Anda di halaman 1dari 56

FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
PRODI
PENDIDIKAN FARMAKOLO
DOKTER
GI GEH

dr. Utami Murti Pratiwi,


M.Kes
STANDAR KOMPETENSI

• Mampu mengelola penatalaksanaan masalah kesehatan


akut, kronik, emergensi, dan gangguan perilaku pada
berbagai tingkatan usia dan jenis kelamin (Basic Medical
Practice) berdasarkan dasar-dasar penatalaksanaan
penyakit (farmakologis)
• Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan
penatalaksanaan penyakit GEH berdasarkan etiologi,
patogenesis, dan patofisiologi
• Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang
paling tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan
berbasis bukti
KOMPETENSI DASAR

• Mahaiswa mampu mengetahui farmakologi obat golongan


Antasida
• Mahaiswa mampu mengetahui farmakologi obat golongan
H2R Antagonis
• Mahaiswa mampu mengetahui farmakologi obat golongan
Proton Pump Inhibitor
• Mahaiswa mampu mengetahui farmakologi obat golongan
anti Spasmodik,
• Mahaiswa mampu mengetahui farmakologi obat golongan
Antidiare non-spesifik
• Mahaiswa mampu mengetahui farmakologi obat
pencahar
• Mahasiswa mampu mengetahui farmakologi obat anti
emetik
• Mahaiswa mampu mengetahui farmakologi obat anti
DISPEPSIA DAN REFLUKS
GASTROESTROFAGAL

ANTASIDA

ANTAGONIS RESEPTOR H-2

PROTON PUMP INHIBITOR

MENINGKATKAN PERTAHANAN
MUKOSA LAMBUNG
ANTASIDA
ANTASIDA adalah basa lemah yang bereaksi dengan asam
hidroklorida lambung untuk membentuk garam dan air

FUNGSI ANTASIDA:
- Mengurangi dan menetralkan asam lambung
- Mengurangi nyeri lambung

Antasid tidak mengurangi volume HCl yang


dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan
menurunkan aktivitas pepsin
MEKANISME
ANTASIDA
JENIS-JENIS
ANTASIDA
EFEK SAMPING

• Diare (akibat efek Mg)


• Konstipasi (akibat efek Al)
• Mual/muntah

• Sebaiknya antasida digunakan pada saat


perut kosong, tablet antasida dikunyah
dahulu.
Antagonis
Reseptor H2
Antagonis reseptor H2 adalah golongan obat antihistamin
yang dapat menghambat kerja histamin pada sel parietal di
lambung sekresi asam di lambung terganggu

Asam lambung dikeluarkan oleh sel


parietal akibat adanya rangsangan oleh histamin,
gastrin, dan asetilkolin

Contoh antagonis reseptor H2: ranitidin, famotidin, cimetidin


MEKANISME KERJA

• Menghambat aktifitas histamin, gastrin, pepsin pd reseptor


H2
yg menstimulasi sekresi asam lambung dr sel2
parietal/oxyntic

• Mengurangi volume sekresi asam lambung

• Menghambat aktifitas asetilkolin


MEKANISME
ANTAGONIS
RESEPTOR H2
RESEPTOR H2 DI SEL
PARIETAL
FARMAKODINAMIK DAN
FARMAKOKINETIK ANTAGONIS H2
RESEPTOR
INDIKASI

• Peptic ulcer disease (PUD)


• Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
• Dispepsia
• Pencegahan stres ulcer (indikasi spesifik
ranitidin)
Proton Pump Inhibitor
(PPI)
• Penghambat pompa proton merupakan penghambat
sekresi asam lambung yang lebih kuat dari AH2.

• Obat ini bekerja di tahap terakhir produksi asam lambung,


lebih distal dari AH2

• Penghambat pompa proton, yaitu omeprazol, esomeprazol,


lansoprazol, pantoprazol, dan rabeprazol
menghambat sekresi asam lambung dengan
cara menghambat sistem enzim adenosin
trifosfatase hidrogen-kalium (pompa proton)
dari sel parietal lambung HCl tidak
terbentuk
….. ANTISEKRESI ASAM LAMBUNG

MFT12GITF
KMUA
(Katzung & Trevor’s, Pharmacology, 8ed, 2008)
EFEK SAMPING

• Digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit


hati, kehamilan dan menyusui

• Gangguan saluran cerna (seperti mual, muntah, nyeri


lambung, kembung, diare dan konstipasi), sakit kepala dan
pusing.

• Penghambat pompa proton, dengan mengurangi keasaman


lambung, dapat meningkatkan risiko infeksi saluran cerna.
OBAT YANG
MENINGKATKAN
PERTAHANAN MUKOSA
LAMBUNG
• Aluminum sucrose sulfate
• Bekerja sebagai sawar terhadap HCl
• Mengurangi aktivitas pepsin dan Meningkatkan
prostaglandin jaringan

• Mekanisme Kerja : Membentuk polimer mirip lem dalam


suasana asam dan terikat pada jaringan nekrotik tukak
secara selektif
ANTI SPASMODIK

• Antispasmodik adalah obat yang digunakan untuk


mengatasi kejang pada saluran cerna atau menghambat
gerak peristaltik saluran cerna

• Meskipun antispasmodik dapat mengurangi spasme usus,


tetapi penggunaannya untuk dispepsia non-tukak, IBS, dan
penyakit divertikular tidak bermanfaat.
ANTI MUSKARINIK

• Antimuskarinik yang digunakan untuk spasme otot polos


saluran cerna meliputi :

senyawa amin tersier


atropin sulfat
disikloverin hidroklorida (disiklomin hidroklorida)
enyawa amonium kuaterner propantelin bromida
hiosin butilbromida BUSCOP
AN
Alverin Sitrat
Klordiazepoksid + Klidinium Bromida BRAXIDI
Mebeverin Hidroklorida NE
• Antimuskarinik sebaiknya digunakan secara hati-hati pada
keadaan Down’s syndrome, pada anak, dan lansia; obat ini juga
sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada penyakit refluks
gastroesofagus (GERD), diare, kolitis dengan tukak, infark
miokard akut, hipertensi, kondisi penyakit dengan gejala
takikardi (termasuk hipertiroid, insufisiensi kardiak, operasi
jantung), pireksia, kehamilan dan menyusui.

• Efek samping: konstipasi, bradikardi selintas (diikuti takikardia,


palpitasi dan aritmia), penurunan sekresi bronkus, sulit
berkemih (urinary urgency and retention), dilatasi pupil dengan
hilangnya akomodasi, fotofobia, mulut kering, kulit mengering
dan memerah.
STIMULAN MOTILITAS
• METOKLOPRAMIDE
• DOMPERIDON

• Metoklopramid dan domperidon merupakan antagonis


dopamin yang menstimulasi pengosongan lambung dan
transit usus halus, dan meningkatkan kekuatan kontraksi
sfingter esofagus.

• Indikasi :
- dispepsia non-tukak
- mual dan muntah yang non-spesifik dan yang disebabkan oleh
sitotoksik.
METOKLOPRAMIDE
• memperkuat tonus sfingter esophagus
distal
• Pada gaster memperkuat kontraksi pada
bgn antrum
• memperbaiki kordinasi kontraksi antrum
dan duodenum mempercepat
pengosongan lambunG
• Diperifer menurunkan kepekaan saraf
visceral yang menghantar impuls aferen
dari sal.cerna ke pusat muntah
DOMPERIDON

• Turunan benzimidazolin suatu antagonis dopamine seperti


klorpromazin.
• Mekanisme anti muntah mencegah refluks esophagus,
meningkatkan tonus sfingter esophagus bgn bawah &
tidak menimbulkan efek sentral
ANTI DIARE

Larutan Rehidrasi

Adsorben

Anti Motilitas
LARUTAN
REHIDRASI
Lini pertama pengobatan diare akut, seperti pada
gastroenteritis, ialah mencegah atau mengatasi kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan, terutama pada bayi
dan lansia.

Dehidrasi adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan


cairan yang dapat berakibat kematian terutama pada
anak/bayi bila tidak segera diatasi. Penilaian derajat
dehidrasi pasien diare dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Larutan rehidrasi oral tidak menghentikan diare tetapi
mengganti cairan tubuh yang hilang bersama feses. Dengan
menggantikan cairan tubuh tersebut, dehidrasi dapat
dihindarkan

pemberian larutan rehidrasi oral


harus dikombinasi dengan pemberian
nutrisi yang tepat
Pemberian suplemen seng (20 mg seng per hari
selama 10-14 hari) dan tetap melanjutkan pemberian
ASI selama episode akut diare akan melindungi anak
terhadap dehidrasi dan mengurangi konsumsi kalori
dan protein sehingga memberikan efek yang sangat
besar dalam mengurangi diare dan malnutrisi pada
anak.
ANTIDIARE

Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf


otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek
mempercepat peristaltik usus

Antidiare -- > Digunakan untuk mengatasi diare nonspesifik.

Mekanisme kerja : Menyerap racun , Menekan perstaltik


usus, Menciutkan selaput usus, Melindungi selaput lendir
usus yang luka
Anti Diare Bersifat Lokal

Anti Diare Bersifat Narkotik


Bersifat
Lokal
❖ Adsorben
❖ Attalpulgit

Mengikat zat yang berbeda termasuk toksin dengan


menginaktivasi dan mengeliminasi

• Attapulgite (palygorskite): sejenis mineral yg digunakan


untuk menyerap racun/toksin di saluran pencernaan.
Contoh merek: Biodiar (buatan Sandoz), Neo Entrostop
(buatan Kalbe)

• Adsorben : Norit
Bersifat
Narkotik
Loperamide adalah antimotilitas yang berasal
dari golongan opioid yg digunakan utk
mengobati diare, biasanya obat golongan
opioid memiliki efek konstipasi/sembelit. Efek
ini yg dimanfaatkan sebagai obat diare.

Contoh merek: Imodium (buatan Janssen-Cilag)

• Indikasi:
diare akut non spesifik
diare kronik yg disebabkan oleh IBD (inflammatory
Mekanisme kerja:

• Agonis reseptor opioid μ di usus


• Memperlama pergerakan usus
• Memperpanjang waktu transit isi usus,
mengurangi volume feses.
• Kontraindikasi:
Hipersensitifitas thd loperamide
Kondisi dimana sembelit/konstipasi harus dihindari
Jangan diberikan pada anak < 2 tahun
Jangan digunakan pada pasien disentri akut (demam tinggi
dan terdapat darah di feses)
Pasien dg diare akibat infeksi akan lebih lama sembuh bila
diberikan loperamide.
Jangan digunakan pada diare akibat infeksi.

• Efek samping: nyeri abdomen,


konstipasi/sembelit, pusing, mengantuk, mulut
kering
PENYEBAB
KONSTIPASI
PENCAHAR
INDIKASI

• Mengatasi konstipasi

• Untuk pasien yang tidak boleh mengejan kuat

• Untuk pengosongan isi usus untuk keperluan rontgen


MEKANISME KERJA

• Sifat hidrofilik atau osmotiknya penarikan air akibat


massa, konsistensi dan transit tinja bertambah

• Bekerja langsung ataupun tidak langsung terhadap


mukosa kolon dalam menurunkan absorbs air dan NaCl

• Meningkatkan motilitas usus dengan akibat menurunnya


absorbs garam dan air dan selanjutnya mengurangi waktu
transit.
JENIS – JENIS OBAT
PENCAHAR

Pencahar Rangsang
• merangsang mukosa saraf intramural atau
otot polos usus meningkatkan peristaltis dan
sekresi lender usus.
• Pencahar rangsang dapat menghambat Na+
dan K+-ATPase yang mungkin merupakan
sebagian dari kerjanya sebagai pencahar.
Antrakinon
• efek pencaharnya bergantung pada
antrakinon yang dilepaskan dari ikatan
glikosidanya
Pencahar Garam dan Pencahar Osmotik
• peristaltic usus meningkat disebabkan pengaruh tidak
langsung karena daya osmotiknya. Air ditarik ke dalam
lumen usus dan tinja menjadi lembek setelah 3-6 jam.
Pencahar Pembentuk Massa
• golongan ini bekerja dengan mengikat air dan ion dalam
lumen kolon tinja menjadi lebih banyak dan lunak.
• Sebagian dari komponenya misalnya pectin akan dicerna
bakteri, kolon dan metabolitnya akan meningkatkan efek
pencahar melalui peningkatan osmotic cairan lumen.
Pencahar Emolien
• golongan ini memudahkan defekasi dengan jalan melunakkan
tinja tanpa merangsang peristaltic usus, baik langsung
maupun tidak langsung.
ANTI EMETIK

• Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam


penatalaksanaan mual dan muntah.

• bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas refleks


muntah menggunakan satu dari dua cara, yaitu secara
lokal, untuk mengurangi respons lokal terhadap stimulus
yang dikirim ke medula guna memicu terjadinya muntah,
atau menekan pusat muntah

• Indikasi :
- morning sickness of pregnancy(mual/muntah pada
kehamilan)\
- Motion sickness (mabuk perjalanan)
- Penggunaan cytotoxic drugs
Cinnarizine, Cyclizine,
Antagonis H-1 receptor Dimenhydrinat,
Promethazine

Antagonis muscarinic (hyosine)

Ondanstrone,
Antagonis 5 hydroxy Tryptamine
granissetrone,
(5-HT) tropisetron
Chlorpromazine,Prochlorp
Turunan Phenothiazines erazine, trifluoperazine,
(antipsychotic) triethylperazine

Domperidome,
Antagonis D2 reseptor Metoclopramide

Turunan Cannabinoid Nabilone

Haloperidol, droperidol
( antipsikotik)
ANTIEMETIK

MFT12GITF
KMUA
ANTIHELMINTHES

• Obat untuk memberantas atau


mengurangi infestasi cacing dalam
lumen usus atau jaringan tubuh

• Jenis-Jenis Cacing :
- Cacing tambang (ankilostomiasis)
- Cacing kremi (enterobiasis)
- Cacing gelang (askariasis)
- Cacing Pita (taeniasis)
- Filaria (W bancrofti, B malayi, Loa
loa (filariasis), dll.
Dietilkarbamaz
epin
• Mekanisme kerja :
1. Menurunkan aktivitas otot cacing paralisis
2. Menyebabkan perubahan pada permukaan membran
mikrofilaria sehingga mudah dihancurkan.

• Efek Samping
1. Relatif aman pada dosis terapi
2. Pusing, gangguan sal cerna, sakit kepala
3. Reaksi alergi karena matinya parasit dan substansi
yang dilepaskan oleh mikrofilaria yang hancur.

• Pilihan pertama untuk FILARIASIS


Piperazin
Efektif terhadap A. lumbricoides & E vermicularis

• Mekanisme kerja :
nBlokade respon otot cacing terhadap asetil kolin
paralisis Cacing mudah dikeluarkan oleh
peristaltik usus keluar 1-3 hari setelah
pengobatan.
Pirantel
Pamoat
• Untuk : caing kremi, gelang, tambang.

• Mekanisme kerja : depolarisasi otot


cacing dan meningkatkan frekuensi
impuls Cacing mati dalam keadaan
spastis

• Kontra indikasi : wanita hamil,Usia < 2 tahun, Pemberian


bersama piperazin

• Sediaan : tablet 125mg, 250 mg


• Dosis 10 mg/kgBB, dosis tunggal
Mebendazole
• Mekanisme kerja :
- menyebabkan kerusakan struktur subseluler &
menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing.
- Menghambat ambilan glukosa secara
irreversibel.
Helminth Treatment of Choice
Ascaris Albendazole, Mebendazole P
lumbricoides pamoat
E. vermicularis Albendazole, Mebendazole, P
Hookworms pamoat
Trichuris trichiura Albendazole Mebendazole, P
Filaria pamoat
Mebendazole, albendazole
Dietilcarbamazine
Cutaneus larva Thiabendazol (topical),
migrans ivermectin, Albendazol
S. stercoralis Ivermectin, Thiabendazole
Mebendazole Ascariasis, Ankylostoma, Necator
americanus, Strongliodes Stercolaris
Piperazin Ascarias, Oxyuris vermicularis
Pirantel pamoate Ascariasis, cacing kremi, cacing tambang
Tiabendazole Trichuris trichura, Strongloides stercularis
Niclosamid Taeniasis
Levamisol Ascariasis
The End

Anda mungkin juga menyukai