Anda di halaman 1dari 59

OBAT SYSTEM PENCERNAAN

By putrasamiun@gmail.com
• Apakah definisi dari obat sistem pencernaan ?
• Apa sajakah klasifikasi dari obat pencernaan ?
• Bagai mana interaksi obat ?
• Apa saja efek yang dapat ditimbulkan dari
obat pencernaan ?
• Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang
bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar
• Saluran gantrointestinal (gastointestinal tractus), juga
disebut saluran digestik (digestive tract)
• Sebuah saluran berotot yang memanjang mulai dari
mulut sampa ke anus.
• Fungsi utama mensuplai nutrisi ke sel-sel tubuh yang
diperoleh melalui proses
– Ingestion yang terjadi pada saat mulai intake makanan
masuk kedalam mulut,
– Digestion dimana peristiwa mencerna makanan dimulai
dalam lambung dan usus halus
– Absorption yang terjadi terutama dalam usus halus dan
juga dalam usus besar.
• Proses eliminasi adalah pengeluaran sisa-sisa hasil
pencernaan.
• Digestive System terdiri dari saluran GI dan
organ beserta kelenjar yang terkati dengan
pencernaan yaitu mulut, esofagus, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus.

• Sedangkan organ-organ yang berhubungan


adalah hati, pankreas, dan kandung empedu.
• Interaksi gastrointestinal adalah interaksi dua/lebih
obat yang diberikan secara bersamaan yang terjadi di
dalam saluran pencernaan.
• Interaksi gastrointestinal umumnya mempengaruhi
proses absorpsi obat, sehingga dapat digolongkan
dalam interaksi absorpsi yang merupakan bagian dari
interaksi farmakokenetik.
• Seperti halnya interaksi obat lainnya, interaksi
gastrointestinal juga ada yang menguntungkan dan
ada yang membahayakan.
• Secara garis besar interaksi ini dapat menjadi
menjadi 2 golongan yaitu:
– Interaksi antara obat-obat
– Interaksi antara obat – makanan
Faktor atau kerja terjainya interaksi obat dalam
gastrointertinal
• Interaksi Langsung Yaitu interaksi secara fisiki / kimia
antara obat dalam lumen saluran cerna sebelum
diabsorpsi,sehingga mengganggu proses absopsi.

• Perubahan Ph cairan saluran cerna, Perubahan Ph


pada cairan saluran cerna akan mempengaruhi
keluaruan dan absorbsi obat-obat yang bersifat asam
atau basa Misalnya : Pemberian Natrium bikarbonat
bersamaan dengan aspirin akan meningkatkan
disolusi aspirin, sehingga absorpsinya juga meningkat.
Tetapi akan mengurangi absorbsi dari tetrasiklin.
• Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus
(motilitas saluran cerna)
– Umumnya obat diabsorpsi di dalam usus, dimana absorpsi di usus jauh lebih
cepat dibandinkan di lambung.

– Oelh karena itu makin cepat obat sampai ke usus maka makin cepat juga
diabsorpsi.

– Obat-obat yang memperpendek waktu pengosongan lambung akan


mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan secara bersamaan dan
begitu juga sebaliknya obat yang memperpanjang waktu pengosongan
lambung akan memperlambat absorpsi obat lain.

– Contoh : Metoklopramid yang akan mempercepat absorpsi parasetamol,


diazepam dan propanolol dan obat antikolinergik, antidepresi trisiklik,
beberapa antihistamin antacid gram Al dan analgetik narkotik akan
memperlambat absorpsi obat lain.
• Perubahan Flora usus. Secara normal flora usus berfungsi sebagai:
– Sintensis vitamin k dan merupakan sumber vitamin K yang penting

– Memecah sulfasalazim menjadi bagian-bagian yang aktif

– Sebagai metabolism obat (missal levodova)

– Hidrolsis ghukuronid yang dieksresi melalui empedu sehingga terjadi sirkulasi


enterohepatik yang memperpanjang kerja obat (missal kontrasepsi oral)

– Pemberian antibiotic spectrum luas (seperti : tetrasiklin, kloranfenikol,


ampislin,sulfonamide)akan mempengaruhi flora usus sehingga menghambat
sintesa vitamin K oleh mikroorganisme usus.

– Apabila antibiotic ini diberikan bersama antikoagulan oral maka efek


antikoagulan akan meningkat dan dapat terjadi pendarahan.
• Efek toksik pada saluran cerna
– Terapi kronik dengan asam mefanamat, neomisin
dan kolkisin menimbullkan sindrom malabsorpsi
yang menyebabkan absorpsi obat lain terganggu

• Mekanisme tidak diketahui


– Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorpsi obat
lain dengan mekanisme yang tidak diketahui.
Misal phenobarbital yang dapat mengurangi absopsi
griseofulvin dalam saluran cerna.
Interaksi antara obat dengan makanan

• Interaski obat dengan makanan masih belum


banyak diketahui, seperti halnya dengan
interaksi antara obat dengan obat lain maka
interaksi ini juga mempengaruhi absopsi
obat.
Interaksi antara obat-makanan ini dapat terjadi
karena beberapa hal:

• Terjadinya perubahan Ph dalam lambung,


sehingga menyebabkan penundaan absorpsi
obat.

• Perubahan motilitas usus, missal rifampisin


dan isoniazida yang absorpsinya lebih kecil
pada pemakaian setelah makan
dibandingkan jika obat tersebut diminum
pada waktu lambung kosong.
• Terjadinya reaksi kimia yang menbentuk
kompleks sama seperti obat-obat yang
mengandung kation multivalent, tetrasiklin
akan membentuk khelat dengan makanan yang
mengandung ion klasium, magnesium atau besi
sehingga suasah diabsorpsi.

• Terjadinya pembentukan senyawa N-nitroso


(nitrosamine) yang disebut kanserogen. Ini
terjadi pada zat makanan yang mengandung
nitrit (nitirit biasanya digunakan sebagai
pengawet daging dan sosis) dengan
aminofenazon.
• Kompetisi untuk mekanisme aktif, dimana
absopsi obat dapat dihambat secara
kompetititf oleh zat makanan yang
bersangutan. Kompetisi ini terjadi pada obat
obat yang merupakan analog dari zat
makanan, seperti levodopa, metildopa dan 6-
merkaptopurin yang diabsorpsi aktif melalui
mekanisme yang sama dengan mekanisme
yang sama dengan mekanisme bahan
makanan.
Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan

1. Anti tukak,
2. Antipasmodik,
3. Antasida,
4. Antiemetik ,
5. Antikolinergik,
6. Hepatoprotektor ,
7. Prokinetik,
8. Antidiare ,
9. Laksatif.
1. Anti tukak (Gastrik Ulcer)
• Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis
pada lambung, duodenum, esofagus bagian
bawah, dan stroma gastro enterostomi
(setelah bedah lambung.
Tujuan terapi tukak lambung
• Meringankan atau menghilangkan gejala
mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi,
abstruksi), dan mencegah kambuh.

• Adapun pembagian dari antitukak contohnya


antasida
Antasida
• Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan rasa terbakar di hulu hati
karena hiperasiditas pada gastritis atau ulcer.

• Antasida yang diberikan peroral umumnya berbentuk cairan atau tablet


kunyah guna mempercepat distribusi dan mengikat asam.

• Antasida tergolong obat bebas, mengandung magnesium (Mg+),


Aluminium (Al+++), atau Kalsium (Ca++), Simitikon.

• Antasida berasal dari basa lemah, jika bereaksi dengan asam lambung di
GI membentuk air dan garam. Karena ION H+ membentuk air (H2O)
menyebabkan jumlahnya berkurang sehingga keasaman lambung
menurun atau pH meningkat.

• Ketika pH lambung mencapai 4-5, aktifitas pepsin terhambat yang juga


bermanfaat dalam mengurangi iritasi mukosa.
• Mekanisme kerja semua antasida hampir
sama

• Pemilihannya didasarkan pada


– Kapasitas netralisasi,
– Efek samping
– Adanya penambahan zat-zat misalnya
penambahan simetikon atau dimetil polisiloksan
dalam kesediaannya berfungsi mendorong flatus
(dapat mengurangi CO2) sehingga mengurangi
terjadinya forasi pada tukak.
• Kebanyakkan kerja antasida bersifat lokal karena hanya
sebagian kecil dari zat aktifnya yang diabsorbsi.

• Karena merupakan basa lemah maka jika berikatan


dengan asam yang ada dilambung menyebabkan
keasaman berkurang.

• Disamping itu, antasida juga dapat mengikat atau


mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan
bersamaan sehingga dapat berpengaruh pada
absorbinya.

• Sebaiknya jika ada obat yang harus diminunm


bersamaan dengan antasida hendaknya diberi jeda
minimal 1 jam.
• Sodium Bikarbonat (NaHCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3)
merupakan antasida sistemik yang sekarang sudah sangat
jarang digunakan.

• Obat ini dapat menyebabkan alkalisis karena Na+ dan Ca++


dapat absorbsi.

• Kelebihan Ca (O2)2 menyebabkan urine bersifat basa,

• Kelebihan Na+ menyebabkan retensi cairan yang berakibat


udem dan tekanan darah naik.

• Selain itu, penggunaan NaHCO3 dapat meningkatkan CO2


disaluran pencernaan yang berakibat distensi dan sendawa
atau meningkatkan parforasi (memperparah penutup tukak
yang ada.
• Konstipasi merupakan efek samping dari antasida yang mengandung
almunium (Al) dan kalsium (Ca) karena dapat menghambat absorpsi air
dan fosfat.

• Diare merupankan efek samping antasida yang mengandung


magnesium (Mg). oleh karena itu, kebanyakan antasida mengandung
kombinasi Al dan Mg untuk saling meniadakan efek samping utamanya.

• Jika digunakan dalam perut kosong efeknya akan bedurasi sekitar 30


menit

• Jika di gunakan 1 jam setelah makan aktivitasnya dapat berlangsung


sekitar 2-3 jam.

• Hal ini di sebabkan karena makanan berfungsi sebagai baffer dan


menghambat kekosongan lambung
Golongan Obat Antitukak :
TRANSKUILIER(Obat penenang)
• Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam
mencegah dan mengobati tukak,
• Obat ini mengurangi perangsangan vagal dan
menurunkan kecemasan
• Librax, suatu kombinasi ansiolitik klordiasepoksid
(librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan),
dipakai dalam mengobati tukak.
• Adapun Golongan Obat Penenang :
– Dari golongan benzodiazepin
– Buspirone
– Hydroxyzine
Benzodiazepin
• Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin.

• Obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara


mengurangi aktivitas saraf

• Menyebabkan ketergantungan fisik

• Pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati.

• Obat cemas dari golongan benzodiazepin :


– alprazolam,
– klordiazepoksid (chlordiazepoxide), l
– orazepam,
– oksazolam (oxazolam),
– klobazam (clobazame)
– diazepam.
Buspirone
• Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion
adalah buspiron (buspirone).

• Obat cemas ini nerupakan anti ansietas yang efek


sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi
dengan alkohol.
• Diduga resiko timbulnya toleransi dan
ketergantungan juga kecil.

• Efeknya baru timbul setelah 10-15 hari, sehingga


hanya digunakan untuk mengobati penyakit
kecemasan menyeluruh
Hydroxyzine
• Termasuk golongan piperazine

• Hydroxyzine diindikasikan untuk menghilngkan gejala ansietas dan


ketegangan yang berhubungan dengan psikoneurosis atau terapi
tambahan untuk penyakit lainnya yang menyebabkan kecemasan.

• Hydroxyzine dapat menyebabkan kantuk dan menghilangkan


kesadaran, sehingga dianjurkan untuk tidak mengendarai kendaraan
atau mengoperasikan mesin.

• Hydroxyzine dapat menyebabkan kekeringan pada mulut, hidung da


tenggorokan.

• Jika kekeringan berlanjut hingga lebih dari dua minggu dapat


menyebabkan penyakit gigi.
ANTISPASMODIK

• golongsn obat yang memiliki sifat sebagai


relaksan otot polos.
• Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang
memiliki efek anti kolinelgik (lebih tepatnya
anti muskarinik) dan antagonis reseptor-
dopamin tertentu.
• Antipasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi kejang
pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare,
gastritis, tukak peptik dan sebagainya.

• Beberapa contoh :Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem


saraf otonom dan mencegah kejang otot), Clidinium
(Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide
digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan
teriritasi.

• Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal.)


, Mebeverine , Papaverine, (golongan alkaloid opium yang
diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal
dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli
perifer dan mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine ,
Tiemonium.
ANTASIDA

• Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan


untuk menetralisir kelebihan asam lambung yg
menyebabkan timbulnya sakit maag.

• obat yang menetralkan asam lambung sehingga


berguna untuk nyeri tukak peptik.

• Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala,


mempercepat penyembuhan, dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
Antasida dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
• Antasida sistemik
– Contohnya : natrium bikarbonat
• Antasida non sistemik
– Contohnya : aluminium Hidroksida, Magnesium
Hidroksida, Kalsium Karbonat, Magnesium
Trisilikat
Obat penghambat sekresi asam lambung
• Obat berikut ini diindikasi untuk tukak peptik karena dapat menghambat
sekresi asam lambung, yaitu antihistamin H2, antimuskarinik,
penghambat proton dan misoprostol (H2 Blocker)

• Penghambat pompa proton merupakan penghambat sekresi asam


lambung lebih kuat dari AH2.

• Obat ini berefek menghambat sekresi HCL dan bersifat

• Obat ini menyembuhkan tukak lambung dan duodenum, efeknya


berbeda bermakna dibanding plasebo dan sebanding dengan simetidin.

• Misoprostol menyembuhkan tukak duodenum yang telah refrakter


terhadap AH2.
Penggolongan obat - obat antasida, antara lain :

• a. Antasida
– · Aluminium Hidroksida
– · Al Oksida
– · Magnesium Karbonat
– · Mg Trisilikat
– · Mg Oksida
– · Mg Hidroklorida
– · Natrium Karbonat
– · Bismuth Subnitrat
– · Bismuth Subsitrat
– · Kalsium Karbonat
– · Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat )

• b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )


– · Ranitidin
– · Simetidin
– · Famotidin
– · Nizatidin
Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2.
• c. Penghambat Pompa Proton
–· Omeprazol
–· Lansoprazol
–· Pantoprazol
Bekerja dengan cara menghambat asam lambung dengan
cara menghambat sistem enzim adenosin trifosfat hidrogen-
kalium (pompa proton dari sel parietal lambung)
• d. Anti Kolinergik / anti muskarinik
– · Pirenzepin
– · Fentonium
– · Ekstrak Belladon
– # Bekerja dengna menghambat sekresi asam melalui
reseptor muskarindan melawan kejang
• e. Analog Prostaglandin
–· Misoprostol
– Anti sekresi dan proteksi
• f. Pelindung mukosa
– · Sukralfat
Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
• g. Penguat motilitas
– · Metoklorpramid
– · Domperidon
• h. Zat pembantu
– · Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)
Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan
dapat mencegah masuk angin, kembung dan kentut
• i. Penenang
– · Diazepam
– · Klordiazepoksida
# menekan stress yg dapat memicu asam lambung
ANTIDIARE

• Diare adalah peningkatan volume, keenceran


atau frekuensi buang air besar.( Perubahan
frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal.

• Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-


90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih
dari 90%.Diare merupakan suatu gejala,
pengobatannya tergantung pada penyebabnya
• untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti
difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.

• Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin


dan attapulgit aktif.

• Diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah


sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.

• Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang
mengandung air, gula dan garam.

• Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan


konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak
mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak
menyebabkan ketergantungan
Contoh antidiare :

• Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya


mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur
penyebaran air dan elektrolit ke usus.

• Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara


memperlambat motilitas saluran cerna

• Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae,


Streptococcus, Staphylococcus dan P aeruginosa. Nifuroxazide
bekerja lokal pada saluran pencernaan.

• Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus &


menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)
• Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau jarang
buang air besar.

• Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka


penyakitnya harus diobati.

• Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi


adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat.

• Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan


sumber serat yang baik
Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah :

• Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium,


kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa
menambahkan serat pada tinja.

• Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan


jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.

• Minyak Mineral. Minyak mineral akan


melunakkan tinja dan memudahkannya keluar
dari tubuh.
• Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong
sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja
menjadi lunak dan mudah dilepaskan.
– Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus
besar dan merangsang kontraksi.
– Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan
magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).

• Pencahar Perangsang.
– langsung merangsang dinding usus besar untuk
berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
– Mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti
senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor.
• bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja
setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut.

• Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan


melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60
menit.jangka panjang menyebabkan kerusakan pada
usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung
pada obat ini sehingga usus menjadi malas
berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).

• Contoh dari obat laksatif yang biasa digunakan oleh


masyarakat luas adalah DULCOLAX.
DULCOLAX

Indikasi:
• Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi.
Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum
dan sesudah operasi dalam kondisi untuk
mempercepat defeksi.

• Kontra Indikasi:
– Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami
pembedahan dibagian perut seperti usus buntu, penyakit
radang usus akut dan dehidrasi parah, dan juga pada
pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau
komponen lain dalam produk
Komposisi:
– 1 tablet salut enterik mengandung 5 g:
– 4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane
(=bisacodil)
• Zat tambahan:
– laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat,
sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit
L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-
oksida kuning, beeswax white, carnauba wax,
shellac..
Cara Kerja Obat:
• Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari
kelompok turunan difenil metan.

• Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive


laxative),

• DULCOLAX merangsang gerakan peristaltis usus besar


setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan
akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
Dosis dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
• Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
– Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:
2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
– Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
• Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan
memakai supositoria anak.

• Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk


mendapatkan hasil evakuasi pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan
khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu
atau antasida.

• Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.


Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelu Operasi

• Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan


pemeriksaan radiografik abdomen atau persiapan
sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX
harus dikombinasi dengan supositoria, agar didapat
evakuasi yang sempurna dari usus.

• Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4


tablet pada malam sebelumnya dan 1 sipositoria pada
esok paginya.
Peringatan dan Perhatian:

• DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam waktu yang sama.
• Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab
terjadinya konstipasi.
• Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat
menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia,
dan dapat mengendapkan onset konstipasi balik.
• Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan
DULCOLAX.
• Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan terus
berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation
syncope), atau dengan respon vasovagal terhadap sakit perut yang dapat
berhubungan dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut terpaksa
menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX.
• Penggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi
lokal, kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa.
• Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.
Masa Hamil dan Menyusui
• Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek
samping yang berbahaya selama kehamilan.

• Namun demikian, seperti halnya obat lain,


penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus
dengan petunjuk medis.

• Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air


susu ibu atau tidak.

• Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama


menyusui tidak dianjurkan.
5KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK
PROTEKTOR

• Pada obat pencernaan golongan ini tidak


langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi
lebih kepada fungsi hati dan empedu yang
bermasalah.

• Obat yang menstimulasi aliran empedu ke


duodenum disebut Kolagogum.

• Hingga kini belum ada pengobatan efektif pilihan


untuk penyakit hepatitis yang kronis karena virus
• Ursodeoksikolat, memberi efek cytoprotektif
langsung, dan efek pada siklus enterohepatik
pada efek korelatif potensial asam empedu
dan efek imunomodulate.

• AARC (asam amino rantai cabang),


merupakan asam amino esensial yang terdiri
dari asam amino Valin, Leusin, & Isoleusin.
Pada penderita penyakit hati kronis atau
sirosis hati kadar AARC ini akan menurun.
• Chenodeoxycholic adalah asam empedu, satu dari
empat asam organik utama yang diproduksi oleh hati,
disintesa hati dari kolesterol.
– Indikasi : batu empedu kolesterol, khususnya pada pasien
yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak dapat
ditolong dengan pembedahan sama sekali atau yang
menolak kolesistektomi (membuang kandung empedu
yang sakit atau yang berisi batu dengan pembedahan).

• Zat aktif lainny, berasal dari alam seperti silymarin,


lecitin, ekstrak rimpang-rimpangan maupun tanaman
lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk
kesehatan hati.
OBAT HEMOROID

• Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan


jaringan yang mengandung pembuluh balik
(vena) dan terletak di dinding rektum dan
anus.
• Wasir yang tetap berada di anus disebut
hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir
yang keluar dari anus disebut hemoroid
eksternal (wasir luar).
Kandungan obat hemoroid / wasir
• Polidocanol, sediaan injeksi (ampul).
• Senyawa bismuth dan kombinasinya,
Kombinasi Hydrokortison, suppositoria.
• Ekstrak tumbuh-tumbuhan, Graptophyllum
pictum, Sophora japonica , dllSenyawa
flucortolone dan kombinasi senyawa
alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan
lidokain dalam bentuk krim.
Antiemetika

• Adalah zat-zat yang berkhasiat menekan rasa


mual dan muntah. Berdasarkan mekanisme
kerjanya dapat dibedakan sebagai berikut :
– Antikolinergika
• Contohnya skopolamin dan antihistaminika (siklizin,
meklizin, sinarizin, prometazin, dan dimenhidrinat).
• Obat-obat ini efektif terhadap segala jenis muntah dan
banyak digunakan pada mabuk darat dan mual kehaminla
(antihistaminika).
– Antagonis Dopamin
• Zat-zat ini hanya efektif pada mual yang diakibatkan oleh
efek samping obat. Contoh obatnya : propulsiva
(prokinetika), derivat fenotiazin, derivat butirofenon.
• Antagonis Serotinin
– Contohnya : granisetron, ondansetron, dan
tropisetron.
• Kortikosterioda
– Contohnya : deksametason ternyata efektif untuk
muntah-muntah yang diakibatkan oleh sitostatika.
• Benzodiazepin
– Mempengaruhi sistem kortikal/limbis dari otak dan
tidak mengurangi frekuensi dan hebatnya emesis
melainkan memperbaiki sikap pasien terhadap
peristiwa muntah.
• Kanabinoida
– Contohnya : marihuana, THC = Tetrahidricanabinol =
dronabinol). Efektif pada dosis tinggi sitostatika
OBAT DIGESTAN

• Obat membantu proses pencernaan berisi


enzim-enzim atau campurannya, berguna
memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat
pada defisiensi satu atau lebih zat yang
berfungsi mencerna makanan
Sediaan digestan :

• Enzim pankreas
• Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin &
pankrelipase. Mengandung amilase, tripsin
(protease) & lipase. Pankrelipase berasal dari
pankreas hewan, aktivitas lipase relatif lebih
tinggi dari pankreatin.
• Pepsin , enzim proteolitik yang kurang penting
dibanding dengan enzim pankreas.
• Empedu, mengandung asam empedu dan
konjugatnya, mengatasi batu kolesterol kandung
empedu.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai