Anda di halaman 1dari 16

TEORI PERUBAHAN PERILAKU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN

KESEHATAN ATAU KEPERAWATAN

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN


(Feri Fernandes,Ns.,M.Kep.,SpKepJ)

KELOMPOK 4 :
NADYA PUTRI NIM.2011316003
PUTERI NABILLA NIM.2011316006
MELINDA NOPIYA SARI U.P NIM.2011316010
AFIFAH AYU DIVA P NIM.2011316011
SEPTRIA ROSSA NIM.2011316027
PUTRI PRIHANDINI NIM.2011316028
ANGGI PUTRI NURPHA NIM.2011316034
RIZKI CAHAYA PUTRI NIM.2011316044
NADIYA AYU NOPIHARTATI NIM.2011316046
SALMI DIANITA NASUTION NIM.2011316048

S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam
makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu
penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua
tentang Teori Perubahan Perilaku Dalam Hubungannya Dengan Pendidikan Kesehatan Atau
Keperawatan

Penulis

Kelompok 4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang
sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang
melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku
perilaku baik dan buruk. Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari
norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan,
kesusialaan, dan norma-norma lainnya. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua
makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena
mempunyai aktivitas masing-masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa
kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi
seseorang. Salah satu contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang maraknya
digerakkan oleh promoter kesehatan tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas,
kita semua tahu jika mencuci tangan adalah hal yang sederhana, tapi dari hal kecil
tersebut kita bisa melakukan revolusi kesehatan kearah yang lebih baik. Sungguh besar
efek perilaku tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik akan
tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.
hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan,
individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu
perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik. Manfaat
dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan
segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup yang sehat.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan
kesehatan dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang baik,
dampaknya serta control perilaku kearah yang lebih baik, sesuai dengan judul makalah
yaitu hubungan kesehatan dengan perilaku.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Teori Perubahan Perilaku Dalam Hubungannya Dengan


Pendidikan Kesehatan Atau Keperawatan

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui teori perubahan perilaku

b. Untuk mengetahui bagaimana perubahan perilaku dalam hubungannya dengan


pendidikan kesehatan atau keperawatan

C. Manfaat

Supaya mahasiswa lebih memahmi tentang bagaimana perubahan perilaku dalam


hubungannya dengan pendidikan kesehatan atau keperawatan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai sifat frekuensi spesifik, durasi dan tujuan, baik
disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling
berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks
sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang
menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan
dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut.

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari
tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku karena mempunyai aktivitas masing-
masing. Perlaku manusia adalah semua tindakan atau aktivtas manusia, baik yang
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar dilihat dari segi
psikologis.

Menurut Skiner (1938), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang te
rhadap stimulus (rangsangan dari luar. pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R
(stimulus-organisme-respons). skiner membedakan respons tersebut menjadi 2 jenis,
yaitu respondent response (reflexive) dan operant response (instrumental response).
Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau
seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut.

Respon ini berbentuk 2 macam, yakni: Bentuk pasif adalah respon internal yaitu
terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain.
Misalnya berpikir , tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.Bentuk aktif yaitu
apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku sudah tampak
dalam bentuk tindakan nyata makan disebut overt behavior.
B. Definisi Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan
tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik,
emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik
berikut yang dapat meningkatkan. konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle.
1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai
satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di
dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian
yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,
intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan
ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

C. Perilaku Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari
konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan
menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap
terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal ini
berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang
menjadi unit analisis penelitian.
Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :
1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang
diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti
pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor
yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap
terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari
kecelakaan.
3.  Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap
faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang
fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.

D. Perubahan Perilaku Sehat


Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan kesehatan yang
menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku (behaviour change).
Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari promosi atau pendidkan kesehatan,
sekurang- kurangnya mempunyai 3 dimensi, yakni :
1. Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai
dengan nilai – nilai kesehatan)
2. Mengembangkan perilaku positif (pembentukan atau pengambangan perilaku
sehat).
3. Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai
dengan norma/nilai kesehatan (perilaku sehat). Dengan perkatan
mempertahankan perilaku sehat yang sudah ada. Perilaku seseorang dapat
berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di dalam diri
seseorang.
Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka :
1. Faktor sosial : Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi perilaku
antara lain sktruktur sosial, pranata-pranata sosial dan permasalahan-
permasalahan sosial yang lain. Pada factor sosial ini bila seseorang berada pada
lingkungan yang baik yang maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat
yang baik sedangkan sebaliknya bila seseorang berada pada lingkungan yang
kurang baik maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang kurang baik
juga. Dukungan sosial (keluarga, teman) mendorong perubaha perubahan sehat.
Contohnya konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.
2. Faktor kepribadian: Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku salah satunya
adalah perilaku itu sendiri (kepribadian) yang dimana dipengaruhi oleh
karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan,
interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku,
dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. Contohnya yang
berhubungan adalah rasa kehati- hatian, membatasi porsi pemakaian internet pada
waktu-waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu individu
agar dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan (habit) yang dapat
merubah perilaku.
3. Faktor emosi : Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan-
harapan yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress
yang mendorong melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok.

E. Hubungan Kesehatan Dengan Perilaku


Seperti yang telah di jelaskan di Bab sebelumnya, hubungan kesehatan dengan
perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan
tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat
akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas
kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat
seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap
individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

F. Pencegahan, Tujuan, dan Dampak Hidup Sehat


1. Pencegahan
Perilaku pencegahan penyakit (health prevention) adalah respon untuk
melakukan pencegahan penyakit dan upaya mepertahankan dan meningkatkan
kesehatannya/segala tindakan secara medis direkomendasikan, dialkukan secara
sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan bermaksud untuk
mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang
tidak tampak nyata (asimptomatik). Pada proses pencegahan dapat dilakukan
dalam dua bentuk medis dan non medis.
Contoh pencegahan secara Medis : imunisasi, makan makanan bergizi
yang mengandung kebutuhan tubuh.
Contoh pencegahan Non-Medis : olahraga teratur, tidak merokok, tidak
minum minuman keras dan alcohol, istirahat yang cukup. Selain itu perilaku dan
gaya hidup yang positif bagi kesehatan (misalnya, tidak gonta ganti pasangan,
adaptasi dengan lingkungan).
2. Tujuan
Tujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar terjadinya
suatu pola hidup sehat yang menunjukan kepada kebiasaan.
3. Dampak/Akibat
Akibat perilaku hidup sehat:
a) Reinforcement (Peningkatan)
Reinforcemen merupakan sesuatu yang dilakukan yang dapat membawa
kesenangan dan kepuasan.
Contohnya:
 Positive reinforcement : anak kecil yang mau cuci tangan sebelum
makan bila di berikan mainan.
 Negative reinforcement : anda minum milanta agar sakit maag hilang.
b) Extincion (peniadaan).
Extincion merupakan perilaku sehat yang apabila konsekuensinya di
hilangkan maka akan melemah responnya jika tidak ada stimuli/reinforcer lain
yang mempertahankan perilaku sehat.Contohnya: anak kecil yang mau cuci
tangan sebelum makan bila di berikan mainan tetap melakukan perilaku
sehatnya karena pujian orang tua atau kepuasan karena tangannya bersih dari
kuman.
c) Punishment (hukuman)
Punishment merupakan perilaku yang apabila dilakukan dan membawa
konsekuensi yang tidak menyenangkan cenderung ditekan.Contohnya: anak
kecil yang bermain dengan benda tajam seperti pisau dimarahi oleh Ibunya,
akan tidak mengulanginya lagi.

G. Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan


Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan
kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya.
Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt
behaviour. Di dalam program-program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan diperlukan usaha-usaha yang konkrit dan
positif. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan
menjadi tiga bagian :
1. Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia
mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan-peraturan/
undang-undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan
perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena
perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya
perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah
pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba/penilaian selesai banyak pagar
yang kurang terawat.
2. Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan
kesehatan, cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan
kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku
sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan
waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.
3. Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian
informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal
ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif
berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini
memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan
tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan
mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan
terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda
politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan
yang langgeng.

H. Teori-Teori
1. Teori Perubahan Perilaku
a. Teori S-O-R
Perubahan perilaku didasari oleh asumsi bahwa penyebab terjadinya
perubahan prilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang
berkomunikasi dengan organisme. Singkatnya teori S-O-R (Stimulus-
Organisme-Respons): perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan
atau memperbanyak rangsangan (stimulus), stimulus yang diberikan
selanjutnya haruslah dapat meyakinkan organisme tersebut agar berubah.
b. Teori “Dissonance” : Festinger
Teori ini sebenarnya sama dengan konsep ketidakseimbangan, yaitu pada
posisi tidak seimbang, manusia akan berusaha untuk mencapai keseimbangan
kembali, pada posisi ini disebut consonance (keseimbangan).
Contohnya seorang ibu rumah tangga yang bekerja di kantor, di satu
pihak, dengan bekerja ia dapat tambahan pendapatan bagi keluarganya akan
tetapi ia khawatir akan perawatan anak-anaknya, kedua hal ini bertentangan
namun sama pentingnya, penyelesaian masalah ini adalah mencoba
menyesuaikan sehingga terjadi keseimbangan dan akhirnya perubahan sikap.
c. Teori fungsi: Katz
1. Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu
stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang
(subyek).
2. Perubahan teori fungsi:
a) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan
subyek)
b) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan
(bila hujan, panas)
c) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons
terhadap gejala sosial)
d) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi
(marah, senang)
d. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
1. Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong
(driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces).
2. Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara kedua
kekuatan tersebut
3. Kemungkinan terjadi perubahan-perubahan perilaku
4. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahanan tetap
5. Kekuatan pendorong tetap dan kekuatan penahanan menurun
6. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahanan menurun
2. Teori Perubahan Perilaku Kesehatan
a. Health Belief Model
Didasarkan atas 3 faktor esensial ;
 Kesiapan individu intuk merubah perilaku agar dapat menghindari
suatu penyakit dan memperkecil risiko kesehatan.
 Adanya lingkungan yang kondusif.
 Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta
pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan. Health Belief
Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
2. Menganggap serius masalah
3. Yakin terhadap efektivitas pengobatan
4. Tidak mahal
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
b. Teori Reasoned Action :Ajzen & Fishbein, 1980
Teori ini menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap dan norma
subjektif. Teori TRA kemudian disempurnakan menjadi theory of planned
behavior yang menyebutkan bahwa ada variable lain yang turut memengaruhi
yaitu masa lalunya.
c. Tahapan Perubahan Perilaku “Model Transteoretikal” (Simon-Morton,
Greence & Gottlieb, 1995)
Terdapat 6 tahapan perubahan
1. Prekontemplasi
Pada tahap ini klien belum menyadari adanya permasalahan
ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu
memerlukan informasi dan umpan balik untuk menimbulkan kesadaran
akan adanya masalah dan kemungkinan untuk berubah. Nasehat mengenai
sesuatu hal/informasi tidak akan berhasil bila dilakukan pada tahap ini.
2. Kontemplasi
Sudah timbul kesadaran akan adanya masalah. Namun masih
dalam tahap keragu-raguan. Menimbang-nimbang antara alasan untuk
berubah ataupun tidak. Konselor mendiskusikan keuntungan dan
kerugian apabila menerapkan informasi yang diberikan.
3. Preparasi (Jendela kesempatan untuk melangkah maju atau kembali
ke tahap kontemplasi).
4. Aksi (Tindakan)
Klien mulai melakukan perubahan. Goalnya adalah dihasilkannya
perubahan perilaku sesuai masalah.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan perubahan perilaku yang telah dicapai perlu
dilakukan untuk terjadinya pencegahan kekambuhan.
6. Relaps
Saat terjadi kekambuhan, proses perubahan perlu diawali
kembali. Tahapan ini bertujuan untuk kembalinya upaya aksi.
3. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku
a. Perubahan alamiah (natural change): perubahan perilaku karena terjadi
perubahan alam (lingkungan) secara alamiah
b. Perubahan terencana (planned change): perubahan perilaku karena memang
direncanakan oleh subjek
c. Kesiapan berubah (readiness to change): perubahan perilaku karena terjadinya
proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses
internal ini berbeda pada setiap individu.
4. Pendekatan Untuk Mengubah Perilaku
a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan
b. Informasi
c. Pemasaran
d. Insentif
e. Restriksi (memberikan pembatasan untuk mencegah perilaku tertentu)
f. Indoktrinasi (Memberikan paksaan untuk perilaku tertentu)
g. Peraturan

5. Strategi Perubahan Perilaku


a. Inforcement (Paksaan)
 Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan atau menggunakan
peraturan/perundangan
 Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara
(tidak langgeng)
b. Education
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari
pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan, menghasilkan perubahan
perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.
c. Diskusi Partisipasi
Cara ini merupakan peningkatan cara yang kedua sehingga pemberian
informasinya menjadi dua arah, sehingga pengetahuan yang diterima menjadi
mantap dan lebih mendalam
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Hlm. 23
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi
Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya. 
Soekidjo Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai