Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

OLEH:

Kelompok 4

WARDINA MUSPA (14.201.587)

THAHIRA (14.201.788)

MARIA SURYATI (14.201.614)

Kelas L.14

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul, FISIOLOGI DAN

BIOKIMIA PADA KULIT dapat selesai tepat waktu sesuai dengan

harapan mahasiswa. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

KOSMETODOLOGI, dengan harapan dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, saya yakin

masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya menerima kritik

dan saran para pembaca untuk memperbaiki makalah ini menjadi lebih

baik.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang

telah membantu dalam meyelesaikan makalah ini.

Makassar, 10 April 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit merupakan organ terluar tubuh yang melapisi tubuh manusia,

bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan dalam tata

kecantikan kulit. Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan

membantu mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah

yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih. Berat kulit diperkirakan

sekitar 7% dari berat tubuh total. Pada pemukaan luar kulit terdapat pori-

pori (rongga) yang menjdi tempat keluarnya keringat. Bagi tubuh kulit

memiliki fungsi yang sangat penting walaupun lapisannya tipis. Kulit

adalah organ yang memiliki banyak fungsi yakni berfungsi sebagai organ

ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang

mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat

pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar

keringat dalam mengeluarkan keringat. Keringat mengandung air, larutan

garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja

berat menimbulkan hilang garam-garam mineral sehingga dapat

menyebabkan kejang otot bahkan pingsan Selain berfungsi

mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung

terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan,

sebagai organ penerima rangsang (reseptor). Berkaitan dengan letaknya

yang berada di bagian permukaan tubuh, maka kulit merupakan organ


pertama yang terkena pengaruh dari lingkungan. Terdapat beberapa jenis

kulit yang dimiliki manusia, beberapa hal yang mempengaruhi perbedaan

kulit manusia diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Oleh

karena itu, pada makalah ini akan dibahas fisiologi dan biokimia yang

terjadi pada kulit manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi dan histologi kulit?

2. Bagaimana biokimia pada kulit?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi karakteristik kulit?

4. Apa fungsi kulit?

5. Apa saja kelainan yang dapat terjadi pada kulit?

C. Tujuan

Dibuatnya makalah ini bertujuan untuk mengetahui anatomi,

fisiologi, dan histologi pada kulit serta proses biokimia yang terjadi

pada kulit yang menyebabkan adanya beberapa perbedaan tekstur

dan warna kulit akibat pengaruh internal dan eksternal kulit.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Histologi Kulit

1. Anatomi Kulit

Pembagian kulit secara garis besar disusun oleh tiga bagian

utama, yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan

subkutis (hipodermis).

Gambar 1. Struktur Kulit

a. Lapisan epidermis

Terdiri dari stratum korneum, stratum lusidum, stratum

granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.

Stratum korneum adalah lapisan kulit paling luar,

erdiri dari beberapa lapisan sel gepeng yang mati,


tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah

menjadi keratin (zat tanduk).

Stratum lusidum berada di bawah lapisan korneum,

merupakan lapisan sel-sel gepeng tak berinti dan

protoplasmanya berubah menjadi protein yang

disebut eleidin, lapisan ini tampak jelas dilihat di

telapak tangan dan kaki.

Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapisan sel

yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-

beda karena adanya pembelahan mitosis.

Protoplasmanya jernih karena mengandung banyak

glikogen dan intinya berada ditengah-tengah sel.

Stratum basale terdiri atas sel-sel yang berbentuk

kubus tersusun vertikal pada dermoepidermal

palisade, lapisan epidermis ini terletak paling bawah.

b. Lapisan Dermis

Terletak dibawah lapisan epidermis, strukturnya lebih tebal

dari lapisan epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis

dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel

rambut.

c. Lapisan Subkutis

Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di

dalamnya, sel lemak tersebut berfungsi sebagai cadangan


makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,

pembuluh darah, dan getah bening.

2. Histologi Kulit

Histologi kulit sel-sel epidermis, antara lain :

a. Keratinosit

Sel terbanyak yang terdapat dalam sel epidermisa (85-90%),

berasal dari lapisan embrional ektoderm yaitu krista neuralis.

Berfungsi menghasilkan keratin dan lapisan kedap air

melalui proses keratinasi.

b. Melanosit

Sel ini berasal dari lapisan ektoderm (krista neuralis) meliputi

7-10% sel yanga ada di epidermis. Bentuk dari sel ini kecil,

bercabang dendritik, serta paling banyak ditemukan pada

kulit muka dan genetalia ekstrena. Jumlah melanosit pada

setiap individu relatif sama, perbedaan warna kulit

tergantung pada aktivitas pembentukan melanin. Sel

melanosit mensintesis pigmen melanin.

c. Sel Langerhans

Sel langerhans memliki peran penting dalam respon alergi

kontak (dermatitis kontak) dan respon imun selular lain pada

kulit. Berfungsi untuk mengikat antigen dan merupakan sel

pambawa antigen (APC) sehingga limfosit T bereaksi

dengan antigen yang dibawanya.


d. Sel Merkel

Sel ini merupakan sel yang jumlahnya paling sedikit diantara

sel-sel lainnya yang terdapat dalam sel epidermis. Berfungsi

sebagai mekanoreseptor.

3. Fisiologi Kulit

Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam

menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat

dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,

pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan

vitamin D. Kulit juga sebagai barier infeksi dan memungkinkan

bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan.

a. Fungsi proteksi

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam

berbagai cara sebagai berikut:

1) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan),

panas, dan zat kimia.

2) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari

permukaan kulit dan dehidrasi, selain itu juga mencegah

masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.

3) Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah

kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat

bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan

kulit.
4) Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang

berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit

melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya.

Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar

matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan

baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin,

maka dapat timbul keganasan.

5) Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang

protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang

merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian

ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba

yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.

B. Biokimia Pada Kulit

1. Protein penyusun kulit yang utama adalah keratin, kolagen,

elastin, dan melanin.

a. Keratin

Gambar 2. Keratin
Keratin menrupakan protein struktural terpenting dari

jaringan epitel yang memberi fungsi struktural. Banyak

ditemukan dikulit bagian lapisan tanduk, kuku, dan rambut.

Secara biokimia, keratin merupakan untaian -heliks yang

panjang diselingi oleh segmen nonheliks pendek. -heliks

merupakan suatu asam amino. Keratin terbagi menjadi dua

tipe, yaitu tipe I merupakan keratin asam dan tipe II

merupakan keratin basa, memiliki ujung karboksil yang lebih

panjang.

b. Kolagen

Salah satu yang membedakan kulit dengan organ

lainnya adalah penentu kekuatan mekanisnya. Kolagen

merupakan protein fibrosa yang merupakan komponen

utama jaringan ikat dan merupakan komponen yang paling

banyak jumlahnya pada mamalia. Pada manusia dengan

usia yang lebih tua, kolagen akan memiliki ikatan

persilangan lebih sedikit dibandingkan dengan manusia

pada umur lebih muda.


Gambar 3. Kolagen

c. Elastin

Elastin bersama-sama denga mikrofibril memegang

peran penting untuk mengembalikan struktur kulit kebentuk

semula setelah mengalami deformasi mekanik. Elastin terdiri

dari asam amino glisin (31%), alanin (22%), prolin (11%),

dan sedikit 4-hidroksiprolin, namun tidak mengandung OH-

Lys (pembeda dengan kolagen). Elastin dapat merenggang

dan memendek seperti karet, hal ini dimungkinkan adanya

interaksi hidrofobik dirantai samping. Pada peregangan ini,

ikatan hilang teapi masih ada ikatan kovalen yang menahan

agar elastin kembali ke bentuk semula.

d. Melanin

Menalin adalah produk dari sel melanosit yang

berfungsi untuk membedakan warna kulit.


Gambar 5. Melanin

Melanin disintesis dalam dua bentuk yakni berwarna

gelap cokelat kehitaman (terdapat pada rambut dan retina

manusia) yang dinamakan eumelanin dan pheomelanin yang

berwarna kuning cerah. Karakteristik melanin adalah

kemampuannya yang dapat mengadsobsi sinar UV dan

memproteksi DNA dari kerusakan.

2. Pengaruh hormon terhadap kulit

Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar

endokrin (pada pulau pankreas). Peningkatan hormon seperti

estrogen dan progesteron menjadikan kulit terasa lebih halus

dan elastis. Akibat kekurangan estrogen misalnya pada saat

terjadi menopause, akan menyebabkan penuaan pada kulit.

Proses penuaan ini kan menyebabkan perubahan fisiologis

pada kulit, seperti kulit kering, permukaan kulit kasar dan


bersisik, kulit menjadi kendor dan berkerut, serta terlihatnya

garis-garis lipatan pada kulit.

3. Proses Penuaan Pada Kulit,melalui beberapa fase, diantaranya

Fase 1. Subklinik

Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Dimana produksi

hormon mulai menurun, seperti hormon testoteron,

growth hormone, dan estrogen. Pembentukan radikal

bebas dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi

tubuh. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar,

karena itu, pada tahap ini seseorang akan merasa

tampak normal. Tidak mengalami gejala dan tanda

penuaan. Di fase ini terjadi kerusakan sel tetapi tidak

mempengaruhi kesehatan, penurunan ini mencapai 14%

ketika seseorang berada pada usia 35 tahun.

Fase 2. Transisi

Terjadi pada saat usia mencapai 35-45 tahun. Produksi

hormon sudah menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh

pun mulai mengalami penuaan.

Fase 3. Klinik

Terjadi pada saat usia sudah mencapai 45 tahun keatas.

Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang bahkan

berhenti, seperti wanita yang mengalami menopause dan

kaun laki-laki yang mengalami andropouse. Akibatnya


warna kulit berubah dengan pigmentasi yang tidak

merata, kuku menipis dan mudah patah, serta rambut

rontok. Penipisan kulit menyebabkan kulit mudah terluka

dan terjadi infeksi kulit.

4. Proses penuaan kulit mempunyai dua fenomena yang berbeda,

seperti :

a. Proses Penuaan Intrinsik (Intrinsic Aging)

Proses penuaan fisiologis yang berlangsung secara alamiah,

disebabkan beberapa faktor dalam tubuh. Seperti genetik,

hormonal, dan rasial. Fenomena ini tidak dapat dicegah dan

mengalami perubahan yang menyeluruh sesuai dengan

pertambahan usia.

b. Proses Penuaan Ekstrinsik (Ekstrinsic Aging)

Terjadi akibat beberapa faktor dari luar, seperti pola diet,

stress, obat atau bahan kimia, dan faktor lingkungan seperti

matahari, kelembaban udara, suhu dapat mempercepat

proses penuaan kulit sehingga terjadi penuaan dini.

C. Karakteristik Kulit

Karakteristik kulit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain :

a. Faktor Usia
Masa Pubertas, pada masa ini wanita mengalami

peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang

mempengaruhi keelastisan kulit.

Masa Lansia, pada masa lansia akan mengalami

perubahan pada dermis akibat proses penuaan. Dermis

adalah jaringan dibawah epidermis, berfungsi sebagai

jaringan pendukung dan pemberi nutrisi jaringan

epidermis. Dermis juga berperan dalam pewarnaan kulit,

persepsi sensori, dan pengaturan suhu. Seiring dengan

bertambahnya usia, elastin dan kolagen secara bertahap

akan berkurang.hal ini menyebabkan terjadinya

pengeriputan dan penurunan kemampuan peregangan

ketika mengalami penekanan. Selain itu, sejalan dengan

bertambahnya usia sekresi sebum yang berfungsi untuk

mencegah hilangnya air dan mengurangi pertumbuhan

bakteri dan jamur akan menurun sekitar 40-50% , dengan

lansia wanita lebih banyak menurun daripada lansia pria.

Gambar 7. Karakteristik kulit muda, dewasa, dan tua.


b. Faktor Jenis Kelamin

Pada dasarnya yang mempengaruhi perbedaan tekstur kulit pria

dan wanita adalah karena hormonnya. Terdapatnya hormon

testoteron menyebabkan kulit pria cenderung lebih tebal

dibandingkan kulit wanita. Oleh karena itu, kondisi kolagen dan

elastin pada kulit pria lebih padat daripada wanita. Hal ini

menyebabkan pria tanpak lebih muda dibandingkan dengan

wanita seusianya. Selain itu pengaruh hormon testoteron juga

menyebabkan kulit pria berambut, dan mempunyai pori-pori

yang besar. Sedangkan pada perempuan dipengaruhi oleh

hormon estrogen dan progesteron, sehingga kulit wanita

cenderung ebih halus dibandingkan dengan kulit pria, selain itu

kulit wanita memiliki skin erythema indeks yang lebih tinggi

daripada pria sehingga lebih mudah memerah saat terpapar

sinar matahari.

c. Faktor Nutrisi

Kulit merupakan indikator gaya hidup sehat seseorang, kulit

berminyak, kulit kering, kulit berjerawat, kerutan, dan flek hitam

mencermikan pola hidup kurang sehat.sering kali disebabkan

oleh pola makan yang tidak sehat, mengabaikan kebutuhan kulit

akan nutrisi, dan kebanyakan menggunakan kosmetik, lotion,

sabun wajah, krim, dan lain sebagainya yang banyak

mengandung bahan kimia. Pola tersebut yang menyebabkan


kulit kekurangan nutrisinya. Oleh karena itu, sebaiknya

mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung vitamin

A,C,E serta beta karoten yang baik untuk menutrisi kulit.

d. Faktor Genetik

Perbedaan warna kulit ditentukan atas banyak sedikitnya

melanin pada kulit, semakin banyak kandungan melanin pada

kulit, maka kulit akan semakin gelap. Gen yang mengatur

pembentukan melanin oleh sel melanosit adalah gen Multiallelic

Melanocotrin Stimulating Hormone Receptor-1 (MC1R), gen ini

mngkode produksi melanin pada kulit dan rambut. Apabila kulit

terpapar sinar matahari, gen MC1R akan mengkode stimulasi

hormon -MSH selanjutnya hormon ini akan menstimulasi

pembentukan melanin sehingga kerusakan sel akibat paparan

sinar matahari dapat dihindari.

Gambar 6. Tabel Karakteristik Kulit

D. Fungsi Kulit

Kulit memiliki beberapa fungsi penting, antara lain :


1. Fungsi Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau

mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan

kimiawi, misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan.

Contohnya lisol, karbol, asam, dan alkali kuat lainnya, seperti

gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan sinar

ultra violet, gangguan infeksi luar terutama kuman atau bakteri

maupun jamur. Hal ini dimungkinkan karena adanya bantalan

lemak, tebal lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan

penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap

gangguan fisis.

Sel Mekanisme Kerja

Keratinosit Sekresi Sitokin

Sekresi IL-1 dan melepaskannya ke

daerah yang mengalami kerusakan

Melepaskan Mediator

Memproses Antigen dan

mempresentasikannya

Sel Langerhans Memproses Antigen

Mempresentasikan Antigen ke sel T

Helper

Melepaskan Mediator
Dendrosit Kulit Memproses dan mempresentasikan

Antigen

Makrofag Kulit Memproses dan mempresentasikan

Antigen

Fagositosis

Melepaskan Mediator

Sel vailed Transport Antigen ke kelenjar Limfa

Sel T gamma/ Memulai respon imun nonspesifik

delta Mempresentasikan Antigen ke Sel T

Supresor

Limfosit Respon imun selular

Mengontrol dan mengatur respon imun

dan inflamasi

Sekresi limfokin

Bersifat sitotoksik

Leukosit PMN Fagositosis

Melepaskan Mediator

Sel Mast Aktivitas Anafilaksis

Melepaskan Mediator

Cairan Jaringan Penghantar Antibodi

Sel endotel Permeabilitas

Pembuluh Darah
Entrapment Limfosit

2. Fungsi absorbsi

Kulit menyerap cairan yang mudah menguap, permeabilitas kulit

terhadap O2,CO2, dan uap air memungkinkan kulit mengambil

bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan tersebut dipengaruhi

oleh tebal tipisnya kulit,hidrasi, kelembapan, metabolisme, dan

jenis venichulum.

3. Fungsi eksresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna

lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea,

asam urat, dan ammonia, serta produk kelenjar lemak dan

keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH 5-6,5.

4. Fungsi Persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan

subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan

ruffini, dingin oleh badan krause, rabaan oleh badan taktil

meissner, dan tekanan oleh badan paccini di epidermis. Saraf-

saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.

5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh

Kulit berperan dalam mengeluarkan keringat dan mengerutkan

(otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan


pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapatkan

nutrisi yang cukup baik.

6. Fungsi Pembentukan Pigmen

Melanin :Ini berwarna coklat dan hadir dalam zona

germinative dari epidermis.

Melanoid :Ini menyerupai melanin namun hadir difus di

seluruh epidermis.

Keratin :Pigmen ini berwarna kuning sampai oranye. ini

ada dalam stratum korneum sel-sel lemak dermis dan

fasia superfisialis.

Hemoglobin (Hb) :Hal ini ditemukan dalam darah dan

bukan merupakan pigmen kulit tetapi mengembangkan

warna ungu.

Oksihemoglobin :Hal ini juga ditemukan dalam darah dan

bukan merupakan pigmen kulit. Ini mengembangkan

warna merah.

E. Gangguan dan Kelainan Pada Kulit

1. Skabies (Kudis)

Penyakit ini menular, memiliki gejala gatal, sering mncul di

daerah lembab seperti tangan, ketiak, dan lain-lain.

2. Kurap
Disebabkan oleh jamur, gejala kurap mulai dikenali ketika

terdapat bagian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi

lingkaran merah muda.

3. Panu

Disebabkan oleh jamur, ditandai dengan bercak putih, cokelat,

atau merah tergantung pada warna kulit si penderita dan

disertai rasa gatal pada saat berkeringat.

4. Biduran

Penyakit yang disebabkan oleh alergi terhadap udara dingin,

makanan, dan alergi bahan kimia. Ditandai dengan timbulnya

bentolan yang tidak beraturan dan terasa gatal.

5. Ringworm

Sejenis jamur yang menginfeksi kulit, ditandai dengan timbulnya

bercak lingkaran di kulit.

6. Psosiaris

Akibat dari adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh,

gejala ini ditandai dengan adanya kulit kemerahan didaerah kulit

kepala, sikut, punggung, dan lutut.

7. Kanker Kulit

Disebebkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan.

Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih,

karena kulit tersebut lebih sensitive terhadap sinar matahari.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kulit

merupakan organ terluar yang melapisi tubuh manusia, kulit juga

merupakan organ tubuh yang memiliki banyak fungsi diantaranya

adalah sebagai pelindung tubuh, indra peraba, dan organ yang

berperan dalam ekskresi. Biokimia pada kulit terjadi pada protrin

penyusun kulit seperti keratin, kolagen, elastin, dan melanin, sehingga

tampak perbedaan tekstur dan warna pada kulit yang disertai dengan

pengaruh internal maupun eksternal. Oleh karena itu, setiap manusia

memiliki jenis kulit yang berbeda tergantung dari karakteristik dan tipe

kulitnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015.Pengertian, fungsi, dan lapisan kulit:

http://www.softilmu.com/2015/02/Pengertian-Fungsi-Lapisan-Struktur-

Kulit-Adalah.html (Diakses pada 9 April 2017, Pukul 22.20 WIB).

Sandi Apriadi.2015.Pertumbuhan dan Perkembanagan:

http://sandiapriadi.blogspot.co.id/2015/07/laporan-diskusi-kelompok-

tumbuh-kembang.html

(Diakses pada 9 April 2017, Pukul 17.05 WIB).

Amalia Kusuma.2012.Kelainan pada Sistem Ekskresi Manusia:

http://amaliaakusuma.blogspot.co.id/2012/08/kelainan-pada-

sistemekskresimanusia_6125.html

(Diakses Pada 9 April 2017, Pukul 22.25 WIB). :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kulit_manusia

(Diakses pada 9 April 2017, Pukul 21.46 WIB)

Peran Hormon Pada Kulit

http://sdhklinik.com/hormon-dan-pengaruh-pada-kulit/

(Diakses pada 9 April 2017, Pukul 22.09 WIB)

Anda mungkin juga menyukai