Anda di halaman 1dari 11

SELF AWARENESS DAN HELPING RELATIONSHIP

KOMUNIKASI DALAM KEPERWATAN


(Dewi Eka Putri,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kep.J)

KELOMPOK 1 :
PUTRI GHINA HANISA NIM.2011316001
ARSIL RASYID AMANDA NIM.2011316002
NADYA PUTRI NIM.2011316003
CHYNTIA FULMI YOLANDA NIM.2011316004
AULIYA FAIZAH LIHAYATI NIM.2011316005
PUTERI NABILLA NIM.2011316006

S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Konsep diri adalah konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk
mengerti perilaku dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta
lingkungannya. Konsep ide adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep
diri berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan
membedakan orang lain. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus
dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh
dan unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya dan
dirinya sendiri. Setiap individu berbeda dalam mengimplementasikan stimulus
dalam lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan
dirinya sendiri dan orang lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan
konsep diridipengaruhi oleh pengalaman interpersonal dan cultural yang
memberikan perasaan positif, memahami kompetensi pada area yang bernilai bagi
individu dan dipelajari melalui akumulasi kontak-kontak social dan pengalaman
dengan orang lain.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku,
artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan
kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan.
Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja
mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri
merupakan cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi
kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun
lingkungan terdekatnya.

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana self awareness dan helping
relationship dalam hubungan interpersonal
C. manfaat
Untuk menambah wawasan bagi pembaca dalam memahami self awareness dan
helping relationship dalam hubungan interpersonal
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Self Awareness dan Helping Relationship

1. Pengertian
self berarti diri. Self disini berisi pola pengamatan dan penilaian yang sadar
terhadap diri sendiri baik sebagai subyek maupun obyek. Sedangkan
Awareness adalah kesadaran, keadaan, kesiagaan, kesediaan, atau
mengetahui sesuatu kedalam pengenalan atau pemahaman peristiwa-
peristiwa lingkungan atau kejadian-kejadian internal.
Maslow dalam teorinya humanistic mengemukakan bahwa kesadaran diri
adalah mengerti dan memahami siapa diri kita yang sebenarnya, bagaimana
menjadi diri sendiri, potensi apa yang kita miliki, gaya apa yang dimiliki,
apa langkah- langkah yang harus diambil, apa yang dirasakan, nilai-nilai apa
yang diyakini, dan kearah menuju kearah mana perkembangan yang
dirasakan.
Kesadaran diri merupakan keadaan dimana seseorang dapat memahami
dirinya sendiri dengan benar adanya (Mendatu, 2010). Seseorang yang
memiliki kesadaran diri haruslah memahami mood dan emosi yang sedang
dirasakannya, bersifat kritis terhadap informasi mengenai dirinya sendiri,
dan sadar tentang dirinya secara nyata. Dessler pada tahun 1997
mengemukakan bahwa arti penting dari sumber daya manusia itu sendiri
terhadap suatu organisasi terletak pada kesadaran diri manusia untuk
berkreasi secara positif terhadap sasaran pekerjaan atau kegiatan yang
mengarah pada pencapaian organisasi tersebut.

B. Self Awareness dalam hubungan interpersonal


1) Kesadaran diri
Menurut Brigham (1991)Kesdaran diri terdiri dari dua jenis yaitu:

a) Kesadaran diri pribadi (private self awareness)


Berfokus pada aspek yang relative pada diri seperti mood, persepsi
dan perasaan. Orang yang memiliki kesadaran jenis ini yang
dominan akan lebih cepat memproses informasi yang mengacu pada
dirinya dan memiliki gambaran tentang diri sendiri yang lebih
konsisten.
b) Kesadaran diri publik (public self awareness)
Perhatian diarahkan pada aspek tentang diri yang tampak atau
kelihatan pada orang lain seperti penampilan dan tindakan social.
Orang yang memiliki kesadaran

2) Eksplorasi perasaan
Eksplorasi adalah tehnik untuk menggali perasaan ,pikiran dan
pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien
menyimpan rahasia batin, menutup diri atau tidak  mampu
mengemukakan pendapatnya. Dengan tehnik ini memungkinkan klien
untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan
yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain ,
dimana eksplorasi perasaan membantu seseorang untuk
mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat
berpengaruh.ini menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif
yang komplit dan sikap yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai
seseorang adalah tidak responsif, kesalahan, mudah ditemui, tidak
mengenai orang tertentu dimana mutu hubungan therapeutic perawat
sangat terbuka, sadar dan kontrol diri, akal, perasaan dimana dapat
membantu pasien.(Arwani,2002)

3) Kemampuan menjadi model


Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan
obat, hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi
hubungannya dengan klien, Perawat mungkin menolak dan
mengatakan ia dapat memisahkan hubungan profesional dengan
kehidupan pribadi. Hal ini tidak mungkin pada asuhan kesehatan jiwa
karena perawat memakai dirinya secara terapeutik dalam menolong
klien. Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan
memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi oleh konflik,
distres atau pengingkaran dan memperlihatkan perkembangan serta
adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan bertanggung jawab atas
perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.(Hamid,1996)

4) Panggilan jiwa
Perawat harus dapat menjawab, helper yang baik harus interes dengan
orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia
tersebut. Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya
membutuhkan kepuasan dan penyelesaian dari kerja yang dilakukan.
Tujuannya mempertahankan keseimbangan antara kedua kebutuhan
tersebut. Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain
tanpa memperhatikan diri sendiri.

5) Etika dan Tanggung jawab


Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan
berupa kesadaran akan petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode
untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan
perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang
merupakan rujukan untuk semua perawat dalam memberikan
penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial.
Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung
jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.
Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab
untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan
dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim
kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali
pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-
sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan. (Keliat,1996)
C. Penggunaan model johari window
1. Pengertian
Pengertian Jendela johari model yang menjelaskan tingkat keterbukaan
dan tingkat kesadaran tentang diri kita. Model ini penting dalam
komunikasi antarpribadi. Johari window adalah jendela dengan empat
bagian yang menggambarkan bahwa manusia terdiri atas empat self (diri).
Namun johari berasal dari singkatan nama penemunya, yakni Joseph Luft
dan Harry Ingham. Penjelasan mengenai teori jendela johari atau johari
window yakni sebagai berikut:
a)  Open self
Dalam diri kita terdapat daerah terbuka (Open). Open self adalah
bagian dari diri kita yang menyajikan semua informasi, perilaku, sifat,
perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang diketahui oleh diri sendiri
dan orang lain. Informasi yang diketahui oleh diri sendiri dan orang
lain ini mencakup antara lain nama diri, warna kulit, usia, agama,
sikap terhadap politik, hobi, dan sebagainya.
Menurut Joseph Luft, makin kecil bagian open self, makin buruk
komunikasi berlangsung. Komunikasi tergantung pada tingkat
keterbukaan di mana kita membuka diri kepada orang lain dan kepada
diri kita sendiri. Jika kita tidak mengizinkan orang lain mengetahui
tentang diri kita, komunikasi antara kita dan orang lain tersebut akan
mengalami kesukaran, untuk tidak menyebut tidak mungkin. Untuk
meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan orang lain, kita harus
memperlebar daerah open self (Elfiky,2010)

b) Blind self
Dalam diri kita terdapat daerah yang disebut daerah buta (blind). Self
adalah segala hal tentang diri kita yang diketahui orang lain namun
tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
Karena adanya daerah buta atau blind, akan membuat komunikasi
menjadi tidak efektif, maka kita harus mengusahakan agar daerah ini
jangan terlalu besar dalam diri kita. Menghilangkannya sama sekali
adalah tidak mungkin, namun kita harus berusaha untuk
menyusutkannya.
c) Hidden self area
Dalam diri kita terdapat wilayah tersembunyi. Wilayah ini berisi apa –
apa yang kita ketahui dari diri kita sendiri atau dari orang lain yang
kita simpan untuk diri sendiri, yang orang lain tidak mengetahuinya.
Misalnya, kita menyimpan sendiri rahasia kesuksesan kita, ketakutan
kita akan sesuatu, masalah keluarga, kondisi keuangan yang buruk,
dan sebagainya.
Dalam menyingkapkan diri kita pada orang lain (yang dikenal dengan
konsep self disclosure, yang akan kita pelajari pada bagian berikut)
terdapat dua ekstrim. Pada suatu ekstrim, kita menceritakan semua
tentang diri kita pada orang lain. Disini berarti daerah hidden self
sangat kecil. Pada ekstrim yang lain, kita sama sekali tidak
mencerminkan tentang diri kita pada orang lain. Orang – orang seperti
ini umumnya takut membuka diri, antara orang lain karena takut
ditertawakan dan ditolak. Pda ekstrim ini, daerah hidden self sangat
besar.(Liliweri, 2015)

d) Unknown self
Dalam diri kita terdapat wilayah yang tidak dikenal (unknown).
Daerah unknown self adalah aspek dari diri kita yang tidak diketahui
baik oelh diri kita sendiri maupun orang lain. Kita mungkin akan
mengetahui aspek dari diri yang tidak dikenal ini melalui kondisi
kondisi tertentu, misalnya melalui hipnotis. Walaupun sulit untuk
mengetahuinya, kita harus menyadari bahwa aspek ini ada dalam diri
kita.
BAB III
ANALISA KASUS
Sebagai contoh kasus
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesadaran diri merupakan keadaan dimana seseorang dapat memahami


dirinya sendiri dengan benar adanya (Mendatu, 2010). Seseorang yang
memiliki kesadaran diri haruslah memahami mood dan emosi yang sedang
dirasakannya, bersifat kritis terhadap informasi mengenai dirinya sendiri,
dan sadar tentang dirinya secara nyata. Dessler pada tahun 1997
mengemukakan bahwa arti penting dari sumber daya manusia itu sendiri
terhadap suatu organisasi terletak pada kesadaran diri manusia untuk
berkreasi secara positif terhadap sasaran pekerjaan atau kegiatan yang
mengarah pada pencapaian organisasi tersebut.

B. Saran
Dari makalah ini dapat diberikan saran bahwa kita sebagai makhluk hidup
harus mengetahui tentang kemamupuan diri sendiri, dari kesadaran diri
tersebut kita dapat memahamu diri sendiri dengan benar adanya
DAFTAR PUSTAKA

Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC


Elfiki, Ibrahim.2010. Terapi Komunikasi. Jakarta
Hamid, A.Y.S .1996. Komunikasi Terapeutik. Jakarta.
Keliat, B. A. 1996, Hubungan Trerapetik Perawat Pasien. Jakarta:EGC
Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antar Personal. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai