2 Interaksi obat dan makanan dapat terjadi ketika makanan yang dimakan
mempengaruhi obat yang sedang kita gunakan sehingga mempengaruhi efek obat
tersebut, contoh reaksi yang dapat timbul :- Makanan dapat
mempercepat/memperlambat efek obatBeberapa obat tertentu dapat menyebabkan
vitamin dan mineraltidak bekerja secara tepat.Menyebabkan hilang/bertambah nafsu
makanObat dapat mempengaruhi nutrisi tubuhJenis obat dan makanan yang dapat
berinteraksi : salah satu contoh keasaman dari jus buah dapat menurunkan efektivitas
antibiotik, susu dapat membentuk kelat apabila diminum bersama tetrasiklin
3 Dasar yang menentukan apakah obat diminum sebelum, selama atau setelah makan
tentunya adalah karena absorpsi, ketersediaan hayati serta efek terapeutik obat
bersangkutan, yang amat tergantung dari waktu penggunaan obat tersebut serta adanya
kemungkinan interaksi obat dengan makanan itu sendiri.Kemungkinan-kemungkinan
yang menyebabkan dapat terjadinya interaksi obat dengan makanan adalah :-
Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan pengosongan lambung dari
saat masuknya makanan.- Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu,-
Perubahan suplai darah di daerah di mukosa saluran cerna,Dipengaruhinya absorpsi
obat oleh proses absorpsi danpembentukan kompleks,- Dipengaruhinya proses transport
aktif obat oleh makanan,- Perubahan biotransformasi dan eliminasi.Dari semua pengaruh
ini, pengaruh yang terbesar pada interaksi obat dan makanan adalah laju pengosongan
lambung
6 Terganggunya transport
Contoh lain berkurangnya ketersediaan hayati jika diminum setelah makan, adalah obat
anti parkinson levodopa. Mekanisme kerjanya agak berbeda dengan kebanyakan obat
yang diabsorpsi secara pasif, levodopa diabsorpsi secara aktif (pembawa asam amino),
juga digunakan oleh asam amino lain, sehingga jika banyak asam amino dalam makanan
akan terjadi kompetisi dengan pembawa ini. Jadi makanan kaya protein, akan
menurunkan kadar serum dan akibatnya akan terjadi apa yang kita namakan fenomena
onoff
8 Makanan yang kaya vitamin K (kubis, brokoli, bayam, alpukat, selada) jika bersama
terapi antikoagulan (warfarin), harus dibatasi konsumsinya. Sayuran itu mengurangi
efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko trombosis (pembekuan darah).Efek
sebaliknya terjadi dengan vitamin E, bawang dan bawang putih, karena bahan-bahan ini
menghasilkan efek yang mirip dgn efek warfarin. makanan ini dapat menyebabkan efek
warfarin meningkat.Kafein meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu (enoxacin,
ciprofloxacin, norfloksasin).Untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat atau
halusinasi, hindari minum kopi, teh atau soda pada masa pengobatan.