Anda di halaman 1dari 13

Indikasi

Gangguan kecemasan, panik dengan atau tanpa agorafobia (ketakutan di ruang terbuka),
kecemasan yang berkaitan dengan depresi.

Dosis, Cara Pemakaian, Frekuensi dan Lama Pemberian

Pemberian secara oral.


Lakukan evaluasi setelah terapi > 4 bulan untuk menentukan apakah pasien membutuhkan
kelanjutan terapi.
Oral ; dewasa ; ansietas dosis efektif 0,5-4 mg/hari dibagi dalam 2 dosis, direkomendasikan
mulai dengan 0,25-0,5 mg 3 kali sehari, naikkan dosis bertahap, maksimum 4 mg/hari.
Ansietas berkaitan dengan depresi; dosis rata-rata yang dibutuhkan 2,5-3 mg/hari dibagi dalam
2 dosis.
Putus penggunaan alkohol : dosis lazim : 2-2,5 mg/hari dibagi dalam 2 dosis.
Gangguan panik : Awal 0,5 mg sehari tiga kali, dosis dapat ditingkatkan 1 mg/hari setiap 3-4
hari.
Pemberian dengan cara lepas lambat 0,5-1 mg sehari satu kali, dapat ditingkatkan menjadi 1
mg/hari setiap 3-4 hari.
Hindari penurunan dosis secara tiba-tiba.
Dosis harian diturunkan 0.,5 mg/3 hari.
Anak-anak : ansietas : awal 0,005 mg/kg/dosis atau 0,125 mg/dosis 3 kali sehari. Tingkatkan
sebanyak 0,125-0,25 mg, maksimum 0,02 mg/kg/dosis atau 0,06 mg/kg/hari (0,375-3 mg/hari).
Geriatri : Karena pasien geriatri umumnya lebih sensitif terhadap alprazolam maka sebaiknya
digunakan dosis efektif yang lebih kecil, dosis awal 0,25 mg 2-3 kali sehari.
Penyesuaian dosis pada gangguan hati : dosis diturunkan 50%-60%, hindari penggunaan pada
sirosis hati.

Farmakologi

Distribusi : Vd 0,9-1,2 l, masuk ke dalam ASI, ikatan protein 80%.


Metabolisme di hati lewat CYP3A4, membentuk 2 metabolit aktif : 4 hidroksi alfazolam dan
alfa hidroksi alfazolam.
Bioavailabilitas 90%,
T eliminasi dewasa : 11.2 jam,
Orang tua : 16.3 jam,
Penyakit hati karena alkohol : 19,7 jam,
Obes: 21,8 jam.
Tmaks : 1-2 jam, ekskresi urin sebagai metabolit dan bentuk utuh.

Stabilitas dan Penyimpanan

Simpan dalam suhu kamar 20-25C, hindari lembab, tutup rapat botol dan buang kapas yang
ada di dalam botol.

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap alprazolam atau komponen-komponen lain dalam sediaan, kemungkinan


sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain, glaukoma sudut sempit, penggunaan bersama
ketokenazol dan itrakenazol, kehamilan

Peringatan dan atau Perhatian

Gejala putus obat (kejang) dapat terjadi 18 jam - 3 hari setelah dihentikan tiba-tiba.
Gunakan hati-hati pada pasien debil, orang tua, dengan penyakit hati, gagal ginjal atau
obesitas.
Hati-hati dengan kegagalan kemampuan fisik/mental (pengemudi dan operator mesin).
Benzodiazepin berkaitan dengan jatuh, luka trauma, hati-hati pada orang tua. Hati-hati pada
pasien depresi kemungkinan terjadinya episode mania atau hipomania.
Hati-hati pada pasien remaja/anak dan pasien psikiatri karena reaksi paradoks.
Benzodiazepin berkaitan dengan amnesia retrograde.

Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki

> 10% SSP : depresi, mengantuk, disartria (gangguan berbicara), lelah, sakit kepala,
hiperresponsif, kepala terasa ringan, gangguan ingatan, sedasi;
Metabolisme-endokrin : penurunan libido, gangguan menstruasi;
Saluran cerna: peningkatan/penurunan selera makan, penurunan salivasi,
penurunan/peningkatan berat badan, mulut kering (xerostomia).
1-10% Kardiovaskuler : hipotensi;
SSP : gangguan koordinasi, akatisia (tidak bisa duduk tenang), gangguan konsentrasi, bingung,
kehilangan perasaan terhadap realitas, disorientasi, disinhibisi, pusing, hipersomnia (tidur
terus), mimpi buruk, vertigo

Interaksi

Interaksi dengan obat lain :


Antifungi golongan azol, siprofloksasin, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin,
isoniasid, nikardipin, propofol, protease inhibitor, kuinidin, verapamil meningkatkan efek
alprazolam.
Kontraindikasi dengan itrakenazol dan ketokenazol.
Menguatkan efek depresi SSP analgetik narkotik, etanol, barbiturat, antidepresan siklik,
antihistamin, hipnotik-sedatif.
Alprazolam dapat meningkatkan efek amfetamin, beta bloker tertentu, dekstrometorfan,
fluoksetin, lidokain, paroksetin, risperidon, ritonavir, antidepresan trisiklik dan substrat
CYP2D6 lainnya.
Alprazolam meningkatkan konsentrasi plasma imipramin dan desipiramin.
Aminoglutetimid, karbamasepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin menurunkan efek
alprazolam

Interaksi dengan makanan :


Merokok menurunkan konsentrasi alprazolam sampai 50%.
Jus grapefruit meningkatkan konsentrasi alprazolam.
Makanan tinggi lemak, 2 jam sebelum pemberian bentuk lepas terkendali dapat
memperpanjang C maks sampai 25 %
Sedangkan pemberian segera sesudah makan akan menurunkan T maks, bila makanan
diberikan 1 jam sesudah pemberian obat T maks akan meningkat 30 %.
Valerian St John's wort, kava-kava, gotu kola dapat meningkatkan depresi SSP.
Pada pasien yang memiliki pH lambung meningkat atau mulut kering, absorpsi tablet oral
berkurang.

Monitoring Pasien

Status pernafasan dan kardiovaskuler

Bentuk dan Kekuatan Sediaan

Tablet 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, 2 mg


Indikasi
terapi tambahan pada parkinson, terapi untuk sindrom ekstrapiramidal yang dipicu obat.5

Dosis, Cara Pemakaian, Frekuensi dan Lama Pemberian

Dewasa:Parkinson: dosis awal 1 mg/hari secara oral pada hari pertama, kemudian ditingkatkan
perlahan 2mg dengan interval 3-5 hari; 6-10 mg dosis normal perhari; dosis post encefalitik
12-15 mg/hari; dosis pemeliharaan 5-15 mg/hari dalam 3-4 dosis terbagi.6
Parkinson akibat obat : dosis 5-15 mg/hari dalam 3-4 dosis terbagi.6
Gejala ekstrapiramidal yang dipicu oleh obat: dosis 5-15 mg/hari dalam 3-4 dosis terbagi.5,6
Anak-anak : Data penggunaan pada anak belum ada.6
Ginjal : Tidak ada data penyesuaian dosis spesifik pada pasien dengan gangguan ginjal.6
Lansia.
Sebaiknya dimulai pada dosis rendah dan ditingkatkan perlahan-lahan.6
Cara Penggunaan Penggunaan triheksifenidil dapat sebelum atau bersama makan.

Farmakologi

Mekanisme kerja:Bekerja dengan menghambat secara langsung sistem saraf parasimpatetik


dan otot halus.6
Farmakokinetika:6
Absorbsi: memiliki bioavailabilitas yang tinggi.
Waktu untuk mencapai kadar puncak: 1-3 jam. Konsentrasi puncak 80 mcg/L setelah
pemberian dosis tunggal
Eliminasi: Ekskresi di ginjal sebesar 76%.
Waktu paruh eliminasi 3-7 jam.
Eliminasi triheksifenidil mengikuti kinetika orde 1 dan tidak terkait dengan lamanya terapi.

Stabilitas dan Penyimpanan


tablet triheksifenidil sebaiknya disimpan pada kemasan kedap udara pada suhu 15-30C

Stabilitas dan Penyimpanan

tablet triheksifenidil sebaiknya disimpan pada kemasan kedap udara pada suhu 15-30C

Peringatan
Penghentian mendadak dapat memicu kekambuhan gejala (larutan)
Reaksi alergi mungkin muncul pada penggunaan jangka panjang (larutan, tablet, sirup)
Hipertermia fatal, anhidrosis berat atau heat stroke dapat terjadi dan pengurangan dosis
mungkin diperlukan apabila memiliki riwayat berkeringat berlebihan (cairan)
Pada kondisi arteriosklerosis dapat meningkatkan risiko kebingungan mental, agitasi,
gangguan perilaku, mual, muntah (larutan, tablet, sirup)
Pada pria lansia dengan riwayat hipertrofi prostat dapat memperburuk kondisi (larutan,
tablet, sirup)
Pada lansiapeningkatan aktivitas dari parasimpatolitik dapat memicu disfungsi kognitif,
kebingungan, gangguan ingatan (larutan)
Perburukan gejala glaukoma (larutan, tablet, sirup)
Pemberian bersama dengan obat yang mirip dengan atropine pada pasien dengan penyakit
kronis, alkoholik, penyakit gangguan sistem saraf pusat, atau pasien yang melahirkan dengan
suhu yang panas pengurangan dosis mungkin diperlukan (larutan)
Peningkatan tekanan intraokular, hipertensi (larutan, tablet, sirup)
Pasien dengan riwayat hipertensi, gangguan hati
Sindrom neuroleptik ganas dapat terjadi saat ada penurunan dosis atau penghentian obat
(larutan)
Perburukan gejala pada riwayat penyakit gastrointestinal obstruktif dan saluran
genitourinary (larutan, tablet, sirup)
Pada pasien dengan riwayat tardive dyskinesia, dapat memperburuk gejala atau
memunculkan gejala baru (selama atau sesudah penghentian obat) oleh sebab itu penggunaan
tidak direkomendasikan kecuali pasien memiliki penyakit Parkinson (larutan, sirup).6
Kehamilan kategori C
Data keamanan pada kehamilan masih terbatas.5,6
Menyusui
Belum ada data.5,6
Anak-anak
tidak dilisensikan untuk penggunaan pada anak.6,7
Gangguan ginjal
tidak ada data penyesuaian dosis.5,6
Gangguan Hati
tidak ada data

Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki

Sering terjadi Mual (30-50%), mulut kering (30-50%); pusing (30-50%); pandangan kabur (30-
50%); perasaan gugup (30-50%).6
Serius : Paralisis usus; kebingungan; galukoma sudut sempit, peningkatan tekanan intraokular;
disorientasi.

Interaksi

Interaksi dengan obat lain :


Kontraindikasi Penggunaan bersama kalium asetat karena dapat menimbulkan risiko lesi/luka
pada gastrointestinal.6
Moderate/possible
Penggunaan bersama perphenazine, klorpromazin, proklorperazin, tietilperazin maleat,
trifluoperazin, prometazin, mesoridazin besilat, promazin, tioridazin, triflupromazin,
asetofenazin, methotrimeprazin maleat, asetofenazin, flufenazin, pipotiazin, ethopropazin,
propiomazin, dapat menurunkan efektivitas phenothiazine dan meningkatkan efek
antikolinergik
Penggunaan bersama haloperidol dekanoatdapat menyebabkan peningkatan efek
antikolinergik (sedasi, konstipasi, mulut kering)
Penggunaan bersama sodium divalproat dapat menurunkan konsentrasi sodium valproat dan
menyebabkan gejala kejang tidak dapat terkontrol.6
Minor
Penggunaan bersama cisaprid dapat mengurangi efektivitas cisaprid
Penggunaan bersama belladonna dapat meningkatkan efek antikolinergik (mulut kering,
konstipasi, sulit buang air kecil, sedasi dan pandangan kabur.6

Interaksi dengan makanan :


tidak ada data interaksi dengan makanan

Monitoring Pasien

Berkurangnya gejala ekstrapiramidal seperti pergerakan, kekakuan, tremor, gangguan


gerakan berjalan
Evaluasi gonioskopi (galukoma)
Tekanan intraokular
Gejala yang mirip sindrom neuroleptik ganas akibat penurunan dosis atau penghentian obat
secara tiba-tiba.6

Bentuk dan Kekuatan Sediaan

tablet 2mg
Deskripsi

Keterangan Lain :
Kafein adalah stimulan yang lemah yang sering disertakan dalam dosis kecil, dalam pemakaian
analgesik. Penambahan kafein dapat meningkatkan efek analgesik ,tetapi waspada efek
membentuk kebiasaan dan kemungkinan memancing sakit kepala . Selain itu, dalam dosis
berlebihan atau penghentian kafein dapat menyebabkan sakit kepala itu sendiri.

Indikasi

Sakit kepala, SSP stimulan, diuretik, augmentasi kejang induksi selama terapi
electroconvulsive (ECT)

Dosis, Cara Pemakaian, Frekuensi dan Lama Pemberian

Migrain : kadang-kadang diberikan dengan ergotamin, biasanya dalam dosis unit 100 mg
Stimulan ringan SSP : dosis 50 sampai 100 mg, meskipun dosis hingga 200 mg dapat
digunakan.
Anak : Kafein digunakan dalam jangka pendek pengobatan apnea neonatus prematur.
Dosis awal muatan kafein sitrat adalah 20 mg/kg (setara dengan 10 mg/kg kafein), diikuti
dengan dosis pemeliharaan kafein sitrat 5 mg/kg sehari.

Farmakologi

Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum (Tmax): 0ral: 30 menit - 2 jam
Absorpsi : Dosis oral kafein mudah diserap dan Kafein juga diserap melalui kulit.
Pemberian perektal penyerapan lambat dan tidak menentu. Pemberian IM penyerapan lebih
lambat daripada dosis oral.
Kafein mudah melewati ke SSP dan ke dalam saliva, konsentrasi rendah dalam ASI. Kafein
melintasi plasenta.
Distribusi : didistribusikan ke seluruh tubuh.
Metabolisme : Pada orang dewasa, kafein dimetabolisme hampir sepenuhnya di hati melalui
oksidasi, demethylation, dan asetilasi. Hati sitokrom P450 isoenzim CYP1A2 terlibat dalam
metabolisme. Neonatus memiliki kapasitas sangat berkuranguntuk metabolisme kafein, karena
hati mereka yang belum matang sistem enzimnya
Eliminasi : diekskresikan dalam urin sebagai asam 1-methyluric, 1 -methylxanthine, 7-
methylxanthine, 1,7-dimethylxanthine (paraxanthine), 5-asetilamino-6-formylamino-3-
methyluracil (AFMU), dan metabolit lain sekitar 1% tidak berubah, dan sebagian besar
diekskresikan tidak berubah dalam urin.
Dengan usia 9 bulan, ekskresi urin adalah mirip dengan yang terlihat pada orang dewasa.
Penghapusan paruh yang sekitar 3 sampai 7 jam pada orang dewasa, tetapi mungkin sekitar 3
sampai 4 hari pada neonatus.

Stabilitas dan Penyimpanan

Disimpan dalam suhu 20 - 25 0C

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap kafein atau komponen formulasi yaitu natrium benzoat tidak untuk
penggunaan pada neonates

Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki

Hipertensi, takikardi, hipoglikemi/hiperglikemi; iritasi, gelisah, ketidak seimbangan cairan dan


elektrolit

Gastro-esephagus reflux; Cardiovascular disease

Interaksi

Interaksi dengan obat lain :


Toxisitas kafein meningkat dengan Quinolon (enoxacin, ciprofloxacin, pefloxacin). Dengan
theofilin bersinergis pada pasien yang mempunyai kegagalan liver. Flukonazol, kontrasepsi,
verapamil dan disulfiram menurunkan metabolisme kafein. Carbamazepin menurunkan efek
kafein.

Monitoring Pasien

Memantau konsentrasi plasma-kafein ; memantau secara ketat selama 1 minggu setelah


berhenti pengobatan

Bentuk dan Kekuatan Sediaan

Tablet kombinasi dengan ergotamin (Kafein 50 - 100 mg)


Indikasi
Pengobatan hipertensi, tunggal atau dalam kombinasi dengan agen lainnya, manajemen angina
pektoris, akut infark miokard2

Perhatian Pada Penggunaan Off Label

Acute etanol withdrawal, aritmia supraventricular dan ventricular, dan migrain profilaksis2

Dosis, Cara Pemakaian, Frekuensi dan Lama Pemberian


Angina pektoris stabil dan kronis: dosis awal atenolol oral 50 mg 1 kali per hari. Bila respon
optimum tidak tercapai dalam 1 minggu, dosis harus dinaikkan menjadi 100 mg 1 kali per hari;
beberapa pasien mungkin memerlukan dosis atenolol 200 mg. Dosis penyekat -adrenergik
pada angina pektoris biasanya disesuaikan dengan respon klinis dan untuk menjaga denyut
jantung istirahat sekitar 55-60 denyut/menit.
Pada pasien dengan angina tidak stabil atau infark miokard dengan non-ST segmen elevasi
yang beresiko tinggi untuk kejadian iskemik, terapi dapat dimulai dengan dosis i. bolus
(loading dose) penyekat beta (pada pasien yang mentoleransi terapi i.) dilanjutkan dengan
konversi ke oral. i. atenolol dapat diberikan dalam kelipatan 5mg dengan waktu pemberian
selama 2-5 menit, diulangi setiap 5 menit sampai total 10 mg. Pasien yang cocok dengan dosis
i. boleh diganti ke oral 1-2 jam setelah dosis i. terakhir.
Terapi oral dapat dimulai dengan dosis atenolol 50-100 mg/hari; setelah itu dosis pemeliharaan
50-200 mg/hari. Target denyut jantung istirahat dengan penyekat -adrenergik pada pasien
dengan angina tidak stabil adalah 50-60 denyut per menit tanpa adanya efek samping yang
membatasi dosis.1
Infark miokard akut: pengobatan dengan atenolol harus dimulai segera dengan dosis 2,5-5 mg
i. dengan lama pemberian 2-5 menit; bila ditoleransi, dapat diberikan setiap 2-10 menit dengan
dosis tambahan 2,5-5 mg i. dengan kecepatan pemberian yang sama sampai total dosis 10 mg
dalam waktu 10-15 menit. Terapi harus dihentikan bila efikasi terapeutik tercapai (misalnya,
melambatnya kecepatan ventrikular pada fibrilasi atrial) atau bila tekanan darah sistolik atau
denyut jantung sudah turun menjadi 100 mmHg atau 50 denyut per menit.
Terapi diteruskan dengan atenolol oral 50 mg yang diberikan 10 menit setelah total dosis i. 10
mg tercapai dan 50 mg lagi 12 jam kemudian. Atenolol oral diteruskan selama 6-9 hari (atau
sampai kontraindikasi [misalnya bradikardi atau hipotensi yang memerlukan pengobatan]
terbentuk atau pasien pulang) dengan dosis 100 mg/hari sebagai dosis tunggal atau terbagi 2.
Bila perlu, dosis oral dapat dikurangi menjadi 50 mg/hari.4
Fibrilasi atrial: untuk memperlambat respon ventrikular yang cepat setelah infark miokard akut
bila disfungsi ventrikular kiri dan AV blok tidak ada, atenolol diberikan i. infus 2,5-5 mg
dengan lama pemberian 2-5 menit bila perlu untuk mengontrol kecepatan ventrikular, dosis
total sampai 10 mg selama perioda waktu 10-15 menit. Terapi dihentikan bila efikasi
terapeutik tercapai atau tekanan darah turun sampai < 100 mm Hg atau denyut jantung pelan
sampai < 50 denyut per menit.
Untuk pengobatan takiaritmia supraventrikular lainnya (misalnya atrial flutter, junctional
tachycardia, ectopic tachycardia, multifocal atrial tachycardia, paroxysmal supraventricular
tachycardia [PSVT]) pada orang dewasa, atenolol secara i. infus perlahan dengan dosis 5 mg
(waktu pemberian 5 menit) telah digunakan. Bila aritmia menetap 10 menit setelah dosis
pertama dan dosis pertama ditoleransi, dosis kedua 5 mg telah diberikan dengan i.v infus
perlahan (selama 5 menit).1
Migrain: Walaupun dosis atenolol untuk pencegahan migrain belum ditetapkan, dosis biasa
yang efektif pada studi klinis adalah 100 mg per hari.4

Farmakologi
Onset : Puncak efek: Oral: 2-4 jam
Durasi: fungsi ginjal normal: 12-24 jamAbsorbsi : lengkap
Distribusi: Rendah lipophilicity; tidak melintasi sawar otak
Ikatan protein : 3% - 15%
Metabolisme: hepatik Terbatas
Waktu paruh : Neonatus: 35 jam, rata-rata: 16 jam
Anak-anak: 4,6 jam, anak-anak> 10 tahun mungkin lebih lama (> 5 jam) dibandingkan dengan
anak-anak 5-10 tahun (<5 jam)
Dewasa: fungsi ginjal normal: 6-9 jam, diperpanjang dengan gangguan ginjal, stadium akhir
penyakit ginjal: 15-35 jam
Ekskresi: Feses (50%), urin (40% sebagai obat tidak berubah)2

Stabilitas dan Penyimpanan


Tablet atenolol harus dilindungi dari panas, cahaya, dan lembab; disimpan pada wadah tertutup
rapat dan tahan cahaya pada temperatur 20-25C.Injeksi atenolol harus disimpan pada
temperatur kamar 20-25C dan dilindungi dari cahaya.4

Kontraindikasi
Asma, gagal jantung yang tidak terkontrol, angina Prinzmetal, bradikardi, hipotensi, sick sinus
syndrome, AV blok derajat dua atau tiga (second-or third-degree AV block).
Syok kardiogenik, asidosis metabolik, penyakit arteri perifer yang parah, phaeochromocytoma
(selain penggunaan bersamaan dengan penyekat a.4

Peringatan dan atau Perhatian


Penyekat tidak boleh diberikan kepada pasien dengan bronkospasme atau asma atau yang
mempunyai riwayat penyakit aliran udara obstruktif. Tetapi penyekat kardioselektif seperti
atenolol dapat diberikan dengan sangat hati-hati sekali bila pengobatan alternatif yang lain
tidak ada.Walaupun penyekat digunakan dalam menangani gagal jantung, obat ini tidak
boleh diberikan pada gagal jantung yang tidak terkontrol dan pengobatan dimulai dengan
sangat hati-hati.Pasien dengan pheochoromocytoma tidak boleh mendapatkan penyekat tanpa
pemberian terapi dengan penyekat a-adrenoreseptor bersamaan.
Penyekat dapat menutupi simptom hipertiroid dan hipotiroid. Psoriasis dapat diperparah.
Sakit dada telah dilaporkan pada pasien dengan angina Prinzmetal.
Pemberhentian penyekat secara tiba-tiba kadang-kadang telah dikaitkan dengan angina,
infark miokard, aritmia ventrikular, dan kematian. Pada pasien dengan pengobatan jangka
panjang, penyekat harus diberhentikan dalam periode 1- 2 minggu.
Selama waktu perioperatif penyekat dapat terus diberikan walaupun beberapa pendapat
menyarankan pemberhentian sementara dan perlahan-lahan. Bila penyekat tidak
diberhentikan sebelum anestesi, obat seperti atropin dapat diberikan untuk meningkatkan vagal
tone.Obat anestesi yang menyebabkan depresi miokard, seperti eter, siklopropan, dan
trikloroetilen sebaiknya dihindari.4
Pengaruh Terhadap Kehamilan Kategori D. Atenolol menembus plasenta. Atenolol dapat
membahayakan fetus bila diberikan ke ibu hamil. Tidak ada studi penggunaan atenolol pada
trimester pertama kehamilan dan kemungkinan bahaya ke fetus tidak diketahui.
Terapi atenolol yang dimulai pada trimester kedua kehamilan telah dikaitkan dengan bayi
dengan berat badan kecil untuk umurnya.
Atenolol telah digunakan secara efektif dibawah pengawasan ketat untuk hipertensi pada
trimester ketiga pada sejumlah terbatas ibu hamil dan ditoleransi dengan baik, dan ternyata
tidak ada efek yang tidak diinginkan pada fetusnya. Walau begitu, penggunaan atenolol dalam
jangka waktu yang lebih panjang dalam penanganan hipertensi yang yang ringan sampai
sedang pada ibu hamil telah dikaitkan dengan retardasi pertumbuhan dalam uterus.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menggunakan atenolol saat parturisi/melahirkan mungkin
berisiko untuk terjadi hipoglikemi dan bradikardi. Bila atenolol diberikan selama kehamilan
atau bila pasien hamil selama menerima obat, pasien harus diberitahu tentang bahaya ke
fetusnya.1
Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui Atenolol terdistribusi dalam ASI dengan konsentrasi 1,5-6,8
kali dari konsentrasi dalam serum ibu. Bayi-bayi yang ibunya menggunakan atenolol selama
menyusui dapat beresiko terjadi hipoglikemi dan efek samping -adrenergik lainnya (misalnya
bradikardi).
Oleh karena itu, atenolol harus digunakan dengan hati-hati pada ibu menyusui, bayinya harus
dimonitor untuk efek samping obat. Sebagai alternatif, penyekat -adrenergik yang
terdistribusi lebih sedikit dalam ASI (misalnya propanolol) dapat dipertimbangkan, tetapi harus
tetap berhati-hati.1
Pengaruh Terhadap Anak-anak Walaupun keamanan dan efikasi atenolol masih harus
ditetapkan pada anak, beberapa ahli merekomendasikan dosis atenolol untuk pediatrik
berdasarkan pengalaman klinis terbatas.
Untuk menurunkan tekanan darah pada anak, beberapa ahli menyarankan dosis awal 0,5-1
mg/kg/hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi dua. Dosis dapat dinaikkan bila perlu
sampai dosis maksimum 2 mg/kg (sampai dengan 100 mg)/hari.1

Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki

Efek ke jantung: bradikardi (3%); hipotensi; (AV) blok atrioventrikular derajat kedua atau tiga;
dan mempercepat parahnya gagal jantung, yang biasanya terjadi pada pasien yang sudah
mempunyai disfungsi ventrikular kiri.
Sick sinus syndrome telah dilaporkan; dinginnya kaki tangan (0-12%), postural hipotensi (2-
4%), dikaitkan dengan syncope); dan sakit kaki (0-3%).
Efek ke SSP: pusing, letih, depresi. Lesu, mengantuk, mimpi yang tidak biasa, dan vertigo
terjadi pada 3% pasien. Sakit kepala dan halusinasi juga telah dilaporkan.
Efek samping lain yang terlihat pada penggunaan penyekat beta dapat juga terjadi pada
penggunaan atenolol seperti gangguan penglihatan, disorientasi, gangguan memori jangka
pendek, emosi yang labil, psikosis, dan katatonia.
Efek ke saluran pencernaan: diare, mual (2-4%), dan mulut kering juga telah dilaporkan.
Efek endokrin: penggunaan penyekat -adrenergik pada pasien hipertensi meningkatkan resiko
( 28%) tipe 2 diabetes mellitus. Penyekat -adrenergik dapat menutupi tanda-tanda dan gejala
hipoglikemi (seperti palpitasi, tahikardi, tremor) dan memperkuat efek hipoglikemi yang
disebabkan oleh insulin.Efek samping yang lain: Ruam, eksaserbasi psoriasis, sindroma lupus,
mata kering, gangguan penglihatan, alopesia yang reversibel, penyakit Peyronie, antinuclear
antibodies (ANA), impoten, meningkatnya konsentrasi enzim liver dan bilirubin, purpura,
Fenomena Raynauld, dan trombositopenia juga telah dilaporkan.Reaksi alergi: demam, sakit
kerongkongan, spasme laring, dan respiratory distress.1

Interaksi
Interaksi dengan obat lain :
Reserpin: meningkatkan insiden hipotensi dan bradikardi, karena aktivitas reserpin
melenyapkan katekolamin.
Obat hipotensif lain (misalnya antagonis kalsium, hidralazin, metildopa): efek hipotensi aditif;
dosis harus disesuaikan bila diberikan bersamaan dengan atenolol.Klonidin: karena penyekat
-adrenergik dapat menyebabkan eksaserbasi rebound hypertension yang mungkin terjadi bila
terapi klonidin dihentikan, atenolol harus diberhentikan beberapa hari sebelum terapi klonidin
bila terapi klonidin harus diberhentikan pada pasien yang menerima atenolol dan klonidin
bersamaan.
Atenolol i. harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang baru mendapatkan obat lain
yang juga mempunyai efek inotropik negatif terhadap miokardium. Penggunaan atenolol
bersamaan dengan verapamil dapat mengakibatkan reaksi efek samping yang serius, terutama
pada p
asien-pasien dengan kardiomiopati yang parah, gagal jantung, atau yang baru menderita infark
miokard.
NSAID: pengunaan inhibitor siklooksigenase (misalnya indometasin) dapat menurunkan efek
hipotensif dari penyekat -adrenergik.1

Interaksi dengan makanan :


Konsentrasi serum Atenolol akan menurun jika digunakan bersama makanan.2

Monitoring Pasien
Pengobatan jantung akut: Monitor EKG dan tekanan darah dengan i.v administrasi, denyut
jantung dan tekanan darah dengan pemberian oral.2

Monitoring Pasien
Pengobatan jantung akut: Monitor EKG dan tekanan darah dengan i.v administrasi, denyut
jantung dan tekanan darah dengan pemberian oral.2

Anda mungkin juga menyukai