Anda di halaman 1dari 16

Dr.

Anati Purwakanthi
Bagian Farmakologi FKIK
DIGESTAN
Obat yang membantu proses pencernaan
dalam saluran cerna dan digunakan sebagai
terapi pengganti pada keadaan defisiensi
enzim pencernaan

Contoh : enzim lambung, enzim pankreas


dan garam empedu
a. Enzim Pepsin
 Pepsin adalah enzim proteolitik yang
disekresi oleh lambung untuk memulai
hidrolisasi protein
 Dibandingkan enzim pankreas, enzim ini
kurang penting, karena kekurangan enzim
ini tidak menunjukkan gejala yang berarti
 Defisiensi total didapatkan pada pasien
aklorhidria ( pada penderita anemia
pernisiosa dan karsinoma gaster)
b. Enzim Pankreas
 Sediaan enzim pankreas yang dikenal
adalah pankreatin dan pankrelipase
 Kedua zat ini berisi amilase, tripsin
(protease), dan lipase
 Pankrelipase dibuat dari pankreas babi dan
aktivitas enzimnya relatif lebih tinggi

 Indikasi:
 Pada pasien dengan defisiensi sekret
pankreas seperti pankreatitis, pankreas
fibrotik
 Indikasi:
 Pada pasien dengan defisiensi sekret
pankreas seperti pankreatitis, pankreas
fibrotik
 Efek samping
Jarang menimbulkan efek samping,
pada dosis tinggi dapat menyebabkan
mual, diare dan hiperurisemia
KOLERETIK, HIDROKOLERETIK

 Obat yang digunakan untuk merangsang


hepar memproduksi empedu disebut
koleretik
 Hidrokoleretik adalah obat yang merangsang
produksi empedu dengan gravitas spesifik
yang rendah, digunakan pada penyakit
saluran empedu yang tidak disertai
gangguan hepar
 Empedu disekresi oleh hepar ke dalam
saluran empedu diteruskan ke duodenum
 Berperan untuk emulsifikasi lemak, dan
absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
(A,D,E,K)
 Garam empedu berperan untuk
menetralkan asam lambung yang masuk
ke dalam duodenum
 Asam empedu berperan untuk
merangsang produksi garam empedu
 empedu dan garam empedu diindikasikan
untuk pasien dengan gangguan hepar yang
mempengaruhi proses pencernaan
 Efek samping; dalam jangka lama:
 Atrofi mikrovili saluran empedu,
meningkatkan liposit sinusoidal, diare
 Garam empedu dapat menurunkan
ketahanan mukosa saluran cerna terhadap
HCl
OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
MELARUTKAN BATU EMPEDU

 Kolesterol dilarutkan dalam larutan empedu


encer oleh kombinasi efek asam empedu dan
lesitin
 Jika jumlah kolesterol lebih besar dari lesitin
dan asam empedu, kristal kolesterol akan
mengendap dan bergabung membentuk batu
empedu-kolesterol
 Penderita dengan batu empedu dapat
menyebabkan gangguan sekresi empedu,
sekresi kolesterol yang berlebihan, atau
kombinasi keduanya
Terapi Oral
a. Kenodiol merupakan asam empedu pada
manusia, dan ursodiol
 keduanya efektif melarutkan batu empedu
pada beberapa penderita
 umumnya efektif dalam melarutkan batu
empedu dalam jumlah kecil batu empedu
dalam kantung empedu (<5mm)
Obat-obat lain
a. Metil tert-butil eter
diberikan secara infus melalui kateter
langsung kedalam kantung atau saluran
empedu
b. Monoktanoin
diberikan secara infus dengan bantuan
ultrasonografi.
Digunakan pada pasien yang menolak
operasi dan beresiko tinggi untuk operasi
Obat kolitis kronis

 Obat utama yang digunakan :


1. Salisilat
2. Obat imunosupresif
1.Salisilat
Asam 5-aminosalisilat (5-ASA) terbukti
merupakan antiinflamasi yang aktif
pada radang usus besar
 Bekerja dengan cara pemutusan jalur
siklooksigenase dan penghambatan
pembentukan leukotrien
 5 ASA sendiri tidak dapat diberikan
secara oral untuk terapi kolitis
 Sulfasalazin  kombinasi 5-ASA dengan
sulfapiridin yang dihubungkan ikatan azo
 Sukar diabsorbsi usus, rantai azo
diutuskan oleh flora ileum bagian distal dan
kolon  5-ASA terbebas
 Dosis terapi : 3-4 gram perhari dalam dosis
terbagi
 Dosis kecil 2 gram perhari untuk
mempertahankan remisi kolitis ulseratif
 Penggunaannya harus disertai dengan
pemberian asam folat
 Efek samping : mual, malaise, sakit kepala
pada penggunaan dosis tinggi
2. Obat imunosupresif
a. Kortikosteroid
Digunakan untuk mengontrol episode akut
dari kolitis
b. Obat sitotoksik
 Azatrioprin dan merkaptopurin telah sering
digunakan untuk terapi inflamasi usus
besar
 Memiliki sifat steroid sparring sehingga
dapat dimanfaatkan pada penyakit Crohn
dan kolitis ulseratif
 Lebih efektif untuk profilaksis daripada
kortikosteroid pada penyakit Crohn
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai