Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SRI NURJANAH NIM : 2103277044

MATKUL : FARMAKOLOGI KEPERAWATAN KELAS : 1A


DOSEN : SUSAN SINTIA RAMDHANI, S.Farm., MM

1. Sebutkan dan jelaskan jenis dan golongan obat pada terapi saluran pencernaan. Min 3 jenis
golongan dan dicari mekanisme kerja obat tersebut!

1. Antasida
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung yang
menyebabkan timbulnya penyakit tukak lambung atau sakit maag, dengan gejala nyeri hebat yang
berkala. Antasida tergolong obat bebas, mengandung magnesium (Mg+), Aluminium (AL+++), atau
Kalsium (Ca++), dan Simitikon. Antasida berasal dari bahasa lemah, yang jika bereaksi dengan asam
lambung di GI membentuk air dan garam, karena merupakan basa lemah maka jika berikatan dengan
asam yang ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang. Pengobatan dengan obat-obatan antasida
bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, membuat penderita lebih tenang dan dapat beristirahat, juga agar
penderita tidak mengalami kembung. Antasida sering dikombinasikan dengan :
a. Anti kolinergik, yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan melawan kejang-kejang
(contohnya ekstrak belladonae)
b. Obat penenang / sedativ, yaitu untuk menekan stress karena dapat memicu sekresi asam lambung
(contohnya klordiazepoksida)
c. Spasmolitik, yaitu untuk melemaskan ketegangan otot lambung – usus dan mengurangi kejang-kejang
(contohnya papaverin)
d. Dimetikon (dimetilpolisiloksan) berfungsi memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah
diserap dengan demikian dapat dicegah masuk angin, kembung, dan sering buang angin (flatulensi).
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Anti hiperaciditas
Obat dengan kandungan aluminium dan atau magnesium yang bekerja secara kimiawi dengan mengikat
kelebihan HCl dalam lambung. Magnesium atau aluminium tidak larut dalam air dan dapat bekerja lama
di dalam lambung sehingga tujuan pemberian antasida sebagian besar dapat tercapai. Sediaan yang
mengandung magnesium dapat menyebabkan diare (bersifat pencahar) sedangkan sediaan yang
mengandung aluminium dapat menyebabkan konstipasi (sembelit) maka biasanya kedua senyawa ini
dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit, (aluminium hidroksida,
magnesium karbonat, magnesium trisilikat, kompleks aluminium magnesium hidrotalsit).
b. Perintang reseptor H2 (antagonis reseptor H2)
Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi
sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. Contoh perintang reseptor H2 adalah
ratinidin dan simetidin sekarang dikenal senyawa baru famotidin dan nizatidin.
2. Regulator GIT, Antiinflamasi & Antiflatulen (Obat Kembung)
Pada kelompok obat ini adalah obat-obat yang berfungsi sebagai :
– Pengatur fungsi dan gerak dari gastrointestinal atau sering disebut regulator GIT
– Obat kembung atau antiflatulen digunakan untuk meteorisme
– Anti radang atau pembengkakan pada saluran cerna atau disebut antiinflamasi
Obat golongan ini lebih lanjut kita sebut saja sebagai obat kembung. Beberapa Obat kembung yang
beredar di Indonesia adalah :
a. Cisapride
Cisapride adalah obat yang meningkatkan pergerakan atau kontraksi dari lambung dan usus. Obat ini
digunakan untuk mengobati gejala seperti kembung yang disebabkan kembalinya asam lambung ke
esophagus.
b. Dimethicone dan derivatnya
Dimethicone mempunyai nama lain dimethylpolysiloxane. Derivatnya adalah simethicone yang
merupakan campuran polydiethylpolysiloxane. Merupakan obat antifoaming yang diperuntukan untuk
mengurangi kembung, ketidaknyamanan dan sakit yang disebabkan kelebihan gas pada saluran cerna dan
usus. Cara kerjanya dengan menurunkan tegangan permukaan dari gas sehingga buih di dalam
pencernaan membentuk gelembung yang besar yang mudah dikeluarkan oleh tubuh.
c. Clebopride
Diindikasikan untuk mual & muntah yang disebabkan berbagai hal baik obat maupun penyakit.
d. Metoclopramide
Metoclopramide merupakan benzamida tersubstitusi yang merangsang motilitas saluran pencernaan
makanan tanpa mempengaruhi sekresi lambung, empedu atau pankreas. Metoclopramide mempunyai
aktivitas parasimpatomimetik dan mempunyai sifat antagonis reseptor dopamin dengan efek langsung
pada kemoreseptor "trigger zone". Metoclopramide kemungkinan juga mempunyai sifat antagonis
reseptor serotonin.
e. Domperidone
Domperidone merupakan antagonis dopamine yang mempunyai kerja antiemetik prokinetik, dengan efek
seperti metoclopramide. Karena tidak menembus aliran darah reaksi ekstrapiramidial jarang sekali terjadi.
Pemberian peroral domperidone menambah lamanya kontraksi antral dan duodenum, meningkatkan
pengosongan lambung dan tekanan pada esofagus sprinkter.
f. Hyoscine
Merupakan alkaloid yang bersifat antikolinergik dengan fungsi untuk gangguan kontraksi saluran
pencernaan, kandung empedu, saluran kemih dan saluran alat kelamin wanita. Sediaannya biasanya
dikombinasi dengan metampiron atau paracetamol.
g. Mesalazine
Mesalazine termasuk golongan obat aminosalisilat. Oabt ini digunakan untuk mengurangi pembengkakan
pada radang usus besar. Akibat radang usus besar terjadinya pembengkakan dan pendarahan apda usu
besar yang menyebabkan gejala sakit pada abdominal dan diare bercampur darah, nanah dan lendir.
Mesalazine bekerja dengan mengurangi pembengkakan pada usus, sehingga mengurangi gejala yang
disebabkan penyakit.
3. DIGESTIVA
Digestiva adalah obat-obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung usus terutama
pada keadaan defisiensi zat pembantu pencernaan. Penggolongan digestive antara lain adalah :
a. Enzim pankreas
Enzim pankreas dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin dan pankrelipase. Kedua zat tersebut
mengandung amilase, tripsin (protease) dan lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas
lipasenya relatif lebih tinggi daripada pankreatin. Pankrelipase diindikasikan pada keadaan defesiensi
sekret pankreas misalnya pada pankreatitis dan mukovisidosis. Ennzim ini dirusak asam lambung
sehingga harus dibuat dalam bentuk tablet enteral. Enzim pankreas sedikit sekali menyebabkan efek
samping. Dosis tinggi dapat menyebabkan mual dan diare dan juga hiperurisemia.
b. Pepsin
Pepsin adalah enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas. Pada defisiensi
pepsin, tidak ditemukan gejala yang serius. Defisiensi pepsin total ditemukan pada pasien aklorhidria.
Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan rangsangan yang adekuat disebut akilia
gastrika, sering terjadi pada pasien anemia pernisiosa dan karsinoma lambung.
c. Empedu
Empedu mengandung asam empedu dan konjugatnya. Zat empedu yang penting untuk manusia ialah
garam natrium asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Selain penting untuk penyerapan lemak, empedu
juga penting untuk absorpsi zat larut lemak misalnya vitamin A, D, E dan K. Dalam jumlah besar, garam
empedu dapat menetralkan asam lambung yang masuk ke duodenum. Pada keadaan normal hati
mensekresi ± 24 g garam empedu atau 700 - 1000 ml cairan empedu/hari. Kira-kira 85 % empedu
diabsorpsi pada usus kecil bagian bawah (sirkulasi enterohepatik), sehingga hanya 80 mg garam empedu
yang harus disintesis perharinya. Asam-asam empedu meningkatkan sekresi empedu dan disebut zat
koleretigaram empedu kurang memperlihatkan aktivitas koleretik. Asam dehidrokolat suatu kolat
semisintetik terutama aktif untuk merangsang empedu dengan BM (Berat molekul) rendah karena itu
dinamakan zaat hidrokoleretik. Zat ini hanya merangsang pengeluaran empedu dan bukan prosuksi
empedu. Berbeda dengan asam kolat, asam kenodeoksikolat menurunkan kadar kolesterol dalam empedu.
Obat ini berguna untuk mengatasi batu kolesterol kandung empedu pada pasien tertentu. Asam
kenodeoksikolat bekerja dengan menurunkan absorpsi kolesterol dari usus dan menurunkan sintesis
kolesterol. Bila kadar asam kenodeoksikolat mencapai 70 % empedu total, maka larutan empedu yang
tadinya jenuh kolesterol menjadi tidak jenuh. Garam empedu menurunkan resistensi mukosa saluran
cerna terhadap asam lambung.Kenyataan ini diduga mempunyai implikasi terhadap terjadinya gastritis,
tkak peptik dan refluks esofagus.
4. KOLAGOGA
Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu. Batu
empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran atau kandung empedu Faktor pencetusnya meliputi
hiperkolesterolemia, penyumbatan disaluran empedu dan radang saluran empedu. Terdapat tiga jenis batu
empedu yakni batu kolesterol, batu pigmen dan batu kalsium karbonat (kebanyakan yang terjadi batu
empedu campuran). Terapi batu empedu dengan obat perannya relatif kecil bila dibandingkan dengan
tehnik pembedahan atau endoskopi.dan laparoskopi. Terapi dengan obat cocok untuk pasien yang
gejalanya ringan :
a. Fungsi kandung empedu tidak terganggu
b. Ukuran batu empedu kecil sampai sedang
Pencegahan jangka panjang mungkin diperlukan setelah batu empedunya melarut atau dibuang, karena
dapat terjadi kembali pada sebagian pasien sesudah pengobatan dihentikan. Obat yang sering digunakan
untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam kenodeoksikolat dan asam ursodeoksikolat.
Pasien batu empedu dianjurkan melakukan diet kolesterol dan pengobatan dilanjutkan sampai 3 atau 4
bulan sesedah batunya melarut.
5. Hepatoprotektor
Obat-obat protektor hati adalah obat-obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk melindungi,
meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati kerena adanya bahan kimia, penyakit kuning atau
gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati. Pada umumnya obat-obat golongan ini mengandung asam-
asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma (kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti methionin dan
cholin. Methionin memiliki peranan penting dalam metabolisme hati sehingga digunakan untuk melawan
keracunan yang disebabkan oleh hepatotoksin. Sedangkan choline adalah suatu zat yang dapat mencegah
dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan juga bekerja melawan keracunan. Obat-obat ini
sebaiknya jangan digunakan pada penderita penyakit hati yang berat karena pada dosis besar dapat
memperparah keadaan.
6. OBAT HEMOROID
Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak
di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan
wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi karena
mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar, sehingga tinja mengandung darah atau terdapat
bercak darah di handuk ataupun tisu kamar mandi. Darahnya bisa membuat air di kakus menjadi merah.
Lama kelamaan wasir dapat menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan darah yang berat atau
anemia sehingga memerlukan transfusi darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan
kembali dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya. Wasir dapat
membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di dalamnya terbentuknya
pembekuan darah.Kadang-kadang, wasir bisa juga menyabakan keluarnya lendir dan menimbulkan
perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan. Perut terasa mau jebol karena banyak tinja
yang tertahan akibat takut mengalamai rasa sakit saat buang air besar. Gatal pada daerah anus (pruritus
ani) bisa menjadi gejala dari wasir. Rasa gatal ini terjadi karena keadaan wasir yang terkeluar itu
menghambat pembersihan anus secara efisien, dapat menyebabkan partikel-partikel kecil dari feses
menumpuk pada kulit perianal dan bekerja sebagai iritan. Iritan ini dapat berpotensi menjadi kanker bila
tidak segera ditangani. Ada juga yang mengalami rasa sakit di bagian tulang belakang bagian bawah.
Biasanya, gejala itu di alami oleh penderita yang sudah pada ambeien stadium
2. Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-kadang menyebabkan
terbentuknya wasir. Pengobatan Hemoroid/Wasir biasanya, tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila
menyebabkan gejala.
a. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang menyertainya.
b. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami perdarahan. Dengan suntikan
ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
c. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat dengan pita karet.
Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.
d. Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin 3-6 kali pengobatan.
e. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra merah
(fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi).
f. Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal. Kandungan obat hemoroid / wasir
Polidocanol, sediaan injeksi (ampul).Senyawa bismuth dan kombinasinya, Kombinasi Hydrokortison,
suppositoria, Ekstrak tumbuh-tumbuhan, Graptophyllum pictum, Sophora japonica, dll. Senyawa
flucortolone dan kombinasi senyawa alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan lidokain dalam bentuk
krim. Kandungan obat hemoroid / wasir di Indonesia bisa dijabarkan sebagai berikut :
a. Polidocanol Polidocanol untuk wasir / hemoroid dalam bentuk sediaan injeksi (ampul)
b. Senyawa bismuth dan kombinasinya terdapat kombinasi dengan Hydrokortison, sediaan obat wasir ini
biasa dalam bentuk suppositoria
c. Ekstrak tumbuh-tumbuhan banyak zat berkhasiat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk
mengurangi gejala penyakit. Seperti : Graptophyllum pictum, Sophora japonica, Rubia cordifolia, Coleus
atropurpureus, Sanguisorba officinalis, Kaemferiae angustifoliae, Curcuma heyneanae
d. Senyawa flucortolone dan kombinasinya sediaan yang tersedia untuk obat wasir dengan kandungan zat
aktif ini adalah suppositoria dan krim untuk pemaakian lokal. Selain obat di atas juga ada kombinasi
lainnya senyawa alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan lidokain dalam bentuk krim. Pada obat ini
Lidokain berfungsi untuk menghilangkan rasa tidak enak/sakit karena bersifat bius local.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://adoc.tips/download/obat-obatan-
sistem-pencernaan-oleh-
setiadi.html&ved=2ahUKEwjh8fHIgc_2AhUN7HMBHe54DsUQFnoECDAQBQ&usg=AOvVaw218Sj2
qQjC_EXkFkB8SGeK
KESIMPULAN
Obat sistem pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobliar. Sistem
pencernaan berfungsi : menerima makanan, memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang
disebut pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah, membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna dari tubuh. Jenis-jenis obat pencernaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Antasida,
Regukator GIT, Antiinflamasi & Antiflatulen (Obat Kembung), Digestiva, Kolagoga, Hepatoprotektor,
Obat Hemoroid. Dari sekian obat yang disebutkan diatas, setiap obat memiliki efek dan fungsi yang
berbeda sesuai dengan golongan obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai