Mata
Robby Armando
Amalia Dewi Ramdani
Eva Herlina Sagala
Yohanes Susanto
Pengertian tetes mata
FI III ; 10
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi
digunakan pada mata dengan cara meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak mata atau bola mata.
Scoville’s ; 231
Larutan mata merupakan cairan steril atau larutan berminyak
dari alkaloid, garam-garam alkaloid, antibiotik atau bahan-bahan
lain yang ditujukan untuk dimasukkan kedalam mata. Ketika
cairan, larutan harus isotonis larutan mata digunakan untuk
antibakterial, anestetik, midriatik, miotik atau maksud diagnosa
larutan ini disebut juga tetes mata dan collyria (singular
collyrium).
Syarat-syarat sediaan mata
Faktor- faktor dibawah ini sangat penting dalam pembuatan sediaan mata :
• Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan. Sterilitas akhir dari
collyrium (tetes mata) dan adanya bahan antimikroba untuk menahan
pertumbuhan dari suatu organisme yang ada selama penggunaan sediaan
• Isotonisitas dari larutan
• Kesesuaian pH dari pembawa untuk menjamin stabilitas optimum
Mata manusia adalah organ yang sangat sensitif, mata itu bereaksi secara cepat
terhadap tiap perubahan dari lingkungan. Untuk alasan ini, larutan yang
digunakan pada mata seperti suspensi dan salep harus disiapkan dengan
perawatan yang sangat teliti. Persyaratan yang harus dipertimbangkan pada
sediaan dikontrol dari produk sediaan mata :
• Sterilitas
• Kejernihan
• Buffer
• pH
• Tonisitas
• Pengawet
• Zat tambahan
• Kekentalan
• Pengemasan
• Stabilitas
Keuntungan dan kerugian tetes mata
Kelebihan :
• Tidak mengganggu penglihatan ketika digunakan
• USP XXI menggambarkan larutan mata, dengan definisi semua bahan-
bahan adalah lengkap dalam larutan, keseragaman tidak menjadi
masalah, hanya sedikit pengaruh sifat fisika dengan tujuan ini
• Salep mata umumnya menghasilkan bentuk yang lebih besar daripada
larutan berair
Kekurangan :
Kerugian yang prinsipil dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif
singkat antara obat dan permukaan yang terabsorpsi
Komposisi tetes mata
Tetes mata berair umumnya dibuat menggunakan cairan pembawa
berair yang mengandung zat pengawet terutama fenil raksa (II) nitrat
atau fenil raksi (II), asetat 0,002%, benzolkonium klorida 0,01 atau
klorheksidine asetat 0,01%, yang pemilihannya didasarkan atas
ketercampuran zat pengawet terhadap obat yang terkandung
didalamnya selama waktu tetes mata itu dimungkinkan untuk
digunakan.
Dom Cooper ; 184
Disamping bahan obat, tetes mata dapat mengandung sejumlah bahan
tambahan untuk mempertahankan potensinya dan mencegah
kemunduran zat aktifnya. Antara lain dapat mengandung hal-hal
sebagai berikut :
Lanjutan ....
• Pengawet. Pada dasarnya dimaksudkan untuk mencegah perkembangan mikroorganisme
yang dapat ada selama penggunaan tetes mata. Larutan untuk tetes mata menggunakan
feril merkuri, nitrat, fenil etil alkohol dan benzol konium klorida.
• Pengaturan isotonisitas dengan sekresi laknimal. Secara normal digunakan untuk mengatur
tekanan osmotik yang cocok dari larutan tetes mata, namun dalam beberapa kasus bahan
obat membuat larutan hipertonis, seperti tetes mata sulfisetanid, mata dapat sedikit
bertoleransi pada variasi yang luas dalam tekanan osmotik dari larutan mata tapi ini biasa
dan mungkin untuk mengaturnya menjadi isotonis dengan sekresi lakrimal.
• Oksidasi bahan obat. Banyak obat mata dengan mudah dioksidasi dan biasanya dalam
suatu kasus, dimasukkan setelah pereduksi natrium metabisulfit dalam konsentrasi 0,1%
sering digunakan untuk tujuan ini. Digunakan untuk contoh dalam tetes mata BDS dari
fisostigmin, fenilefrin dan sulfatamia.
• Konsentrasi ion hidrogen. Perlu suatu konsentrasi ion H+ yang stabil dan beberapa larutan
buffer umumnya digunakan. Contoh dari penggunaan bahan pendapar Na sitrat digunakan
dalam tetes mata perilefrin. Asam borat dan boraks dalam tetes mata dari krednisolon Na
sulfat.
• Bahan pengkhelat. Ketika ion logam dapat menyebabkan peruraian dari bahan obat dalam
larutan. Suatu bahan pengkhelat yang mengikat ion-ion dalam kompleks organik akan
memberikan perlindungan Na EDTA adalah satu dari bahan pengkhelat terbaik yang
dikenal.
• Viskositas. Untuk menghasilkan larutan kental yang akan memperpanjang aksi dari larutan
mata untuk penahanan yang lebih lama dalam kontak dengan permukaan mata, bahan
pengental digunakan yaitu metil selulosa 1% telah digunakan untuk tujuan ini.
Bahan tambahan tetes mata
1. Pengawet
Sebagaimana yang telah dikatakan, ada bahan untuk mencegah perkembangan mikroorganisme
yang mungkin terdapat selama penggunaan tetes mata. Larutan untuk tetes mata khusus, yang
paling banyak tetes mata dan yang lain menggunakan fenil merkuri nitrat, fenil etil alcohol dan
benzalkonium klorida.
2. Isotonisitas dengan Sekresi Lakrimal
NaCl normalnya digunakan untuk mencapai tekanan osmotik yang sesui dengan larutan tetes
mata.
3. Oksidasi Obat
Banyak obat mata dengan segera dioksidasi dan biasanya dalam beberapa kasus termasuk
bahan pereduksi. Natrium metasulfit dalam konsentrasi 0,1% umumnya digunakan untuk
tujuan ini.
4. Konsentrasi Ion Hidrogen
Butuh untuk kestabilan konsentrasi ion hidrogen, dan beberapa buffer telah digambarkan.
Sodium sitrat digunakan dalam tetes mata fenilefrin.
5. Bahan Pengkhelat
Ketika ion-ion dan logam berat dapat menyebabkan peruraian obat dalam larutan digunakan
bahan pengkhelat yang mengikat ion dalam kompleks organik, akan memberikan perlindungan.
Na2EDTA, satu yang paling dikenal sebagai pengkhelat.
6. Viskositas
Untuk menyiapkan larutan kental dengan memberi aksi yang lama pada larutan mata dengan
tetap kontak lebih lama pada permukaan mata, bahan pengental dapat digunakan,
metilselulosa 1% telah digunakan untuk tujuan ini.
Prosedur pembuatan tetes mata
Dalam pembuatan sediaan tetes mata ada beberapa tahapan yang
dilakukan yaitu pertama melakukan kalibrasi botol sebagai wadah
sediaan. Kemudian alat – alat praktikum yang akan digunakan
disterilkan ke dalam oven dengan suhu 121ᵒC selama 15 menit.
Dilanjutkan dengan Mensterilkan bahan yang dibutuhkan dengan
memasukkannya ke dalam oven suhu 45ᵒC selama 15 menit.
Bahan aktif yang digunakan yaitu dexamethasoni ditimbang sebanyak
50 mg dan dilarutkan dalam 50 ml API (Aqua Pro Injectione) untuk
pengenceran, lalu diambil 1,2 ml dimasukkan dalam beaker glass.
Kemudian Ditimbang NaCl 89 mg, Asam Sitrat 200 mg, Natrium Fosfat
490 mg, dan dilarutkan masing masing bahan yang ditimbang dengan
API qs ad larut dan dimasukkan kedalam hasil pelarutan
dexamethasone. Selanjutnya diambil Metil Merkuri 1 tetes, di
teteskan kedalam campuran sampai homogeny dan dimasukkan hasil
campuran kedalam botol tetes samba disaring serta ditambahkan API
ad 10 ml
Parameter tetes mata yang baik
1. Kejernihan
Larutan mata haruslah bebas dari partikel asing dan jernih secara normal yang diperoleh dengan
filtrasi, pentingnya peralatan filtrasi dan tercuci baik sehingga bahan-bahan partikulat tidak
dikontribusikan untuk larutan dengan desain peralatan untuk menghilangkannya. Pengerjaan
penampilan dalam lingkungan bersih.
Penggunaan Laminar Air Flow akan memberikan kebersamaan untuk penyiapan larutan jernih bebas
partikel asing. Dalam beberapa permasalahan, kejernihan dan strerilitas dilakukan dalam langkah
filtrasi yang sama. Ini penting untuk menyadari bahwa larutan jernih sama fungsinya untuk
pembersihan wadah dan tutup. Keduanya, wadah dan tutup harus bersih, steril dan tidak
tertumpahkan. Wadah dan tutup tidak membawa partikel dalam larutan selama kontak lama
sepanjang penyimpanan. Normalnya dilakukan test sterilitas.
2. Stabilitas
Stabilitas obat dalam larutan, seperti produk tergantung pada sifat kimia bahan obat,pH produk,
metode penyimpanan (khususnya penggunaan suhu), zat tambahan larutan dan tipe pengemasan.
3. Tonisitas
Tonisitas berarti tekanan yang diberikan oleh garam-garam dalam larutan berair, larutan mata adalah
isotonik dengan larutan lain ketika magnefudosifat koligatif larutan adalah sama. larutan mata
dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya sama dengan 0,9% laritan NaCl.
Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas daripada suatu waktu yang diusulkan. Maka
biasanya dapat mentoleransi larutan sama untuk range 0,5%-1,8% NaCl. Memberikan pilihan,
isotonisitas selalu dikehendaki dan khususnya penting dalam larutan intraokuler. Namun demikian, ini
tidak dibutuhkan ketika total stabilitas produk dipertimbangkan.
Lanjutan....
4. Viskositas
USP mengizinkan penggunaan bahan pengkhelat viskositas untuk memperpanjang lama
kontak dalam mata dan untuk absorpsi obat dan aktivitasnya. Bahan-bahan seperti
metilselulosa, polivinil alkohol dan hidroksi metil selulosa ditambahkan secara berkala untuk
meningkatkan viskositas. Para peneliti telah mempelajari efek peningkatan viskositas dalam
waktu kontak dalam mata. Umumnya viskositas meningkat 25-50 cps range yang signifikan
meningkat lama kontak dalam mata.
5. Tambahan (Additives)
Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata diperbolehkan, namun demikian
pemilihan dalam jumlah tertentu. Antioksidan, khususnya Natrium Bisulfat atau metabisulfat,
digunakan dengan konsentrasi sampai 0,3%, khususnya dalam larutan yang mengandung
garam epinefrin. Antioksidan lain seperti asam askorbat atau asetilsistein juga digunakan.
Antioksidan berefek sebagai penstabil untuk meminimalkan oksidasi epinefrin.
Evaluasi obat tetes mata
• Sterilitas : Dimana harus memenuhi persyaratan uji sterilitas.
• Kejernihan : Menggunakan alat khusus, hingga tidak terlihat partikel asing.
• Volume : Dimana volume isi dari setiap netto wadah harus lebih sedikit dari
volume yang ditetapkan.
• Stabilitas bahan aktif : Harus dipastikan bahwa bahan aktif stabil pada
proses pembuatan khususnya pada proses sterilisasi dan stabil pada waktu
penyimpanan sampai waktu tertentu.
• Kemampuan difusi bahan aktif dari sediaan : Sesuai dengan bahasan
tentag pengaruh pH terhadap penetrasi bahan aktif dalam sediaan
merupakan hal yang sangat penting .
• Evaluasi terhadap kemampuan difusi bahan aktif dari sediaan OTM
berlangsung beberapa tahap: Kemampuan perubahan pH sediaan OTM
sebagai akibat penambahan sejumlah volume tertentu larutan pH 7.4,
kecepatan difusi bahan aktif dari sediaan, kecepatan difusi bahan aktif dari
sediaan setelah penambahan sejumlah volume tertentu larutan dengan pH
7.4
Bentuk sediaan tetes mata
• Tetes mata single dose
Obat jenis ini merupakan obat tetes mata tanpa pengawet. Kemasannya
berbentuk botol-botol kecil dalam untaian, yang jika akan digunakan,
untaian tersebut dipatahkan dan tutup botol dapat ditutup kembali.
Sediaan ini memiliki 12 tetes tiap botolnya dan setelah kemasan dibuka
dapat digunakan paling lama 3 hari setelah kemasan dibuka
(Rekomendasi Manufactur).
>> Keuntungan
1. Dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam
air yang ekuivalen.
2. Onset dan waktu puncak absorbsi yang lebih lama.
3. Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi.
>> Kerugian
1. Dapat menggangu pengelihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur.
2. Dari tempat kerjanya yaitu bekerja pada kelopak mata, kelenjar sebasea,
konjungtiva, kornea dan iris.
Basis salep mata
Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus
memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi
cairan mata. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang
mendakati suhu tubuh. Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan
cairan petrolatum (minyak mineral) dimanfaatkan sebagai dasar salep mata.
Kadang-kadang zat yang bercampur dengan air seprti lanolin ditambahkan
kedalamnya. Hal ini memungkinkan air dan obat yang tidak larut dalam air
bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989) hal 562.
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar
absorpsi atau dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata
harus halus, dan enak dalam mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka,
Harus steril dan diperlukan syarat-syarat yang lebih teliti maka harus dibuat
dengan seksama. Syarat oculenta adalah:
1. Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar.
2. Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan
obat tersebar dengan perantaraan air mata.
3. Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan.
4. Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril (Anief, 2000, hal:
117).
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata