebagai antiseptik untuk luka, dan eksternal untuk kusta dan
scabies. Sebelumnya, L. camara telah diteliti secara luas untuk
komposisi fitokimia. Beberapa triterpenoid, napthaquinones,

7
flavonoid, alkaloid dan glikosida yang diisolasi dari ini tanaman
diketahui mengerahkan beragam biologis kegiatan termasuk sitotoksik
dan antikanker. Ada kejadian meningkatnya beberapa resistensi di
patogen manusia mikroorganisme dalam beberapa tahun terakhir,
sebagian besar karena untuk penggunaan sembarangan komersial obat
antimikroba yang umum digunakan dalam pengobatan penyakit
menular. Ini telah memaksa para ilmuwan untuk mencari baruzat
antimikroba dari berbagai sumber seperti tanaman obat. Pencarian
untuk agen antibakteri baru harus dilanjutkan dengan skrining banyak
keluarga tanaman (Remya dkk., 2013).
Ekstrak kasar L. camara digunakan untuk perlindungan kubis melawan
kutu Lipaphis erysimi. L. camara memiliki banyak fungsi obat seperti
antiinflamasi, analgesik, anti-tumor, antibakteri, obat penenang, fungisida dan
antimicrobial. Terpen lebih aktif dalam cuaca yang lebih hangat dilepaskan
dari pohon untuk membentuk awan alami penyemaian. Awan memantulkan
sinar matahari, yang memungkinkan hutan untukmengatur temperaturnya.
Dengan latar belakang ini, sekarang penelitian dilakukan untuk mengisolasi,
mengidentifikasi terpenoid danmengevaluasi aktivitas antimikroba ekstrak
heksana dari L. camara daun (Mariajancyrani dkk, 2014).

B. Morfologi Lantana Camara Linn

L. camara adalah semak sangat bercabang yang dapat tumbuh dalam


rumpun kompak, semak padat atau sebagai tanaman rambat. Batang yang
persegi dalam potongan melintang, dengan kecil, duri membalikkan.
Kebanyakan daun panjang sekitar 6 cm dan ditutupi rambut halus. Mereka
berwarna hijau terang di atas,pucat bawah dan memiliki tepi bulat bergigi.
Daun tumbuh berseberangan satu sama lain di sepanjang batang. Ketika
hancur daun menghasilkan bau khas. Bunga muncul hampir sepanjang tahun
di berkerumun, kepala kompak sekitar 2,5 cm. Warna bunga bervariasi dari
krim pucat ke kuning, putih, merah muda,jingga dan merah. L. camara

8
menghasilkan bulat, buah berry seperti itu berubah dari hijau mengkilap untuk
keunguan-hitam saat matang. Untuk produsen pedesaan, L. camara
menimbulkan masalah keracunan saham dan invasi padang rumput yang
diinginkan (Dalimartha, 2013).

C. Metode Ekstraksi

Bubuk sampel diekstraksi dengan 95% etanol dengan menggunakan


ekstraksi metode dingin di kamar suhu selama satu minggu. Ekstrak 95%
adalah lanjut difraksinasi berturut-turut dengan petroleum eter, n-heksana,
kloroform, etil asetat, etanol, butanol dan metanol. Pelarut itu ditemukan pada
tekanan tereduksi. Larutan kertas saring, suling dan terkonsentrasi untuk
mendapatkan residu kemerahan padat. Berat akhir dicatat dan disimpan
(Mariajancyrani dkk., 2014).

9
D. Uraian Bahan
1. Lantana camara Linn ( Setiawan, 2010).
a. Klasifikasi Lantana camara L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara Linn

b. Deskripsi Tanaman
Lantana camara Linn
adalah semak sangat bercabang yang dapat tumbuh dalam rumpun
kompak, semak padat atau sebagai tanaman rambat. Batang yang
persegi dalam potongan melintang, dengan kecil, duri membalikkan.
Kebanyakan daun panjang sekitar 6 cm dan ditutupi rambut halus.
Mereka berwarna hijau terang di atas,pucat bawah dan memiliki tepi
bulat bergigi. Daun tumbuh berseberangan satu sama lain di sepanjang
batang. Ketika hancur daun menghasilkan bau khas. Bunga muncul
hampir sepanjang tahun di berkerumun, kepala kompak sekitar 2,5
cm. Warna bunga bervariasi dari krim pucat ke kuning, putih, merah
muda, jingga dan merah. L. camara menghasilkan bulat, buah berry
seperti itu berubah dari hijau mengkilap untuk keunguan-hitam saat
matang. Untuk produsen pedesaan, L. camara menimbulkan masalah
keracunan saham dan invasi padang rumput yang di inginkan.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

10
A. Waktu Dan Tempat

Proses Partisi Ekstrak dilakukan di laboratorium Farmasi Fakultas


Farmasi Universitas Halu Oleo hari Kamis dengan mengganti pelarut setiap
harinya hingga diperoleh ekstrak L. camara.

B. Alat Dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas kimia 100 ml,
corong pisah, botol semprot.
2. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu Aseton, aquades, dan aluminium foil.

C. PROSEDUR KERJA

Partisi Ekstrak etanol L. camara

- Dimasukkan kedalam corong pisah


- Ditambahkan kloroform
- Dikocok
- Didiamkan
- Ditambahkan air
- Dikocok
- Didiamkan sampai terbentuk lapisan
- Diambil fraksi kloroform

Fraksi kloroform
Hasil fraksi

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Gambar Keterangan

Ekstrak kloroform

B. Pembahasan
Ekstraksi cair-cair merupakan cara pemisahan satu atau lebih
senyawa dengan menggunakan dua pelarut yang tidak bercampur dimana
senyawa tersebut akan terdistribusi di antara dua fase sesuai dengan derajat
kelarutannya sehingga masing-masing jenuh dengan perbandingan
konsentrasi tertentu dan terjadi pemisahan. Komponen kimia yang terdapat
pada tanaman, pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah
larut dalam pelarut organik. Pelarut organik yang paling umum digunakan
untuk mengekstraksikan komponen kimia dari sel tanaman adalah metanol,
etanol, kloroform, heksan, eter, aseton, benzene dan etilasetat.
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat kedalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada
lapisan antarmuka, kemudian berdifusi masuk kedalam pelarut. Metode
ekstraksi didasarkan pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam
2 larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur. Ekstraksi
dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor yaitu, kemudahan dan

12
kecepatan proses, kemurnian produk yang tinggi, rendah polusi dan
efektivitas serta selektivitas yang tinggi.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman adalah
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel
yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar
sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan
berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat
aktif di dalam dan di luar sel. Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut
yang mempunyai daya melarutkan yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi.
Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan
kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi
senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya senyawa non polar
larut dalam pelarut non polar atau yang lebih dikenal dengan like dissolves
like.
Berdasarkan hukum Nerst, jika suatu larutan (dalam air)
mengandung zat organik A dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik
yang tidak bercampur dengan air, maka zat A akan terdistribusi baik ke dalam
lapisan air (fasa air) dan lapisan organik (fasa organik). Dimana pada saat
kesetimbangan terjadi, perbandingan konsentrasi zat terlarut A di dalam
kedua fasa itu dinyatakan sebagai nilai Kd atau koefisien distribusi (partisi)
dengan perbadingan konsentrasi zat terlarut A di dalam kedua fasa organik-air
tersebut adalah pada temperatur tetap
Beberapa cara dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara klasik
adalah mengklasifikasikan berdasarkan sifat zat yang diekstraksi, sebagai
khelat atau sistem ion berasosiasi. Akan tetapi klasifikasi sekarang didasarkan
padahal yang lebih ilmiah, yaitu proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam
berlangsung, maka proses ekstraksi berlangsung dengan mekanisme tertentu.
Tiga metode dasar pada ekstraksi pada ekstraksi cair-cair adalah
ekstraksi bertahap (bath), ekstraksi kontinyu dan ekstraksi counter current.
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya yaitu
cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur

13
dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan,
setelah itu tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan, metode ini sering
digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung
pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan.
Tahap yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses
distribusi dari zat yang terekstraksi ke fase organik. Distribusi tersebut
bergantung pada bermacam faktor ,yaitu kebasaan ligan, factor stereokimia
dan adanya garam pada system ekstraksi. Kelarutan kompleks logam selain
ditetapkan oleh perbandingan koefisien distribusinya juga ditentukan oleh
perubahan koefisien aktivitas zat terlarut pada masing-masing fase.
Dalam ekstraksi dikenal koefisien distribusi (KD) dan angka banding
distribusi (D) yang menyatakan perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam
kedua pelarut. KD hanya berlaku bila solute tidak terionisasi dalam salah satu
pelarut, solute tidak bersosiasi dengan salah satu pelarut. Angka banding
distribusi (D) lebih berlaku umum daripada KD. Selain itu angka banding
distribusi (D) menyatakan suatu perbandingan konsentrasi terlarut dalam
pelarut organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa air).Jika zat terlarut itu
adalah senyawa X maka rumus angka banding distribusi.
Pada percobaan ini dilakukan proses ekstraksi cair-cair dengan
sampel, yaitu L. camara pada ekstraksi dengan menggunakan corong pisah.
Corong pisah digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam
suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas yang berbeda yang
tak tercampur. Dilakukan dengan cara mengekstrak sampel L. camara agar
diperoleh ekstrak kentalnya. Ekstrak kental L. camara dimasukkan kedalam
corong pisah dan ditambahkan kloroform. Ekstrak kental bersifat polar
karena pada saat melakukan maserasi digunakan etanol sebagai pelarutnya
dan kloroform yng bersifat non polar.
Ekstrak kental dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan
kloroform, setelah itu dilakukan pengocokkan dengan kuat untuk membuat
dua fase larutan tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka

14
untuk melepaskan tekanan uap yang berlebihan, kemudian didiamkan agar
pemisahan antara dua fase berlangsung. Pemisahan sebagian terjadi ketika
sejumlah zat terlarut mempunyai kelarutan relatif yang berbeda di dalam dua
pelarut yang digunakan. Koefisien distribusi menentukan perbandingan
konsentrasi dan zat terlarut di dalam masing-masing pelarut. Senyawa-
senyawa yang dipisahkan tetap kontak di dalam kedua pelarut dan terlarut di
dalam masing- masing pelarut sesuai dengan perbandingan yang ditentukan
oleh koefisien distribusi.
Pada pencampuran antara ekstrak kental dengan kloroform tidak
terlalu jelas terjadi pemisahan dikarenakan adanya kesalahan pada saat
ekstrak kental selesai dievaporasi, praktikan lupa untuk membuat lubang
pada aluminium foil, sehingga etanol tidak menguap dan menyebabkan
ekstrak kental sedikit basah dan mengandung sedikit etanol. Ekstrak kental
yang mengandung sedikit etanol menyebabkan sedikit sulit untuk melihat
pemisahannya karena sebagian kloroform akan larut pada etanol sebab etanol
bersifat semi polar yakni akan melarutkan pelarut polar maupun non polar.
Ekstrak kental dan kloroform yang di dalam corong pisah
ditambahkan dengan air agar membantu pemisahan antara ekstrak kental
dengan kloroform. Air bersifat sangat polar sehingga dapat menarik ekstrak
kental yang bersifat polar, sedangkan kloroform tidak akan terlarut dalam air
karena sifatnya yang non polar. Berdasarkan prinsip like dissolve like,
senyawa yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar dan yang bersifat
non polar akan larut pada pelarut non polar. Dilakukan perlakuan yang sama
yakni pengocokkan dan pengeluaran uap agar mengurangi tekanan yang
terdapat pada corong pisah.
Terdapat dua lapisan yang berbeda setelah beberapa menit, lapisan
cairan yang berada di atas dan yang berada di bawah itu bergantung kepada
kerapatan relatif dan kedua pelarut. Pelarut yang lebih ringan akan berada di
lapisan atas dan pelarut yang lebih berat akan berada di lapisan bawah.
Lapisan atas merupakan air dan lapisan bawah adalah kloroform, karena
massa jenis air yakni 1 g/mL lebih kecil dibandingkan massa jenis kloroform

15
yakni 1,48 g/mL sehingga air berada pada lapisan atas dan lapisan bawahnya
adalah kloroform.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini, yaitu :


1. Prinsip ekstraksi cair-cair yaitu pemisahan sejumlah zat terlarut yang
mempunyai kelarutan yang realtif berbeda didalam dua pelarut yang
digunakan.
2. Ekstraksi cair-cair dilakukan dengan menggunakan corong pisah, dengan
prinsip kelarutan, yakni like dissolved like.

B. Saran
Diharapkan praktikan dalm melakukan partisi harus lebih hati-hati
agar dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha., 2013, Lantana camara, Department of Agriculture, Fisheries and


Forestry, Biosecurity Queensland: 1-2.
Hidayati,N.,A., Shanti L dan Ahmad D, S., 2008, Kandungan Kimia dan Uji
Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantana camara L. pada Tikus Putih
(RattusnorvegicusL.) Jantan, Bioteknologi, 5 (1): 78-79.
J. Mariajancyrani, G. Chandramohan, P. Brindha, dan P. Saravanan., 2014, GC-
MS Analysis of Terpenes from Hexane Extract of Lantana camara Leaves,
IJAPBC, 3(1) : 37-38.

Khan, Kishwar H., Deepak G. Dan Silviya S., 2009, Biochemical Compositions
and Antibacterial Activities of Lantana camara Plants with Yellow,
Lavender, Red and White Flowers, Eur Asian Journal of BioSciences, 3(1):
3-4.
Mariajancyrani, Chandramohan dan Ravikumar., 2014, Terpenes and
Antimicrobial Activity from Lantana camara Leaves, Research Journal of
Recent Sciences, 3(9), hal: 52 – 53.

Nohong., 2009, Skrining Fitokimia Tumbuhan Ophiopogon Jaburan Lodd dari


Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara, Jurnal Pembelajaran Sains,
5 (2).
Remya, M., Nimhor V., dan Subha S., 2013, Bioactivity Studies On Lantana
camara Linn, Int J Pharm Bio Sci , 4(1) : 81 -90

Salmayanti, Ariyanti danAbdul H., 2013, Pengaruh Konsentrasi Dan Lama


Perendaman Bahan Pengawet Daun Tembelekan (Lantana camara L.) Pada
Kayu Bayur (Pterospermum Sp.) Terhadap Serangan Rayap Tanah
(Coptotermes Sp.), WartaRimba, 1 (1).

Setiawan, Y, F., 2010, Efek Granul Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara
L.) Terhadap Mortalitas Larva Aedesaegypti L, Skripsi, Surakarta.

Sohani, N., Z., M. Hojjati dan A. Carbonell-B., 2012, Bioactivity Of Lantana


camara L, Essential Oil Against Callosobruchus Maculatus (Fabricius),
Chilean Journal Of Agricultural Research, 72(4).

18

Anda mungkin juga menyukai