pasien yang
BAB II
INTERAKSI OBAT DENGAN BEBERAPA PRODUK MINUMAN
Gambar 1. Pengaruh pemberian air atau Coca-Cola pada kadar itrakonazol dalam
darah
Volume cairan juga memainkan peranan dalam laju absorbsi. Hal ini
ditunjukkan pada studi dengan beberapa antibiotik yang diminum dengan
sejumlah kecil air (misal 20-25 ml) dan sejumlah besar air (misalnya 250-500 ml).
Perbedaan dramatis teramati pada profil konsentrasi obat vs waktu untuk obatobat ini pada dasarnya sebagai suatu fungsi dari volume cairan yang diminum
(Gambar 2). Sehingga, pasien yang meminum obat dengan air yang banyak
dibanding yang sedikit dapat menunjukkan onset, durasi dan intesitas dari aksi
obat yang berbeda. Tidak semua obat akan menunjukkan perubahan yang
substansial pada disposisinya sebagai suatu fungsi dari tipe dan volume cairan
yang diminum, tetapi adalah bijaksana untuk menginstruksikan pasien untuk
konsisten dengan cara minum obat mereka.
susu diganti dengan dextrose 5%. Tingkat serum flecainide meningkat dua
kali lipat. Mungkin karena itu perlu dikurangi dosis flecainide jika asupan
susu berkurang atau berhenti.
7. Penicillin
Tingkat
puncak
dan
AUC
dari
phenoxymethylpenicillin
oral
dan
11. Norfloxacin
Sebuah studi menemukan bahwa 300 ml susu telah mengurangi absorpsi dan
tingkat puncak plasma dari 200 mg norfloxacin dosis tunggal kira-kira 50%.
12. Tetrasikline
Susu dapat mengurangi absorpsi dari tetrasikline hingga 80% sehingga efek
kemampuan mengikat yang kuat terhadap ion kaslium dari susu sehingga
terbentuk
khelat
gastroinitestinal.
kalsium
sehingga
sedikit
diabsorbsi
dari
jalur
13. Estramustine
Sebuah studi secara acak pada 6 pasien dengan kanker prostat menunjukkan
bahwa absorpsi dari dosis tunggak dinatrium estramustine 140 mg telah
berkurang 59% ketika diberikan dengan 200 ml susu.
Mekanisme : terbentuk kompleks antara estramustine dengan ion kalsium
susu yang sedikit larut.
14. Mercaptopurine
Sebuah studi pada 17 anak dengan leukemia limpoblastik akut menunjukkan
bahwa absorpsi mercaptopurine 5 mg/m2 telah berkurang jika diberikan 15
menit setelah pemberian sarapan 250 ml susu dan 50 g biscuit.
Mekanisme : tidak diketahui tetapi diduga memperlambat pengosongan
lambung
II.3. Interaki Obat dengan Teh Hijau
Teh hijau merupakan hasil olahan pucuk daun teh tanpa melalui proses
fermentasi. Teh hijau dibuat melaui inaktivasi enzim polifenol oksidasenya di
dalam daun teh segar. Metode inaktivasi enzim polifenol oksidase teh hijau dapat
dilakukan melalui pemanasan (udara panas) dan penguapan (steam/uap air).
Kedua metode itu berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi enzimatis katekin.
Perbedaan utama yang cukup berarti dari ketiga proses pengolahan teh
terletak pada kandungan katekinnya. Kandungan katekin tertinggi ada pada teh
hijau, disusul teh oolong, dan teh hitam.
Tabel 1. Kandungan kimia pada teh hijau adalah sebagai berikut :
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Komponen
Kafein
(-) Epikatekin
(-) Epikatekin gallat
(-) Epigallokatekin
(-) Epigallokatekin gallat
Flavonol
Theanin
Asam glutamate
Asam aspartat
Arginin
% Berat Kering
7,43
1,98
5,20
8,42
20,29
2,23
4,70
0,50
0,50
0,74
11.
12.
13.
14.
0,74
6,68
12,13
3,96
Menurunkan metabolisme obat. Dari sekian dosis obat yang diminum, ada
sebagian obat yang dimetabolisme agar tidak terakumulasi dalam tubuh. Jika obat
terakumulasi dalam tubuh, apalagi dalam jumlah besar dapat membahayakan
tubuh (bisa kelebihan kadar obat dalam tubuh yang menyebabkan efek toksik).
Untuk itulah adanya metabolisme. Beberapa obat dapat berinteraksi dengan kafein
yang menyebabkan penurunan metabolisme obat sehingga kadar obat dalam tubuh
meningkat yang dapat meningkatkan efek dan efek samping. (clozapine, lithium,
riluzole,danteofilin).
2. Taurin
Satu kaleng minuman energi dapat berisi 400-1000 mg taurin rata-rata. Ini
adalah asam amonia yang terakumulasi dalam jaringan otot. Hal ini dianggap
dapat meningkatkan kerja otot jantung. Namun, baru-baru ini dokter mulai
menyatakan bahwa taurin tidak berpengaruh pada manusia.
3. Carnitine.
Ini adalah komponen dari sel manusia, memberikan kontribusi terhadap
oksidasi yang cepat dari asam lemak. Carnitine meningkatkan metabolisme dan
mengurangi kelelahan otot.
4. Guarana dan ginseng
Daun Guarana yang digunakan dalam pengobatan: menyebabkan
keluarnya asam laktat dari jaringan otot, menghilangkan rasa sakit sementara
karena beban fisik, melindungi dari aterosklerosis. Namun, dokter
mempertimbangkan bahwa efek untuk guarana dan ginseng, tidak dikonfirmasi
secara ilmiah.
5. Viitamin B
Diperlukan untuk kerja normal dari sistem saraf dan otak pada khususnya.
6. Melatonin
Ini adalah zat yang terdapat dalam komposisi teh hijau Amerika selatan.
Ilex Paraguarensis ekstrak membantu untuk mengatasi rasa lapar dan memberikan
kontribusi untuk penurunan berat badan.
Kemungkinan interaksi obat:
Ginseng:
Ginseng dapat meningkatkan efek pengencer darah (antiplatelet atau obat
anti-pembekuan darah), seperti clopidogrel, tiklopidin (Ticlid), warfarin
(Coumadin), heparin, dan aspirin, yang dapat mengakibatkan pendarahan yang
tidak terkontrol atau perdarahan.
Ginseng dapat mempengaruhi irama jantung dan dapat meningkatkan
potensi efek samping dari teofilin (dan obat asma serupa), albuterol, clonidine,
sildenafil sitrat (Viagra).
Panax ginseng dapat berinteraksi dengan insulin dan obat lain untuk
diabetes, seperti metformin (Glucophage), glyburide (Glynase), glimepiride
(Amaryl), dan glipizide (Glucotrol XL).
Ginseng dapat mengganggu metabolisme monoamine oksidase inhibitor
seperti phenelzine sulfat (Nardil), sulfat tranylcypromine (Parnate) dan
isocabaxazid (Marplan). Ini juga diyakini mempengaruhi tingkat neurotransmiter
(zat kimia yang membawa pesan dari sel saraf ke sel lain) dan dapat berinteraksi
dengan obat antipsikotik seperti klorpromazin (Thorazine) dan fluphenazine
(Prolixin).
Ginseng merangsang sistem saraf pusat, sehingga dapat meningkatkan
efek obat resep yang melakukan hal yang sama (seperti obat untuk perhatian
defisit hiperaktif, narkolepsi, dan obesitas. Kombinasi ini dapat meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah.
Ginseng telah ditemukan untuk mengganggu metabolisme obat diproses
oleh enzim yang disebut CYP3A4.
Ginseng telah dilaporkan untuk berinteraksi dengan kafein menyebabkan
rangsangan berlebihan dan insomnia pada beberapa orang. Ini juga telah
dilaporkan meningkatkan efek digoksin, suatu obat yang digunakan untuk
mengobati gagal jantung kongestif, dan untuk berinteraksi dengan phenelzine,
antidepresan. Its interaksi dengan gejala penyebab phenelzine mulai dari episode
manik untuk sakit kepala. Hal ini juga dapat mengubah efek dari obat coumadin,
dan setiap terapi antikoagulan.
Guarana:
dengan
ibuprofen
atau
propyphenazone.
Kafein
meningkatkan
wanita
tanpa
riwayat
gangguan
mental.
Perlu
dicatat
bahwa
oleh hampir empat kali lipat. Peningkatan aditif dalam tekanan darah ketika
menggunakan kombinasi fenilpropanolamin dan kafein. Perhatian dianjurkan.
Terbinafine (Lamisil ) adalah agen antijamur yang dapat meningkatkan
konsentrasi serum dan kafein meningkatkan risiko efek samping. Perhatian
dianjurkan saat menggunakan terbinafine bersamaan dengan kafein.
Verapamil adalah agen kalsium kanal blocker. Ketika digunakan dengan
kafein, verapamil dapat meningkatkan risiko efek samping.
II.4. Interaksi obat dan minuman berkarbonasi
Itraconazole
Studi pada 8 pasien sehat yang diberikan 100 mg itraconazole bersama
dengan 325 ml air biasa atau coca cola, level serum itraconazole pada darah
meningkat lebih dari dua kali lipat oleh pemberian bersama coca cola, AUC
itraconazole juga meningkat 80 % walau pada 2 orang pasien tidak terjadi efek
ini.
Ketoconazole
Studi pada 9 pasien sehat yang diberikan dosis tunggal 200 mg
harus diubah oleh asam di saluran cerna menjadi bentuk garam hidroklorida yang
mudah larut. Untuk itu, semua obat atau kondisi yang mengurangi tingkat
keasaman saluran cerna, akan mengurangi disolusi dan absorbsi dari kedua obat
tadi. Cola yang asam (menurunkan pH) akan meningkatkan absorbsi.
II.5. Interaksi obat dengan grapefruit
Pada akhir 1980-an, para peneliti menemukan bahwa jus grapefruit
(semacam jeruk besar serupa dengan jeruk Bali) mengganggu sebuah enzim yang
disebut sebagai CYP3A4. Enzim ini ditemukan pada usus dan hati orang. Banyak
obat yang dipakai oleh manusia diuraikan oleh enzim ini. Bila kegiatan enzim
CYP3A4 ini bertambah cepat, obat tersebut semakin cepat diuraikan dan dibuang
dari tubuh. Bila kegiatan enzim ini menjadi lebih pelan,tingkat obat dapat
meningkat.
Peneliti di Jepang sudah melangkah awal dalam arah ini. Mereka
melakukan penelitian laboratorium dengan sel hati manusia dan obat
tidur midazolam. Obat ini dipilih karena diuraikan oleh CYP3A4.
Minuman berupa jus yang menurut banyak penelitian bisa menyebabkan
interaksi obat adalah jus grapefruit. Kadar beberapa jenis obat bisa meningkat jika
diminum dengan jus ini sehingga bisa terjadi efek samping. Contohnya adalah
obat hipertensi golongan kalsium antagonis, amiodaron, antivirus, antibiotika
klaritromisin, benzodiazepine, dan beberapa obat sistem saraf pusat lainnya,
penurun kolesterol jenis statin dan siklosporin.
Penelitian lain sudah menemukan bahwa jus grape fruit dapat
mempengaruhi tingkat beberapa obat, termasuk ARV, dalam darah, jadi adalah
masuk akal untuk menghindari jus grapefruit waktu memakai obat.
Menurut para peneliti, jus grapefruit mengandung bahan utama naringin,
yang memberi rasa kecut serta aroma khas. Naringin inilah yang diduga memblok
transporter" obat yang dinamakan OATP1A2 yang mengangkut bahan aktif obat
dari usus kecil ke pembuluh darah.
Pemblokiran transporter ini mengurangi absorpsi obat dan menetralisasi
potensi manfaatnya. Di lain pihak, obat-obat yang kadarnya meningkat dengan
kehadiran jus grapefruit tampaknya memblok sejenis enzim penting dalam
metabolisme obat bernama CYP3A4, yang secara normal berfungsi memecah
obat, kata peneliti.
Selain grapefruit, peneliti menemukan bahwa jus orange dan jus apel yang
justru lebih banyak diminum ketimbang jus grapefruit juga menunjukkan efek
yang sama. Kedua jenis jus ini, kata peneliti, memang mengandung naringin.
Sejauh ini, di antara obat-obat yang terpengaruh konsumsi grapefruit,
jeruk dan jus apel adalah : etoposide, sejenis obat antikanker; jenis beta blocker
(atenolol, celiprolol, talinolol) yang digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi dan mencegah serangan jantung dan beberapa jenis antibiotik
(ciprofloxacin, levofloxacin, itraconazole). Penurunan interaksi obat juga dialami
Kemungkinan interkasi:
1. Amiodaron
Grapefruit juice menghambat metabolisme amiodaron oral dan menurunkan
efeknya pada interval PR dan QTc
Bukti klinis:
Dosis tunggal 17 mg/kg amiodaron oral diberikan pada 11 orang yang sehat
dengan dua kesempatan. Yang pertama dengan air dan yang satunya dengan
grapefruit juice (diambil 300 ml 3 kali pada hari yang sama). Grapefruit juice
sepenuhnya menghambat metabolisme amiodaron pada metabolisme utamanya
N-desethylamiodarone dan ditingakatkan AUC amiodaron sebanyak 50%
begitupula level serum dicapai puncaknya 84%.
suatu
pembahasan
pada
12
subyek
yang
sehat
keadaan
dikurangi oleh 30% oleh 240 mLgrapefruit juice kekuatan ganda, yang
diberikan tiga kali sehari untuk 2 hari sebelum fexofenadine kemudian 5
menit sebelum dan 2 jam setelah dosis. Dengan cara yang sama, pembahasan
lain menunjukkan grapefruit juice pada kekuatan normal mereduksi AUC dari
dosis tunggal 120 mg dari fexofenadine sebanyak 67%. Grapefruit juice yang
diencerkan (25%) menyebabkan pengurangan yang lebih kecil pada AUC dari
fexofenadine sebanyak 23%. Jus jeruk dan jus apel dengan kekuatan normal
dengan cara yang sama menurunkan AUC dari fexofenadine sebanyak 72%
dan 77% berturut-turut. Di pembahasan ini, 300 mL dari jus diberikan dengan
fexofenadine, diikuti oleh 150 mL tiap 30 menit pada volume total 1.2 liter.
(e) Terfenadine
Terfenadine 60 mg diberikan ke 6 subyek sehat tiap 12 jam untuk 14 hari,
secara bersamaan dengan 240 mL grapefruit juice kekuatan ganda tiap 12 jam
untuk 7 hari terakhir. Terfenadine hanya dapat terdeteksi pada plasma ketika
grapefruit juice diberikan. interval rata-rata QTc ditemukan menunjukkan
dari 420 ke 434 millisecond.
Mekanisme:
Tidak sepenuhnya dimengerti, tapi mungkin tampak dari beberapa komponen
grapefruit juice menghambat metabolisme
aktifnya (oleh cytochrome P450 isoenzyme CYP3A4), sehingga itu obat induk
terakumulasi , tetapi bukan metabolisme ini, yang menyebabkan perpanjangan
QTc. Interval QTc ditingkatkan dihubungkan dengan perkembangan dari torsade
de pointes dan ventricular tachycardia, yang berpotensi lifethreatening.
Fexofenadine adalah satu substrate untuk p glycoprotein, dan anion organik
mengangkut polypeptide (OATP), dan berganti
fungsi
kemungkinan
CYP3A4, sedangkan
nifedipine,nimodipine,
nitrendipine
atau
verapamil
juga
pengaruh
9. Opiod
Jus
grapefruit
telah
dikaitkan
dengan
sedikit
peningkatan
dalam
bioavailabilitas
oral
meningkat
sekitar
40%
dan
60%,
oral,
tetapi
Penggunaan
banyak
inhibitor
sitokrom
P450
isoenzim
CYP3A4
Bukti klinis :
a. Lansoprazole
Dalam sebuah penelitian, diacak 21 subyek diberi dosis tunggal 60-mg
lansoprazole dengan 200 mL air atau jus grapefruit yang baru diperas.
AUC dari lansoprazole sedikit meningkat sebesar 18%, dan pembentukan
metabolit sulphone berkurang karena jus grapefruit. Metabolisme terhadap
metabolit hidroksil dipengaruhi tidak nyata.
b. Omeprazole
Dalam studi dosis tunggal dalam 12 subyek sehat, 300 ml jus grapefruit
tidak berpengaruh signifikan terhadap AUC atau paruh omeprazol 20 mg:
hasil sama pada kedua fenotipe CYP2C19 metabolisme cepat, seperti
ditunjukkan oleh tingkat plasma hydroxyomeprazole. Namun, ada
penurunan 20% di AUC omeprazol sulphone.
Mekanisme :
Dari studi di atas tampak bahwa jus grapefruit mungkin mempunyai efek
penghambatan yang kecil pada metabolisme omeprazol dan lansoprazole
oleh sitokrom P450 isoenzim CYP3A4 (yang menghasilkan metabolit
sulphone). Hal ini mungkin terjadi karena inhibisi usus CYP3A4. Jus
grapefruit tidak mempengaruhi metabolisme (hidroksilasi) dari inhibitor
pompa proton oleh CYP2C19. Perubahan kecil dalam farmakokinetik
lansoprazole dan omeprazole adalah tidak relevan secara klinis, sehingga
tampak bahwa mereka dapat dikonsumsi dengan jus grapefruit. Jus buah
lainnya tidak berpengaruh terhadap bioavailabilit lansoprazole atau
omeprazole.
14. Estrogen
Tidak ada bukti klinis yang signifikan antara jus grapefruit dan dosis tunggal
baik estradiol atau etinilestradiol, meskipun kadar kedua obat ini meningkat
dengan pemberian bersama jus grapefruit.
Bukti klinis :
a. Estradiol
AUC0-12
tidak
signifikan. Subyek minum jus jeruk 100 mL atau teh herbal IUD.
Diperkirakan bahwa peningkatan bioavaibilitas mungkin terjadi karena jus
grapefruit menghambat sitokrom P450 isoenzim CYP3A4, yang
memetabolisasikan ethinylestradiol. Jus grapefruit mungkin dikonsumsi
bersamaan dengan kombinasi kontrasepsi oral (yangbiasanya berisi
etinilestradiol) tetapi tampaknya tidak mungkin bahwa interaksi ini adalah
kepentingan praktis karena bioavailabilitas meningkat masih kurang dari
tingkat
variabilitas
yang
dikenal
antara
individu.
Namun,
ini
15. Propafenone
Bukti terbatas menunjukkan bahwa jus grapefruit dapat menghambat
metabolisme propafenone.
Bukti klinis :
Hasil awal dari studi di 12 subyek sehat diberi dosis tunggal 300-mg
propafenone dengan atau tanpa 250 ml jus grapefruit menunjukkan bahwa
peningkatan propafenone AUC dengan jus grapefruit lebih besar pada mereka
yang lebih rendah aktivitas sitokrom P450 isoenzim CYP2D6. Disarankan bahwa
dengan adanya aktivitas rendah CYP2D6, proporsi yang lebih besar dari
propafenone akan dihilangkan oleh metabolisme oleh CYP3A4 dan CYP1A2 dan
efek dari jus grapefruit
Signifikansi klinis dari temuan ini adalah tidak sepenuhnya yakin, perlu studi
lebih lanjut.
II.6. Interaksi Obat Dengan Jus Jeruk
Kemungkinan interaksi:
1. Ivermectin + Orange juice
Sebuah studi pada 16 subject sehat ditemukan bahwa AUC dan kadar plasma
puncak dosis tunggal ivermectin 150-microgram/kg berkurang 36% dan 39%
masing-masing, ketika ivermectin itu diberikan dengan orange juice (750 mL
lebih dari 4 jam), bukan dengan air. Mekanisme untuk mengurangi bioavailabilitas
tidak diketahui, tetapi tampaknya tidak terkait dengan aktivitas P-glikoprotein.
Relevansi klinis dari perubahan ini tidak pasti.
2. Siprofloksasin + orange juice
Calcium-fortified orange juice secara signifikan mengurangi penyerapan
siprofloksasin tetapi tidak gatifloksasin atau levofloksasin. Calcium-fortified
orange juice menurunkan AUC siprofloksasin 38% dan tingkat plasma maksimum
sebesar 41%, jika dibandingkan dengan air. AUC dari gatifloksasin berkurang
hanya 12% oleh Calcium-fortified orange juice. Demikian pula, dalam penelitian,
jus jeruk, Calcium-fortified orange juice ditemukan dapat mengurangi
bioavailabilitas levofloksasin. Namun, AUC levofloksasin mengalami penurunan
sebesar kurang dari 16%, suatu jumlah yang jarang membuktikan secara klinis
signifikan.
3. Delavirdine (NNRTI) + orange
Pada pasien dengan produksi asam lambung rendah, jus jeruk dan
dapat meningkatkan penyerapan delavirdine, sebesar 50% menjadi 70% tetapi
memiliki efek yang kurang (0 sampai 30%) pada mereka yang memiliki keasaman
lambung normal. Namun, meskipun menggunakan jus jeruk, AUC dari
delavirdine masih sekitar 50% lebih rendah pada pasien dengan keasaman
lambung rendah dibandingkan tidak menggunakan jus jeruk.
Delavirdine adalah basa lemah yang kurang larut pada pH netral
(perhatikan bahwa NNRTI antasid mengurangi penyerapan). Oleh karena itu, pada
subyek dengan hypoacidity lambung, absorpsi delavirdine berkurang, dan zat
yang menurunkan pH lambung meningkatkan penyerapan
4. Aluminium hidroksida + jus lemon / jus jeruk / sitrat
Sebuah studi menunjukkan bahwa sitrat secara nyata meningkatkan absorpsi
aluminium dari usus. Absorpsi meningkat 3 kali lipat jika diminum dengan jus
lemon, 8-10 kali lipat jika diminum dengan jus jeruk, dan 5-50 kali lipat jika
diminum dengan sitrat, tetapi alasannya tidak dipahami. Bisa jadi karena
terbentuk kompleks aluminium sitrat yang sangat larut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Interaksi obat dan minum, memepengaruhi sehingga obat tidak bisa
bekerja sebagaimana mestinya. Interaksi ini dapat menyebabkan efek yang
berbeda-beda, dari mulai peningkatan atau penurunan efektivitas obat
sampai efek samping. Minuman juga dapat menunda, mengurangi atau
meningkatkan penyerapan obat. Itulah sebabnya mengapa beberapa obat
harus diminum pada selang waktu (2-3 jam setelah dan sesudah minum
obat).
2. Beberapa efek yang ditimbulkan dari interaksi obat minuman antara lain,
sebagai berikut; Beberapa minuman dapat berinteraksi dengan obat
tertentu seperti misalnya berikatan dengan zat aktif obat sehingga
mengurangi penyerapan obat atau mempercepat eliminasi obat. Karena
biasanya orang dewasa mengkonsumsi lebih banyak obat dibandingkan
anak-anak, maka efek interaksi antara obat & minuman dapat meningkat
seiring dengan usia. Akan tetapi biasanya efek samping tersebut kurang
diketahui atau diperhatikan karena reaksi yang terjadi hampir menyerupai
gejala atau tanda dari penyakit tertentu, seperti diare atau konstipasi, rasa
lelah dll.
3. Untuk menghindari terjadinya interaksi antara obat & minuman, bukan
berarti menghindari untuk mengkonsumsi obat atau minuman tersebut.
Yang sebaiknya dilakukan adalah pengaturan waktu antara obat &
makanan untuk dikonsumsi dalam waktu yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Karen Baxter. Stockleys Drug Interaction. Eight Edition. Pharmaceutical
Press. 2008. London. Chicago. Available as PDF file.
2. McCabe, B.J., Erick H.F., Jonathan J.W. Handbook of Food-Drug Interaction.
CRC Press. London. 2003. Avaiable as PDF file
of
Drug
Interaction.
Second
Edition.
Bone
Care
International.