Anda di halaman 1dari 15

A.

JUDUL PERCOBAAN
Analisis Vitamin C

B. TANGGAL DAN WAKTU PERCOBAAN


Selasa, 12 November 2013 pukul 13.00-15.30 WIB

C. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan Kadar Vitamin C di dalam Sampel

D. DASAR TEORI
Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin C telah dikenal sebagai penyakit sariawan
dengan gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan
berkurang, lesu, dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi
tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam
metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam
pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C memiliki sifat sebagai
antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh
tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat dari kerusakan oleh
radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin C juga dibutuhkan untuk
memelihara kehamilan, mengatur kontrol kapiler darah, secara memadai, mencegah
hemoroid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain. (Helmi, 2007).
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan
rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah
sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu
penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi.
Konsumsi dosis normal vitamin C 60 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung
pada buah dan sayuran segar.
Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang kuat yang dapat melindungi sel
dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus mampu meningkatkan daya
serap tubuh atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi dan tulang) serta zat besi
dari bahan makanan lain vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan
esensial untuk biosintesis kolagen.
Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudahdioksidasi.
Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktumencincang sayur-sayuran
seperti kol atau pada menumbuk kentang (Lehninger 1982). Vitamin C dapat hilang
karena hal-hal seperti: Pemanasan yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur,
pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu, adanya alkali atau suasana
basa selama pengolahan, dan membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan
terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat
mengurangi kadar vitamin C. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut
dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi.
Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu
rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C.
Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya.
Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan
konsentrasi. Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat
(gram) tiap satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar
seperti ini adalah gram/mililiter. Cara ini disebut dengan cara berat/volume atau b/v.
Disamping cara ini, ada cara yang menyatakan kadar dengan gram zat terlarut tiap
gram pelarut atau tiap gram larutan yang disebut dengan cara berat/berat atau b/b.
Secara matematis, perhitungan kadar suatu senyawa yang ditetapkan secara
volumetri dapat menggunakan rumus-rumus umum berikut.
Jika sampelnya padat (sampel ditara dengan timbangan analitik) maka rumus
untuk menghitung kadar adalah sebagai berikut:
Kadar (% b/b) = x 100%
Jika sampelnya cair (sampel diambil secara kuantitatif misal dengan
menggunakan pipet volum) maka rumus untuk menghitung kadar adalah sebagai
berikut:
Kadar (% b/v) = x 100%
Berat ekivalen (BE) sama dengan berat molekul sampel dibagi dengan
valensinya.
(Rohman, 2007).
Analisa Vitamin C
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat
asamatau basa atau zat yang dapat diubah menjadi asam/basa. Air digunakan sebagai
pelarut karena mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan mempunya koefisien suhu
muai yang rendah (Underwood 1992). Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air
Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air karena kelarutannya rendah atau
memiliki kekuatan asam/ basa yg tidak memadai untuk kekuatan asam/ basa yg tidak
memadai untuk mencapai titik akhir, senyawa demikian biasanya ditritrasi bebas
air.Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat
dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui
konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi
asam basa.
Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam
tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi
perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang
dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam
basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada
umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah
titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi
harus dihentikan pada saat titikakhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan
warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen.
Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil
kesalahan titrasi.Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah
dalam air akan terurau dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion
hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang
ditambahkan (Mulyono 2005).
Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C pada suatu
bahan pangan. Diantaranya adalah metode titrasi dan metode spektrofotometri.
a. Metode Titrasi
1. Iodium
Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak
memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai Iodium
sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai
indikatornya. (Wijanarko, 2002).
2. Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol)
Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih spesifik
dari titrasi yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan asam oksalat atau
asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis lain mengoksidasi vitamin C.
Namun, metode ini jarang dilakukan karena harga dari larutan 2,6 dan asam
metafosfat sangat mahal (Wijanarko, 2002).
3. Titrasi Asam-Basa
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara
atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari
perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa maka titran
harus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar vitamin C dari
metode ini adalah dengan mol NaOH = mol asam Askorbat (Sastrohamidjojo, 2005).
b. Metode Spektrofotometri
Pada metode ini, larutan sampel (vitamin C) diletakkan pada sebuah kuvet
yang disinari oleh cahaya UV dengan panjang gelombang yang sama dengan
molekul pada vitamin C yaitu 269 nm. Analisis menggunakan metode ini memiliki
hasil yang akurat. Karena alasan biaya, metode ini jarang digunakan (Sudarmaji,
2007).

Jambu Monyet
Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil
Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,
kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal,
Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan
Indonesia. Di antara sekian banyak negara produsen, Brasil, Kenya, dan India
merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia. Jambu mete tersebar di
seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda (di Sumatera Barat: jambu
erang/jambu monye, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu
mede, di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu
jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki.
Klasifikasi jambu mete:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Spesies : Annacardium occdentale L
Selama ini buah mete masih belum banyak dimanfaatkan, bahkan tidak
dimanfaatkan sama sekali. Hal ini disebabkan karena citarasa yang kurang disukai
seperti rasa sepat dan sering membuat getir tenggorokan. Padahal kandungan gizi
buah jambu mete sangat bagus, yaitu mengandung riboflavin (vitamin B2), asam
askorbat (vit. C), dan kalsium serta senyawa aktif yang diketahui dapat mencegah
penyakit kanker, dan disinyalir dapat menyembuhkan tumor. Kandungan vitamin C
pada buah mete cukup tinggi mencapai 186 mg/100 g. Kandungan vitamin C
pada buah semu jambu mete tiga kali lipat kandungan vitamin C pada jeruk.

E. ALAT DAN BAHAN


Mortar
Labu ukur 25 ml mikro buret
Erlenmeyer
Buret
Larutan I2
Larutan amilum 1 %
Buah-buahan
F. PROSEDUR PERCOBAAN

Jambu monyet

Dikupas
Ditimbang sebanyak 4 gram
Dihancurka dengan mortar
sampai mendapat sarinya
Dimasukkan ke labu ukur 25 ml
Ditambahkan aquades sampai
tanda batas
disaring

Filtrat Residu

Diambil 10 ml
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer
Ditambah 3 tetes larutan
amilum 1 %
Ditambah aquades 2 ml
Dititrasi dengan larutan I2 0,001
N.

Hasil
G. HASIL DAN PENGAMATAN
No Hasil pengamatan Dugaan / reaksi kesimpulan
1 Sebelum Reaksi : Kadar vitamin C pada
Sampel buah : HO buah jambu monyet
kuning (mente) 176,7 mg dalam
Aquades : jernih HO O
O
100 gr dan 0,1767 %
tidak berwarna H
Amilum : larutan
keruh tidak bewarna HO OH

Sesudah + I2
Sampel + aquades :
jernih berwarna HO
kuning
Sampel + amilum : HO
O
O
tidak berwarna
Hasil titrasi
H

1. V1 = 8,5 mg
O O
2. V2 = 7,7 mg
+ 2HI
3. V3 = 7,9 mg
Kadar vitamin C =
Kadar vitamin C teori
176,7 mg
Kadar vitamin C dalam
% kadar viamin C = jambu monyet adalah
0,1767 % 186 mg/100 g

H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk analisis kadar vitamin C pada
sampel buah monyet (mente) dengan metode iodometri. Prosedur yang dilakukan
yaitu dengan mencuci sampel terlebih dahulu. Pencucian ini dilakukan untuk
menghindarkan kotoran dari sampel. Kemudian langkah selanjutnya yaitu
menghaluskan sampel dengan mortar dan alu. Ini dilakukan untuk mendapatkan sari
dari sampel lebih banyak dan lebih sempurna. Penghalusan dilakukan sampai semua
bagian dari buah hancur. Langkah selanjutnya yaitu menimbang sampel dalam
bentuk cair sebanyak 4,001 gram.
Proses selanjutnya yaitu dilakukan pengenceran dengan menggunakan
aquades. Setelah proses pengenceran dilakukan, larutan didiamkan selama 15 menit.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan larutan sampel yang sempurna. Setelah 15
menit, sampel diambil dari labu ukur sebanyak 10 mL dimasukkan kedalam
erlenmeyer. Pada saat proses preparasi sampel, sampel yang telah menjadi larutan di
tutup dengan rapat, hal ini dilakukan untuk menghindari oksidasi sampel. Ke dalam
erlenmeyer ditambahkan 3 tetes amilum 1%. Larutan yang dihasilkan tidak
berwarna. Penambahan amilum ini berfungsi sebagai indikator dimana akan terjadi
perubahan warna dari ttidak berwarna menjadi biru pada titik akhir titrasi. Amilum
yang digunakan yaitu berupa amilosa (1,4) atau disebut -Amilosa bukan
amilopektin atau (1,4);(1,6) atau disebut -Amilosa. Jumlah vitamin C yang terdapat
dalam sampel menjadi senyawa dehidro askorbat sehingga akan berwarna biru tua
karena pereaksi yang berlebih.
Kemudian ditambahkan 20 mL aquades dan dititrasi dengan larutan iodium
0.01 N yang telah diencerkan 10 kali. Pada titik akhir titrasi tersebut dihasilkan
warna larutan yang berwarna biru. Warna biru ini berasal dari asam askorbat yang
terkandung dalam sampel berikatan dengan iodium dan apabila ditetesi iodium maka
nantinya akan bereaksi dengan amilum yang mengakibatkan warna larutan menjadi
biru. Reaksi yang terjadi selama titrasi adalah :
C6H8O6 (asam askorbat) + I2 C6H6O6 (asam dehidroaskorbat) + 2HI
atau
HO HO

O O
HO O HO O
+ I2
H H + 2HI

HO OH HO OH

Setelah tampak larutan berwarna biru dikocok setiap satu tetes hingga
terjadi perubahan warna. Titik akhir yang tercapai yaitu terbentuk warna dari coklat-
kuning-biru-tak berwarna.
Pada titrasi yang dilakukan ternyata volume I2 atau titran yang dibutuhkan
berturut-turut yaitu 8,5 mL pada titrasi pertama, 7,7 mL pada titrasi kedua dan 7,9
mL pada titrasi ketiga. Sehingga melalui perhitungan yang terdapat pada lampiran
didapat kadar vitamin C dalam 100 gram sebesar 176,7 mg atau 0,1767 %.
Sedangkan pada teori, kadar vitamin C pada buah jambu monyet sebesar 186 mg per
100 gramnya.

I. DISKUSI
Berdasarkan teori, kadar Vitamin C yang ada dalam buah jambu monyet sebesar 186
mg per 100 gram. Sedangkan pada percobaan yang telah dilakukan kadar yang ada pada
buah jambu monyet sebesar 176,7 mg per 100 gramnya. Terdapat sedikit selisih antara
teori dengan hasil praktikum. Hal ini dapat dikarenakan oleh-oleh beberapa faktor,
diantaranya :
1. Tingkat kematangan buah. Buah jambu monyet yang digunakan pada waktu
praktikum sudah matang. Hal ini berakibat kadar vitamin C yang terkandung di
dalam buah jambu monyet semakin berkurang dengan bertambahnya umur buah.
2. Buah yang sudah teroksidasi. Buah jambu monyet yang digunakan tidak diambil
dari pohonnya secara langsung dengan kata lain jarak persiapan buah dengan
praktikum relatif lama sehingga vitamin C yang terkandung di dalam jambu
monyet telah teroksidasi. Hal ini karena vitamin C mudah teroksidasi.
3. Hal ini juga dapat dimungkinkan titran iodium yang digunakan telah menguap
menjadi I- karena lamanya jarak titrasi 1 dengan titrasi berikutnya.
4. Kekurang telitian kami dalam melakukan titrasi sehingga berpengaruh pada
volume titran yang dibutuhkan dan berakibat pada kecilnya kadar vitamin C dalam
buah melon.

J. KESIMPULAN
Kadar vitamin C pada buah jambu monyet (mente) dengan menggunakan
titrasi iodometri diperoleh hasil 176,7 mg dalam 100 gr dan 0,1767 %.

K. DAFTAR PUSTAKA
Astri.2013. Praktikum Kimia Analisis.http://astridlifiany.blogspot.com, diakses pada
17-11-2013 pukul 09:36
Lehninger, Al. 1982. Dasar-Dasar Biokimia 1. Maggy Thenawijaya. Penerjemah,.
Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.
Permatasari,Elsa.2012. Analisis Kimia Kuantitatif Vitamin C.
http://elsapermatasari.blogspot.com, diakses pada 17-11-2013 pukul 12:20
Putri.2012.Vitamin C pada Jambu Mente. http://cuwatcuwitsipoetri.blogspot.com,
diakses pada 17-11-2013 pukul 10:22
Sudarmadji, Slamet. et al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Tim Dosen Biokimia 1. 2013. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Jurusan
Kimia FMIPA UNESA.
Wahyu.2013. Biokimia Vitamin C. wahyoe-analisiskimia.blogspot.com, diakses pada
17-11-2013 pukul 09:44
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

L. JAWABAN PERTANYAAN
1. Hitung kadar vitamin C yang terdapat dalam sampel!
Jawab :
Titrasi pertama volume I2 = 8,5 ml
( ) ( )
Kadar vitamin C =

=
= 0,7848 mg
Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,7848 mg x 100/10
= 7,48 mg
Kadar vitamin C dalam 100 gram = 7,48 mg x 100 gr / 4001gr
= 186,9 mg

Kadar vitamin C =

= 7480 % / 40010
= 0,1869 %
Titrasi kedua volume I2 = 7,9 ml
( ) ( )
Kadar vitamin C =

=
= 0,6952 mg
Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,6952 mg x 100/10
= 6,952 mg
Kadar vitamin C dalam 100 gram = 6,952 mg x 100 gr / 4001gr
= 173,8 mg

Kadar vitamin C =

= 6952 % / 40010
= 0,1738 %

Titrasi ketiga volume I2 = 7,7 ml


( ) ( )
Kadar vitamin C =

=
= 0,6776 mg
Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,6776 mg x 100/10
= 6,776 mg
Kadar vitamin C dalam 100 gram = 6,776 mg x 100 gr / 4001gr
= 169,4 mg

Kadar vitamin C =

= 6776 % / 40010
= 0,1694 %

( )
Kadar Vitamin C dalam 100 mg rata2 =
( )
Kadar Vitamin C (%) =

2. Gambarkanlah struktur vitamin C!


Jawab :

3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin C !
Jawab :
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat atau lazimnya disebut vitamin C) bisa
berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik
di mulut maupun perut, kulit kasar,gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah
dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat
lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi
dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit
jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.

4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C !


Jawab:
Banyak sekali bahan mekanan yang mengandung vitamin C diantaranya
buah dan sayur seperti jeruk, tomat,melon, pepaya, kelengkeng, jambu biji,
belimbing, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu,mentega, kentang, ikan, dan hati
5. Sebutkan peranan penting vitamin C didalam tubuh !
Jawab :
Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan
pembuangan feses atau kotoran.
M. LAMPIRAN
a Perhitungan
Titrasi pertama volume I2 = 8,5 ml
( ) ( )
Kadar vitamin C =

=
= 0,7848 mg
Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,7848 mg x 100/10
= 7,48 mg
Kadar vitamin C dalam 100 gram = 7,48 mg x 100 gr / 4001gr
= 186,9 mg

Kadar vitamin C =

= 7480 % / 40010
= 0,1869 %
Titrasi kedua volume I2 = 7,9 ml
( ) ( )
Kadar vitamin C =

=
= 0,6952 mg
Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,6952 mg x 100/10
= 6,952 mg
Kadar vitamin C dalam 100 gram = 6,952 mg x 100 gr / 4001gr
= 173,8 mg

Kadar vitamin C =

= 6952 % / 40010
= 0,1738 %

Titrasi ketiga volume I2 = 7,7 ml


( ) ( )
Kadar vitamin C =
=
= 0,6776 mg
Kadar vitamin C dalam labu ukur (4mg) = 0,6776 mg x 100/10
= 6,776 mg
Kadar vitamin C dalam 100 gram = 6,776 mg x 100 gr / 4001gr
= 169,4 mg

Kadar vitamin C =

= 6776 % / 40010
= 0,1694 %

( )
Kadar Vitamin C dalam 100 mg rata2 =
( )
Kadar Vitamin C (%) =
b Dokumentasi

Sampel buah monyet yang Sampel buah monyet yang


telah dihancurkan ditimbang beratnya

Sampel buah monyet yang Sampel buah monyet yang


telah diencerkan telah disaring

Sampel buah monyet Sampel buah monyet setelah


sebelum dititrasi dititrasi

Anda mungkin juga menyukai