PENDAHULUAN
TBC
dan
termasuk
pendataan
penyakit
dilakukan
menular
selama
berbahaya
nomor
satu
tiga
tahun
penyebab
pertriwulan.
kematian.
"Untuk wilayah Jawa Barat, Kota Bogor masuk 10 besar jumlah penderita TBC. Tapi untuk
tingkat kontribusi penderita, Kota Bogor masih rendah karena cakupan luas daerah Kota Bogor
tidak begitu luas. Penyakit TBC saat ini kebanyakan menyerang usia produktif yakni dari usia 14
hingga 54 tahun. Pada evaluasi program TB Paru 2010, kemajuan pengobatan sudah 81 persen.
Artinya sekitar 81 persen penderita sudah tertangani pengobatannya secara menyeluruh.
Diharapkan dengan pengobatan secara berkelanjutan dapat menekan angka jumlah penderita
TBC di Kota Bogor. Karena dari hasil evaluasi Program TB Paru 2011 pada dua triwulan ini,
Dinkes mencatat sudah ada 507 orang positif dari 3.850 suspek yang berhasil didata petugas.
Sedangkan TBC di Depok dari data berdasarkan hasil survei Depkes untuk wilayah Kota
Depok tahun 2009 ditemukan 107 orang penderita TBC dari 100.000 penduduk. Dengan
pertumbuhan penduduk Depok yang berjumlah 1,7 juta jiwa, maka diperkirakan terdapat sekitar
1.500 orang penderita TBC di Kota Depok. Demikian dikemukakan dr Ani Rubiani MKes
Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P-PL)
Dinkes Depok, di ruang kerjanya, Kamis (13/1).
Dari jumlah penderita TBC tersebut, baru ditemukan 625 orang di tahun 2010, atau sekitar
41,6% ungkapnya. Ani menambahkan penderita TBC yang baru harus ditemukan dan
menggiring mereka untuk segera berobat.
Lebih lanjut, sejak tahun 1995 pemerintah telah bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia
(WHO) dalam upaya mencegah meluasnya penyakit TBC. Kesepakatan kerjasama tersebut telah
menghasilkan sebuah program yang bernama Directly Observed Treatment Shortcource
(DOTS).
Pengertian DOTS adalah pengawasan langsung menelan obat jangka pendek setiap hari oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO). Tujuan utamanya adalah mencapai angka kesembuhan yang
tinggi, mencegah putus obat dan mencegah resistensi obat bagi penderita TBC ungkap Ani.
Untuk Kota Depok, Ani mengatakan 32 puskesmas telah melaksanakan program TBC dengan
strategi DOTS.
kelompok dan penyuluhan dengan media massa selain dilakukan oleh tenaga kesehatan, juga
oleh para mitra dari berbagai sektor, termasuk kalangan media massa.
BAB II
LANDASAN TEORI
tuberculosis
yang
ditandai
dengan
pembentukan
Gejala
Gejala sistemik/umum
o
Gejala khusus
o
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Rontgen
Uji
tuberkulin
1.
Pembengkakan
(Indurasi)
04mm,uji
mantoux
negatif.
2.
Pembengkakan
(Indurasi)
teknik,
reaksi
silang
dengan
Pembengkakan
(Indurasi)
Mikobakterium
tuberkulosa.
Pemeriksaan radiologis dapat memperkuat diagnosis, karena lebih 95% infeksi primer
terjadi di paru-paru maka secara rutin foto thorax harus dilakukan. Ditemukannya kuman
Mikobakterium tuberkulosa dari kultur merupakan diagnostik TBC yang positif, namun tidak
mudah untuk menemukannya.
Klasifikasi TBC (menurut The American Thoracic Society, 1981)
Klasifikasi 0
Klasifikasi I
I
Klasifikasi
I
V
Klasifikasi V Dicurigai TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak
sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lainlain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan
dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak
mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan
tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Obat
Dosis
harian Dosis
2x/minggu Dosis
3x/minggu
(mg/kgbb/hari)
(mg/kgbb/hari)
(mg/kgbb/hari)
INH
Rifampisin
Pirazinamid
15-40 (maks. 2 g)
50-70 (maks. 4 g)
15-30 (maks. 3 g)
Etambutol
50 (maks. 2,5 g)
Streptomisin
15-40 (maks. 1 g)
DOTS atau kependekan dari Directly Observed Treatment, Short-course adalah strategi
penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan
startegi DOTS, maka proses penyembuhan TBC dapat secara cepat. DOTS menekankan
pentingnya pengawasan terhadap penderita TBC agar menelan obatnya secara teratur sesuai
ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang
tinggi, bisa sampai 95 %. Startegi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk
menanggulangi
Strategi
TBC.
DOTS
terdiri
dari
komponen,
yaitu
Diagnosis
penyakit
TBC
melalui
pemeriksaan
dahak
secara
mikroskopis.
3. Pengobatan TBC dengan paduan obat anti-TBC jangka pendek, diawasi secara langsung oleh
PMO
(Pengawas
4.
Tersedianya
5.
Pencatatan
paduan
dan
obat
pelaporan
Menelan
anti-TBC
mengenai
jangka
Obat).
pendek
penderita
TBC
secara
sesuai
konsisten.
standar.
Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling cost effective.
Bangladesh : Dengan strategi DOTS, angka kesembuhan mampu mencapai sekitar 80 %.
Maldives : Angka kesembuhan mencapai angka sekitar 85 % berkat strategi DOTS.
Nepal : Setelah menggunakan DOTS, angka kesembuhan mencapai 85 % (sebelumnya hanya
mencapai
50
%).
a) Persyaratan PMO
Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui baik oleh petugas kesehatan maupun
penderita. Selain itu harus disegani dan dihormati oleh penderita.
Seseorang yang tinggal dekat dengan penderita
Bersedia membantu penderita dengan sukarela.
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan penderita.
b) Siapa yang bisa jadi PMO
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa , Perawat , Pekarya
Sanitarian , juru imunisasi dll . Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO
dapat berasal dari kader Kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK atau tokoh masyarakat lainnya
atau anggota keluarga.
c) Tugas Sorang PMO
Mengawasi penderita TBC agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.
Memberi dorongan kepada penderita agar mau berobat teratur.
Mengingatkan penderita untuk pemeriksa ulang dahak pada waktu waktu yang telah
ditentukan.
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TBC yang mempunyai gejalagejala tersangka TBC untuk segera memeriksakan diri ke unit Pelayanan kesehatan.
Catatan
Tugas seorang PMO bukanlah untukmengganti kewajiban penderita mengambil obat dari unit
pelayanan kesehatan
d) Informasi penting yang perlu difahami PMO untuk disampaikan
TBC bukan penyakit keturunan atau kutukan.
TBC dapat disembuhkan dengan berobat teratur.
Tata laksana pengobatan penderita pada Tahap intensif dan lanjutan.
Pentingnya berobat secara teratur karena itu pengobatan perlu diawasi.
Efek samping obat dan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi efek samping tersebut.
Cara penularan dan mencegah penularan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Aspek CHOP
Kegiatan : Penyuluhan TB Paru dan Rumah Sehat
Waktu & tempat :
Hari/tanggal :
Tujuan penyuluhan :
1. Menjelaskan mengenai apa itu TB Paru dan apa penyebabnya
2. Menjelaskan bagaimana cara penularan TB Paru
3. Menjelaskan pencegahan serta pengobatan yang harus dilakukan pada orang yang
mengidap TB Paru
4. Menjelaskan tempat rumah sehat sebagai salah satu pencegahan TB Paru
3.1.1. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga, bapak-bapak, serta kader yang
mendampingi yang diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan pengertian TBC
b. Menjelaskan penyebab TBC
c. Menjelaskan bagaimana penularan TBC
d. Menjelaskan tanda dan gejala TBC
e. Menjelaskan pengobatan TBC
f.
muka dengan sasaran yaitu, kunjungan rumah. Kunjungan rumah yang kami lakukan ini
merupakan suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan masyarakat sasaran dan
keluarganya di tempat biasa mereka berkumpul.
Suasana saat berlangsungnya penyuluhan yang telah kami lakukan, cukup kondusif dan para
warga khususnya ibu-ibu bisa diajak bekerjasama. Para peserta pun sangat antusias dalam
kegiatan ini, dan mereka tidak segan untuk bertanya serta berbagi pengalaman mengenai TB
Paru.
3.1.4 Media
1. Poster, yang merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan untuk
mempengaruhi seseorang agar tertarik pada sesuatu, atau mempengaruhi agar seseorang
bertindak akan sesuatu hal.Poster poster yang kami gunakan, ada yang berasal dari
dinas kesehatan berupa poster cetak, dan juga poster yang kami buat sendiri sebagai
tambahan. Adapun poster-poster yang kami tampilkan, berisi tentang dasar-dasar TB
Paru sampai dengan pengobatan serta pencegahannya.
2. Leaflet. Leaflet merupakan selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat
yang singkat, padat, mudah dimengerti dan terdiri dari gambar-gambar sederhana. Dalam
kegiatan penyuluhan kami membagi-bagikan leaflet kepada para warga dengan tujuan
memberikan keterangan singkat atau inti dari topik yang menjadi bahan penyuluhan.
3. Power point. Selain menggunakan poster dan juga leaflet, kami menggunakan media
presentasi power point untuk penyuluhan. Namun karena tidak tersedianya LCD
Projector, presentasi dengan menggunakan power point ini, tidak bisa dilaksanakan.
Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Waktu
Penyuluh
Audience
Media
Kegiatan
Pembukaan
5 Menit
Mengucapkan
Salam
Memperkenalkan
Menjawab
Kata-
Salam
Kata/
Mendengarkan
kalimat
Diri
Pelaksanaan
20
menit
tujuan
Menyampaikan
pokok bahasan
yang
Kontrak waktu
jelas
Mendengarkan
Poster
dan menyimak
Leaflet
Bertanya
penyebab TBC
Menjelaskan
dan
bagaimana
dimengerti
Menjelaskan tanda
Menjelaskan
Menjelaskan
pencegahan TBC
2. Tanya jawab
kurang
mengenai hal-hal
pengobatan TBC
dan
Menjelaskan
Menjelaskan
penularan TBC
mengenai
perkenalan
pengertian TBC
Bertanya
pokok materi
1. 1. Penyampaian materi
Menyampaikan
tentang
dan menyimak
Memberikan
kesempatan kepada
peserta
bertanya
untuk
belum
Penutup
10
1. 1. Evaluasi dengan
Menit
pertanyaan
sederhana:
Menjelaskan kembali
tentang
pengertian
TBC
Menjelaskan kembali
tentang
tanda
dan
gejala TBC
Menjelaskan kembali
tentang
pencegahan
TBC
2.
Menyampaikan
kesimpulan materi
3. Mengakhiri pertemuan
dan mengucapkan salam
Evaluasi
Prosedur
Jenis Tes
Butir-butir pertanyaan:
dapat
menjawab tentang
memberikan pertanyaan
Sasaran
yang
diajukan
Mendengarkan
Memperhatikan
Menjawab Salam
Kata-kata/
Kalimat
Untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik, sangat dibutuhkan komunikasi yang baik.
berkomunikasi. Begitu juga pengalaman yang kita terima saat ini akan mempengaruhi
respon kita terhadap komunikasi di masa yang akan datang.
Book et al (1980), menyatakan bahwa konsep komunikasi sebagai suatu proses
membantu kita memahami dan mengatasi hambatan komunikasi, karena hal itu
mengingatkan kita bahwa apa yang dibawa dan diperoleh seseorang pada peristiwa
komunikasi adalah berbeda. Prinsip proses tersebut juga menjadi cacatan bagi kita bahwa
komunikasi bersifat mengalir.
3.4.4 Komunikasi sebagai suatu proses transaksional dan simbolik melalui :
Penegakan kontak antar manusia
Tukar menukar informasi
Memantapkan sikap dan perilaku orang lain
Mengubah sikap dan perilaku orang lain
Sifat transaksional maksudnya adalah semua orang ikut mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh komunikasi, dan juga hubungan mereka dalam interaksi tersebut.
Dean Barnlun melukiskan proses komunikasi sebagai sesuatu yang berkembang, dinamis,
sinambung, sirkular, tak dapat diulang, tak dapat dibalikkan, dan kompleks.
Sebagai suatu proses, komunikasi tidak memiliki titik bertolak, tanpa hentinya
komunikasi meliput interpretasi personal, pertukaran sosial, persepsi publik.
3.4.5 Unsur-unsur Komunikasi
Sumber
Yang biasa disebut sebagai komunikator, bisa berubah orang perorangan, maupun berupa
suatu organisasi komunikasi yang terdiri dari beberapa orang.
Pesan
Disebut juga content, dapat berwujud tinta di atas kertas, suara, getaran arus listrik,
lambaian tangan, kibaran bendera ataupun tanda-tanda lain yang memiliki arti
Penerima
Dari respon inilah bisa diketahui apakah pesan telah disampaikan secara benar, dan apa
respon penerima terhadap pesan yang dimaksudkan.
Kembangkan suatu idea atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan. Bila
terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan khalayak sasaran dan mereka akan mudah
melupakan pesan tersebut.
b. Clarify the massage
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi
yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh
sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.
c. Create trust
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Katakanlah masyarakat percaya cuci
tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit, dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun
terjangkau dan mudah didapat didekat tempat tinggalnya.
d. Communicate a benefit
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Khalayak sasaran termotivasi minum obat
dengan disiplin misalnya, karena mereka akan memperoleh keuntungan yaitu memperkecil
faktor resiko penularan terhadap keluarga lain atau mempekecil kekambuhan bagi pasien itu
sendiri.
e. Consistency
Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama dimedia apapaun secara
berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan tetap sama.
f. Cater to the heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak
hanya sekedar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-nilai emosi dan
membangkitkan kebutuhan nyata.
g. Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khalayak sasaran untuk bertindak sesuatu.
Ayo, buang dahak ditempat yang telah disediakan oleh petugas kesehatan agar tidak menulari
orang - orang yang disayangi adalah contoh ungkapan yang memotivasi kearah suatu tindakan.
2. HIMBAUAN DALAM PESAN
Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain, atau pesan itu untuk
menghimbau khalayak sasaran agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan kita.
a. Himbauan Rasional
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional. Contoh
pesan Datanglah ke Puskesmas jika terdapat gejala-gejala penyakit TBC. Untuk men-Deteksi
awal dari penyakit berbahaya para keluarga mengerti pesan itu, namun kadang tidak bertindak
karena keraguan.
b. Himbauan Emosional
Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih didasarkan pada emosi daripada hasil
pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan imbauan
emosional sering lebih berhasil dibanding dengan imbauan dengan bahasa rasional.
c. Himbauan Ketakutan
Penggunaan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan harus digunakan secara
berhati-hati. Ada sebagian orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan
imbauan semacam ini, tetapi sebaliknya kelompok orang yang memiliki tingkat kecemasan
tinggi, pesan semacam ini akan lebih efektif.
d. Himbauan Ganjaran
Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan
diinginkan oleh si penerima pesan. Teknik semacam ini dirasa cukup masuk akal, karena pada
kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh imbalan
(terutama materi) yang cukup.
e. Himbauan Motivasional
Pesan ini dengan menggunakan bahasa imbauan motivasi yang menyentuh kondisi internal diri si
penerima pesan. Manusia dapat digerakkan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar,
haus, keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasih sayang, keagamaan,
prestasi, dll
Bentuk Komunikasi
1. Interpersonal Communication (face to face comm),
Bentuk komunikasi yang paling efektif karena antara komunikan dan komunikator dapat
langsung tatap muka
Stimulus dapat langsung di respon
Media : bahasa lisan / tulisan
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dengan dilaksanakannya field study pada Selasa,11 Desember 2012 di Sukmajaya,
Depok , banyak manfaat yang bisa kami dapatkan. Salah satu diantaranya kami bisa lebih
mengerti akan pentingnya kesehatan dan lingkungan tempat tinggal.
Pelaksanaan kesehatan dan lingkungan tempat tinggal dimulai dengan tindakan preventif
yang meliputi tindakan pencegahan dalam upaya pemberantasan TBC dan Merokok yang
dilakukan dalam penyuluhan TBC kali ini. Selain itu menanamkan prinsip akan pentingnya
kesehatan dan lingkungan tempat tinggal guna menyadarkan diri sendiri maupun orang lain
dengan melakukan penyuluhan TBC yang meliputi tata laksana dari penyuluhan TBC yaitu
DOTS dan juga bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan baik bagi orang yang sudah
terkena TBC maupun dalam upaya untuk membrantas TBC.
Sebagai calon dokter, setelah kegiatan ini kami juga dapat lebih mengerti dan memahami
kondisi langsung bagaimana keadaan kesehatan tempat tinggal tersebut serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit akibat dari TBC. Dengan begitu, kami dapat lebih
memahami bagaimana tindakan yang harus dilakukan jika menjadi seorang dokter keluarga.
4.2 Saran
Adapaun saran yang mungkin kami masukkan adalah upaya warga baik ibu-ibu dan bapakbapak agar mau menyadari akan pentingnya kesehatan diri dan juga memperbaiki keadaan di
sekitar lingkungan rumah yang padat penduduk dengan mengikuti langkah rumah sehat dengan
memperbaiki ventilasi udara, memantau atau memberitahu salah satu keluarga bila memang
benar ada yang terkena infeksi Mycobacterium tuberculosa dan melakukan vaksin bagi bayibayi. Tak lupa dengan makanan 4 sehat 5 sempurna.